A. Latar Belakang
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan akreditasi
pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah bagaimana mengatur sistem
pendokumentasian dokumen.
Dokumen yang dimaksud dalam akreditasi puskesmas secara garis besar dibagi atas
dua bagian yaitu dokumen internal dan eksternal. Dokumen tersebut digunakan untuk
membangun dan membakukan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen
pelayanan. Dokumen internal tersebut adalah Kebijakan, Pedoman, Standar
operasional prosedur (SOP) dan dokumen lain disusun berdasarkan peraturan
perundangan dan pedoman-pedoman eksternal yang berlaku.
C. Sasaran
1. Pendamping dan surveior akreditasi puskesmas
2. Kepala Puskesmas, penanggungjawab, pelaksana dan Tim Mutu/Akreditasi
Puskesmas
3. Pemerhati akreditasi puskesmas
A. Pendahuluan
Prosedur Pengendalian Dokumen di puskesmas harus ditetapkan oleh Kepala UPT
Puskesmas yang dijadikan acuan oleh seluruh unit di puskesmas.
Tujuan Pengendalian Dokumen adalah terkendalinya kerahasiaan dokumen, proses
perubahan, penerbitan, distribusi dan sirkulasi dokumen.
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun
meliputi:
Dokumen level 1 : Kebijakan
Dokumen level 2 : Pedoman/manual
Dokumen level 3 : Standar operasional prosedur
Dokumen level 4 : rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai akibat
pelaksanaan kebijakan, pedoman, dan prosedur
Dokumen yang penyusunannya dilaporkan dan dilakukan koreksi oleh Tim Mutu
Puskesmas adalah Dokumen level 1, 2 dan 3 yaitu:
1. Peraturan Kepala UPT Puskesmas
2. Keputusan Kepala UPT Puskesmas
3. Pedoman
4. Manual Mutu
5. Standar Operasional Prosedur
Kerangka acuan tidak dilakukan koreksi langsung oleh Tim Mutu, hanya menjadi
bagian dari evaluasi kinerja saja dan hanya ditandatangani oleh Penanggung Jawab
Upaya.
B. Prosedur Pengendalian Dokumen
1. Identifikasi Penyusunan/Perubahan Dokumen/Review Dokumen
Identifikasi kebutuhan, dilakukan pada tahap self-assesment dalam
Pendampingan Akreditasi. Hasil self-assessment digunakan sebagai acuan
untuk mengidentifikasi dokumen sesuai Standar Akreditasi yang sudah ada di
puskesmas. Bila dokumen sudah ada, dapat diidentifikasi dokumen tersebut
masih efektif atau tidak.
2. Penyusunan Dokumen
Kepala Subag Tata Usaha Puskesmas/Penanggung Jawab Admen,
Penanggung jawab UKM dan UKP bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
identifikasi/perubahan serta penyusunan dokumen. Penyusunan dokumen secara
keseluruhan dikoordinir oleh tim mutu/ tim akreditasi Puskesmas dengan
mekanisme sebagai berikut:
a. Pelaksana kegiatan bersama PJ Upaya terkait:
1) Pelaksana kegiatan membuat draft dokumen
2) Pelaksana kegiatan melakukan pembahasan terhadap draft dokumen
tersebut dengan unit terkait dan PJ upaya terkait
3) Pelaksana kegiatan mencetak dokumen tersebut dan menyerahkan
kepada PJ Upaya terkait
3. Pengesahan Dokumen
4. Sosialisasi Dokumen
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka perlu dilakukan
sosialisasi dokumen tersebut, khusus bagi SOP, bila rumit maka untuk
melaksanakan SOP tersebut perlu dilakukan pelatihan.
1), 2), 3), dan seterusnya Nomor untuk anak subbab kedua
a), b), c), dan seterusnya Nomor untuk anak subbab ketiga
(1), (2), (3), dan seterusnya Nomor untuk anak subbab keempat
(a), (b), (c), dan seterusnya Nomor untuk anak subbab kelima
Jabatan dan
Review Format Review Isi Deadline
Nama
Nomor Waktu
No Judul SK Rekomendasi Pelaksana/ Ket
SK Detail Masih Penyeles
Kesesu Revisi Penanggung
Format Diktu Batang Lamp Relevan aian
aian Judul Konsideran Jawab
yang m Tubuh iran
Format
diubah
Review
Review Isi Jabatan dan
Format Deadline
Nomor Judul Nama Pelaksana/
No Rekomendasi Waktu Ket
SOP SOP Penanggung
Prosedur/ Unit Masih Penyelesaian
Kesesuaian Revisi Jawab
Kebijakan Langkah-langkah Hal-hal yang terkait Relevan
Format dan Pengertian
& perlu dan
Detail Format & Tujuan
Referensi Alat & Langkah- diperhatikan dokumen
yang diubah
Bahan langkah terkait
A. Definisi
Kebijakan adalah Peraturan/Surat Keputusan (SK) yang ditetapkan oleh Kepala
Unit Pelaksana Teknis Puskesmas yang merupakan garis besar yang bersifat
mengikat dan wajib dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun pelaksana.
