Anda di halaman 1dari 27

Nama: Mudrikatul Khoeriyah

No. : 15
Kelas: XII IPA 1

Mustahil Tidak Ada Rasa

EPISODE 1

Hari ini Nurul sudah bersiap-siap jadi siswi kelas 2 SMA. Setelah dia bangun dan ngerapiin tempat tidur,
dia pun langsung mandi. Padahal, waktu masih menunjukan pukul setengah enam. Sehabis mandi, Ia
pun memakai seragam khas anak SMA. Setelah mengucir rambut menjadi pony tail dan yakin
dandanannya oke, dia langsung keluar dari kamar dan menyiapkan sarapan.Nurul terlihat seperti
mempunyai rencana yang menyenangkan baginya.Sambil berjalan pelan-pelan menuju kamar sebelah
dan....

"Woi! Bangun! Elah, udah jam berapa, nih?!" tanyanya dengan rusuh.

"Berisikkk," katanya dengan suara khas orang bangun tidur.

"Bangun, nggak?! Kalau nggak, gue siram nih"gertak Nurul.

"Oke! Oke! gue bangun. Udah puas Nyonya yang TERHORMAT?" ucapnya jengkel.

"Puas. Banget," jawabnya sambil mengulum senyum kemenangan, lalu keluar dari kamarnya.

Sambil menunggu Rian mandi di kamarnya, Nurul menonton kartun SpongeBob Square Pants sambil
makan roti di ruang makan.

Mereka tinggal di Jakarta .Sekolah di Season Sky High School.Lelaki itu bernama Rian Pamungkas.
Sahabatan dengan Rian sejak umur 5 tahun. Makanya orang tua mereka setuju kalau mereka tinggal di
satu rumah kos yang sama. Lagi pula, orang tua mereka juga sudah saling kenal. Rian juga sudah
dipercaya sama keluarga Nurul untuk menjaganya.

"Heh, lo malah enak-enakan di sini!" kata Rian membuyarkan lamunan Nurul.

"Bodo, lagian gue juga udah siap tuh," jawabnya cuek.

"Lo udah sarapan?" tanyanya lagi sambil duduk di samping nya.

"Udahlah! Ini gue lagi makan roti. Emang lo? Le to the let,lelet tahu, nggak?" sindir Nurul.

"Berisik ya lo," cibirnya seraya melepaskan ikatan rambut Nurul.


"Ih, rambut gue woi, berantakan kan!" rengeknya.

"Cih, manja lo." "Eh, udah siap belum? Udah jam berapa ini?" tanya Rian yang mengalihkan
pembicaraan.

"Udah jam setengah tujuh, berangkat yuk!" ajaknya yang tengah mengambil kunci motornya.

Sampai di sekolah, Nurul dan Rian langsung turun dari motornya. Lalu, mereka berjalan menuju daftar
nama.

"An, masa kita nggak sekelas, sih?!" keluh Nurul yang lagi lihatin daftar nama.

"Tahu nih, lo kan partner in crime gue," sahutnya dengan pura-pura sedih.

"Apaan tuh?" tanya Nurul.

"Yeee...," cibir Rian, lalu menoyor kepalanya. "Udah, lo masuk kelas dulu aja," kata Rian yang sedang
menatap sobatnya itu.

"Kok lo ganteng banget, sihhh?! Pantes aja orang orang pada sama lo. Termasuk, gue.Udah, udah, lupain
aja deh. Sekarang bukan jam galau gue."Oke, oke, gue masuk dulu ya," jawab Nurul.

"Sip, yang rajin belajarnya," ujar Rian yang lagi-lagi ngacak rambut Nurul.

"Lo juga, jangan ngelamunin gue terus," canda Nurul dengan tingkat kepedean yang tinggi.

Namun Rian malah menoyor kepalanya pada Nurul.Akhirnya, setelah Rian pergi ke kelasnya, Nurul pun
memasuki kelas dan mendapati para siswi yang sudah menatapnya engan tatapan sadis.

"sok-banget-sih-ini -cewek-deket-deket-Rian". kata para siswi itu.

'Ya, emang gue sahabatnya. Masalah gitu buat lo?" balas Nurul.

"Ratna! Gue duduk di sebelah lo, ya???" gue memohon.

"Duduk aja kali, nih bangkunya udah tersedia khusus buat lo," jawabnya santai.

Ratna itu sahabatnya. Dia satu-satunya teman sekaligus sahabat ceweknya. Temannya cuma dikit. Paling
cuma teman satu klub basket, termasuk Ratna.Ratna tidak seperti cewek-cewek di kelasnya,mereka
semua suka sama Rian. Suka sih nggak apa-apa ya, tapi mereka tuh bakal ngelakuin apa aja, yang
penting mereka bisa dekat sama Rian.. Semacam psycho.Ratna juga ikut klub basket kayak Nurul.
Walaupun dia agak tomboi, penampilannya sama sekali nggak tomboi.Kulitnya putih merona. Matanya
besar kayak mata cewek di komik-komik Jepang,hidungnya mancung,bibirnya penuh, merah
merekah,rambutnya tergerai panjang berwarna cokelat alami dan sedikit bergelombang di bawah.

KRING!!! KRING!!!
"Huft, untungnya udah bel istirahat. Males banget tuh, udah pelajarannya Bu Lia yang ngebosenin, eh
lanjut sama Pak Gilang yang galaknya setengah mati. Kayaknya hari pertama jadi anak kelas 2 SMA
nggak begitu bagus. Lagi bad luck mungkin gue. Atau, mungkin Dewi Fortuna nggak berpihak sama gue
ya Na?" curhatnya Nurul pada Ratna "Lupakan!"ujar Ratna dengan tenang.

TUNGKLING...TUNGKLING...TUNGKLING...

"Bel, gue udah di kantin. Cepet ke sini, nggak pakai lama!"

Itu isi BBM dari Rian, yang tanpa sadar membuat Nurul tersenyum-senyum pada saat baca.

"iye, iye sabar, elah." balasannya dengan cepat..

"Lun, mau ikut gue ke kantin nggak?" tanya Nurul.

"Enggak deh, gue mau nyalin catatan," tolaknya dengan halus.

"Rajin banget lo. Kalau gitu gue duluan, yak!" pamitnya dan dibalas dengan anggukan kepala.

Di tengah keramaian kantin, terdapat beberapa siswa yang sedang berebut siomay.

"Day, bagi siomay lo, dong!"

"Gue dulu, apaan sih lo!"

"Gue, dih!"

"Saya duluan!" "Nggak jelas banget lo!"

"Kalian bisa setop, nggak, sih? Berisik banget tahu, nggak? Cuma gara-gara siomay doang.Lo dan teman-
temanmu berisik banget cuma gara-gara siomay yang harganya nggak sampai cehan (10 ribu).Ganteng-
ganteng kok kampung, ya !"sentak salah satu anak tetangga kelas.

Nurul yang menyaksikan semua itu hanya cengar-cengir dan merasa heran..Dia udah ada di kantin
beberapa menit yang lalu. Pas masuk kantin, dia langsung lihat sekumpulan cowok-cowok kece. Ada
empat orang. Siapa lagi kalau bukan Rian, Steven, Finn, dan Axel.Mereka ngebayangin bisa di posisi
Nurul pasti bangga sih, karena tidak semua cewek bisa ada di posisinya. Tapi, tidak enaknya Nurul cewek
sendiri.Terkadang dia merasa tidak enak setiap ada tatapan cewek-cewek lain yang aneh ngelihatinnya.

"An, nanti gue ke rumah lo, ya, bosen di rumah," kata Steven.

"Itu bukan rumah gue, tapi kosan, ya terserah lo sih."koreksi Rian dengan cepat.
"Eh, gue juga ikut kalian ke rumah, eh, kosan Rian, dong! Masa gue nggak diajak?" gerutu Finn yang
sengaja mengerucutkan bibirnya.

"Yaelah, kayak cewek banget tahu nggak lo!" sindir Steven dengan sinis.

Nurul yang melihat percekcokan mereka cuma bisa ketawa nggak jelas.

"Heh, apa lagi lo ketawa-ketawa, Rul" Seketika tawanya berhenti.

"Apa-apaan nih Axel, nyolot banget."ucap Steven.

"Suka-suka gue kali, masalah gitu buat lo?"sahut Nurul

"Masalah, pakai banget!"sahut Axel

"Ya udah, pergi aja lo dari sini!" usir Nurul pada Steven.

"Woi, woi. Udah kali, nggak usah sampai berantem," lerai Nurul yang dari tadi makan siomay. Layaknya
dia emang siomay addict.

"Lagian dia duluan," kata Nurul dan Axel berbarengan sambil saling tunjuk.

"Ecie, sehati, cieeeeee," goda Finn, Steven, dan Rian.

