Kelompok : 1 (satu)
Kelas : R-003
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
“Pengelolaan Peserta Didik” dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2.2 Bagaimana tujuan dan fungsi dari pengelolaan peserta didik ?
1.2.3 Bagaimana prinsip dalam pengelolaan peserta didik ?
1.2.4 Bagaimana pendekatan manajemen dalam pengelolaan peserta didik ?
1.2.5 Bagaimana rekrutmen dalam pengelolaan peserta didik ?
1.2.6 Bagaimana penempatan dlam pengelolaan peserta didik ?
1.2.7 Bagaimana pembinaan peserta didik dalam pengelolaan peserta didik ?
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi dan
pembelajaraan landasan pendidikam khususnya pengetahuan tentang “Pengelolaan
Peserta Didik”.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta
didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus
sekolah. Knezevich (1961) mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel
administration sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan,
pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran,
layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai
ia matang di sekolah.Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan.
Adanya kesamaan-kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan kensekuensi
kesamaan hak-hak yang mereka punyai. Kesamaan hak-hak yang dimiliki oleh anak itulah,
yang kemudian melahirkan layanan pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan
(schooling). Dalam sistem demikian, layanan yang diberikan diaksentuasikan kepada
kesamaan-kesamaan yang dipunyai oleh anak.
3
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen Peserta Didik
atau Pupil Personnel Administration adalah layanan yang memusatkan perhatian pada
pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan,
pendaftaran, layanan individuan seperti penggembangan keseluruhan kemampuan, minat,
kebutuhan sampai ia matang di sekolah.Manajemen Peserta Didik juga dapat diartikan
sebagai suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah
mulai dari perencanaan, penerimaan siswa, pembinaan yang dilakukan selama siswa berada
di sekolah, sampai dengan siswa menyelesaikan pendidikannya di sekolah. Dengan kata lain
manajemen kesiswaan merupakan keseluruhan proses penyelenggaraan usaha kerjasama
dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah.Dengan
demikian Manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk kegiatan-kegiatan pencatatan
peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas, yang secara operasional dapat
dipergunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik melalui proses pendidikan.
Tujuan Manajemen Peserta Didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah);
lebih lanjut, proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib
dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan. Tujuan Manajemen Peserta Didik adalah menata proses
kesiswaan mulai dari perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan
tujuan institusional yang berlangsung secara efektif dan efisien.
Fungsi Manajemen Peserta Didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk
mengembangakan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi
individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
Agar tujuan dan fungsi manajemen peserta didik dapat tercapai, ada beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut:
1) Penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat program
dilaksanakan.
2) Manajemen peserta didik harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung
terhadap tujuan manajemen sekolah secara keseluruhan
4
3) Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan
dan dalam rangka mendidik peserta didik
4) Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan
peserta yang mempunyai keragaman latar belakang dan punya banyak perbedaan
5) Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap
pembimbingan peserta didik
6) Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta
didik
7) Kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik, baik
di sekolah lebih-lebih di masa depan
Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah: sebagai wahana bagi peserta didik
untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi
individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi
peserta didik lainnya.Fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai
berikut:
1.Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, ialah agar
mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat.
5
Potensi-potensi bawaan tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan
khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
2.Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar peserta
didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orang tua dan keluarganya,
dengan lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakatnya. Fungsi ini
berkaitan dengan hakekat peserta didik sebagai makhluk sosial.
3.Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah agar
peserta didik tersalur hobi, kesenangan dan minatnya. Hobi, kesenangan dan minat peserta
didik demikian patut disalurkan, oleh karena ia juga dapat menunjang terhadap
perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan.
4.Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik ialah
agar peserta didik sejahtera dalam hidupnya. Kesejahteraan demikian sangat penting karena
dengan demikian ia akan juga turut memikirkan kesejahteraan sebayanya.
Yang dimaksudkan dengan prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani dalam
melaksanakan tugas. Jika sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani lagi, maka akan tanggal
sebagai suatu prinsip. Prinsip manajemen peserta didik mengandung arti bahwa dalam rangka
memanaj peserta didik, prinsip-prinsip yang disebutkan di bawah ini haruslah selalu dipegang
dan dipedomani. Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai
berikut:Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen
sekolah. Oleh karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung
terhadap tujuan manajemen secara keseluruhan. Ambisi sektoral manajemen peserta didikB
tetap ditempatkan dalam kerangka manajemen sekolah. Ia tidak boleh ditempatkan di luar
sistem manajemen sekolah.
Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan
dan dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala bentuk kegiatan, baik itu ringan, berat,
disukai atau tidak disukai oleh peserta didik, haruslah diarahkan untuk mendidik peserta didik
dan bukan untuk yang lainnya.Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah
6
diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang
dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik, tidak
diarahkan bagi munculnya konflik di antara mereka melainkan justru mempersatukan dan
saling memahami dan menghargai.Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang
sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik. Oleh karena membimbing,
haruslah terdapat ketersediaan dari pihak yang dibimbing. Ialah peserta didik sendiri. Tidak
mungkin pembimbingan demikian akan terlaksana dengan baik manakala terdapat
keengganan dari peserta didik sendiri.Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong
dan memacu kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian demikian akan bermanfaat bagi
peserta didik tidak hanya ketika di sekolah, melainkan juga ketika sudah terjun ke
masyarakat. Ini mengandung arti bahwa ketergantungan peserta didik haruslah sedikit demi
sedikit dihilangkan melalui kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik.
Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan
manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik baik di sekolah
lebih-lebih di masa depanManajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan
data peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional
dapat digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik melalui proses pendidikan di sekolah.Ruang lingkup Manajemen Peserta Didik itu
meliputi:
7
b. Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan
secara terbuka.
4) Orientasi
Orientasi peserta didik adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi
dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan.
Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didik antara lain:
a. Agar peserta didik dapat mengerti, memahami dan mentaati segala peraturan yang berlaku
di sekolah
b. Agar pesera didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
sekolah
c. Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan
emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta
dapat menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
8
7) Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak lembaga
dapat memberikan bimbingan yang optimal pada peserta didik.
Ada dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik (Yeager, 1994).
Pertama, pendekatan kuantitatif (the quantitative approach). Pendekatan ini lebih menitik
beratkan pada segi-segi administratif dan birokratik lembaga pendidikan. Dalam pendekatan
demikian, peserta didik diharapkan banyak memenuhi tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan
lembaga pendidikan di tempat peserta didik tersebut berada. Asumsi pendekatan ini adalah,
bahwa peserta didik akan dapat matang dan mencapai keinginannya, manakala dapat
memenuhi aturan-aturan, tugas-tugas, dan harapan-harapan yang diminta oleh lembaga
pendidikannya.Wujud pendekatan ini dalam manajemen peserta didik secara operasional
adalah: mengharuskan kehadiran secara mutlak bagi peserta didik di sekolah, memperketat
presensi, penuntutan disiplin yang tinggi, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya. Pendekatan demikian, memang teraksentuasi pada upaya agar peserta didik
menjadi mampu.
Kedua, pendekatan kualitatif (the qualitative approach). Pendekatan ini lebih memberikan
perhatian kepada kesejahteraan peserta didik. Jika pendekatan kuantitatif di atas diarahkan
agar peserta didik mampu, maka pendekatan kualitatif ini lebih diarahkan agar peserta didik
senang. Asumsi dari pendekatan ini adalah, jika peserta didik senang dan sejahtera, maka
mereka dapat belajar dengan baik serta senang juga untuk mengembangkan diri mereka
9
sendiri di lembaga pendidikan seperti sekolah. Pendekatan ini juga menekankan perlunya
penyediaan iklim yang kondusif dan menyenangkan bagi pengembangan diri secara optimal.
Di antara kedua pendekatan tersebut, tentu dapat diambil jalan tengahnya, atau sebutlah
dengan pendekatan padu. Dalam pendekatan padu demikian, peserta didik diminta untuk
memenuhi tuntutan-tuntutan birokratik dan administratif sekolah di satu pihak, tetapi di sisi
lain sekolah juga menawarkan insentif-insentif lain yang dapat memenuhi kebutuhan dan
kesejahteraannya. Di satu pihak siswa diminta untuk menyelesaikan tugas-tugas berat yang
berasal dari lembaganya, tetapi di sisi lain juga disediakan iklim yang kondusif untuk
menyelesaikan tugasnya. Atau, jika dikemukakan dengan kalimat terbalik, penyediaan
kesejahteraan, iklim yang kondusif, pemberian layanan-layanan yang andal adalah dalam
rangka mendisiplinkan peserta didik, penyelesaian tugas-tugas peserta didik.
10
dijalankan sekolah.
4) Layanan Transportasi Sekolah
Sarana angkutan (transportasi) bagi para peserta didik merupakan salah satu penunjang untuk
kelancaran proses belajar mengajar. Transportasi diperlukan terutama bagi para peserta didik
ditingkat prasekolah dan pendidikan dasar.
6) Layanan Asrama
Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi,
terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan diperlukan asrama. Selain
manfaat untuk peserta didik, asrama mempunyai manfaat bagi para pendidik dan petugas
asrama tersebut.
11
2.2 Pengertian,Rekrutmen, Penempatan, Dan Pembinaan Pengelolaan Peserta
Didik
1) Pengertian
Dari dua pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa pengelolaan peserta didik
adalah kegiatan pengaturan peserta didik mulai dari masuk sampai lulus sekolah, baik di luar
mapun di dalam kelas untuk mengantarkan peserta didik menjadi lebih matang.