Berdasarkan kebijakan tersebut, disusun pedoman/ panduan dan standar
operasional prosedur (SOP) yang memberikan kejelasan langkah-langkah
dalam pelaksanaan kegiatan di puskesmas.
B. Dasar Hukum
Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan tersebut harus didasarkan pada
peraturan perundangan, baik Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri
dan pedoman teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas
Kesehatan Kabupaten. Peraturan/Surat Keputusan Kepala Puskesmas dapat
dituangkan dalam pasal-pasal dalam keputusan tersebut, atau merupakan
lampiran dari peraturan/ keputusan.
C. Format Keputusan
1. Kop Puskesmas
2. Pembukaan
a. Jenis Kebijakan
b. Nomor
c. Judul
d. Jabatan pembuat keputusan
3. Konsideran
a. Menimbang
b. Mengingat
4. Diktum
a. Memutuskan
b. Menetapkan
2) Mengingat:
Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang terbaru
dan masih berlaku yang memerintahkan pembuat Peraturan/Surat
d. Diktum
1) Diktum MEMUTUSKAN ditulis simetris di tengah margin, seluruhnya
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik dua (:)
2) Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata Memutuskan, sejajar
dengan kata Menimbang dan Mengingat, huruf awal kata Menetapkan
ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua
(:)
3) Nama keputusan pada diktum Menetapkan selalu diawali dengan
kalimat berikut tanpa mencantumkan nama puskesmas:
KEPUTUSAN KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT TENTANG (kemudian tulis judul
keputusan sesuai dengan judul keputusan pada bagian kepala surat,
seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
baca titik ( . ). Untuk memudahkan salin/copy judul SK utk
menghindari perbedaan antara judul dan “Menetapkan”
Contoh:
KEPUTUSAN KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT TENTANG PENUNJUKAN TIM AUDIT
INTERNAL UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT KECAMATAN ABCD.
e. Batang Tubuh
1) Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan/Surat Keputusan
yang dirumuskan dalam diktum-diktum yang ditulis huruf kapital
misalnya: KESATU : KEDUA : KETIGA : KEEMPAT : dan seterusnya
diakhiri tanda titik dua (:). Setelah tanda titik dua, dilanjutkan dengan
isi ketetapan yang disampaikan dalam rangkaian kalimat dan pada
akhir kalimat dalam isi diktum diakhiri tanda titik koma (;)
2) Bila isi diktum akan dirinci, butir-butirnya diberi kode urutan (a,b,c,d
dan seterusnya) diakhiri dengan tanda titik koma (;)
3) Diktum terakhir diakhiri dengan tanda titik (.)
4) Banyaknya ketetapan/diktum tergantung dari seberapa banyak aturan
yang ingin ditetapkan dalam SK.
5) Diktum kesatu memuat tentang pokok penetapan. Jika pokok
penetapan ini dimuat lebih rinci di dalam lampiran, maka gunakan
template: …………………sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Jika terdapat lebih dari satu keputusan yang akan dicabut, maka
ditulis dengan kalimat:
Pada saat Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat
Kesehatan Masyarakat Kecamatan ABCD ini mulai berlaku,
Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan
Masyarakat Kecamatan ABCD Nomor … Tahun … tentang
(judul keputusan sebelumnya), Keputusan Kepala Unit
Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat
Kecamatan ABCD Nomor … Tahun … tentang (judul
keputusan sebelumnya) dan Keputusan Kepala Unit
Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat
Kecamatan ABCD Nomor … Tahun … tentang (judul
keputusan sebelumnya), dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
8) Diktum terakhir memuat tentang pemberlakuan penetapan yang
tanpa mencantumkan nama puskesmas, dinyatakan dengan template
berikut:
Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan
Masyarakat ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
9) Apabila SK menetapkan sebuah aktivitas sebaiknya dituangkan
dengan skema berikut ini:
KESATU : Apa yang diatur dan siapa yang melaksanakan (Contoh:
Monitoring dilakukan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat
Kesehatan Masyarakat dan Penanggung Jawab Upaya Kesehatan)
g. Penandatanganan
1) Peraturan/Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas ditandatangani
oleh Kepala UPT Puskesmas.