"Wah, mainnya keroyokan, nih." ujar Axel.

"Oke, lupakan yang tadi. Jadi, siapa aja yang mau ke kos gue sama Nurul?" tanya Rian yang
menghentikan ocehan mereka.

"Gue!"

"Aku!"

"Saya!" kata Steven. Lalu, dilanjutkan oleh Finn dan dilanjutkan lagi oleh Axel.

"Udah pada tahu alamatnya?" tanya Rian lagi.

"Aku sih no ya," jawab Finn.

"Aku juga no," sahut Axel dengan menggelengkan kepalanya.

"Aku no, deh!" ujar Steven.

Ternyata. Mereka nge-fans sama Mas Anang. Ketahuan banget kalau mereka nonton Indonesian Idol.

"Ya udah, nanti lo ikutin motor gue dari belakang aja," usul Rian.

"Siap, Bos!" jawab mereka serempak. Hening. Dan, seketika...

EPISODE 2
Akhirnya, sehabis bel tanda pulang sekolah berbunyi. Nurul langsung keluar kelas, setelah pamit ke
Ratnaa.

"Lama banget, sih, kelas lo keluarnya. Sampai lumutan nih gue," keluh Rian yang berdiri di depannya.

"Yaelah, An, bentar doang kali. Oh iya, temen-temen lo mana?" tanyanya penasaran sambil celingak-
celinguk.

"Itu mereka udah kumpul di parkiran, langsung susul aja,yuk!" jawab Steven.

"Ya udah, yuk!"sahut mereka dengan kompak.

Lalu, merekapun berjalan berdampingan. Tanpa Nurul sadari, ternyata lengan Rian udah ada di
bahunya.

"Astaga, dia ngerangkul gue! Astaga. Astaga. Jantung gueeeeee!!! Perasaan gue makin aneh nggak sih,
sejak kapan gue suka sama ni bocah yang notabene sahabat gue sendiri? Jantung yang udah kayak abis
maraton. Pipiku memerah pake banget. Sigh, untung dia nggak sadar sama sekali. Oke Bel, jangan panik
dulu. Tarik napaaas. Buang, Hufttt. Dan, gue melakukan itu berulang-ulang. Tapi, gue harus ngelakuinnya
diam-diam nih"gumam Nurul dalam hatinya.

"Lo kenapa, sih? Dari tadi udah kayak emak-emak mau lahiran," tanya Rian tiba-tiba.

"Hah? Eng-enggak kok, salah lihat kali lo," dustanya yang pasti ketahuan sama Rian.

"Bel, nggak usah bo'ong, deh...."kata Rian dengan mengerutkan keningnya.

"Udah ah, lupain aja. Tuh, Axel sama yang lain udah nunggu kita," jawab Nurul mengalihkan
pembicaraan.

"Terserah deh, tapi kalau ada apa-apa lo harus jujur sama gue, oke?" ujar Rian.

"Jadi, gue harus ngomong kalau gue udah suka sama lo, gitu? Nggak mungkin, An. Selamanya juga lo
bakal nganggep gue cuma sebatas sahabat."percakapan nya dalam hati Nurul.

"I-iya." Nurul pun mengangguk.

"Lama banget sih lo, Dav!"ujar Axel.

"Tahu tuh...."sahut Steven.

"Gimana nggak lama? Mereka pacaran terus!"jawab Finn.

"Berisik lo semua, gue sama Nurul pacaran? Kita mah cuma sahabatan. Selamanya juga kita bakal tetep
sahabatan. Iya, nggak, Rull?" tanya Rian.
"Nyelekit. Banget. Selamanya juga kita bakal tetep sahabatan. Nusuk. Jlebbb! Yah, mungkin emang
takdir gue cuma bisa jadi sahabat. Nggak mungkinlah ni bocah suka sama gue. NGGAK MUNGKIN."
gumamnya dalam hati.

Nurul yang baru mencerna kata-kata Rian hanya bisa mengangguk dengan kikuk dan tersenyum
terpaksa. Mungkin pada nggak lihat senyumannya, tapi yang dia tahu, ada satu orang yang lihat
senyumannya yaitu Finn. Dan, Finn pun malah menatap Nurul yang susah untuk diartiin.

"Rull, yuk, ke mobill" ajak Rian yang udah narik dengan halus pergelangan tangannya.

Lagi-lagi, jantung Nurul berdetak dengan kencang.

"An, sini gue aja deh yang jawab telepon mereka," pinta Nurul.

"Ya udah deh, lo pegang dulu hape gue," ujarnya sambil ngasih ponselnya ke Nurul.

Kring....Kring....Kring....

"Halo... Steven?" sapa Nurul

"Loh? Kak lo yang angkat?"jawab Steven.

"Suka-suka gue, lah!"sahut Nurul.

"Tuh kan, nyolotnya keluar."kata Steven

"Bodoh cepetan ih mau ngomong apaan? Ngabisin baterai Rian tahu nggak?"bentak Nurul.

"Kapan nyampainya, sih? Jauh banget!"keluh Steven.

"Bentar lagi nyampai, kok."jawab Nurul.

"Yaelah, dari tudi bilangnya bentar melulu, tapi nggak nyampal nyampai."jawab Steven.

"Tinggal ikutin kita apa susahnya, sih?"sahut Nurul.

"Iye iye, bawel lo!"bentak Steven.

Dan, akhirnya sambungan terputus.

"Steven ngomong apaan tadi?" tanya Rian yang masih fokus nyetir.

Nurul pun menjawab bahwa Stevan bertanya kapan sampainya.

"Hahaha...."tawa Rian

"Ketawa aja terusss...," sindir Nurul.

"Ya, maap sih. Lagian lo pakai ngikutin cara Steven ngomong. bikin ngakak tahu nggak."kata Rian.
"lh, nyebelin lo. Lagian gue capek hati ngomong sama Steven, bawaannya pengin marah-marah terus,"
jelasnya.

"Iya deh, gitu doang ngambek," kata Rian natap Nurul sambil tersenyum manis.

Nurul yang salah tingkah hanya memalingkan wajah, nggak mau lihat mukanya yang mengulum senyum.

"Kalau dia masih lihatin, bisa melting berat gue. Yahhh, gitu deh rasanya friend zone. Hiks. Oke ini drama
abis. Ya ya terserah,"gumamnya sambil melihat pohon pohon di pinggir jalan.

Akhirnya, mereka Si sekelompok manusia ganteng sampai juga di kosan. Kosnya bukan sembarang kos.
Bukan kos sederhana pada umumnya. Kosan ini punya orang tua nya Nurul. Orang tua nya membeli
rumah ini sebelum mereka tempati. Karena bingung rumah mau dibagaimanakan, jadi dibuat kosan.
Rian bisa tinggal di situ juga karena sudah dianggap seperti anak sendiri sama orang tua nya Nurul. Lagi
pula, yang tinggal di situ bukan hanya mereka saja, ada dua orang lagi sepupu nya Nurul, Kak Maya dan
Kak Richard. Mereka berdua udah pada kuliah. Orangtua Nurul minta mereka buat jagain dan ngawasin
Nurul. Karena mereka berdua tidak bayar buat kos di situ, mereka harus bayar pakai nilai. Kalau nilainya
naik, berarti boleh tetap tinggal di kos. Kalau turun, ya tinggal di rumah.

"Widihhh, ini kos apa kos, nih? buset, ada kolam renangnya! Duh, kapan-kapan gue tinggal sini, ahl
Betah gue mah."kata Finn.

"Tapi, lo harus minta izin dulu sama yang punya," kata Rian sambiI senyum.

Sontak mereka semua langsung nengok ke arah Rian.

"Hah? Ngapain pakai minta izin? Nyelonong aja masuk tukas Axel dengan sombong.

"Dih, belum tahu dia siapa yang punya.Tuh, yang lagi nonton TV." tunjuk Rian dengan arah bola matanya
ke Nurul yang lagi nonton TV hanya bisa tersenyum bangga.

"HUAHAHAHA.... "Nurul YANG PUNYA?" mereka bertiga teriak histeris.

"Nope, bokap gue," jawabnya santai.

"Sama aja itu mah. Gila, lo kaya banget dong, Rul" ujar Steven.

"Kaya apa?" tanya Finn dengan jail.

"Kaya monyet!!! HAHAHA" ledek mereka bertiga berbarengan diiringi tawa yang seketika pecah.

"Woi, enak aja ngatain Nurull itu monyet. Jangan ada yang ngatain dia yang jelek-jelek!" bela Rian yang
sudah menggenggam tangannya Nurul.

"Yaelah An, gitu doang, biasa aja kali. Mereka juga bercanda tahu," kata Nurul.

"Udah ah, gue mau ganti baju dulu," ujar nya sambil beranjak pergi dari sofa.
"Mau gue temenin?" tanya Rian dengan senyum penuh arti.

