Anda di halaman 1dari 7

Analisis Potensi Bahaya

Bahaya merupakan segala kondisi yang dapat merugikan baik cidera atau kerugian lainnya, atau bahaya
adalah sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau sakit penyakit atau
kombinasi dari semuanya. Bahaya tidak dapat diukur atau diatur kapan terjadi. Tetapi dapat diperkirakan
besar kecil potensinya. Efek dari bahaya ini dapat merugikan baik dalam skala kecil maupun besar.

Bahaya keselamatan kerja merupakan bahaya yang berdampak pada timbulnya kecelakaan kerja yang
dapat menyebabkan luka, cacat hingga mengakibatkan kematian serta kerusakaan property.

Dalam terminology Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Jenis bahaya keselamatan kerja dapat
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

a.Bahaya mekanis, yaitu bahaya yang bersumber dari peralatan mekanis atau benda bergerak baik secara
manual maupun alat kerja otomatis. Potensi bahaya mekanik ini dapat menimbulkan cidera atau
kerusakan seperti ledakan, tersayat, tejatuh, terbentur, terjepit, dan atau tertimpa.

b. Bahaya Elektrik, merupakan bahaya yang berasal dari energi listrik yang dapat menyebabkan tersengat,
kebakaran, atau hubungan singkat arus listrik.

Bahaya kesehatan kerja merupakan bahaya yang mempunyai dampak terhadap kesehatan manusia dan
penyakit akibat kerja.Dampak yang ditimbulkan bersifat kronis. Jenis bahaya kesehatan kerja dapat
diklasifikasikan menjadi :

a. Bahaya fisik, antara lain dapat menimbulkan kebisingan, getaran, radiasi, suhu ekstrim dan
pencahayaan.

b. Bahaya kimia, mengandung berbagai potensi bahaya sesuai dengan sifat dan kandungannya. Bahaya
yang dapat ditimbulkan seperti keracunan dan iritasi.

c. Bahaya biologi, bahaya yang berkaitan dengan makhluk hidup seperti bakteri, virus, dan jamur.

d. Bahaya psikologi, antara lain beban kerja berat, hubungan dan kondisi kerja yang tidak nyaman.

penyebab kecelakaan kerja dapat digolongkan menjadi 2 yakni:

1. Penyebab Langsung (Immediate Causes) Penyebab langsung kecelakaan adalah suatu keadaan
yang biasanya bisa dilihat dan di rasakan langsung, yang dibagi dalam 2 kelompok, yaitu:

a. Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia yang
dalam beberapa hal dapat disebabkan oleh:

1) Cacat tubuh yang tidak terlihat (bodily defect).


2) Keletihan dan kelesuan (fatigue and boredom).
3) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman.
4) Terbatasnya pengetahuan.

b. Kondisi yang tidak aman (unsafe condition), yaitu keadaan yang akan menyebababkan
kecelakaan, terdiri dari:
1) Mesin, peralatan, dan bahan.

2) Lingkungan dan proses pekerjaan.

3) Sifat dan cara bekerja.

2. Penyebab Dasar (Basic causes)

a. Penyebab dasar (basic causes), terdiri dari 4 faktor yaitu:

1) Faktor manusia/personal (personal factor).

2) Kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi.

3) Kurangnya/ lemahnya pengetahuan dan skill.

4) Motivasi yang tidak cukup/ salah.

b. Faktor kerja/lingkungan kerja (job work enviroment factor)

1) Faktor fisik, yaitu kebisingan, radiasi, penerangan, iklim, dan lain-lain.

2) Faktor kimia, yaitu debu, uap logam, asap, gas, dan seterusnya.

3) Faktor biologi, yaitu bakteri, virus, parasit, dan serangga

4) Ergonomi dan psikososial.