2) Pejabat yang berhak menentukan perubahan, pencabutan, dan
pembatalan adalah Kepala UPT Puskesmas atau oleh pejabat yang
lebih tinggi kedudukannya.
h. Lampiran Peraturan/Surat Keputusan
1) Dalam hal Keputusan memerlukan lampiran, hal tersebut dinyatakan
dalam batang tubuh tanpa mencantumkan nama puskesmas, dengan
menggunakan template berikut:
………..sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Unit Pelaksana
Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat ini;
2) Halaman pertama harus dicantumkan Kepala Lampiran berisikan
jenis regulasi tanpa mencantumkan judul regulasi, kemudian
mencantumkan nomor dan tanggal penetapan Peraturan/ Surat
Keputusan
Format:
KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KECAMATAN ABCD,
ttd
TENTANG
KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN UNIT PELAKSANA TEKNIS
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KECAMATAN ABCD
FAJRI YURIKO
FAJRI YURIKO
A. Definisi
Dalam pedoman penyusunan dokumen ini digunakan istilah “Standar
Operasional Prosedur (SOP)” sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan.
Prosedur yang dimaksud dalam Istilah “Standar Operasional Prosedur
(SOP)“ bersifat institusi maupun perorangan sebagai profesi sehingga
dianggap lebih tepat karena prosedur yang dimaksud dalam pedoman
penyusunan dokumen akreditasi puskesmas ini adalah prosedur yang bersifat
institusi maupun perorangan sebagai profesi.
B. Tujuan Penyusunan SOP
Penyusunan SOP bertujuan agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan
efisien, efektif, konsisten/seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
C. Manfaat SOP
1. Memenuhi persyaratan standar pelayanan puskesmas
2. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
3. Memastikan staf puskesmas memahami bagaimana melaksanakan
pekerjaannya.
Contoh:
SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP Pemindahan pasien
dari tempat tidur ke kereta dorong.
D. Syarat penyusunan SOP
1. Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang melakukan
pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim atau panitia yang
ditunjuk oleh Kepala UPT Puskesmas hanya untuk menanggapi dan
mengkoreksi SOP tersebut. Hal tersebut sangatlah penting, karena
komitmen terhadap pelaksanaan SOP hanya diperoleh dengan adanya
keterlibatan personel/unit kerja dalam penyusunan SOP.
2. SOP harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana atau
unit kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya kemudian
Tim Mutu diminta memberikan tanggapan.
3. Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa,
dimana, kapan, dan mengapa.
4. SOP jangan menggunakan kalimat majemuk. Subjek, predikat dan objek
SOP harus jelas.
5. SOP harus menggunakan kalimat perintah/instruksi bagi pelaksana
dengan bahasa yang dikenal pemakai.
E. Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
1. Evaluasi penerapan/ kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan
menilai tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP. Untuk
evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar tilik/checklist:
a. Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara
konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk
diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-mark).
b. Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
c. Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
d. Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan
dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri
e. Langkah-langkah menyusun daftar tilik:
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan identifikasi
prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah
pelaksanaan dan monitoringnya.
1) Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,
2) Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
3) Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
4) Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
5) Lakukan uji-coba,
6) Lakukan perbaikan daftartilik,
7) Standarisasi daftar tilik.
f. Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam langkah-
langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut.
F. Format SOP
1. Format SOP yang digunakan di Puskesmas Kabupaten Sumbawa mengacu
kepada Format SOP dalam Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi
oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Direktorat Mutu dan
Akreditasi Pelayanan Kesehatan Tahun 2017.
2. Jumlah minimal variabel dalam SOP yang digunakan pada akreditasi
perdana adalah minimal 7 variabel (penggunaan variabel bagan alir
optional) yaitu:
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Kebijakan
d. Referensi
e. Prosedur/Langkah-langkah
f. Bagan Alir (Jika dibutuhkan)
g. Unit Terkait
3. Jumlah variabel dalam SOP yang digunakan pada reakreditasi adalah
harus minimal 10 variabel (penggunaan variabel bagan alir optional) yaitu:
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Kebijakan
d. Referensi
e. Prosedur/ Langkah- langkah
f. Bagan Alir (jika dibutuhkan)
g. Hal-hal yang perlu diiperhatikan
h. Unit terkait
i. Dokumen terkait
j. Rekaman historis perubahan
4. Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan dalam satu institusi harus
“SERAGAM”
5. Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat diberi
tambahan materi/kolom misalnya, nama penyusun SOP, unit yang
memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan di dalam melihat
langkah-langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan
lain- lain, namun tidak boleh mengurangi item-item yang ada di SOP.
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/ Langkah- langkah
6. Bagan Alir (jika dibutuhkan)
7. Unit terkait
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/ Langkah-
langkah
6. Bagan Alir (jika dibutuhkan)
9. Dokumen terkait
10. Rekaman historis
perubahan
No. Dokumen :
o Awal Kegiatan
o Akhir Kegiatan
o Simbol Keputusan
o Penghubung
o Dokumen
o Arsip
6. Bagan alir
A. Definisi
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam
maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun,
ditetapkan, dan dipelihara oleh organisasi.
B. Format
Format Manual Mutu tersebut yaitu:
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
a. Gambaran umum organisasi
b. Visi organisasi
c. Misi organisasi
d. Struktur organisasi
e. Motto
f. Tata Nilai
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (ProsesBisnis)
a. Penyelenggaraan Pelayanan Manajemen
b. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat
c. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan Hukum dan Acuan
E. Istilah dan Definisi
C. Aturan Penulisan
Huruf yang digunakan adalah Arial ukuran 12 dengan spasi 1,15. Margin kiri: 3
cm dan margin kanan-atas-bawah: 2cm.
Rencana lima tahunan tersebut harus sesuai dengan visi, misi, tugas pokok dan
fungsi Puskesmas bedasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara optimal.
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala UPT Puskesmas
dalam menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang kemudian diuraikan dalam
rencana tahunan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana
Pencapaian Kegiatan.
BAB III INDIKATOR DAN STANDAR KINERJA UNTUK TIAP UPAYA DAN
JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
Puskesmas menetapkan indikator kinerja capaian tiap upaya/program dan
jenis pelayanan.
A. Definisi
Pedoman/ panduan adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah
langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk
menentukan dan melaksanakan kegiatan. Panduan adalah petunjuk dalam
melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan pedoman mengatur beberapa hal,
sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/ panduan dapat
diterapkan dengan baik dan benar melalui penerapan SOP.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan
yaitu:
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau
keputusan Kepala UPT Puskesmas untuk pemberlakuan pedoman/ panduan
tersebut.
2. Peraturan Kepala UPT Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian Kepala UPT Puskesmas.
3. Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3
tahun sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/ Panduan untuk
suatu kegiatan/ pelayanan tertentu, maka Puskesmas dalam membuat
pedoman/ panduan wajib mengacu pada pedoman/ panduan yang diterbitkan
oleh Kementerian Kesehatan.
B. Format
Format pedoman/panduan yang lazim digunakan sebagai berikut:
1. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN PUSKESMAS
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
BAB VI URAIAN JABATAN
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI
BAB X PERTEMUAN/ RAPAT
JABATAN
................. D3 PPGD 1
Keperawatan
Hari Penanggung
Ke Materi Waktu Metoda Jawab
2. Orientasi Khusus
Hari Penanggung
Ke Materi Waktu Metoda Jawab
B. Materi Orientasi
A. Definisi
Kerangka Acuan/Term Of Reference (TOR) program/kegiatan adalah naskah
dinas yang berisi panduan/protokol dalam melaksanakan program/kegiatan.
Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan
oleh puskesmas. Program/kegiatan yang dibuat kerangka acuan adalah
sesuai dengan Standar Akreditasi, antara lain: Program Pengembangan SDM,
Program Peningkatan Mutu Puskesmas Dan Keselamatan Pasien, Program
Pencegahan Bencana, Program Pencegahan Kebakaran, kegiatan pelatihan
triase gawat darurat dan sebagainya.
B. Format
Kerangka acuan menggunakan format sebagai berikut:
I. Pendahuluan
II. Latar Belakang
III. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
V. Cara Melaksanakan Kegiatan
VI. Sasaran
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
VIII. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Tahun 2020
No. Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des
Pembentukan
1. Tim
2. Rapat Tim
dan
3. seterusnya
X. Penandatanganan
Kerangka acuan ditandatangani oleh Kepala UPT.Puskesmas dan PJ
Upaya terkait disertai paraf pelaksana pada bagian kiri nama PJ
Upaya. Nama Kepala Puskesmas dan PJ Upaya dilengkapi gelar dan
NIP. Bubuhkan stempel puskesmas pada bagian tanda tangan
Kepala Puskesmas.