"Mesum lo!" cibirnya yang hampir teriak.

Di kamar, Nurul langsung cuci kaki, tangan, dan muka. Hidupnya memang selalu bersih! Setelah bersih-
bersih, dia mengganti baju dengan kaus yang agak kegedean dan celana.Terkadang sehabis sekolah pasti
Nurul selalu berenang,akan tetapi, ada sekelompok CKTM. Cowok Kece Tapi Miring.Ketika Nurul sedang
berkaca dari dalam kamar, dia dengar suara Rian dan kawan-kawannya yang lagi ngomongin sesuatu.

"An, tadi lo lihat, nggak, anak barunya?" suara Axel.

"Lihat, lah. Dia kan sekelas sama kita. Lo gimana, sih?" cetus Rian.

"Cakep banget yak, blasteran Brooo!" sahut Finn nggak nyantai.

"Ciyus lo?" "Iya. Gila, cantik banget!" ujar Steven.

"Siapa sih orangnya? Gue penasaran."tanya Finn

"Namanya siapa ya? Gue lupa. Tapi, cantik banget anaknya," tukas Rian.

Nurul yang mendengar nya merasa hati sedang ditusuk-tusuk pisau yang sudah dipanasin. Sakit. Panas.
Namun dia berpikir tenang karena Rian hanya bilang cantik,belum bilang suka.

"Lo suka sama tuh anak baru, An?"

"Nggak, lah! Ya kali gue langsung suka."ketus Rian.

"Huft !!!" dekusan Nurul.

Nurul yang bukan siapa-siapanya Rian tetap tidak berhak jikalau suatu saat nanti Rian menyukai
perempuan lain.Nurul merasa cukup sudah menjadi sahabatnya.

Jika jujur atas perasaannya maka persahabatan mereka akan retak dan malah membuat dia sengsara.
Dia langsung buka pintunya dan berjalan dengan santai ke kolam renang, Sekilas, dia lihat mereka lagi
main PS sambil ngemil.

Duduk di tepi kolam sambil mencelupkan kakinya ke kolam. Dengan sebuah buku kecil yang bermama
binder itu,ia menggoreskan tinta perihal hidup,pengalaman, curhatan, ada juga tentang Rian. Terlihat
sedikit aneh, cewek sedikit tomboi seperti Nurul memiliki hoby menulis di diary. Dia memang memiliki
cita-cita menjadi penulis.Tetapi penulis satu ini hanya memiliki gambaran cerita,kisah ,dan curhatan
tentang perasaan nya di setiap harinya bersama Rian. Istilah lain dari posisi Nurul ada zona nyaman
dalam sebuah persahabatan antara lelaki dan perempuan.Benar perihal kalimat yang menyatakan tidak
ada persahabatan yang murni tanpa adanya perasaan salah satu diantara lelaki ataupun
perempuannya .Apalagi mereka sudah dari kecil bersama hingga masa-masa pubertas mereka.
EPISODE 3

Sudah beberapa hari mereka menjadi anak kelas 2 SMA, makin hari makin susah materi yang di
pelajar,apalagi PR-nya terkadang menumpuk.

"Bel, berangkat yuk!" ajak Rian.

"Bentaaaaaarrr, gue belum selesai nyatetnya nih," tahan Nurul

"Nyontek aja kelamaan iuh deh"hina Rian.

Meskipun mereka beda kelas, tapi PR-nya tetap sama.

"Yaelahhh, lelet banget sih lo! Kena karma, kan, lo ngatain gue lelet waktu itu" cibir Rian. "Dih, bawa-
bawa karma.lh, lo aja yang telat kasih tahu gue."elak Nurul.

"Salah sendiri, kenapa kemarin lo nggak tanya gue?" tukas Rian.

"Ya, gue kan lupa Duh, jadi nyolot-nyolotan gini, kan.Terserah lo deh!"sahut Nurul.

Lima menit kemudian akhirnya, PR Nurul selesai.

"YES! Kalau sampai nggak selesai, bisa-bisa gue dikasih hukuman yang aneh-aneh tuh dari Pak
Doni.Nih !!!" ucapnya sambil menyerahkan buku tulis Rian.

"Iya, eits, lo nggak bilang apa-apa?"tanya Rian.

"Makasihhhhhh, sahabat gue yang paliiinggg baikkk," kata Nurul dengan nada yang dibuat-buat.

Sebenarnya,ia pengin bilang yang paliiinggg ganteng,tapi nanti dia takut Rian ke-ge-eran terus malah
bilang Nurul modus.

"Iya iya. Coba sekali lagi ngomong gitu, Rul?" pinta Rian.

"Nggak," jawabnya datar.

"Ayolah," mohon Rian.

"Emang mau ngapain, sih? Nge-funs lo sama gue?"Curiga nih gue."Tuh, kan, pasti ada apa-apanya,
nih."ledek Nurul.

"Nggak ah, ngapain. Jijik gitu gue.Udah ah, berangkat yuk!" ajak Rian sembari mengambil kunci
motornya.

"Ayuk!"kata Nurul

Sesampainya di sekolahan.....
"An, udah sana, lo ke kelas,risih gue dari tadi diliatin mulu sama cewek-cewek ga jelas itu." usir Nurul
secara halus.

"Iya, iya, gue balik. Lagian, ngapain dipikirin?" tanya Rian sambil melihat sekelilingnya.

"Nggak kok! Udah balik cepet!"sahut Nurul

"lyaaa, lo yang rajin ya belajarnya," kata Rian sambil mengacak-acak rambutnya.

"Hmmm, rambut gue berantakan, kan?! Ah, nyebelin lo!"rengek Nurul.

Dan, Rian hanya cengengesan sambil berlari kecil ke kelasnya. Tanpa dia sadar, dia sudah membuat
jantung Nurul deg-degan.

"Gila! Gila. Gila. Gila. Dia nyadar, nggak, sih?! Dia itu cool banget! Sumpah ya! Ah, daripada gue
geregetan sendiri, mending gue masuk kelas deh." gumam Nurul dalam hatinya.

Di kelas 11 IPA 2, banyak banget yang sedang membicarakan tentang ekskul.Nurul sudah pasti ikut
ekskul basket.

"Rat, lo ikut ekskul apa?" tanyanya sambil menaruh tas di bangku.

"Yaaa, paling basket lagi," jawabnya sambil ngaca menggunakan kamera depan ponselnya.

"Sama dong! Tapi, gue bosen kalau basket doang."jawab Nurul.

"Iya sih! Terus, emang lo pengin ekskul apa selain basket?"tanya Ratna.

"Nah! Justru itu gue bingung," sahut Nurul dengan lesu.

"Piano, gimana?" usul Ratna.

"Piano? Hmmm, gue bisa dikit sih main piano. Ah, tapi ada yang lebih jago dari gue tuh, minder ah!"
kata Nurul.

"Emang siapa, Rull?" tanya Ratna sambil mengerutkan dahinya.

"Ituuu, adik kelas kita. Siapa tuh namanya? Ih, gue lupa kan." sahut Nurul.

"Ciri-cirinya?"tanya Ratna.

"Yang kalau ke mana-mana selalu bertiga, orangnya cantik,populer deh pokoknya."jawab Nurul.

"Ohhh!!!Gue tahuuu!!!" jawab Ratna histeris.

"Siapana? Cepetan sebutin namanya!" ujar Nurul yang ikutan histeris.

"Nadia Aurellyn Bellania!!!"jawab Ratna.


"Nah iya ituuu!!! Duh bisa lupa gini gueee!!!" pengakuan Ratna sambil mengelus-elus dahinya. heboh
sambil mengacungkan dua jempolnya.

"Gue denger-denger sih, dia belajar piano dari waktu kecil.Gue lupa dari kapan."kata salah satu teman
nya yang sudah mendengarkan cerita Ratna dan Nurul.

"Kok kita jadi stalker gini, ya?" tanya Nurul bingung.

"Iya ya?" sahut mereka dengan kompak.

Dan, detik selanjutnya tawa mereka pecah karena menyadari kekonyolan tingkah mereka berdua.

Sehabis ngacak-acak rambut Nurull, Rian langsung ke kelas 11 IPA 1. Tidakk tahu sejak kapan, ngacak-
acak rambutnya Nurul sudah menjadi rutinitas Rian. Pada waktu Rian berlari-lari kecil menuju kelas ,ada
beberapa cewek yang senyum ke dia, malah ada yang bilang hai. Tapi,hanya Rian balas dengan senyum,
memang susah menjadi cowok most wanted. Di kelas, Rian langsung disapa sama teman-teman
seperjuangannya.

"Eh, dos dateng tuh," kata Axel yang bisik-bisik, tapi masih terdengar oleh Rian.

