Pada sebuah seminar, seorang pembicara dari Kementerian Kesehatan menyampaikan adanya
masalah kesehatan gigi dan mulut, salah satunya adalah kecenderungan peningkatan insiden
karies gigi dan penyakit periodontal di Indonesia. Prevalensi karies gigi molar pertama sebesar
40% pada kelompok usia sekolah dasar. Performa pelayanan kesehatan gigi masih amat rendah,
dengan indikator rasio penumpatan dibanding pencabutan gigi tetap 1:1 yang hanya dicapai oleh
kurang dari 6% dari seluruh unit pelayanan kesehatan. Seminar ini dihadiri oleh para pengambil
keputusan tingkat provinsi dan kabupaten beserta ahli kesehatan masyarakat. Dalam seminar ini,
Anda bertugas sebagai dokter gigi yang mewakili dinas kesehatan bidang perencanaan program
kesehatan. Bupati meminta Anda untuk menyusun proposal dan membentuk tim penyusunan
program pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu,
Anda harus mempunyai kemampuan untuk memimpin tim penyusun program.
TERMINOLOGI
RUMUSAN MASALAH
HIPOTESIS
Ada 3:
1. Fase inisiasi
2. Fase partisipatoris
3. Fase emansipatoris
Perencanaan
Program
Pemberdayaan
Masyarakat
Perencanaan Program
Kesehatan
Tatalaksana
Perencanaan Program
Kesehatan Gigi Mulut
SASARAN BELAJAR
1. Mampu memahami dan menjelaskan definisi dan tujuan perencanaan program kesgimul
masyarakat
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar
masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit (45,3%). Sedangkan masalah
kesehatan mulut yang mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak dan/atau
keluar bisul (abses) sebesar 14%.
Penyakit dan gangguan pada kesehatan gigi dan mulut
a. Kerusakan gigi (Karies gigi)
Karies merupakan penyakit paling umum dan paling banyak dialami oleh orang di dunia.
Karies disebabkan karena konsumsi gula berlebihan, kurangnya perawatan kesehatan
gigi, dan sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan gigi yang sesuai standar.
b. Gangguan pada gusi (periodontal)
Periodontal merupakan penyebab utama kehilangan gigi pada orang dewasa.Gangguan
ini diawali dengan gingivitis (pembengkakan pada gusi akibat plak) yang jika tidak
diobati akan menjadi periodontitis (infeksi yang dapat menghancurkan gigi dan jaringan
sekitarnya). Periodontal dapat berdampak serius dalam kehidupan sehari-hari seperti
kesulitan dalam menguyah, berbicara, dan kehilangan gigi.
Faktor resiko
a. Konsumsi gula
Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula secara berlebihan dapat
memicu terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan pada gigi dan mulut. Bakteri dalam
mulut mengubah gula menjadi asam yang dapat mengikis enamel pada gigi. Semakin
tinggi tingkat konsumsi gula dalam sehari maka semakin tinggi pula resiko untuk
mengalami karies gigi.
b. Merokok
Merokok meningkatkan resiko terjadinya penyakit pada gusi dan kanker mulut. Selain
itu, merokok juga dapat menyebabkan noda pada gigi (staining), napas berbau tidak
sedap, kehilangan gigi permanen, dan kehilangan sensitivitas pada indera perasa dan
penciuman.
c. Konsumsi alkohol
Alkohol dapat mengiritasi mulut dan kerongkongan. Sel yang mengalami iritasi akan
berupaya memperbaiki diri sendiri dan dapat membuat terjadinya perubahan (DNA) yang
menjadi awal dari terjadinya kanker mulut. Konsumsi alkohol bersamaan dengan
konsumsi rokok beresiko lebih tinggi untuk menyebabkan kanker mulut dan
kerongkongan dibandingkan dengan hanya mengkonsumsi alkohol atau rokok saja.
d. Kurang menjaga kesehatan gigi dan mulut
Buruknya perilaku dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat menyebabkan
terbentuknya plak dan meningkatkan perkembangan bakteri dalam mulut. Sikat gigi rutin
dua kali sehari dengan pasta gigi beroride dapat mengurangi pertumbuhan bakteri dan
mencegah timbulnya plak.
3. Mampu memahami dan menjelaskan tatalaksana perencanaan program kesehatan gigi mulut
(analisis swot)
Analisis situasi
Kegiatan mengumpulkan dan memahami informasi tentang suatu situasi yang berguna
untuk menetapkan masalah. Masalah diartikan sebagai kesenjangan antara harapan dengan
realita. Masalah sebaiknya hanya terbatas untuk dilakukan pemecahan masalah Merupakan
kegiatan ditahap awal, dimana pada tahap ini dituntut untuk dapat melihat sekaligus
mengamati situasi di masyarakat setempat, baik itu lingkungan fisik maupun pola kehidupan
dan kebiasaan masyarakat.
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan setelah penyebaran kuesioner terlaksana dan datanya telah
diolah dalam bentuk tabel. Kemudian hasil pengolahan data tersebut disesuaikan dengan
Indikator Kesehatan yang mengacu pada Standar Pelayanan Minimum (SPM), Peraturan
Daerah dan teori , untuk mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat. Dengan kata lain
identifikasi masalah yaitu mengelompokkan atau mengambil satu masalah dari masalah-
masalah yang ada.
