Anda di halaman 1dari 10

ETIKA HUKUM DAN KESEHATAN

ETIKA PROFESI BIDAN


Nama : Dina Fazriani
NIM : 1902277005
Kelas : 19Keb-A
Pertemuan : Ke-2
Isi Rangkuman :

1. Sumber Etika
 Pancasila adalah sumber sumber nilai, maka nilai dasar Pancasila dapat
dijadikan sebagai sumber pembentukan norma etik (norma moral) dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila memegang
peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini.
Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika
disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua “ kemanusian
yang adil dan beadab” tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila
dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar.
 Nilai-nilai pancasila adalah nilai moral. Oleh karena itu, nilai pancasila juga
dapat diwujudkan kedalam norma-norma moral (etik).
 Norma-norma etik tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman
atau acuan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
2. Sumber Etika Profesi Bidan
 Etika pelayanan kebidanan
 Pelayanan kebidaan yang adil
 Metode pemberian pelayanan kebidanan
 Dokumentasi
 Melibatkan suami dan keluarga
 Menjaga mutu pelayanan kebidanan
3. Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Hak
Hak adalah sesuatu hal yang menjadi milik kita sendiri dan penggunaanya
tergantung pada kita sendiri.
 Hak Pasien
 Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraaturan yang berlaku di ru-mah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan.
 Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan jujur
 Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan
profesi bidan tanpa diskriminasi
 Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi
bidan tanpa diskriminasi
 Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan
keinginannya
 Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan,
persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan
 Pasien berhak mendapat pendampingan suami selama proses
persalinan berlangsung
 Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan
pendapat kritis dan mendapat etisnya tanpa campur tangan dari
pihak luar
 Hak Bidan
 Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melak-sanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
 Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingkat/jenjang pelayanan kesehatan .
 Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang
bertentangan dengan peraturan perundangan, dan kode etik
profesi.
 Bidan berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama
baiknya dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain.
 Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui
pendidikan maupun pelatihan
 Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir
dan jabatan yang sesuai.
 Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai
b. Kewajiban
Kewajiban adalah sesuatu hal yang dilakukan atau dikerjakan dengan
tanggung jawab. keseimbangan antara hak dan kewajibannya. Tidak adil jika
manusia menuntut haknya, tetapi tidak melaksanakan kewajibannya.
 Kewajiban Pasien
 Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala
peraturan dan tata tertib rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan.
 Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan,
perawat yang merawatnya.
 Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi
semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau institusi
pelayanan kesehatan, dokter, bidan dan perawat.
 Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal – hal
yang perlu disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya
 Kewajiban Bidan
 merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien
 Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi
oleh suami atau keluarga.
 Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya
 Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien
 Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan
yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul
 Bidan wajib meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan
dilakukan ( permenkes 290/2008 )
 Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin
dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
 Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai
dengan standar profesi dengan menghormati hak – hak pasien.
 Membuat dan memelihara rekammedis (permenkes 269/2008)
 Menghormati hak pasien
c. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah sesuatu hal yang menjadi tanggung jawab kita
untuk menanggung semua tugas dengan segala akibat dari tindakan baik
maupun buruk
 Tanggung Jawab Bidan