"Heh, hisik bisik aja nggak becus lo," sindirnya, lalu Rian menaruh tas di bangku dan duduk di situ.

"Kok, tumben lo agak telat ke kelas?" tanya Finn.

"Biasa, lo kayak nggak tahu dia aja. Kan, harus nganterin si doi ke kelasnya dulu," kata Steven sambil
naik-turunin alisnya.

"Maksudnya doi aku sama Nurul?" tanya Rian.

"Ya iyalahhh!!!" jawab mereka serempak.

"Nggak ngerti gue. Gue sama Nurull sahabatan doang kali... bukan gebetan apalagi doi,Kenapa kalian
nyebutnya "doi"?"tanya Rian.

"Astaga, Rian" ujar Steven geregetan. "Lo itu bego, lemot, apa nggak peka, sih?"

"Loh? Kok, jadi nggak peka? Sumpah, Gue emang cuma anggep Nurul sahabat gue, kok. Nggak lebih.
Lagian kalau misalnya Nurul beneran suka sama gue, harusnya dia kasih "kode" gitu. Tapi, ini nggak
juga." jawab Rian yang kemudian Finn langsung nepuk pundaknya duluan.

"Jangan terlalu dipikirin, let it flow aja. Yang penting, lo harus peka sama lingkungan lo sendiri, terutama
temen deket sama sahabat lo"saran Finn.

Rian yang belum mengerti hanya mengerutkan dahi sambil mencerna kata-kata Finn barusan.

"Udah, yang penting, intinya lo harus peka dan jangan bikin orang itu kecewa," katanya lagi.

"Maksudnya orang itu' tuh, Nurul?" tanya Rian hati-hati.


"Kalau menurut lo itu Nurul, ya berarti lo harus lebih peka ke dia. Dan, jangan sampai lo salah orang."
saran Axel.

"Tapi, gue kan cuma anggep Nurul sahabat gue. Waktu kecil juga kita udah janji kalau kita bakal
sahabatan sampai selamanya," kata Rian kepada mereka.

"Bisa aja mulut lo yang ngomong gitu, tapi hati lo mungkin beda," sahut Axel.

"Lagian itu juga waktu kalian masih kecil," ujar Finn.

"Dan, kalian belum tahu apa yang akan terjadi," susul Steven.

"Sumpah, gue bingung apa yang kalian omongin," ucap Rian bingung.

"An, udah lo nggak usah pikirin terus. Inget kata-kata gue, let it flow aja," usul Finn sambil tersenyum.

"Alah, sok Inggris lo!" cibir Steven.

"You jahat banget deh sama eike, remuk hati eike, cyliin," kata Finn dengan gaya kemayu.

"Geli banget tahu, nggak, lo," desis Rian

"Sttt, Axel, Rian, Finn, Steven lo semua berisik banget, sih! Nggak lihat dari tadi Bu Shenna udah
ngelihatin kalian?" ucap Draco yang menghentikan obrolan kami berempat.

"Hah? Bu Shenna udah datang? Kok, gue sampai nggak tahu." ujar Axel

"Nggak," jawab semua berbarengan.

Draco cuma geleng geleng lihat tingkah mereka yang nggak jelas.

KRING!!! KRING!!!

"Yeeee Akhirnya, bel pulang sekolah udah bunyi juga. Udah lamai gue nungguinnya.Woy, lo pada mau ke
kosan gue lagi hari ini?" tanya Rian kepada mereka.

"Nggak deh, gue ada les," jawab Axel.

"Sebenernya, gue pengin, tapi hari ini ada acara keluarga," disusul oleh Finn.

"Gue nggak ikut deh. Hari ini jadwal gue bersantai ria di rumah," dan yang terakhir Steven.

"Ada-ada aja lo, Steve!"kata Rian.

"Iyalah ada, itu udah jadi bagian dari kehidupan gue," ucap Steven dengan kealayannya.

"Alay woi, alay," sahut Finn.

" Ya udah deh. Gue mau ke kelas sebelah dulu," pamit Rian.
"Bakkk, mau menjemput sang putri, Kereta kudanya mana, An ?" ledek Finn.

"Cieee.... "Terserah lo pada, dah. Oh iya, Finn, di belakang lo ada yang ngikutin tuh, 'Dia' lagi senyum ke
arah kita," kata Rian ke mereka dan langsung pergi ke kelas Nurul.

Mereka langsung pada drop mukanya. Apalagi, Sudah tidak heran Rian memang bisa melihat sosok-
sosok yang tidak terlihat.

"Doarrrr"kejutan dari Rian.

"Gila lo,mau jantung ku copot trs lo yang ganti in pake jantung mu ?"sentak Nurul.

"Baperan lo !!!" ledek Rian.

"Biarin"jawab Nurul.

"Rul, sebelah lo ada "itu",di punggung mu juga ada yang nemplok."ledek Rian.

"Biarin,ga bakal percaya gue sama lo" sahut Nurul.

"Ga asik lo Rul !!! oiya gue dapet salam nih dari 'dia' katanya, lo cantik banget.Sama ada yang lihatin lo."
rayu Rian yang tak kunjung mempan.

"Apaan si lo berisik banget deh. Gue mah kagak mempan ditakut-takutin gitu, Iya gue tau lo bisa lihat
"sosok itu". Tapi, gue udah terbiasa ditakutin gitu sama lo !" jawab Nurul yang semakin marah.

"Maaf ya ayaaang nya aa Riaaaan." rayu Rian yang membuat Nurul sedikit senyum-senyum malu.

"Geli !!!,udah cepetan ayo pulang,bentar lagi hujan"jawab Nurul yang sedang beterbangan
hati,jantung,dan jiwanya.

"Baik nyonya !"jawab Rian dengan tegas.

EPISODE 4

Sesampainya di kosan ,mereka berdua mengganti baju dan bersih-bersih di kamar masing-
masing,setelah selesai mereka makan siang yang kemudian dilanjutkan memutar salah satu musik yang
bener-bener membuat Nurul tersindir banget. Itu A salah satu lirik yang ngema banget dihatinya,
laguanya SSOS judulnya "Heartbreak Gal". Lagunya enak banget. Tapi liriknya tentang friend zone, Nurul
sudah lama menyukai Rian. Dari kelas kelas 7. Waktu itu ia pikir hanya suka-sukaan biasa. Ternyata,
semakin bertambah umur, semakin bertambah juga rasa sukanya pada Rian. Semenjak itu, Nurul
berusaha untuk menutupi rasa sukanya pada Rian. Dia tidak mau rasa egoisnya makin bertambah.
Jadi,ia berpikir menyimpan nya lebih baik.

"Rull, lo kenapa sih dari tadi diem aja?" tanya Rian yang lagi main PS sambil ngemil.
"Hah? Nggak kok."jawab Nurul.

"Hemmm... kalau mau cerita, cerita aja ke gue. Siapa tahu gue bisa bantu."saran Rian.

" Gue nggak bisa cerita ke lo. Masa gue cerita tentang perasaan gue ke lo, orang yang gue suka."jawab
Nurul bisik-bisik.

"Apah,lo tadi ngomong apa,musiknya terlalu keras maaf gue nggak denger ?"tanya Rian.

"Syukur deh lo ga denger hahahaha" gumam Nurul tanpa sadar tertawa sendiri.

"Sinting lo !!!"tukas Rian.

"Riaaaan"panggil Nurul.

"Apaan ih geli banget manggilnya, nge-fans lo manggil-manggil gue?"ledek Rian.

"Dih, nggak usah ge-er lol Gue pengin manggil lo aja, kok."kata Nurul sambil cengengesan.

"Cih, bilang aja lo ngefans sama gue. Eh,udah dong jangan ganggu aku main PS,sanah kamu mainan apa
kek,barbie apa masak-masakan hahahaha"ledek Rian.

"Dasar nyebelin"dekus Nurul sambil beranjak pergi dari sofa.

Tiba-tiba ketika Nurul sedang beranjak pergi dari sofa ,Rian menarik tangannya hingga Nurul jatuh di
pangkuannya,mereka saling bertatapan layaknya sepasang kekasih. Setelah beberapa menit
kemudian....

" Rul,aku tahu apa yang sedang kamu rasakan saat ini." kata Rian yang serius.

"Aaaaaaa Tuhaaaaaaan apa yang sekarang aku lakukaaaaan,jantung ku sekarang dimana


letaknyaaaaa,enggak bisa gini terus nanti gue yang nggak bisa nahan merah nya pipih guaaaaa" suara
hati Nurul.

"Sebenarnya aku mengingikan sesuatu dari mu,dan itu hanya kamu yang bisa melakukannya untuk
ku,aku mohon kabulkan keinginan ku yang sudah lama aku pendam sendiri"ucap Rian yang semakin
serius.