Tujuan pengelolaan peserta didik adalah mengatur kegiatan peserta didik agar seluruh
kegiatan tersebut menunjang dan mengarah pada pencapaian kompetensi sebagaimana yang
diuraikan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL) masing-masing jenis danjenjang
sekolah.
Fungsi pengelolaan peserta didik adalah wahana bagi peserta didik sebaik mungkin,
baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi
kebutuhannya, dan segi potensinya.
12
Ada dua pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan peserta didik, yaitu
pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif (Jeager dalam Ditjen PMPTK:2007)
Pendekatan kuantatif ini lebih menitikberatkan pada segi-segi administratif dan birokratik
satuan pendidikan. Peserta didik diharapkan banyak memenuhi tuntutan-tuntutan dan
harapan-harapan satuan pendidikan di tempat peserta didik tersebut belajar. Asumsi
pendekatan ini adalah, bahwa peserta didik akan dapat matang dan mencapai keinginannya,
manakala dapat memenuhi aturan-aturan, tugas-tugas, dan harapan-harapan yang diminta
oleh lembaga di mana ia belajar. Wujud pendekatan ini dalam manajemen peserta didik
secara operasional antara lain dalam bentuk mengharuskan kehadiran secara mutlak bagi
peserta didik di sekolah, memperketat presensi, penuntutan disiplin yang tinggi,
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.Pendekatan kualitatif lebih
memberikan perhatian kepada kesejahteraan peserta didik. Jika pendekatan kuantitatif di atas
diarahkan agar peserta didik mampu, maka pendekatan kualitatif ini lebih diarahkan agar
peserta didik senang. Asumsi dari pendekatan ini adalah, jika peserta didik senang dan
sejahtera, maka mereka dapat belajar dengan baik serta senang juga untuk mengembangkan
diri mereka sendiri di lembaga pendidikan seperti sekolah. Pendekatan ini juga menekankan
perlunya penyediaan iklim yang kondusif dan menyenangkan bagi pengembangan diri secara
optimal.
Sekolah semestinya mengambil jalan tengah dari dua pendekatan tersebut. Peserta
didik di satu sisi diminta untuk memenuhi tuntutan-tuntutan birokratik dan administratif
sekolah di satu pihak, tetapi di sisi lain sekolah juga menawarkan insentif-insentif lain yang
dapat memenuhi kebutuhan dan kesejahteraannya. Peserta didik diminta untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang terkadang dirasakan berat, tetapi di sisi lain juga disediakan iklim yang
kondusif untuk menyelesaikan tugasnya.
2) Rekrutmen
13
rekruitmen. Karena itu, kebijakan rekrutmen perlu mendasarkan pada konsep dan aturan yang
berlaku dalam penyelenggaraan pendidikan.
Rekrutmen peserta didik adalah suatu proses untuk mendorong para calon peserta
didik atau para calon peserta didik yang potensial untuk masuk atau mendaftar pada program,
kursus, kelas, atau sekolah tertentu. Definisi ini tidak mempersepsi bahwa rekrutmen peserta
didik adalah proses yang tidak aktif, yaitu proses sekolah menunggu calon peserta didik
datang ke sekolah untuk melamar menjadi peserta didik pada sekolah yang bersangkutan.
Lebih dari itu, definisi di atas mengungkapkan bahwa proses rekrutmen merupakan proses
yang mencari dan bahkan mendorong calon-calon peserta didik untuk menjadi peserta didik
pada suatu sekolah.
Tahapan rekrutmen peserta didik berdasarkan apa yang harus dilakukan oleh sekolah adalah :
14
Prinsip-prinsip Rekrutmen Peserta Didik
1. Obyektif
Dalam rekruitmen peserta didik, objektif memiliki makna bahwa proses pembuatan
keputusan dalam penerimaan siswa baru tidak dipengaruhi oleh pendapat atau pandangan
pribadi terhadap calon peserta didik atau orang tua peserta didik.
2. Transparansi
Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk
memperoleh informasi tentang penyelenggaraan suatu lembaga/perorangan, seperti keuangan,
program, penerima manfaat, dan lain sebagainya. Transparansai dalam rekrutmen peserta
didik adalah adanya kebebasan masyarakat untuk memperoleh informasi mengenai tahapan,
mekanisme, syarat, dan pelaksanaan proses rekrutmen peserta didik termasuk mengapa
seorang anak diterima atau tidak diterima pada suatu proses rekrutmen.
3. Akuntabilitas
Akuntabilitas dalam rekrutmen peserta didik adalah pertanggungjawab tim PSB dan sekolah
terhadap proses dan hasil rekrutmen peserta didik yang dilaksanakan. Rekrutmen peserta
didik yang akuntabel dilakukan melalui kejujuran dalam melaksanakan rekrutmen peserta
didik, ketepatan dalam manajerial pelaksanaan rekrutmen peserta didik, dan ketepatan serta
kesesuaian finansial yang ada atau diadakan untuk kepentingan rekrutmen peserta didik.
Pelaksanaan rekrutmen calon peserta didik merupakan kegiatan untuk mencari dan
menemukan anak-anak yang dianggap layak untuk menjadi peserta didik berdasarkan kriteria
tertentu pada suatu jenjang dan jenis pendidikan.
3) Penempatan
Kegiatan penempatan peserta didik merupakan kegiatan pengelompokan dalam
berbagai bentuk kelompok berdasarkan berbagai pertimbangan yang bersifat mendidik
dengan tujuan menempatkan peserta didikdalam lingkungan dan suasana belajar yang sesuai
dengan kebutuhannya William A. Jeager (dalam Saifuddin, 2014:59).
15
Pengelompokan tersebut dapat didasarkan pada:
a.Fungsi integrasi, yaitu pengelompokan peserta didik berdasarkan umur, jenis kelamin dan
sebagainya.
Di samping itu, pengelompokan dapat juga didasarkan pada hasil belajar. Biasanya
peserta didik dibagi atas 3 kelompok dari cara berfikirnya, yaitu cepat, sedang, dan lambat.
Dasar pengelompokan dengan kategori lain dikemukakan oleh Soetopo (1982), bahwa dasar-
dasar pengelompokan peserta didik ada 5 macam, yaitu:
b.Achievement Grouping Pengelompokan peserta didik yang didasarkan pada prestasi yang
dicapai oleh peserta didik. Pengelompokan ini biasanya diadakan percampuran antara peserta
didik yang berprestasi tinggi dengan pesertadidik yang berprestasi rendah.
c.Aptitude Grouping Pengelompokan peserta didik yang didasarkan atas kemampuan dan
bakat yang sesuai dengan apa yang dimiliki peserta didik itu sendiri.
d.Attention or Interest Grouping Pengelompokan peserta didik yang didasarkan atas perhatian
atau minat yang didasari kesenangan peserta didik itu sendiri. Pengelompokan ini didasari
oleh adanya peserta didik yang mempunyai bakat dalam bidang tertentu namun peserta didik
tersebut tidak senang dengan bakat yang dimilikinya.
e.Intellegence Grouping Pengelompokan peserta didik yang didasarkan atas hasil tes
intelegensi yang diberikan kepada peserta didik itu sendiri.
Penempatan peserta didik seperti disebutkan di atas biasanya digunakan oleh sekolah-
sekolah regular. Selain sekolah reguler, ada juga sekolah inklusi, yaitu sekolah
PENGELOLAAN PESERTA DIDIK |13umum yang melayani anak berkebutuhan khusus.
Hal ini diatur dalam Permendiknas No. 70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi
Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat
Istimewa.
16
Berdasar pada uraian di atas, penempatan peserta didik tidak boleh dilakukan secara
sembarangan. Kepala sekolah harus bisa mengkondisikan berbagai perbedaan dan latar
belakang yang dimiliki oleh peserta didik sehingga memudahkan para guru untuk
mengoptimalkan pelayanan kepada mereka untuk mencapai prestasi sesuaiyang diharapkan
secara maksimal.
Materi pembinaan akademik untuk peserta didik berkebutuhan khusus pada dasarnya
adalah sama dengan materi pembinaan peserta didik reguler, namun berbeda dengan metode
dan pendekatannya, pembinaan untuk peserta didik berkebutuhan khusus yang digunakan
adalah metode yang lebih intensif dan khusus disesuaikan dengan kemampuan. Pembinaan
non akademik dilaksanakan dengan menggunakan materi yang dibuat oleh pelatih dan
pembina kegiatan ekstrakurikuler, metode yang digunakan berupa metode praktek dan teori
untuk kegiatan ekstrakurikuler tertentu.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Meskipun saat ini banyak fenomena tenaga pendidik atau tenaga kependidikan
yang tidak begitu memahami kebutuhan siswa (peserta didik), sehingga terjadi banyak
kasus yang membuat aspek perkembangan peserta didik terhambat bahkan cenderung
merusak. Ini dikarenakan pengelolaan peserta didik yang tidak mempunyai
perencanaan maupun keahlian yang memadai. Diharapkan dengan memahami dan
mengamalkan prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut dalam mengatasi
berbagai permasalahan dalam menangani peserta didik baru, dapat dijadikan bekal
oleh setiap pengelola lembaga pendidikam agar dapat mengembangkan seluruh
potensi peserta didik yang belajar di tempatnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional, (2000), Panduan Manajemen Sekolah, Jakarta, Direktorat
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dirtendik, Dirjen PMPTK. 2007. Materi Diklat Manajemen Kepesertadidikan (Peserta
Didik).
Imron, Ali. (2004). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Malang : Universitas Negeri
Malang.
19