Oleh : Fauzia Rahman Hamid (E100182250) Kelas D Kota Salatiga merupakan Kota Kecil yang hanya memiliki 4 kecamatan dan terletak dikawasan jalur utama lintas Provinsi Jawa Tengah yang menghubungkan Kota-kota besar seperti Kota Semarang, Kota Surakarta dan Provinsi Jogyakarta, dari hal tersebut keberadaan Kota Salatiga hingga saat ini menjadikan Kota Salatiga sebagai julukan Kota Transit yang dimana tak jarang jika banyak para wisatawan dari berbagai daerah yang melewati kota ini untuk singgah sejenak, dari hal tersebut pemerintah memiliki upaya untuk menjadikan Kota Salatiga menjadi basis Kota Pariwisata dengan mengupayakan sektor-sektor dosmestik seperti kuliner dan pusat-pusat perbelanjaan maupun tempat-tempat untuk berrekreasi, Kota Salatiga secara fisik terletak dikaki Gunung Merbabu dengan ketinggian antara 450 hingga 800 meter diatas muka air laut, keberadaan Kota Salatiga ini menjadi daya tarik tersendiri karena memiliki suasana yang sejuk dan memiliki pemandangan yang indah karena terletak diantara beberapa pegunungan. Banyaknya para wisatawan yang singgah sementara di Kota ini membuat pertumbuhan ekonomi di Kota ini terus mengalami peningkatan, selain pasar, rumah sakit, dan Pajak sektor industri juga menjadi salah satu komponen terpenting dalam menopang ekonomi Kota Salatiga karena untuk memenuhi faktor permintaan dari konsumen domestik Kota Salatiga sendiri, semakin bertambanhnya tahun banyak sekali pertumbuhan sektor industri di Kota Salatiga, dari hal tersebut Pemerintah Kota Salatiga pada tahun 2017 menetapkan kawasan Jalur lingkar selatan, di Kecamatan Argomulyo menjadi kawasan industri baru, hal ini dikarenakan adanya pembangunan pabrik sepatu dari merek terkenal nasional dan internasional yaitu PT.Selalu Cinta Indonesia. Setidaknya ada 159 hekatre yang akan digunakan sebagai lahan untuk industri baru diKota Salatiga, persiapan Pemerintah akan hal ini telah dibahas sejak tahun 2014. Pengadaan kawasan industri di daerah ini tentunya bertujuan untuk meningkatkan nilai investasi di Kota Salatiga dibidang industri skala menengah dan besar serta untuk menambah lapangan pekerjaan untuk mengatasi pengangguran. Beradasarkan data BPS Kota Salatiga tahun 2017, Kelompok industri terbagi menjadi 4 bagian yaitu Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan, Industri Logam dan Mesin, Industri Aneka (Kecil dan Besar), Industri Kimia (besar). Adapun Industri Pertanian dan Kehutanan memiliki jumlah unit sebanyak 1046, hal ini menjadi jumlah unit paling banyak dibandingkan dengan sektor industri lainnya, sedangkan berdasarkan jumlah tenga kerja yang diserap adalah Sektor Industri Aneka sebesar 7729 dan juga memiliki nilai investasi paling bnayak sebanyak 1,1 Miliar rupiah. Adapun rincian data sebagai berikut,
Banyaknya Perusahaan Industri, Tenaga Kerja dan Investasi menurut
Kelompok Industri di Kota Salatiga, Tahun 2017 Jumlah Investasi Kelompok Industri Tenaga Kerja Usaha (Juta Rupiah) Investmen Industry Group Unit Worker (Million Rupiahs) 1. Industri Hasil Pertanian 1.046 5.495 73.928,00 dan Kehutanan 2. Industri Logam dan 190 1.126 32.189,00 Mesin 3. Industri Aneka (Kecil 686 7.729 1.192.911,00 dan Besar) 4. Industri Kimia ( Besar ) 40 1.262 198.957,00
Jumlah 2017 1.958 15.612 1.497.986,00
Sumber : BPS Kota Salatiga Tahun 2017 Industri aneka memiliki investasi yang besar karena pemerintah saat ini memiliki fokus tujuan pengembangan dan penguatan ekonomi salah satunya disektor industri ekonomi kreatif dan UMKM domestik kota yang juga akan menjadi sektor unggulan Kota Salatiga dimasa yang akan datang, indsutri aneka ini sangat bervariasi dan bermacam-macam, dan mayoritas industri ini adalah berupa kuliner atau makanan serta berupa produk barang inovasi yang diciptakan dalam fokus ekonomi keratif. Setiap tahunnya Kota Salatiga selalu membuat acara Festival UMKM Kota Salatiga yang digelar selama beberapa hari, hal ini bertujuan untuk memperkenalkan industri UMKM dan ekonomi keratif yang dimiliki Kota Salatiga kepada masyrakat. Sedangkan disisi lain jumlah unit usaha terbesar merupakan industri pertanian dan kehutanan, hal ini menjadi suatu hal yang lumrah dikarenakan secara non fisik Kota Salatiga sendiri masih memiliki banyak sektor pertanian dan perkebunan, adapun pertanian yaitu seperti padi, palawija, sayuran, dan lain-lain, penduduk di Kota Salatiga yang bermukim dikawasan pedesaan atau pinggiran kota rata-rata sebagai petani dan buruh yang mengelola pertanian dan perkebunan tersebut. Selain data tersebut, adapun data nilai Investasi, Tenaga kerja, jumlah unit usaha dan nilai produksi sektor Industri berdasarkan tingkat kecamatan pada tahun 2019 sebagai berikut
Tenaga Investasi (Juta Nilai Produksi (Juta
Kecamatan Unit Usaha Kerja Rp) Rp) Investment Production Value Sub District Unit Worker (Million Rp) (Million Rp)
Argomulyo 308 6.865 884.157 8.787.554
Tingkir 601 3.216 132.904 1.736.611
Sidomukti 477 3.329 268.179 232.381
Sidorejo 585 2.158 207.790 445.593
Salatiga 1.971 15.568 1.493.030 11.202.139
Sumber : BPS Kota Salatiga Tahun 2019
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Argomulyo memiliki jumlah Tenaga kerja, nilai produksi, dan investasi yang paling besar dibandingkan dengan kecamatan lainnya, hal ini dikarenakan Kawasan Industri yang dibuat pemerintah tepanya di Kawasan Jalan Lingkar Selatan berada di Kecamatan Argomulyo, pemerintah memilih kawasan industri disini dikarenakan secara fisik merupakan tempat yang terbilang memiliki jarak yang cukup dari pemukiman warga serta berada dijalur utama lingkar selatan yang mejadi jalur alternatif arah Kota Semarang dan Kota Solo selain itu kawasan ini juga masih memiliki tingkat kepadatan penduduk yang rendah dibandingkan dengan daerah yang menuju ke arah pusat kota, selain itu secara fisik seperti topografi dan kemiringan lereng dikawasan ini juga cukup mendukung untuk dibangun industri berskala besar, fokus pembangunan industri sebelum pemerintah menetapkan dikawasan Kecamatan Argomulyo, bebrapa Industri lama seperti teksitil terbesar di Kota Salatiga telah berdiri dikawasan Kecamatan Tingkir, selain industri tekstil juga di kecamatan tingkir memiliki sektor industri dan ekonomi unggulan yaitu produk singkong keju D9 yang juga terletak tidak jauh dari Kawasan indsutri tekstil tersebut, selain itu di Kecamatan ini juga memiliki sektor desa pariwisata yang menyajikan para pedagang dari warga lokal asli, sehiangga sangat wajar jika Kecamatan Tingkir juga memiliki nilain produksi yang cukup besar. Tentunya pemerintah dalam hal ini juga memperhatikan betul terkait pengelolaan limbah industri agar tidak dibuang sembarangan dan harus diolah terlebih dahulu agar menjadi ramah lingkungan. Permasalahan sektor industri yang oernah terjadi di Kota Salatiga adalah pembuangan limbah dan posisi pabrik tekstil yang berada dikawasan Kecamatan Tingkir, yang dimana terkadang pabrik tersebut membuang limbah ke salah satu sungai yang tentunya sungai tersebut dimanfaatkan oleh warga lain untuk irigasi pertanian hal ini tentu pernah menjadi sebuah permasalahan serius dan pemerintah bersegera mungkin untuk menangani masalah ini. Selain itu keberadaan pabrik tekstil tersebut juga dipermasalahkan oleh masyrakat karena berdekatan dengan kawasan pemukiman, padahal pada proses pembangunan dahulu pabrik tersebut cukup jauh dari kawasan pemukiman penduduk, namun seiring berjalannya waktu dan perkembangan yang sangat pesat memaksa area pemukiman ekspansi hingga akhirnya berdekatan dengan kawasan industri ini. DAFTAR PUSTAKA Deni Setiawan, 2017. Pemkot Salatiga Siapkan Tepian JLS sebagai Pusat Industri. Dipetik dari https://jateng.tribunnews.com/2017/07/13/pemkot- salatiga-siapkan-tepian-jls-sebagai-pusat-industri pada Sabtu, 20 Juni 2020 pukul 19.00 WIB BPS Kota Salatiga, 2018. https://salatigakota.bps.go.id/ Selayang Pandang Kota Salatiga, 2020. www.salatiga.go.id