Anda di halaman 1dari 2

Gejala klinis

Gejala klinis pada osteoporosis berkaitan dengan lokasi patah tulang. Kemampuan
fisiologis tubuh orang lanjut usia sudah menurun sehingga mereka mudah mengalami
kecelakaan. kelainan ini dapat mengenai sebagian atau seluruh tulang, terutama pada tulang
pelvis, tibia, femur, tengkorak, vertebra dan klavikula. Penyakit ini umumnya bersifat
asimtomatik dan ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan radiologis untuk keperluan
yang lain. Tetapi, pada beberapa penderita bisa ditemukan gejala berupa nyeri, atau
deformitas tulang.
Nyeri yang terjadi adalah nyeri tumpul yang konstan terutama bila penderita bangun
tidur dan nyeri akan bertambah hebat bila terjadi fraktur. Deformitas terutama terjadi pada
anggota gerak bawah, mengenai tulang panjang yang mengganggu tekanan mekanik yaitu
pada daerah tibia anterior atau femur anterolateral.
Seorang dokter harus waspada terhadap kemungkinan osteoporosis bila didapatkan :

 Patah tulang akibat trauma yang ringan.


 Tubuh makin pendek, kifosis dorsal bertambah, nyeri tulang.
 Gangguan otot (kaku dan lemah)
 Secara kebetulan ditemukan gambaran radiologik yang khas.

2.4 Pemeriksaan

Pemeriksaan osteoporosis terdiagnosis setelah terjadi keretakan tulang. Pemeriksaan


dengan rontgen berguna untuk mengidentifikasi keretakan tulang, tetapi ini bukanlah metode
pemeriksaan untuk mengukur kepadatan tulang. Osteoporosis dapat dideteksi dengan mudah
melalui sebuah prosedur tanpa rasa sakit, yaitu dengan melakukan pemeriksaan Dual-Energy
X-ray Absorptiometry (DEXA). Tes ini mengukur kekuatan dan ketangguhan pada tulang,
yang juga disebut dengan bone mineral density (densitas tulang dan mineral) (Kemenkes RI,
2015).
Pemeriksaan BMD perlu dilakukan pada perempuan berusia 65 tahun atau lebih, pria
berusia 70 tahun atau lebih, perempuan lebih muda pasca menopause dan pria berusia 50-69
tahun yang memiliki faktor risiko osteoporosis, orang dewasa yang mengalami fraktur setelah
usia 50 tahun, dan orang dewasa dengan kondisi (seperti arthritis rheumatoid) atau riwayat
mengkonsumsi obat-obatan (seperti glukokortikoid) yang dikaitkan dengan penurunan massa
tulang (Kristiningrum, 2020).
Dual-Energy X-ray Absorptiometry (DEXA) merupakan teknik diagnostik standar
emas untuk mengukur densitas mineral tulang (BMD) karena absorpsi sinar X secara
langsung dan berkaitan dengan kandungan kalsium. Dikatakan osteoporosis jika skor T pasien
≤-2,5, osteopenia jika skor T pasien antara -2,5 dan -1 (Kristiningrum, 2020).

Anda mungkin juga menyukai