Anda di halaman 1dari 2

2.

1 DEFINISI KARSINOMA NASOFARING


Karsinoma nasofaring merupakan sebuah kanker yang bermula tumbuh pada sel
epithelial batas permukaan badan internal dan external sel di daerah nasofaring. Ada tiga
tipe karsinoma nasofaring:
o Karsinoma sel skuamos keratinisasi.
o Karsinoma berdiferensiasi non-keratinisasi.
o Karsinoma tidak berdiferensiasi.
Karsinoma nasofaring merupakan penyakit keganasan (kanker) sel yang terbentuk
di jaringan nasofaring, yang merupakan bagian atas pharynx (tengorokan), di belakang
hidung. Pharynx merupakan sebuah lembah yang berbentuk tabung dengan panjang 5
inchi dimulai dari belakang hidung dan berakhir di atas trakea dan esofagus. Udara dan
makanan melawati pharynx. Karsinoma nasofaring paling sering bermula pada sel
skuamos yang melapisi nasofaring. Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas karsinoma
berasal dari epitel nasofaring. Biasanya tumor ganas ini tumbuh dari fossa rosenmuller
dan dapat meluas ke hidung, tenggorok, serta dasar tengkorak (Roezin & Marlinda,
2010).
2.2 EPIDEMIOLOGI KARSINOMA NASOFARING
Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas daerah leher yang terbanyak
ditemukan di Indonesia. Hampir 60% tumor ganas kepala dan leher merupakan
karsinoma nasofaring, kemudian diikuti oleh tumor ganas hidung dan sinus paranasal
(18%), larynx (16%), dan tumor ganas rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam presentase
rendah (Ma dkk, 2016).
Karsinoma nasofaring dapat terjadi pada segala usia, tapi umumnya menyerang usia
30-60 tahun (menduduki 75-90%). Perbandingan proporsi pria dan wanita adalah 2-3,8:1
(Asroel, 2013). Sebagian besar penderita karsinoma nasofaring berumur diatas 20 tahun,
 

dengan umur paling banyak antara 50-70 tahun. Penelitian di Taipei menjumpai umur
rata-rata penderita lebih muda yaitu 25 tahun. Insiden karsinoma nasofaring meningkat
setelah umur 20 tahun dan tidak ada lagi peningkatan insiden setelah umur 60 tahun.
Karsinoma nasofaring paling sering ditemukan pada laki-laki dengan penyebab yang
masih belum dapat diungkap secara pasti dan mungkin berhubungan dengan adanya
faktor genetika, kebiasaan hidup, pekerjaan, dan lain-lain (Roezin & Marlinda, 2010).

Anda mungkin juga menyukai