Langkah-langkah untuk Identifikasi Masalah
Memilih tema berdasarka pengamatan selama ini, dalam pemilihan tema ini diperlukan
kepekaan serta dipikirkan implikasinya terhadap pengembangan dan perbaikan di bidang
kesehatan.
Didalam memilih tema pertimbangkanlah minat, kapasitas, ketersediaan waktu, tenaga
dan dana.
Menyempatkan diri mengamat secara langsung untuk mengamati dan mempelajari
masalah yang mungkin akan menjadi tema.
Gunakan metode kuantitif sederhana misalnya kuesioner tertutup sederhana atau metode
kualitatif misalnya Wawancara, FGD, dan Observasi.
Pelajari literature yang berhubungan denga tema tersebut atau bacaan-bacaan yang
mendukung ( majalah atau koran )
Diskusi dengan teman sejawat ataupun orang-orang yang berhubungan dengan tema
masalah tersebut
Diseminarkan dengan teman sejawat untuk umpan balik atau penetapan masalah dan
perencanaan penelitiannya
Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah gambaran singkat mengenai masalah yang telah diambil. Dapat
berupa narasi singkat dan mememaparkan data kasus atau permasalahan. Rumusan masalah
dapat juga disebut dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian dimana jawabannya diperoleh
setelah melekuakan penelitian.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rumusan masalah :
Masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
Masalah dirumuskan dalam susunan kalimat yang sederhana dan mengurangi penggunaan
istilah yang belum baku.
Masalah dirumuskan secara singkat, jelas, padat serta tidak menimbulkan kerancuan
penelitian.
Rumusan masalah harus mengacu kepada apa yang diinginkan.
Rumusan masalah dapat digunakan sebagai dasar dalam pemuatan hipotesis.
Rumusan masalah harusah direfleksikan kedalam judul penelitian.
Prioritas Masalah
Prioritas masalah merupakan tahap penetapan permasalahan yang ada di masyarakat yang
telah teridentifikasi pada tahap sebelumnya yaitu penyebaran kuesioner. Untuk menetapkan
prioritas masalah ini dilakukan melalui musyawarah masyarakat atau peserta yang
berkecimpung didalam pembahasan masalah tersebut.
Prioritas masalah dapat ditentukan oleh :
Bila ada waktu tertentu (kejadian atau fenomena terjadi dalam batas waktu tertentu).
Berhubungan dengan masalah yang praktis.
Berhubungan dengan populasi yang secara luas.
Dapat mengisi kesenjangan yang terjadi sehingga menjawab atau memecahkan persoalan
yang ada.
Dapat digeneralisasikan dan dimanfaatkan hasilnya.
Mempertajam definisi suatu konsep atau hubungan.
Mempunyai banyak implikasi pada masalah praktis yang luas.
Dapat memberikan kreasi untuk menyusun instrumen untuk observasi dan analisis.
Memberikan kesempatan untuk pengumpulan data.
Memberikan kemungkinan untuk eksplorasi.
a. Unsur Strength dan Weakness bersifat internal, yaitu unsur yang ada atau muncul di dalam
organisasi
b. Unsur Opportunities dan Threat bersifat eksternal, yaitu unsur yang ada atau muncul dari
luar organisasi
c. Unsur Strength dan Opportunities merupakan faktor positif yang bersifat menguntungkan
bagi organisasi
d. Unsur Weakness dan Threat merupakan faktor negatif yang bersifat merugikan bagi
organisasi
Faktor intern dan ekstern akan dikaji dengan metode SWOT, setelah pengkaian
tersebut, akan muncul rencana-rencana, sasaran maupun strategi mengenai kesehatan.
Rencana, sasaran maupun strategi tersebut akan disesuaikan dengan tujuan jangka panjang,
sasaran tahunan dan anggaran yang dimiliki oleh instansi kesehatan tersebut.
Penggunaan Analisis SWOT
Analisis SWOT digunakan dalam perencanaan kesehatan, agar rencana yang dibuat dapat
mencapai :
a. Protective Benefits : Pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan
keputusan
b. Positive Benefits: Meningkatnya kesuksesan dalam mencapai tujuan
4. Mampu memahami dan menjelaskan indikator keberhasilan program kesgimul dan output
dari program kesgimul yang dipilih sesuai skenario
Indikator Masukan (input) :
a. Ada/Tidak ada forum kesehatan gigi masyarakat
b. Ada/Tidak ada pengobatan gigi yang terintegrasi dalam polindes/poskesdes.
c. Rasio kader kesehatan dibandingkan jumlah penduduk.
d. Rasio tenaga kesehatan dibandingkan jumlah penduduk.
e. Besaran dana kesehatan perkapita penduduk.
Indikator Proses (procces) :
a. Frekwensi pertemuan forum kesehatan gigi masyarakat.
b. Frekwensi pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang terintegrasi di polindes/poskesdes.
c. Frekwensi kegiatan penyuluhan/promosi kesehatan gigi dan mulut (PHBS gigi dan
mulut).
d. Prosentase kader kesehatan gigi dan mulut dan tenaga sukarela yang aktif dan
berperanserta.
Indikator Keluaran (output) :