Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KASUS HUKUM PTUN

KASUS PERMOHONAN PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK MILIK


(TUGAS INDIVIDU)
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum PTUN yang diampu oleh :
Bapak Arik Darojat. S.IP,M.Pd

Disusun Oleh :
Dicky Rahmat Sulaiman (16615003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL, BAHASA DAN SASTRA

INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan
kekuatan iman sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata kuliah
Hukum PTUN. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada Nabi besar Muhammad
SAW.
Sehingga analisis ini dapat terselesaikan dengan lancar oleh karena itu saya berterima
kasih atas tugas yang di berikan oleh Bapak Arik Darojat, S.IP, M.Pd selaku dosen mata kuliah
Hukum PTUN sehingga saya dapat memahami tugas ini.
Semoga analisis ini dapat berguna bagi diri saya sendiri, teman-teman dan siapa saja
yang ingin memanfaatkannya sebagai referensi keilmuannya.

Garut, 11 Januari 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang


Pada umunya, sertifikat itu sebagai tanda bukti Hak. Tetapi karena tidak ada surat ukurnya,
dengan sendirinya sertifikat sementara tidak membuktikan sesuatu mengenai luas dan batas-
batasan tanahnya.
Berdasarkan Undang-undang nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria – yang selanjutnya dalam paper ini disingkat dengan UUPA -, pada pasal 19 dinyatakan
bahwa untuk menciptakan kepastian hukum Pertanahan, Pemerintah menyelenggarakan
pendaftaran tanah. Atas tanah yang telah didaftarkan selanjutnya diberikan tanda bukti hak atas
tanah, yang merupakan alat bukti yang kuat mengenai kepemilikan tanah. Dalam pendaftaran
tanah, girik yaitu tanda bukti pembayaran pajak atas tanah dapat disertakan untuk proses
administrasi. Girik, dengan demikian bukan merupakan tanda bukti kepemilikan hak atas tanah,
namun semata-mata hanyalah merupakan bukti pembayaran pajak-pajak atas tanah. Dengan
demikian, apabila di atas bidang tanah yang sama, terdapat klaim dari pemegang girik dengan
klaim dari pemegang surat tanda bukti hak atas tanah (sertifikat), maka pemegang sertifikat atas
tanah akan memiliki klaim hak kebendaan yang lebih kuat. Namun demikian, persoalan tidak
sesederhana itu. Dalam hal proses kepemilikan surat tanda bukti hak atas tanah melalui hal-hal
yang bertentangan dengan hukum, maka akan ada komplikasi.
Dengan demikian disini pemakalah akan membahas dan memamparkan tentang
persertifikatan tanah, tujuan dan kekuatan sertifikat tanah dalam pembahasan makalh ini.
BAB II

PEMBAHASAN

ANALISIS KASUS HAPTUN

Kasus Permohonan pembatalan Sertifikat hak Milik

Hajjah Halimah memiliki sebidang tanah pekarangan yang diatasnya telah berdiri sebuah
bangunan. Tanah milik Hajjah Halimah tersebut telah memiliki sertifikat hak milik dengan
Nomor 186, Desa Rempung, Kec. Masbagik, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat
(NTB) diterbitkan tanggal 8 Juli 1986, Gambar Situasi Nomor 201/ 1995, tanggal 08 Februari
1995. Luas 1563 m2. Atas Nama Hajjah Halimah.

Pada akhir tahun 2009, Hajjah Halimah melakukan perjanjian jual beli tanah pekarangan beserta
bangunan diatasnya dengan dr. H. Mawardi Hamry, MPPM.

Perjanjian jual beli dilakukan dihadapan Kepala Desa Rempung, oleh Kepala Desa Rempung
telah dibuatkan Surat Pernyataan Jual Beli, serta fisik tanah pekarangan berikut bangunan
diatasnya yang menjadi obyek jual beli langsung diterima dan dikuasai oleh dr H. Mawardi
hamry, MPPM, oleh dr H. Mawardi Hamry, MPPM kemudian membangun dan atau menambah
bangunan yang ada diatasnya.

