Anda di halaman 1dari 2

“ATENOLOL”

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmakologi Gizi dengan


Dosen Pengajar apt. Devi Ratnasari, M.Farm

Oleh:
Stephanie Victoria Ester
1810631220052
Kelas B

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2020
Atenolol merupakan obat golongan antagonis ß adrenaceptor, atau dikenal juga dengan
ß1 blocker yang digunakan untuk pengobatan kelainan pada jantung, seperti angina pektoris,
hipertensi, aritmia, dan infark moikard (serangan jantung), dan lain-lain. Namun, atenolol juga
dianggap sebagai doping bagi altet karena memiliki efek yang dapat mengurangi denyut jantung,
tremor pada tangan, dan juga mengurangi kecemasan (anti ansietas) selama pertandingan
berlangsung.

Atenolol merupakan salah satu obat golongan penghambat beta-adrenergik. Atenolol


berfungsi menghambat respon dari stimulasi beta-adrenergik, bersifat kardioselektif pada
reseptor beta-1, namun hanya hanya memiliki efek yang sangat kecil pada reseptor beta-2.
Atenolol memiliki efek kronotropik dan inotropik negatif.

Reseptor β-1 adrenergik bertugas mengaktivasi enzim adenilyl siklase yang diinduksi
neurotransmitter berupa hormon katekolamin (epinefrin) untuk menghasilkan second massanger
c-AMP melalui serangkaian aksi yang dimediasi oleh G-protein. Kemudian cAMP yang
dihasilkan akan meregulasi sejumlah reaksi yang menimbulkan respon fisiologis tertentu, salah
satunya adalah pengaturan detak jantung.

Beberapa mekanisme kerja dari atenolol adalah:


1. Reduksi denyut nadi dan cardiac output pada saat istirahat maupun aktivitas.
2. Reduksi tekanan darah sistolik dan diastolik pada saat istirahat dan aktivitas.
3. Reduksi refleks ortostatik takikardi.

Durasi mekanisme aksi dari atenolol bergantung pada dosis dan konsentrasi dalam
plasma. Pada pemberian secara intravena, atenolol dapat meningkatkan resistensi perifer total
sebesar 20-30%. Berbagai studi melaporkan penggunaan atenolol secara oral dalam jangka
waktu lama tidak mengakibatkan perubahan pada resistensi vaskular atau hanya meningkat
sebesar 5%. Tidak didapatkan adanya perubahan hemodinamik akibat penggunaan atenolol
selama 1-5 tahun.

Atenolol dapat menyebabkan peningkatan waktu recovery nodus sinus dan


memperpanjang interval R-R dan waktu refraktori nodus AV, sehingga menyebabkan
peningkatan denyut jantung. Atenolol dapat menurunkan resistensi vaskular renal pada pasien
hipertensi, namun tidak memiliki efek pada bersihan kreatinin, laju filtrasi glomerular, atau
aliran darah renal.

Anda mungkin juga menyukai