 Bidan memiliki tanggung jawab untuk mendapat dan
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan sebagai bidan.
 Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan bertanggungjawab
memberi pelayanan kepada klien secara optimal.
 Bidan sebagai pembela klien melindungi hak asasi dari klien jika
dibutuhkan
 Bidan sebagai pendidik mengadakan konseling dengan klien
 Bidan sebagai komunikator mengadakan komunikasi secara baik
dengan sesama bidan, klien, dan keluarga
4. Kode Etik Profesi Bidan
 Pengertian Kode Etik
Kode etik adalah norma-norma yanh garus diindahkan olehs etiap profesi
dalam melaksanakan tugas profesinya dan hidupnya di masyarakat.norma
tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesi tentang begaimana mereka
harus menjalankan profesinya dan larangan, yaitu ketentuan tentang apa
yang boleh dan tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota
profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya, melainkan juga
menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di
dalam masyarakat (Mustika, 2009)
Pengertian etika profesi adalah legislasi profesi kebidanan merupakan
alat pengaturan profesi baik secara hukum administrasi/disiplin dan
pengaturan moral.
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai&nilai
internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi.
 Fungsi kode etik
Kode etik berfungsi sebagai berikut:
 Memberi panduan dalam membuat keputusan tentang masalah etik
 Menghubungkan nilai atau norma yang dapat diterapkan dan
dipertimbangkan dalam memberi pelayanan
 Disiplin, mengatur tingkah laku yang melanggar hukum dengan
mengidentifikasi dan menentukan jenis tindakan serta membuat
instrumen yang menjadi peraturan tetap dimana profesi berada.
 Merupakan cara untuk mengevaluasi diri
 Menjadi landasan untuk memberi umpan balik bagi rekan sejawat
 Informasi, memberi informasi kepada masyarakat diluar profesi (klien,
kolega, pekerja, masyarakat) tentang standar sebagai profesi mendapat
kepercayaan.
 Pernyataan menyatakan eksistensi dengan mengumumkan anspirasi
kelompok tentang status profesi dengan kehormatan moral dan otonomi.
Negosiasi, menyediakan alat dalam negosiasi dan perdebatan antara
profesi, kolega, pekerjaan, pemerintah dengan memberikan penjelasan
tentang kebenaran sikap termasuk tindakan.
 Tujuan kode etik
Secara umum tujuan merumuskan kode etik adalah untuk kepentingan
anggota dan organisasi, meliputi :
 Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi
Dalam hal ini yang dijaga adalah image dari pihak luar atau
masyarakat mencegah orang luar memandang rendah atau remeh suatu
profesi. Oleh karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarang
berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat
mencemarkan nama baik profesi di dunia luar. Dari segi ini kode etik
juga disebut kode kehormatan.
 Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
Yang dimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan material dan
spiritual atau mental. Dalam hal kesejahteraan materi anggota profesi
kode etik umumnya menerapkan larangan-larangan bagi anggotanya
untuk melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik
juga menciptakan peraturan-peraturan yang ditujukan kepada
pembahasan tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para
anggota profesi dalam interaksinya dengan sesama anggota profesi.
 Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tenentu.
sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas
dan tanggung jawab pengabdian profesinya. Oleh karena itu kode etik
merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh para
anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
 Untuk meningkatkan mutu profesi
Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar
profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan
bidang pengabdiannya. Selain itu kode etik juga mengatur bagaimana
cara memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi.
 Prinsip kode etik
Prinsip kode etik terdiri dari:
 Menghargai otonomi (autonomi)
Bidan dan pasien sama-sama mempunyai otonomi maka sudah
sepatutnya mereka menghargai sebagai manusia yang punya harga diri
dan martabat. Bidan mempunyai otonomi klinis dan wajib
bertanggungjawab atas keputusan klinis yang mempengaruhi pasien
bidan umuk menghormati pendapat dan pilihan pasien karena pasien
punya "otonomi moral" contoh: Pemberian Inform Consent.
 Beberapa tindakan yang tidak memperhatikan otonomi:
Melakukan tindakan tanpa memberitahu dulu ke pasien.
 Melakukan sesuatu tanpa informasi yang lengkap
 Memberikan informasi yang tidak benar
 Memaksa pasien untuk menjawab penanyaan pertanyaan kita

 Melakukan tindakan yang benar


 Mencegah tindakan yang dapat merugikan
 Memperlakukan manusia secara adil
 Menjelaskan dengan benar
 Menepati janji yang telah disepakati
 Menjaga kerahasiaan
 Dimensi kode etik
 Anggota profesi dan klien
 Anggota profesi dan system kesehatan
 Anggota profesi dan profesi kesehatan
 Anggota profesi dan sesama profesi
Agar kode etik dapat berfungsi dengan baik, dalam pelaksanaannya
sebaiknya diawasi dan dikontrol. Dalam kode etik pada umumnya mengandung
sanksi-sangsi yang dikenakan pelanggar kode. Kasus pelanggaran akan dinilai
oleh suatu “dewan kehormatan profesi atau komeita etik”. Maka dalam profesi
bidan dibentuk Majelis Pertimbangan Etika Bidan ( MPEB).
 Peran MPEB
 Tidak Boleh menjadi sumber konflik
 Tidak memberi sanksi apapun
 Memfasilitasi dipatuhinya norma etika profesi
 Memberi alternatif solusi dalam masalah etik
 Tidak mempunyai wewenang untuk melakukan penindakan dalam
konteks permasalahan.
 Kode Etik Bidan Indonesia
Kode etik profesi bidan merupakan suatu ciri profesi bidan yang
bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan
merupakan pernyataan komprehensif profesi bidan yang memberikan
tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
Kode etik kebidanan merupakan suatu pernyataan komprehensif profesi
yang memberikan tuntunan bagi bidan untuk melaksanakan Praktik
kebidanan baik yang berhubungan dengan kesejahteraan, keluarga,
masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya.
Kode etik profesi bidan hanya ditetapkan oleh organisasi profesi Ikatan
Bidan Indonesia (IBI). Penetapan harus dalam Kongres IBI. Kode etik profesi
bidan akan mempunyai pengaruh dalam menegakkan disiplin di kalangan
profesi bidan. Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun tahun 1986
dan di sahkan dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia (IBI) X tahun
1988. dan petunjuk pelaksanaannya di sahkan dalam Rapat Kerja Nasional
(Rakernas) IBI tahun 1991. Kode etik bidan Indonesia terdiri atas 7 bab,
yang dibedakan atas tujuh bagian:
Bab 1 : Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir).
Bab 2 : Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir).
Bab 3 : Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan Iainnya (2
butir).
Bab 4 : Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir).
Bab 5 : Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir).
Bab 6 : Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2
butir).
Bab 7 : Penutup (1 butir).
Menurut Standar Profesi Bidan 2007, terdapat beberapa perubahan kata
dan penambahan 1 butir pada bagian 5, yaitu kewajiban bidan terhadap diri
sendiri (dari 2 butir menjadi 3 butir).

Bab 1 : Kewajiban Bidan terhadap Klien dan Masyarakat


1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati, dan
mengamalkan sumpah sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya, menjungjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa berpedoman pada
peran, tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, mendahulukan kepentingan
klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku
di masyarakat.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

Bab 2 : Kewajiban Bidan terhadap Tugasnya


1) Setiap bidan senantiasa memberi pelayanan paripurna terhadap klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang
dimilikinya berdasarkan pada kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
2) Setiap bidan berhak memberi pertolongan dan mempunyai kewenangan
dalam mengambil keputusan dalam tugasnya, termasuk keputusan
mengadakan konsultasi dan/atau rujukan.
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat
dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali jika diminta oleh pengadilan
atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien.

Bab 3 : Kewajiban Bidan terhadap Sejawat dan Tenaga Kesehatan


Lainnya
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati
baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

Bab 4 : Kewajiban Bidan terhadap Profesinya


1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjunng tinggi citra
profesinya dengan menampilkan keperibadian yang tinggi dan memberi
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.

Bab 5 : Kewajiban Bidan terhadap diri sendiri


1) Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan
tugas profesinya dengan baik.
2) Setiap bidan harus berusaha terus-menerus untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
3) Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.

Bab 6 : Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa, Bangsa, & Tanah


Air
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
2) Setiap bidan melalui profesinya, berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan
keluarga.

Bab 7 : Penutup
Setiap bidan dalam melaksanakan tugassnya sehari-hari, senantiasa
mengahayati dan mengamalkan kode etik bidan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai