Anda di halaman 1dari 3

Mahkota untuk ayah dan ibu

seorang anak berumur 10 th namanya Umar..dia anak pengusaha sukses yg kaya raya.. Oleh

ayahnya si Umar di se kolahkan di SD Internasional paling bergengsi di Jakarta..tentu

bisa ditebak, bayarannya sangat mahal..tapi bagi si pengusaha, tentu bukan masalah..wong

uangnya berlimpah… Si ayah berfikir kalau anaknya harus mendapat bekal pendidikan

terbaik di semua jenjang..agar anaknya kelak menjadi orang yg sukses mengikuti jejaknya...

Suatu hari isterinya kasih tau kalau Sabtu depan si ayah diundang menghadiri acara “Father’ s

Day” di sekolah Umar.. “Waduuuh saya sibuk ma..kamu aja deh yg datang..” begitu ucap si

ayah kpd isterinya..bagi dia acara beginian sangat nggak penting..dibanding urusan bisnis

besarnya.. Tapi kali ini isterinya marah dan mengancam..sebab sudah kesekian kalinya si

ayah nggak pernah mau datang ke acara anaknya..dia malu karena anaknya selalu didampingi

ibunya..sedang anak2 yg lain selalu didampingi ayahnya…

Nah karena diancam isterinya..akhirnya si ayah mau hadir meski agak ogah2an.. Father’s day

adalah acara yg dikemas khusus dimana anak2 saling unjuk kemampuan di depan ayah2nya..

Karena ayah si Umar ogah2an maka dia memilih duduk di paling belakang..sementara para

ayah yg lain (terutama yg muda2) berebut duduk di depan agar bisa menyemangati anak2nya

yg akan tampil di panggung…

Satu persatu anak2 menampilkan bakat dan kebolehannya masing2..ada yg

menyanyi..menari..membaca puisi..pantomim..ada pula yg pamerkan lukisannya..dll.. Semua

mendapat applause yg gegap gempita dari ayah2 mereka…tibalah giliran si Umar dipanggil

gurunya untuk menampilkan kebolehannya..

“Miss, bolehkah saya panggil pak Arief..” tanya si Umar kpd gurunya..pak Arief adalah guru

mengaji untuk kegiatan ekstra kurikuler di sekolah itu… ”Oh boleh..” begitu jawab

gurunya..dan pak Ariefpun dipanggil ke panggung…


“Pak Arief, bolehkah bapak membuka Kitab Suci Al Qur’an Surat 78 (An-Naba’)” begitu

Umar minta kepada guru ngajinya…”Tentu saja boleh nak..” jawab pak Arief.. “Tolong

bapak perhatikan apakah bacaan saya ada yg salah..” lalu si Umar mulai melantunkan QS An-

Naba’ tanpa membaca mushafnya (hapalan)..dengan lantunan irama yg persis seperti bacaan

“Syaikh Sudais” (Imam Besar Masjidil Haram)…

Semua hadirin diam terpaku mendengarkan bacaan si Umar yg mendayu-dayu…termasuk

ayah si Umar yg duduk dibelakang…”Stop..kamu telah selesai membaca ayat 1 s/d 5 dengan

sempurna..sekarang coba kamu baca ayat 9..” begitu kata pak Arief yg tiba2 memotong

bacaan Umar… lalu Umarpun membaca ayat 9…”Stop, coba sekarang baca ayat 21..lalu ayat

33..” setelah usai Umar membacanya…lalu kata pak Arief:“Sekarang kamu baca ayat 40

(ayat terakhir)”..si Umarpun membaca ayat ke 40 tsb sampai selesai”...

“Subhanallah…kamu hafal Surat An-Naba’ dengan sempurna nak…” begitu teriak pak Arief

sambil mengucurkan air matanya…para hadirin yg muslimpun tak kuasa menahan

airmatanya… Lalu pak Arief bertanya kepada Umar:”Kenapa kamu memilih menghafal Al-

Qur’an dan membacakannya di acara ini nak, sementara teman2mu unjuk kebolehan yg

lain..?” begitu tanya pak Arief penasaran…

Begini pak guru…waktu saya malas mengaji dalam mengikuti pelajaran bapak..bapak

menegur saya sambil menyampaikan sabda Rasulullah SAW:”Siapa yang membaca Al

Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada

hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua

jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa

kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian

untuk mempelajari Al Qur’an.” (H.R. Al-Hakim)…

“Pak guru..saya ingin mempersembahkan “Jubah Kemuliaan” kepada ibu dan ayah saya di

hadapan Allah di akherat kelak..sebagai seorang anak yg berbakti kpd kedua orangnya..”
Semua orang terkesiap dan tdk bisa membendung air matanya mendengar ucapan anak

berumur 10 th tsb… Ditengah suasana hening tsb..tiba2 terdengan teriakan “Allahu

Akbar..!!” dari seseorang yg lari dari belakang menuju ke panggung…

Ternyata dia ayah si Umar..yg dengan ter-gopoh2 langsung menubruk sang anak..bersimpuh

sambil memeluk kaki anaknya.. ”Ampuun nak.. maafkan ayah yg selama ini tidak pernah

memperhatikanmu..tdk pernah mendidikmu dengan ilmu agama..apalagi mengajarimu

mengaji…” ucap sang ayah sambil menangis di kaki anaknya…” Ayah menginginkan agar

kamu sukses di dunia nak…ternyata kamu malah memikirkan “kemuliaan ayah” di akherat

kelak…ayah maluuu nak" ujar sang ayah sambil nangis ter-sedu2…subhanallah...

Anda mungkin juga menyukai