 Bahaya Pada dasarnya ada 3 faktor utama penyebab bahaya dilingkungan kerja diantaranya:

1.       Manusia atau Karyawan.


2.       Material, alat atau Mesin.
3.      Lingkungan Kerja  atau Lingkungan Sekitar.

Bila faktor tersebut diabaikan maka dapat menimbulkan kerugian baik itu secara langsung maupun tidak
langsung.

A.      Kerugian Secara Langsung.

Kerugian merupakan kerugian yang timbul akibat kecelakaan kerja, sehingga langsung dirasakan oleh
pihak perusahaan melalui:

·         Biaya Pengobatan dan Kompensasi;

·         Kerusakan sarana atau fasilitas akibat dari bahaya yang timbul

B.      Kerugian Tidak langsung.


Meskipun resiko yang ditimbulkan secara tidak langsung, namun dapat mempengaruhi kinerja perusahaan
serta dapat merugikan perusahaan, kerugian yang ditimbulkan sebagai berikut:
·         Kerugian Jam Kerja.
·         Kerugian Produksi.
·         Kerugian sosial.
·         Kerugian dari efect Kurangnya Citra dan kepercayaan Konsumen.
Analisis potensi bahaya pada umumnya menyertakan aktivitas sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi  tugas
2. Membentuk team (untuk tugas yg sederhana dilakukan oleh satu orang)
3. Membagi tugas menjadi beberapa langkah
4. Mengidentifikasi potential hazards (potensi bahaya)
5. Membuat solusi/ mengontrol untuk  memitigasi bahaya.

Dalam hal ini diperlukan adanya kesadaran baik itu dari pihak perusahaan maupun pekerja dalam
menjalankan semua pekerjaan sesuai prosedur yang ditetapkan, juga dengan dipatuhinya peraturan
tentang keselamatan dan kerja yang memang sudah menjadi keharusan. tujuan dari penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sebagai berikut (Ramli, 2010):
1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur,
terstruktur, dan terintegrasi.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerjadan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.
3. Serta menciptakan tempat kerja yang aman,nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas

BOILER / Ketel uap

A. PENGERTIAN

Boiler merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air
panas atau steam berupa energi kerja. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan
panas ke suatu proses. Air panas atau steam pada tekanan dan suhu tertentu mempunyai nilai energi yang
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor ke suatu proses. Jika air
didihkan sampai menjadisteam, maka volumenya akan meningkat sekitar 1600 kali, menghasilkan tenaga
yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga sistem boiler merupakan peralatan yang
harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.

Ketel uap adalah sebuah alat untuk menghasilkan uap, dimana terdiri dari dua bagian yang
penting yaitu: dapur pemanasan, dimana yang menghasilkan panas yang didapat dari pembakaran bahan
bakar dan boiler proper, sebuah alat yang mengubah air menjadi uap. Uap atau fluida panas kemudian
disirkulasikan dari ketel untuk berbagai proses dalam aplikasi pemanasan.

Uap yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk:


a.       Mesinpembakaranluarseperti: mesinuapdanturbin
b.      Suplaitekananrendahbagikerja proses di industrysepertiindustry pemintalan,
pabrikguladansebagainya
c.       Menghasilkan air panas, dimanabisadigunakanuntukinstalasipemanas bertekananrendah.