Nurul pun hanya terdiam kaku tidak bisa menjawab ataupun melakukan apapun,apalagi semakin lama
wajah Rian di dekatkan ke leher Nurul dan telinganya.Kemudian Rian mengatakan sesuatu sambil
berbisik-bisik di telinganya Nurul.

"Itu di atas bibet ada roti tawar halus banget sama selai kacang yang kemarin aku beli di sukamart
sendiri ,terus di almari ada kopi kesukaan ku,buatin ya !!!" pinta Rian sambil tersenyum.

"Ogah !!!!" jawab Nurul dengan judes dan beranjak berdiri dari pangkuan Rian dengan rasa
kekecewaannya.
"Pleaseeeee my best friend."pinta Rian sambil mengedip-ngedipkan matanya.

Nurul yang kecewa tetap pergi menuju kamarnya dan melamunkan segala bayangan yang datang.

"Sial,aku kira dia menyukaiku,ternyata hanya meledekku,awas saja lo ya."dekus Nurul.

Kring...Kring... Kring....

Suara alarm kosan mereka berdua,Rian yang sudah bangun beranjak ke kamar mandi dan bersiap-siap
untuk sekolah dan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua .Kali ini bukan motor yang
disiapkan,melainkan mobil,benar ,mereka memang ada satu mobil milik Rian di garansi,hanya saja
terkadang Nurul ingin merasakan sesasi udara jalanan.

Setelah beberapa menit kemudian Nurul turun dari tangga dan menyantap sarapan yang sudah Rian
siapkan .Setelah habis Nurul keluar mencari Rian ,dan lagi- lagi Rian membuat kaget Nurul,namun mood
Nurul yang kemarin siang dibuat hancur oleh Rian tidak sama sekali merespon ,dia hanya berdiam diri
dan tidak menatap Rian sama sekali.Rian sudah meminta maaf dan membujuk Nurul .Tetapi Nurul sama
sekali tidak merespon ucapan Rian.Sepanjang jalanan hingga sampai sekolah Rian pun merasa ada yang
aneh dari Nurul,dan merasa ada benarnya juga ucapan teman-temannya kemaren.

"Lo kenapa, sih? Dari tadi nunduk terus."tanya Rian.

"Nggak apa-apa kok, gue takut tali sepatu gue tiba-tiba lepas, nanti gue jatuh." dusta Nurul dengan asal.

"Kalau lo jatuh, ya, gue tangkeplah nanti. Jadi, lo nggak perlu takut," kata Rian sambil mengalam senyum
yang bisa bikin cewek-cewek lain melting.

"Lo yakin bakal nangkep gue? Bahkan, di kenyataannya, lo sama sekali nggak sadar kalau gue udah jatuh
terlalu dalam sama lo. Lo itu terlalu nggak peka, An."jawab Nurul dengan lantang yang sedang tidak
sadar dan membuat Rian tercengang.

"Hah ? Lo serius?"tanya Rian.

"Anjir gue ngmng apa ih ,gila ya gue ."gumam Nurul dengan malu.

"Okeee, lo jangan mikirin yang aneh-aneh,gue tau lo lagi ga sinkron antara otak sama ucapan, yuk kita
ke kelas aku anterin ke kelas mu !!!" sahut Rian dengan mengacungkan dua jempolnnya.

Sehabis nganterin Nurul ke kelasnya, Rian langsung menuju kelasnya.Di kelas, sudah ada Finn, Steven,
sama Axel.

"Wah, wah, ternyata "dia masih nemplok di belakang Finn Kerjain ah."gumam Rian.

"Eh, ada Finn, gimana kemarin? Seru kan?" tanyanya kepada Finn.

"Hah? Maksud lo apaan?"tanya Finn.


"Itu, di belakang lo masih ada yang nemplok. Kayaknya dia suka sama lo deh, Finn," ujar Rian sambil
senyum jail.

Dan Rian langsung lihat sosok itu senyum ke arahnya.

"Tuh, dia lagi senyum ke gue Berarti, bener apa yang gue omongin."kata Rian.

"Ecies, Finn. Gebetan baru, nih?" ledek Axel.

"Ah, coba gue bisa lihat 'gebetan' lo, Finn. Siapa tahu cakep."ujar Steven.

"Buset, playbay banget lo. Setan aja lo ambill.Nih-nih, ambil dah sono, gue mah ogah" kata Finn sambil
lari ke sebelah Rian.

"Tuh setan nge-fans kali ya sama Finn, sampai sampai dia juga ikutin Finn yang sekarang udah di sebelah
gue."ledek Rian.

"Paan si ga jelas lu."jawab Finn

"Finn, lo mau lari ke mana juga dia bakal tetep ikutin lo udah gue bilang, dia nge-fans sama lo," ujar Rian.

"Dah, pengin deh punya fans setan kayak lo, Finn," ucap Axel yang pura-pura iri. "Sebenernya, ada juga
yang lihatin lo sih, Xel. Tapi, dari jauh gitu," kata Rian.

"Sumpah lo? Jangan bercanda, An. Gue cuma ngomong asal kok.Serius ga sih!

Ah, bodo. Orang lihatinnya jauh gitu.Terserah deh."jawab Axel.

"Kok, jadi pada ngomongin setan, nih?" tanya Steven bingung.

"Tahu tuh, gara-gara Rian," tunjuk Finn ke arahnya.

"Jadi, lo udah sadar belum, An?" tanya Axel.

"Sadar apaan? Gue nggak pingsan, kok," jawabnya.

"Dasar, lo manusia nggak peka!"kata Steven.

"Apaan sih," jawab Riam kebingungan.

"Oke, gue yang tanyain lebih detail aja, Xel. Jadi, lo udah sadar sama perasaan lo sendiri belum?" tanya
Finn.

"Perasaan? Perasaan ke siapa?"tanya Nurul.

"Sumpah ya, lo lemot apa bego, sih?!" ucap Steven yang sudah jitak kepalanya Rian.

"Oh!!! Gue tahu. Perasaan gue? Biasa aja kok ke dia. Udah gue bilang, gue sama dia selamanya tuh
sahabatan." jawab Rian.
"Yakin se-la-ma-nya?" tanya Axel.

"Yakin, lah. Lo nggak inget? Gue pernah cerita, kan, kalau gue sama dia udah janji waktu kecil, kalau kita
sahabatan sampai selamanya."jelas Rian.

"Terserah lo deh, yang penting jangan sampai lo nyesel," kata Finn.

"Maksudnya "nyesel" itu apa? Nggak tahu deh, gue bingung. sama perasaan ini."kata Rian.

Mereka pun mengabaikan ucapan Rian,karena sudah ada Bu guru yang datang untuk jam pertamanya.

Kring....Kring.... Kring...Suara bel pulang sekolah berbunyi,Rian tanpa berpamitan dengan teman-
temannya langsung berlari keluar ke kelasnya Nurul yang kebetulan Nurul sudah ada di depan kelas
menunggu Rian

"Rul, lo nanti ikut ekskul apa?" tanya Rian yang lagi lihat ke Nurul.

"Paling basket lagi, kalau lo?"jawab Nurul.

"Ya, basket juga. Tapi, gue bosen kalau basket doang, secara gue udah jago. Nggak menantang lagi."kata
Rian dengan mata dikedipkan.

"Gaya banget lo, sok jago. Tapi, gue juga bosen sih." cibir Nurul.

"Ekskul apa ya? Hm.... Gitar?"saran Nurul

"Boleh juga tuh kayaknya."respon Rian.

"Iya, lo ikut gitar aja," jawab Nurul (biar tambah kece, lanjutnya dalam hati.)

"Iya deh, gue gitar. Lo apa?" tanya Rian.

"Piano? Gitar? Gue nggak minat. Futsal? Mana bisa gue main. Fotografi? Iyaaa! Gue fotografi aja kali ya,
gampang itu mah! Tinggal gue jepret-jepret doang. Terus jadi deh," ujar Nurul panjang lebar.

"Lo ini ya, fotografi nggak jepret-jepret' doang juga kali, Rul !" cemooh Rian.

"Yaaa, pokoknya gitu deh," kata Nurul.

"Eh, gue mau tanya, boleh, nggak?"tanya Rian.

"Lo aja udah tanya itu."sahut Nurul.

"Terserah deh. Eh, misalnya lo punya gebetan, terus dia nggak peka sama lo gitu, lo mau apain tuh
cowok?" tanya Rian.

" Justru lo yang nggak peka, An."benak hati Nurul.


"Hm, gue sih nunggu aja sampai dia peka gitu, penginnya sih gue jitak, gue jambak, tendang, pokoknya
jiwa sadis gue deh, hahaha... "jawabnya sambil tertawa hambar. "Ohhh, misalnya dia nggak peka-peka,
lo mau terus-terusan nunggu?" tanya Rian lagi. "Penginnya sih nggak, tapi masa iya gue bilang ke cowok
yang gue suka, 'Eh, lo peka dong! Gue suka sama lo udah dari dulu! Tapi, lo nggak sadar-sadar!' Nggak
mungkin, kan, gue ngomong gitu?" kata Nurul

"(Asal lo tahu, An. Sebenarnya, kata-kata itu. yang gue pengin ungkapin ke lo. Demi persahabatan kita,
An, gue nggak bakal mau ungkapin perasaan gue ke lo. Gue takut. Gue takut kalau gue ungkapin
perasaan gue ke lo, persahabatan kita bakal hancur berkeping keping. Terus kita udah kayak orang yang
nggak kenal satu sama lain. Gue nggak mau hal itu terjadi. Gue rela ngorbanin perasaan gue demi
persahabatan kita. Kalau menunggu adalah hal yang terbaik buat gue, gue bakal menunggu sampai
menyadarinya, sampai kapan pun itu. "I'll wait as long as forever to be with you.)",monolognya Nurul di
dalam hati.

"Okay ,aku baru paham,dan cuuuuus kita pulang mempersiapkan akhir pekan kita dengan bersenang-
senang."ajak Rian.

"Cuuus."kata Nurul.

EPISODE 5

Hari ini hari Sabtu. Akhirnya, mereka bebas dari yang namanya sekolah.Waktu masih menunjukan pukul
delapanan. Nurul berniat mengajak Rian untuk jalan-jalan di taman kompleks .Setelah Nurul bersiap-siap
dia bergegas ke kamar Rian.

"An, bangun dong!!!" katanya.

"Apaan sih, gue masih mau tidur!" balas Rian yang masih di dalam balutan selimut.

"Bangun, temenin gue jalan-jalan!!!"kata Nurul.

"Itu udah ada yang nemenin lo! Di belakang lo... "kata Rian

Nurul langsung refleks nengok ke belakang.

" Apaan sih David! Nggak ada orang juga."dekusan Nurul.

"Ish. Nggak ada orang. Berarti....."ledek Rian dengan serius.

"DAVID, LO JANGAN NAKUTIN GUE, PLEASE! "rengek Nurul.

"Lagian lo rusuh banget, sih!" kata Rian dengan santai, lalu ia akhirnya keluar dari selimutnya dan
sekarang beresin kamar.

"Gitu kek dari tadi. Cepetan temenin gueeeeee!!!"paksa Nurul.


"Udah dibilangin, di belakang lo udah ada yang nemenin lo tiap hari, dih!" kata Rian.

"Udah dibilangin, gue maunya ditemenin sama lo aja. Gue nggak mau sama yang nggak ada wujudnya,
nggak jelas banget sih!" ujar Nurul.

"Wah,Rul. Jangan gitu lo. Marah tuh 'dia'-nya. Mukanya udah berubah jadi serem gitu lagi. Rul." kata
Rian.

Nurul langsung nutup mulutnya . Dalam hati, ia merutuki dirinya sendiri, kenapa dia bisa ngomong
seperti itu.

"An, jangan gitu, lah. Sumpah, gue jadi takut kan," katanya sambil merinding nggak jelas. , "kok rambut
gue kayak ada yang narik-narik gitu, sih? Awww !!! Kali ini rambut ku yang dikucir pony tail ditari
kenceng banget. Sakit banget. An tooolooongiiin dooong."pinta Nurul.

"Hm. Sebenernya, 'dia' lagi narik-narik rambut lo. Dia marah gara-gara lo ngomong gitu," jawab Rian
dengan ragu.

"Aaaaan, lo bilangin, dong. Jangan narik-narik rambut gue lagi. Please. Maafin saya 'Mbah'. Saya nggak
bermaksud apa-apa, kok "Nurul memohon.

Akhirnya, Rian pun "berkomunikasi" dengan "dia" biar nggak narik-narik rambut Nurul lagi.

"Masih berasa ada yang narik-narik, nggak?"tanya Rian.

"Ngga, udah nggak ada, sih, MAKASIH, DAVIIDDD!!! LO EMANG SAHABAT GUE YANG PALING
BAIK!!!"rayu Nurul dengan raut muka tidak tulus.

"Ya udah yuk jalan-jalan."ajak Rian.

"okey."sahut Nurul.

Di antara pepohonan yang hijau dan masih berembun dan udara yang dingin hingga menusuk paru-paru.

"Rul, lo jalan yang cepetan dikit kenapa?"kata Rian.

"iyaaaa",sahut Nurul

Di taman kompleks.Rian dengan semangat 45 nya berlari-lari kecil di sepanjang jalan. Sementara Nurul
hanya jalan biasa, itu pun dia terlihat tidak niat. Padahal dia yang mengajak Rian.

"Duh, gue masih kepikiran yang tadi tahu, nggak,Gila, serem banget, narik-narik rambut gue
gitu."sungutnya ke Rian.

"Yaelah, Rul. Nggak usah dipikirin lagi. Lagian 'dia' juga nggak ikutin lo lagi," kata Rian yang mencoba
menenangkan pikiran Nurul sembari merangkul bahunya.

"Ya, tapi kan, Gila. Ah, udahlah biarin , udah lewat "kata Nurul yang sambil menahan rasa senangnya itu.
"Nah, gitu dong," kata Rian lalu mengacak-acak rambut Nurul.

"Oh iya, hari ini Axel, Finn, sama Steven mau nginep di kos,"lanjutnya.

"Ya udah, nginep aja. Tapi, mereka tidur di mana nanti?" tanya Nurul kebingungan.

"Di kamar gue aja, kan kamar gue lumayan gede."ujar Rian.

"Lumayan doang? Itu kamar lo gede banget. Hampir sama kayak ruang tamu kos." ledek Nurul.

"Yaelah, tapi kosnya kan punya lo juga."kata Rian.

"Bokap gue, please."sahut Nurul.

"Rul, lo inget, nggak? Tempat ini?" tanya Rian yang menunjuk rerumputan hijau di bawah pohon.

"Inget banget," jawab Nurul dan seketika memori-memori yang ada di otaknya berputar dengan
lancarnya.

"An, kamu kok kayak lagi ngumpetin sesuatu, sih?" tanya Nurul dalam versi kecil.

"Hah? Nggak kok," jawab Rian kecil yang sedang duduk di rerumputan hijau dengan gugup..

"Kamu bo'ong, kan? Udah ngaku aja."kata Nurul kecil.

"Rul, sebenernya aku bikin ini buat kamu," ucap Rian kecil yang sedang menunjukkan flower crown
buatannya sendiri, lalu memakaikannya di atas kepala sahabatnya. Nurul yang kaget karena tindakan
sahabatnya itu hanya bisa menunduk menyembunyikan rona merah di pipinya.

"Aku bikin itu sendiri, sampai-sampai jari aku ada yang berdarah, tapi nggak apa apa kok, kan buat
Nurul, hehehe......"tutur Rian dengan jujur.

Rona di pipi Nurul seketika pudar dan tergantikan oleh mimik wajahnya yang ingin menitikkan air mata.

"Loh? Kamu kok nangis sih, Rul? Flower crown-nya jelek, ya?" tanya Rian.

"Maafin aku,An.Gara-gara aku, jari kamu jadi berdarah, deh."ujar Nurul.

"Nggak nggak apa-apa. Lagian, udah nggak berdarah lagi. Kamu jangan nangis lagi, ya," ucap Rian sambil
menghapus air mata yang mengalir di pipi Nurull.

"Tapi, maaf ya...."kata Nurul kecil.

"Nggak apa-apa kok, Rul, kamu mau kan janji sama aku?" tanya Rian kepada Nurul yang sudah tidak
menangis lagi.

"Janji apa?"tanya Nurul.


"Kamu harus janji ke aku, kamu harus simpen flower crown yang aku buat sampai kita gede, ya!!!" ucap
Rian dengan bersemangat.

"Okee!!! Kamu juga harus janji sama aku," balas Nurul tak kalah bersemangat.

"Janji apa dulu?"tanya Rian.

"Kamu harus janji sama aku, kalau kita bakal bersahabat sampai selamanya, ya???" kata Nurul.

"JANJI!!!"sahut Rian.

sksksksksksksks,memori pun hancur seketika saat Rian bertanyaaa...

"Rul, lo masih simpen kan flower crown buatan gue?" tanya Rian yang udah duduk di rerumputan.

"Masihlah, kan kita udah janji," jawab Nurul sambil senyum.

"Lo juga masih mau pakai, kan?"kata Rian.

"Masih, kok."sahut Nurul.

"Terus, kita bakal sahabatan sampai selamanya juga, kan? Rul, ingat. Jangan sampai persahabatan ini
dihancurin sama sifat egois lo. Ingat, Rul ."kata Rian.

"Pasti!!! Kita bakal sahabatan selamanyaaa," ujar Nurul dengan semangat.

"(Kalau ini emang yang terbaik buat gue, gue pasti bakal terima, walaupun harus mengorbankan
perasaan gue sendiri.)"benak hati Nurul.

Keadaanpun semakin hening,entah satu sama lain sedang memikirkan apa.Keheningan terpecahkan
ketika mereka berdua mendengar teriakkan ibu-ibu yang sedang mengejar anaknya yang sedang berlari-
lari kecil menuju jalan raya sebrang.Nurul yang melihat dengan refleks berlari menuju anak kecil
tersebut.

"Rul lo mau kemana."tanya Rian.

"Bentar ada anak kecil itu lucu banget mau ke sini."jawab Nurul .

"Hati-hati banyak kendaraan."saran Rian.

"iyaaaaaa"jawab Nurul dengan teriak sembari berlari.

Setelah berhasil mendapati si anak kecil itu,Nurul terlihat sangat bahagia dan dimata Rian tiba-tiba Nurul
begitu sangat cantik ,layaknya bidadari.Namun lamunan Rian terpecah oleh suara tlakson truk gandeng
yang ada di belakang Nurul.Dan dengan refleks Rian berdiri.

"NURUUUUUULLL,AWAS ADA TRUK DI BELAKANG MUUUUU."teriak Rian.


Nurul pun langsung menengok dan mendorong si anak kecil itu ke tepian,suara ibunya pun semakin
keras setelah ia tenang ketika anaknya sudah ada yang menjemput.Karena jarak truk tidak jauh, seketika
dalam kejapan mata saja .

EPISODE 6 (akhir)

"AAAAAAAA."teriak Nurul.

Tiiiiiiiiiiiit,KRADAK

"RUUUUUULLLLL."teriak Rian sambil berlari menuju Nurul yang sudah terhempas jauh dan tergeletak
pinsan di jalan dengan kepala yang mengeluarkan darah begitu banyak.

Seketika jalanan ramai dikerubungi orang,termasuk mereka yang sedang berlalu lalang pun turut
mengerubungi.

"Apa yang kalian sedang lakukan,gila ya kalian,cepat panggil ambulan ,toloooong ,toloooong kamiiii aku
mohoon."tangis Rian .

"Ya mas sebentar lagi ambulan datang,tenang mas tenang."kata salah satu orang di situ

"Apaan si lo Rul,udah gila ya lo,gue udah bilang hati-hati kenala lo sampe begini ,gue benci lo kek gini
"teriak Rian sambil merangkul Nurul yang tidak bisa membuka matanya apalagi menjawab perkataan
Rian.

WIIIW...WIIW ...WIIIW ...WIIIIW suara sirine ambulan dan Polisi datang,Segera Nurul di masukkan dalam
mobil ambulan dan polisis langsung membubarkan warga yang mengerubung kecuali beberapa orang
untuk menjadi saksi termasuk ibu yang tadi mengejar anak nya.

Sesampainya di Rumah Sakiit

"DOOOOOK,SUSTEEEER,DIMANA KALIAAAAN,CEPAT SELAMATKAN DIAAA."teriakan Rian sampai


terdengar kemana saja

"Cepat bawa UGD Sus,pasang oksigen dan bersihkan darahnya segera."ucap salah satu dokter di UGD.

"Maaf mas,anda dilarang masuk,biar kami yang menanganinya."ucap salah satu suste sembari menutup
pintunya.

"Enggak bisa sus,aku harus tau keadaannya,aku harus ada di sampingnya sus,sus buka sus bukaaaaaa."
teriak Rian sambil memukul-mukul pintu yang kemudian dihentikan oleh satpam.

"Mas ini rumah sakit,hargai peraturan,yang sedih tidak hanya Anda,bahkan yang sudah jelas-jelas
kehilangan nyawa orang yang di sayangnya hari ini juga banyak." ucap satpam menenangkan Rian.
Rian pun sesikit tenang dan duduk sembari menangisi Nurul terus menerus hingga air mata serasa sudah
tidak bisa keluar lagi.Hanya penyesalan pada dirinya sendiri yang kini ia rasakan,ia sudah mengingkari
janjinya,untuk sehidup semati menjaga sahabatnya tersebut.Tidak lama kemudian..

Tulit ..Tulit ...Tuliiit...Dering ponsel Nurul berbunyi,dan itu ternyata orang tuanya,secepat itu informasi
menyebar kemana-mana.

"Hallo Om Tante."isak Rian masih terdengar.

"Rian ,jelasin sama Om dan Tante ,apa benar terjadi sesuatu sama Nurul,tante barusan mendengar
kabar bahwa penghuni rumah yang ada di kompleks rumah tante kecelakaan."tanya orang tua Nurul
dengan tegas.

"Benar Om Tante ,maafin Rian nggak becus jagain Nurul."jawab Rian dengan suara tangisnya yang
semakin histeris.

Tiba-tiba sambungan terputus,dan ponsel Rian berbunyi, ternyata telpon dari temannya,yakni Finn yang
sudah dalam perjalanan bersama Axel dan Steven menuju rumah sakit yang di tujukan oleh berita.

"Hallo,lo sekarang dikamar mana An ,gue sama temen-temen lagi dalam perjalanan."tanya Finn dengan
tergesa-gesa.

"Masih di UGD,dari tadi belum ada kabar dari dokter lagi."jawab Rian.

"Okeyy sabar kita udah mau sampai ." kata Finn.

"Dengan keluarga pasien ?" tanya dokter.

"Ya benar saya Dok, bagaimana keadaannya ?"tanya Rian balik.

"Kondisi pasien sangat memperhatikan,beliau kehilangan banyak darah di kepalanya,dan terjadi


benturan pada salah satu tulang kakinya yang menyebabkan keretaran dan butuh tindak lanjut operasi
dan donor darah dari orang lain."jelas Dokter

"Ambil saja darah saya sekarang Dok,saya mohon,kebetulan darah saya sama dengan pasien."paksa
Rian.

"Apakah Anda suaminya?".tanya Dokter.

"Tidak penting siapa saya ,yang saya pentingkan keselamatannya sekarang juga ,tolong Dok lakukan apa
saja yang terbaik untuknya "paksa Rian.

"Baiklah,siapkan diri Anda,tenangkan diri Anda terlebih dahulu,karena pendonoran darah harus tensi
yang stabil,jika tidak akan menyebabkan suaru kefatalan."saran Dokter.

"Siap Dok." ucal Rian.


Tidak lama kemudian teman-temannya datang dan merangkul Rian sembari menanyakan kondisi
Nurul .Rian pun menjawab semua penjelasan dari dokter tadi,dan teman-temannya menenangkan Rian.

"Bagaimana mas ,apa Anda sudah siap?" tanya Suster.

"Ya ,saya siap."jawab Rian sambil memasuki ruangan UGD dan donor darah pun berjalan lancar.

Sedangkan di luar, teman-temannya kedatangan orang tua Nurul yang sudah panik dan menanyakan
kondisi Nurul serta mencari Rian.

"Bagaimana kondisi anak saya,dan dimana Rian,kenapa dia tidak ada di sini."tanya Mamah nya Nurul.

"Nurul ada di dalam,masih dalam penanganan dokter,dan Rian sedang di dalam juga ,dia sedang
mendonorkan darahnya untuk Nurul,dikarenakan Nurul kehilangan banyak darah saat kecelakaan
tadi."penjelasan dari Axel.

"Lalu bagaimana kronologi yang sebenarnya, kenapa bisa sampai begini ?"tanya Ayahnya.

"Untuk kronologi yang tahu hanya Rian dan beberapa saksi yang sekarang masih di interogasi oleh pihak
berwajib."jelas Steven.

"Astagaaaa kenapa hal seperti ini bisa terjadi pada anak ku ya Alloh."ucap Mamahnya.

"Sabar tante, Nurul baik-baik saja kok,namanya juga takdir,semua sudah di tuliskan oleh Sang Maha
Kuasa."ucap Finn untuk menenangkan orang tua Nurul.

Tidak lama kemudian Rian keluar dengan dua suster dan satu dokter.Seketika melihat Ayahnya
Nurul ,Rian langsung berlari dan bersujud di depan nya.

"Maafin aku Om ,ini semua gara-gara aku,aku ga bisa jagain Nurul dengan baik."ucap Rian.

"Udah-udah ,anak Om yang ganteng bangun sekarang,yang Nurul butuhkan sekarang suport kita ,yuk
sama-sama doain kebaikan Nurul."ujar Ayahnya Nurul.

"Bagaimana kondisi anak saya Dok,apa baik-baik saja ?"tanya Mamahnya Nurul dengan tergesa-gesa.