KERANGKA ACUAN
PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
KECAMATAN ABCD
I. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan
Masyarakat (UPT Puskesmas) terdiri dari pelayanan di dalam gedung yaitu di
Unit Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dan pelayanan luar gedung yaitu
program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dan Usaha Kesehatan Gigi
Masyarakat (UKGM). Masalah kesehatan gigi yang paling banyak ditemukan
adalah karies gigi, hal ini terjadi karena kurangnya tingkat pengetahuan
masyarakat terhadap pentingnya kesehatan gigi dan mulut dari mulai bayi dalam
kandungan sampai tua (life sicle).
Program UKGM merupakan program kesehatan gigi dan mulut yang ditujukan
untuk masyarakat terutama pada kelompok rawan/risiko tinggi, yang termasuk
kelompok rawan tersebut adalah : Ibu Hamil, Balita, Anak Pra Sekolah dan
Lansia.
Dari hasil penilaian kinerja Puskesmas tahun 2016 jumlah kunjungan bumil yang
diperiksa kesehatan gigi dan mulut hanya 40%, anak pra sekolah yang telah
III. Tujuan:
A. Tujuan Umum:
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi
dan mulut di masyarakat khususnya pada kelompok rawan.
B. Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil
2. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak para
sekolah
3. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada lansia
Rujukan
C Pemeriksaan Kesehatan Penyuluhan
gigi dan mulut Lansia
Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
Rujukan
No Kegiatan Pokok Pelaksana Program UKGM Lintas program terkait Lintas sektor terkait Ket
A Pemeriksaan 1. Menyusun rencana 1. Program KIA 1. Kader Sumber
Kesehatan gigi kegiatan - Menyusun jadwal - Mengkoordinir Bumil pembiayaan
dan mulut Ibu 2. Koordinasi dengan kegiatan ada untuk diperiksa BOK KIA
Hamil LP/LS pemeriksaan kes. kesehatan gigi &
3. Menentukan tempat Gigi & Mulut bagi Ibu mulut
dan waktu hamil pada saat - Memantau kesehatan
pelaksanaan kegiatan pelaksanaan kelas gigi & mulut Bumil
4. Menyiapkan form Bumil
laporan& Rujukan
5. Menyiapkan bahan
penyuluhan
6. Menyiapkan alat
pemeriksaan kes. Gigi
& Mulut
7. Membuat laporan
kegiatan
B Pemeriksaan 1. Menyusun rencana 1. Program Gizi 1. Kader Sumber
Kesehatan gigi dan kegiatan - Menyusun jadwal - Mengkoordinir anak pembiayaan
mulut anak pra 2. Koordinasi dengan kegiatan ada prasekolah untuk BOK Gizi
sekolah LP/LS pemeriksaan kes. diperiksa kesehatan
3. Menentukan tempat dan Gigi & Mulut bagi gigi & mulut di
waktu pelaksanaan Balita pada saat posyandu
kegiatan pelaksanaan - Memantau kesehatan
4. Menyiapkan form penimbangan Balita gigi & mulut anak
laporan & Rujukan Posyandu yang BGM dan Gizi
5. Menyiapkan bahan - Menyusun jadwal Kurang
penyuluhan pemeriksaan kes.
Gigi & Mulut pada
anak yang BGM dan
2016 2017
No Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Pemeriksaan X x x X X x x x x x x x X
Kesehatan
gigi dan
mulut Ibu
2 Pemeriksaan X x x X X x x x x x x x X
Kesehatan gigi
dan mulut anak pra
sekolah
3 Pemeriksaan X x x X X x x x x x x x X
Kesehatan gigi dan
mulut Lansia
B. Notulen
1. Pengertian
Notulen adalah naskah dinas yang memuat catatan proses sidang atau rapat.
2. Susunan
Notulen terdiri atas:
a. Kepala Notulen rapat terdiri atas:
1) Nama rapat;
2) Hari, tanggal;
DAFTAR HADIR
Hari : ……………………………………………
Tanggal : ……………………………………………
Waktu : ……………………………………………
Tempat : ……………………………………………
Acara : ……………………………………………
JABATAN TANDA
NO. NAMA KET
/INSTANSI/UNIT TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
dst 7.
dokumen lainnya membutuhkan komitmen Kepala UPT Puskesmas dan diperlukan staf
akreditasi.