B. Komponen pada boiler

2.3  KOMPONEN – KOMPONEN BOILER

Komponen sistem ketel uap terdiri dari komponen utama dan komponen bantu yang masing-masing
memiliki fungsi untuk menyokong prinsip kerja ketel uap.
Keterangan:
1.             Dearator
2.             Bagasse distribution conveyor
3.             Dapur (furnace)
4.             Superheated steam valve
5.             Air heather
6.             Induced Draft Fan (I.D.F)
7.             Cerobong asap (chimney)
8.             Secondary fan
a.        RuangPembakaran (Furnace)
Furnace adalah dapur sebagai penerima panas bahan bakar untuk pembakaran, yang terdapat fire gate di
bagian bawah sebagai alas bahan bakar dan yang sekelilingnya adalah pipa-pipa air ketel yang menempel pada
dinding tembok ruang pembakaran yang menerima panas dari bahan bakar secara radiasi, konduksi, dan
konveksi.
b.        Drum Air dan Drum Uap
Drum air terletak pada bagian bawah yang berisi dari tangki kondensat yang dipanaskan dalam daerator,
disamping itu berfungsi sebagai tempat pengendapan kotoran-kotoran dalam air yang dikeluarkan melalui
proses blowdown. Drum uap terletak pada bagian atas yang berisi uap yang kemudian disalurkan ke steam
header.
c.         PemanasLanjut (Super Heater)
Super heater adalah bagian-bagian ketel yang berfungsi sebagai pemanas uap, dari saturated
steam (±250°C) menjadi super heated steam (±360°C).
d.        Air Heater
Air heater adalah alat pemanas udara penghembus bahan bakar.
e.         Dust Collector
Dust collector adalah alat pengumpul abu atau penangkap abu pada sepanjang aliran gas pembakaran bahan
bakar sampai kepada gas buang.
f.          Soot blower
Soot blower adalah alat yang berfungsi sebagai pembersih jelaga atau abu yang menempel pada pipa-pipa.
Sedangkan untuk komponen bantu dalam sistem ketel uap antara lain:
a.         Air pengisi ketel (boiler feed water)
Air pengisi ketel didapatkan dari 2 sumber yaitu: air condensate, didapatkan dari hasil pengembunan uap
bekas yang telah digunakan sebagai pemanas pada evaporator, juice heaterdan vacuum pan. Air condensateini
ditampung dan kemudian dialirkan ke station boiler sebagai air umpan pengisi ketel dengan persyaratan Ph:
8,5, Iron (ppm) : 0,002, Oxygen (ppm) : 0,02
b.        Dearator
Merupakan pemanas air sebelum dipompa kedalam ketel sebagai air pengisian. Media pemanas adalah exhaust
steam pada tekanan ± 1 kg/cm2 dengan suhu ± 150°C, sehingga didapatkan air pengisian ketel yang bersuhu
antara 100°C-105°C. Fungsi utamanya adalah menghilangkan oksigen (O 2) dan untuk menghindari terjadinya
karat pada dinding ketel.
c.         High pressure feed water pump
Berfungsi untuk melayani kebutuhan air pengisi ketel yang dijadikan uap, sampai dengan kapasitas ketel
yang maksimum, sehingga ketel uap akan dapat bekerja dengan aman. Kapasitas pompa harus lebih tinggi dari
kapasitas ketel, minimum 1,25 kali, tekanan pompa juga harus lebih tinggi dari tekanan kerja ketel, agar dapat
mensupply air kedalam ketel.
d.        Secondary Fan
Merupakan alat bantu ketel yang berfungsi sebagai alat penghembus pembakaran bahan bakar yang kedua
sebagai pembantu F.D.F. untuk mendapatkan pembakaran yang lebih sempurna lagi.
e.         Induced Draft Fan (I.D.F)
Alat bantu ketel yang berfungsi sebagai penghisap gas asap sisa pembakaran bahan bakar, yang keluar dari
ketel.
f.         Force Draft Fan (F.D.F)
Merupakan alat bantu ketel yang berfungsi sebagai penghembus bahan bakar.
g.         Cerobongasap(Chimney)
Berfungsi untuk membuang udara sisa pembakaran. Diameter cerobong  berkisar berukuran 3 m dan tinggi
cerobong  40 m, ini berbeda setiap industri.
h.        Ash Conveyor
Merupakan alat pembawa atau pengangkut abu dari sisa-sisa pembakaran bahan bakar, baik yang dari
rangka bakar (fire grate) ataupun juga dari alat-alat pengumpul abu (dust collector), untuk dibuang dan
diteruskan ke kolam penampungan dan ini biasanya digunakan sebagai kompos diperkebunan tebu.

