Anda di halaman 1dari 4

Etiologi dan faktor presdiposisi

Price dan Wilson (1994) mengemukakan bahwa etiologi karsinoma rektum sama seperti
kanker lainnya yang masih belum diketahui penyebabnya. Akan tetapi, terdapat beberapa factor
presdiposisi yang ditengarai mengakibatkan munculnya karsinoma rekti, antara lain:
1. Diet tinggi lemak, rendah serat
2. Usia lebih dari 50 tahun
3. Riwayat pribadi mengidap adenoma atau adenokarsinoma kolorektal mempunyai
resiko lebih besar 3 kali lipat.
4. Riwayat keluarga satu tingkat generasi dengan riwayat kanker kolorektal mempunyai
resiko lebih besar 3 kali lipat.
5. Familial polyposis coli, Gardner syndrome, dan Turcot syndrome, pada semua pasien
ini tanpa dilakukan kolektomi dapat berkembang menjadi kanker rektal
6. Resiko sedikit meningkat pada pasien Juvenile polyposis syndrome, Peutz-Jeghers
syndrome, dan Muir syndrome.
7. Terjadi pada 50 % pasien Kanker kolorektal Herediter nonpolyposis
8. Inflammatory bowel disease
9. Kolitis Ulseratif (resiko 30 % setelah berumur 25 tahun)
10. Crohn disease, berisiko 4 sampai 10 kali lipat.

2.5 Patogenesis

Terbentuknya kanker kolon, disebabkan oleh mutasi gen pada gen spesifik, DNA
mismatch pada gen yang mengatur perbaikan dan proton-onkogen. Gen tumor supresor
menghasilkan protein yang menghambat regulasi aktivasi mitotic dan mengendalikan prosuksi
sel. Gen ini berperan sebagai gatekeeper genes, karena menjaga pembentukan sel dan regulitas
produksi sel. Kegagalan gen tumor supresor untuk mengendalikan pertumbuhan sel disebut
sebagai loss of function. Gen APC adalah gen tumor supresor yang terdapat pada kromosom
5q21. Gen ini memproduksi 2843 sam amino dan membentuk komplek GSK-3B, B-catenin dan
aksin.

Mutasi pertama pada proses terjadinya adenoma-carcinoma kolorektal adalah mutasi


pada gen APC, perubahan awal adalah abberant arypt formation yang ditandai dengan protein
pendek yang abnormal dikenal dengan APC truncation. Mismatch repair gene (MMR) dikenal
sebagai caretaker genes karena peran pentingnya dalam intergritas dari genom dan memperbaiki
replika DNA yang salah MMR yang mengalami kegagalan fungsi, menyebabkan proses
karsinogenesis dengan meningkatkan progresi sel tumor. Mutasi MMR akan menyebabkan
pertumbuhan sel dan proliferasi. Mutasi pada proto-onkogen tidak seperti mutasi pada tumor
suppresor atau MMR yang malahan menurunkan fungsi mereka, mutasi pada proto-onkogen
malahan meningkatkan jumlah sel. Proton-onkogen yang bermutasi disebut sebagai onogen.
Sehingga terjadi proliferasi sel yang tidak terkontrol.

Umumnya kanker rektal adalah adenokarsinoma yang berkembang dari polip adenoma.
Insiden tumor dari kolon kanan meningkat, meskipun umumnya masih terjadi di rektum dan
kolon sigmoid. Pertumbuhan tumor secara tipikal tidak terdeteksi, menimbulkan beberapa gejaja.
Pada saat timbul gejala, penyakit mungkin sudah menyebar ke dalam lapisan lebih dalam dari
jaringan usus dan organ-organ yang berdekatan. Kanker rektal menyebar dengan perluasan
langsung ke sekeliling permukaan usus, submukosa, dan dinding luar usus. Struktur yang
berdekatan seperti hepar, kurvatura mayor, lambung, duodenum, usus halus, pankreas, limpa,
saluran genitourinari dan dinding abdomen juga dapat dikenali oleh perluasan. Metastase ke
kelenjar getah bening regional sering berasal dari penyebran tumor. Tanda ini tidak selalu terjadi,
bisa saja kelenjar yang jauh sudah dikenai namun kelenjar regional masih normal. Sel-sel kanker
dari tumor primer dapat juga menyebar melalui sistem linfatik atau sistem sirkulasi ke area
sekunder seperti hepar, paru-paru, otak, tulang dan ginjal. Awalnya sebagai nodul, kanker usus
sering tanpa gejala hingga tahap lanjut karena pola pertumbuhan lamban, 5 sampai 15 tahun
sebelum gejala muncul. Manifestasi tergantung pada loksi, tipe, dan perluasan serta komplikasi.
Perdarahan sering sebagai manifestasi yang membaw pasien datang berobat. Gejala awal yang
lain sering terjadi perubahan kebiasaan buang air besar, diare, konstipasi. Karakteristik lanjut
adalah nyeri, anoreksia, dan kehilangan berat badan. Mungkin dapat teraba masa di abdomen
atau rektum. Biasanya pasien tampak anemis akibat dari perdarahan. Prognosis kanker kolorektal
tergantung pada stasium penyakit terdeteksi dan penanganannya. Sebanyak 75 % pasien kanker
kolorektal mampu bertahan hidup selama 5 tahun. Daya tahan hidup buruk atau lebih rendah
pada usia dewasa tua. Komplikasi primer dihubungkan dengan kanker kolorektal : (1) obstruksi
usus diikuti dengan penyempitan lumen akibat lesi, (2) perforasi dari dinding usus oleh tumor,
diikuti kontaminasi dari rongga peritoneal oleh isis usus, (3) perluasan langsung tumor ke organ-
organ yang berdekatan.

The american join committee on cancer (AJCC) memperkenalkan TNM staging system
yang menempatkan kanker menjadi satu dalam 4 stadium (Stadium I-IV).

1. Stadium 0
Kanker ditemukan hanya pada bagian paling dalam rectum yaitu pada mukosa saja.
Disebut juga carcinoma in situ.
2. Stadium I
Kanker telah menyebar menembus ukosa sampai lapisan muskularis dan melibatkan
bagian dalam dinding rektum tapi tidak menyebar ke bagian terluar dinding rektum
ataupun keluar rektum. Disebut juga Dukes A rectal cancer.
3. Stadium II
Kanker telah menyebar keluar rektum ke jaringan terdekat namun tidak menyebar ke
limfonodi. Disebut juga Dukes B rectal cancer.
4. Stadium III
Kanker telah menyebar ke limfonodi terdekat, tapi tidak menyebar ke bagian tubuh lain.
Disebut juga Dukes C rectal cancer.
5. Stadium IV
Kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain seperti hati, paru atau ovarium. Disebut juga
Dukes D rectal cancer.
Gambar 4 : Stadium carsinoma rektum

Anda mungkin juga menyukai