"Untuk pendarahannya sudah membaik pesat,untung saja ada Mas Rian yang kebetulan darahnya
cocok,mungkin kalau terlambat pendonoran darahnya bisa berisiko fatal."jelas Dokter.

"Sayaaaang,makasi yaaa, Rian udah menyelamatkan anak tante "sembari merangkul Rian yang sudah
seperti anaknya sendiri.

"Enggak Te,ini semua salah Rian.maafin Rian."ucap Rian

"Sudahlah ini sudah takdir."kata Mamahnya Nurul sembari mengelus-elus punggung Rian.

Dan suasana semakin haru, teman-temanya yang hanya bisa menyaksikan tontonan menyedihkan dan
terharu akan keharmonisan Rian dengan Keluarga Nurul , benar-benar takjub.
"Ya sudah saya akan melanjutkan penanganan selanjutnya dan memindahkan Nurul ke ruang
operasi,hanya operasi kecil ,pihak keluarga tidak perlu takut dan risau."kata Dokter.

"Terimakasih,tolong berikan yang terbaik untuk anak saya.",pinta Ayahnya Nurul.

"Pasti.",jawab Dokter.

Setelah melakukan operasi kecil,Nurul pun dipindahkan ke ruang rawat biasa,dan Rian masih saja
menangis sampai matanya sudah seperti tidak bisa melihat lagi,saking bendulnya.

"Maaf ,demi keamanan dan kebaikan pasien,saya harap ketika menjenguk ke kamarnya satu orang
maksimal 2 ya."saran Dokter.

"ya dok."jawab Axel, Steven,dan Finn kompak.

"Terima kasih Dok."ucap Rian

"Ya sama-sama,sudah menjadi kewajiban saya.Saya pamit dulu."ucapnya.

Mamah dan Papahnya langsung masuk ke kamar Nurul, beliau tidak sabar untuk melihat
anaknya.Setelah bergantian menjenguk Nurul,giliran Rian yang belum,Rian memang sengaja terakhir an
karena ia juga yang akan menjaga Nurul .Dan beberapa menit kemudia orang tua Nurul pamitan untuk
pulang terlebih dahulu,karena beliau sudah mempercayakan Rian untuk menjaga Nurul, begitupun
dengan temannya , teman-temanya ijin pulang dulu,karena hari sudah mulai gelap,pasti orang tua
mereka mengkhawatirkan.

"Tante sama Om pulang dulu ya,titip Nurul,kabarin segera kalau ada apa-apa."ijin Mamahnya Nurul.

"Kita juga ya An,pulang dulu,udah dicari in mamah ni kita."kata Axel sebagai perwakilan.

"Iya ati" Om Tante,Makasih juga ya teman-teman,udah mau nemenin aku di sini.",kata Rian.

"Iya sama-sama ,kita kan sahabat,harus ada saat susah maupun senang."kata Stevan sambil menepuk
pundak Rian.

"Tante sama Om bersyukur , Nurul di kelilingi teman-teman yang baik banget kaya kalian."kata
Mamahnya Nurul.

"Biasa aja kok Te."ucap Axel dengan mata genitnya.

"Ya sudah ,yok keluar bareng om tante."ajak Steven.

"Iya ayok."jawab Ayahnya Nurul.

Setelah beberapa langkah mereka meninggalkan Rian , tiba-tiba Finn berbalik arah dan mengatakan
sesuatu di telinganya Rian.
"Ingat kataku,jangan sia-sia in orang yang peduli dan cinta banget sama elo,kalau sampai detik ini lo
nggak bisa bedain mana cinta dan sahabat ,jangan salahin diri lo sendiri ,suatu saat lo akan kehilangan
keduanya."ucap Finn sambil bergegas mengejar temannya lagi.

Rian hanya berdiam sendiri dan merenungkan semua ucapan Finn , kemudian ia berjalan memasuki
kamar rawat Nurul.Duduk lah Rian di samping ranjang pasien yakni sabahatnya sendiri.

"Rul lo baik-baik saja kan,apa yang lagi lo rasain sekarang ,sakit ? sebelah mana yang sakit Rulll,tolong
jelaskan ,ayo cerita sama akuuu,kamu udah janji apapun yang kamu rasain susah senang sakit bakalan
cerita sama aku."kata Rian sambil menggenggam tangan Nurul dan sesekali ia mencium nya.

"Rul ,aku harap di pagi yang cerah besok,kamu sudah bangun yaaa,aku kangen sama bola mata mu yang
selalu menatap aku dengan ketulusan hati mu ."kata Rian

Malam pun sudah berlalu,tanpa ia sadari ,semalaman ia tertidur di perut Nurul dan tidak lama kemudian
Nurul membuka matanya ,dan melihat wajah sahabatnya yang sangat lebam sehabis nangis semalaman,
Nurul pun mengelus-elus rambutnya ,dan membuat Rian terbangun,tetapi Nurul pura-pura tertidur
kembali.

"Wuaaaaaah,Nurul yang cantiiiik,sabahatku dari kecil, kenapa belum bangun,bukannya aku sudah
menyuruh mu bangun di pagi hari ini, kenapa kamu belum bangun siiih."sambil mengecup kening Nurul.

"Ini si gila,gue nggak mimipi kan ,,gue asli di cium Rian kan,ya ampuuuun,seneng banget gue"ucap Nurul
dalam hatinya.

"Beberapa hari ini Finn dan temen-temen sering nasehatin aku perihal peka terhadap apa yang ada di
sekitarku,dan aku mulai mencerna omongan mereka,entah ini hanya perasaanku atau juga terjadi
padamu,aku seperti menyayangimu lebih dari sayangnya sahabat,melainkan cinta,setiap malam dan
melihatmu aku merasa ada hal yang besar dalam hatiku,aku ragu dan takut untuk bercerita dan
menanyakan rasa ini padamu,tapi aku malu dan cuma bisa mendem sendiri,karena dulu kita udah
terlanjur janji untuk jadi sahabat selamanya.Tapi aku baru sadar, kalau aku ini mencintaimu dari dulu,I
love you Nurul.Sampai kapanpun aku akan ada di sisimu."ucap Rian sambil mengecup tangan Nurul.

"Aku cuci muka dulu ya,sehabis cuci muka ,kamu harus janji udah bangun ya sayang."kata Rian sambil
mengelus-elus rambut Nurul.

Rian pun beranjak berdiri dan mau meninggalkan ruangan,tetapi ketika sedang berdiri di tariknya tangan
Rian oleh Nurul hingga Rian terjatuh di dadanya Nurul.Setelah wajah saling berdekatan,Nurul membuka
mata yang tadinya memang sudah sadar tetapi berpura-pura belum sadar.Setelah bertatapan Nurul
menggapai mulur Rian dengan mulutnya,ketegangan dan Rian terkaget ,tetapi apalah daya,mereka
terjebak dalam perasaannya masing-masing,adegan berciumanpun terjadi .

"Aku juga mencintaimu An,aku sudah lama mencintai mu,aku kira cintaku bertepuk sebelah tangan,aku
juga takut untuk mencoba mengatakan semua ini sama lo,tapi sekarang aku sudah tau kau ternyata
mencinta ku juga." kata Nurul yang sudah tidak lagi berciuman dengan Rian.
"Terimakasih atas kejujuran mu,gue nggak pengin lo jauh-jauh dari hidup gue,dan gue minta lo sembuh
secepatnya,dan satu lagi gue pengin lo jadi pacarku,sabahatku ,dan teman hidupku."pinta Rian.

"Aku mau ."jawab Nurul.

Seketika Rian langsung mencium bibir Nurul kembali dan memeluknya erat , tanpa mereka sadari
dibelakang mereka sudah ada teman-temannya yakni Finn,Steven,dan Axel.Tidak tertinggal pula orang
tua Nurul pun sudah menyaksikan semua yang terjadi.Dengan rasa malu mereka berdua meminta maaf
dan kehebohan teman-temannya berteriak keras mengumumkan jadian Rian dan Nurul di live
Instragram nya.

Rian meminta restu untuk tetap bisa menjaga Nurul dan berada di sisinya selamanya ,dan berharap
diberi restu untuk melamarnya sekarang,urusan menikah besok kalau sudah tamat kuliah dan sama-
sama sukses.Dan orang tuanya pun merestui hubungan mereka, begitupun orang tua Rian yang sedang
di luar negri dikabari,dengan senang hati mereka pun merestui .Hubungan Friend zoon mereka tidak
bertepuk sebelah tangan ,ternyata mereka saling mencintai,mustahil dua manusia lawan jenis bersama
setiap saat tidak memiliki perasaan satu sama lain,dan mustahil pula bersahabatan dengal lawan jenis
tidak menarik perasaan sedikit pun,baik dari pihak A atau pihak B.

~oo0oo~

Anda mungkin juga menyukai