Cara kerja

Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan, temperatur, dan laju aliran
yang menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler
mengenal keadaan tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high
pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatansteam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam
suatu proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and industrial
boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik
kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power boilers). Namun, ada juga
yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk
membangkitkan energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur
rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler.

Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan
menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan
untuk keperluan perawatan dan perbaikan dari sistem air umpan, penanganan air umpan diperlukan
sebagai bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem
steammengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem
pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan
dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada
sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.

POTENSI BAHAYA PADA BOILER .

Setiap lingkungan atau tempat kerja mengandung potensi bahaya yang tinggi sehingga diperlukan suatu
upaya pencegahan dan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan kerja
disebabkan oleh tindakan orang yang tidak mematuhi keselamatan kerja (unsafe action) dan keadaan-
keadaan lingkungan atau proses dan sistem yang tidak aman (unsafe condition). Pengidentifikasian
bahaya dan risiko kerja merupakan tahap awal yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Tujuan dari
penelitian adalah mencegah terjadinya bahaya risiko K3 terhadap tindakan perawatan, dan mengetahui
sumber bahaya keselamatan dan kesehatan kerja dalam tindakan perawatan dan perbaikan dalam sistem
yang diterapkan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yang mendeskripsikan
terkait identifikasi dan penilaian risiko K3. Boiler juga memiliki potensi bahaya yang sangat terjadi.
Masalah boiler yang paling umum dan sering terjadi diantaranya:

 Tidak adanya Panas


 Terjadinya Kebocoran
 Menimbulkan Suara benturan yang aneh
 Plot Light terlihat seperti akan keluar
 Hilangnya Tekanan
 Pipa Kondensat yang membeku
 Termostat yang bermasalah
 Sistem rusak

Boiler juga dapat dikatakan tidak berfungsi atau layak pakai, apabila ada indikasi sebagai berikut :

1. Bila manometer tidak berfungsi dengan baik, atau bila tidak dikalibirasi dapat menimbulkan
peledakan ketika Operator tidak mengetahui tekanan yang sebenarnya dalam boiler dan alat yang lain
tidak berfungsi.
2. Bila safety valve tidak berfungsi dengan baik, karena karat atau sifat kepegasannya tidak
sesuai lagi maka untuk boiler bila tekanan lebih tidak dapat membuka secara otomatis.
3. Bila gelas duga tidak berfungsi dengan baik dimana nozel-nozelnya atau pipa-pipanya
tersumbat karena karat, sehingga jumlah air tidak dapat terkontrol lagi.
4. Blia air pengisi ketel tidak memenuhi syarat, sehingga pada pipa air, pipa-pipa dapat timbul
secara didalam atau diluar pipa sehingga terjadi pemanasan setempat, hal ini bisa menirnbulkan
bengkak atau pecah akibat tidak dapat mentransfer panas.
5. Bila boiler tidak dilakukan blow down dapat menimbulkan scalling atau tidak sering
dibersihkan.
6. Terjadi pemanasan lebih karena kebutuhan produksi uap.
7. Tidak berfungsinya pompa air pengisi ketel, sumbat timah atau prof leleh.
8. Karena pembakaran yang tidak sempurna, nozel bahan bakar tidak berfungsi dengan baik.
9. Karena boilernya sudah tua sehingga materialnya tidak memenuhi syarat lagi.
10. Karena material boiler tersebut sudah mengalami perubahan tebal, atau terdapat karat pada
fiting-fiting.
11. Tidak teraturnya diadakan pemeriksaan dan pengujian sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

Di Laboratorium Teknik Energi, Boyler yang dimiliki yaitu boyler sederhana untuk alat peraga
praktikum. Tetapi, bahaya yang mungkin timbul tidak jauh beda dengan boyler di pembangkit. Para
mahasiswa tetap diharuskan bekerja sesuai dengan prosedur, juga didampingi dengan dosen pembimbing
ketika proses praktikum berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai