Anda di halaman 1dari 3

EPISODE 2 – GUE ZONA

[ LAB BAHASA ]
Okey that’s all today, kita akhiri pertemuan ini dengan salah satu kata-kata favorit saya dari Albert
Einstein “The more you learn, the more you realize how much you don’t know ”. Terima kasih, selamat
siang.
(seluruh siswa ) “Siang Pak”
“Nyala, nanti kalo sudah rapih kunci Labnya tolong kamu kasih ke Pak Hendra ya!”
“Baik Pak”.

“Nya, gue sama Kania duluan ya. Takut Bu Rike keburu masuk, nanti lo gue izinin”.
“hmmm” balas Nyala dengan malas
“Bye Nyanya projen. Hati-hati di Lab banyak hantunya! Hahahaa” ucap Kania semangat.
Lantas Nyala memutar bola matanya.

Setelah melihat keadaan Lab yang sudah rapih dan memastikan seluruh teman-temannya telah
meninggalkan Lab tersebut, Nyala segera mengunci Lab tersebut. Tanpa sadar, sudah ada seseorang
disebelahnya.
“Gue Zona” ucapnya dibelakang Nyala. Sedikit kaget, Nyala lalu berbalik dan mengernyit heran. Pria itu
lantas mengangkat tangannya mengajak berjabat. “Gajelas lo!” ucap Nyala, lalu pergi.
Pria yang katanya bernama Zona itu segera mempercepat langkahnya menyusul Nyala,
“Gue tau lo Adyana Nyala kan? Anak 11 Bahasa yang beberapa kali ikut lomba pidato nasional.”
Nyala hanya diam tak menyahut dan semakin mempercepat langkahnya.
“Gue juga tau, lo adiknya Revo ketua tim basket angkatan 28 kan? Rumah lo di Jl.Cempaka, lo pendiem,
cuek, lo ngomong banyak pas pidato doang. Dari kelas 10 lo berprestasi, masuk Citra lewat jalur prestasi
juga, terus…” Zona berhenti bicara ketika Nyala tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ketika itu juga
Nyala berbalik
“Lo bisa gausah banyak ngomong ga? Gue gedek dengernya!” ucap Nyala setengah marah
“Asal lo jadi temen gue, gimana?” kata Zona memohon
“Gak!” ucap Nyala dengan penekanan.

Ketika berbalik, beruntunglah Nyala yang berhasil menemukan orang yang tengah ia cari sekarang.
“Pak hendra! “ segera Nyala berlari menghampiri guru bernama Hendra itu untuk mengembalikan kunci
Lab bahasa yang telah dipakai kelasnya.
“ini kunci Lab bahasa Pak, Pak Anwar suruh saya kembalikan ini ke Bapak”.
“Terima Kasih ya Nyala”. Kata guru itu sambil berlalu,
“Sama-sama Pak” balasnya.

Tak ingin orang aneh itu mengganggunya lagi, nyala segera berlari menuju kelasnya.

●●●●
[Di Kelas]
Setelah diizinkan masuk oleh Bu Rike, Nyala segera duduk bangkunya.
Kilat wajah Nyala yang terlihat seperti menahan kesal membuat sahabatnya penasaran, lalu segera
bertanya.
“Kenapa Nya? Asem banget itu muka”. Tanya Dea penasaran.
Nyala hanya menggeleng, ini bukan saatnya bercerita pikirnya. Ia hanya tak ingin mengganggu waktu
belajarnya saja.

Selesai kelas, Nyala segera merapihkan seluruh bukunya lalu memasukkannya ke dalam tas.
“Tadi lo kenapa Nya?” Tanya Kania dengan hati-hati.
“Nanti aja ceritanya” kata Nyala sambil beranjak.
Dea hanya melirik Kania sebentar, lalu mengikuti langkah Nyala
“Yah Nya gue kan penasaran” kata kania lemas. “Nyanyaa!” lalu Kania segera menyusul

●●●●
Zona PoV

Pernah gak sih lo penasaran sama seseorang sampe sebegitu penasarannya?


Itu yang lagi gue rasain sekarang. Penasaran sama sosok cantik yang orang lain kenal sebagai seseorang
super cuek bahkan cenderung ansos (anti-sosial). Tapi sumpah, baru kali ini gue nemu cewe ansos yang
menarik. Punya banyak prestasi dan ga sedikit juga yang mengagumi kecerdasan dia, dia bahkan
orangnya seru buat diajak diskusi katanya. Gue tau itu karena beberapa kali dia ikut dan menang lomba
pidato nasional yang mengharuskan dia buat di wawancara sama beberapa media.

Penampakan sosok Nyala di dunia nyata masih terlalu abu-abu buat gue, bahkan gue ngerasa dunia
nyatanya Nyala adalah sosok dia yang dia tampilkan di media. Itulah yang bikin gue ngerasa super
penasaran sama dia.

“Berani banget lo deketin makhluk Antartika”. Ucap bayu sambil memukul bahu Zona
“Maksud lo siapa Bay? Nyala?” Tanya Zona, memperjelas ucapan Bayu.
“Iyalah siapa lagi kalo bukan dia? Jelemaan es batu yang gaada asik-asiknya di Sekolah ini kan cuma dia”.
Zona hanya terkekeh mendengar ucapan sahabatnya itu.
Wajar sih Bayu berkata seperti itu, semua orang juga akan berpikiran sama. Nyala bukan hanya populer
karena prestasinya saja tapi juga karena sifat yang ia miliki. Banyak siswa pendiam, tapi berbeda dengan
Nyala. Nyala selalu berhasil menarik sorot pandang banyak orang di Sekolah ini.
“Lo suka sama Nyala?” Tanya bayu penasaran.
“Gue penasaran Bay sama dia” jawab Zona. Bayu menatap teman disebelahnya dengan heran.
“Ya… gue penasaran aja gitu. Gue ngerasa sosok dia di dunia nyata itu abu-abu, gue yakin Nyala
orangnya ga sekaku itu, cuman butuh waktu buat mencair aja” lanjutnya
“Lo kira tu jelemaan es batu beneran es batu bisa mencair” kata bayu tersenyum sedikit menahan tawa
Zonapun ikut tersenyum
“Udah ah Bay gue mau balik!” Zona lalu beranjak pergi meninggalkan Bayu.
“Ga latihan lo?” teriak Bayu
“Engga minggu depan aja” balas Zona sambil tetap berlalu.

●●●●

Kalo ada saran atau kritik tentang cerita ini, boleh banget langsung comment yaa guys!
Biar kita sama-sama berlajar.
Hope u guys like it. Jangan lupa vote + comment !!!

Anda mungkin juga menyukai