Selain itu Dr. H. Mawardi Hamry, MPPM mengurus sporadik tanah di Kantor Kepala Desa
Rempung, selanjutnya mengajukan permohonan sertifikat ke Kantor Pertanahan Kabupaten
Lombok Timur untuk tanah yang telah dibelinya tersebut. kemudian oleh Kantor Pertanahan
Kabupaten Lombok menerbitkan sertifikat hak milik No. 282, Desa Rempung Kecamatan
Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, seluas 2127 m2 tanggal 28 Januari 2010 atas nama dr.
Haji Mawardi Hamry, MPPM.
Pada waktu dan saat jual beli berlangsung, dr. H. Mawardi Hamry, MPPM selaku pembeli tidak
mengetahui/ tidak tahu menahu kalau tanah pekarangan yang dibelinya tersebut telah
mempunyai sertifikat yaitu sertifikat hak milik dengan Nomor 186, Desa Rempung, Kec.
Masbagik, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) diterbitkan tanggal 8 Juli
1986, Gambar Situasi Nomor 201/ 1995, tanggal 08 Februari 1995. Luas 1563 m2. Atas Nama
Hajjah Halimah. Dan Pihak Penjual (Hajjah Halimah) sebagai pemilik tanah pada waktu dan saat
berlangsungnya jual beli menjelaskan/ memberitahukan kepada Dr. H. Mawardi Hamry, MPPM
selaku pembeli bahwa tanah pekarangan tersebut belum mempunyai sertifikat dan belum pernah
diperjualbelikan sebelumnya serta tidak sedang dalam dijaminkan/ diagunkan kepada pihak
manapun.

Pada kenyataannya, Tanah tersebut telah memiliki sertifikat hak milik dengan Nomor 186, Desa
Rempung, Kec. Masbagik, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) diterbitkan
tanggal 8 Juli 1986, Gambar Situasi Nomor 201/ 1995, tanggal 08 Februari 1995. Luas 1563 m2.
Atas Nama Hajjah Halimah. Oleh Hajjah Halimah, kemudian Sertifikat Hak Miliknya tersebut
diagunkan kepada Sajid Nadjib Nasmun. Sebagai jaminan utang piutang. Pada sekitar awal tahun
2010.

Setelah lampau waktu dan tidak mampu membayar utang, sesuai dengan Perjanjian Utang
Piutang antara Hajjah Halimah dan Sajid NJ selaku kreditur, maka Tanah pekarangan beserta
bangunan yang terletak diatasnya, sesuai dengan yang tertera dalam sertifikat hak milik atas
nama Hajjah Halimah Nomor 186, Desa Rempung, Kec. Masbagik, Kabupaten Lombok Timur,
Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menjadi milik daripada kreditur dalam hal ini Sajid Nadjib
Jasmun.

Oleh karena setelah mengetahui bahwa tanah pekarangan tersebut, ternyata telah dikuasai dan
diperjual belikan kepada orang lain, maka Sajid NJ melakukan gugatan kepada pihak-pihak
bersangkutan pada tanggal 16 Juni 2011

Sajid Nadjid Jasmun melakukan gugatan kepada

a. dr H. Mawardi Hamry, MPPM ;

b. Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Lombok Tmur


c. Hajjah Halimah

Gugatan tertulis tersebut diajukan kepada Pengadilan Tinggi Negeri Selong dan terdaftar pada
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Selong dengan Reg. No. 37/ Pdt.G/ 2011/ PN. SEL. tanggal 17
Juni 2011.

Dalam surat gugatan Penggugat (Sajid NJ) tersebut, mempermasalahkan keabsahan jual beli atas
tanah pekarangan beserta bangunan diatasnya antara HAJJAH HALIMAH dengan dr. HAJI
MAWARDI HAMRY, MPPM (Tergugat 2 Intervensi Sekarang) juga mempernasalahkan
Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 282, Desa Rempung, Kecamatan Pringgasela, Kab. Lombok
Timur, NTB. Surat Ukur No. 104/ Rempung/ 2010, tanggal 26 Januari 2010, Luas 2127 m2, Atas
Nama dr. HAJI MAWARDI HAMRY, MPPM. Diterbitkan tanggal 28 januari 2010.

putusan Pengadilan Negeri Selong No. 37/ Pdt.G/ 2011/ PN. SEL. tanggal 6 Maret 2012, jo.
Putusan Pengadilan Tinggi Mataram No. 73/ PDT/ 2012/ PT. MTR. tanggal 10 Agustus 2012, jo.
Penetapan Pengadilan Negeri Selong No. 37/ Pdt.G/ 2011/ PN. SEL. tanggal 1 Oktober 2012.
Perkara tersebut dimenangkan oleh Tergugat 1 dr. HAJI MAWARDI HAMRY, MPPM.

setelah Sajid NJ kalah berperkara melalui Pengadilan Negeri Selong, kemudian ia mengajukan
gugatan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram tanggal 15 Februari 2013. Dengan
permohonan membatalkan Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 282, Desa Rempung, Kec.
Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, NTB. diterbitkan tanggal 28 Januari 2010, Surat Ukur
No. 104/ Rempung/ 2010, tanggal 26 Januari 2010, Luas 2127 m2. Atas Nama dr HAJI
MAWARDI HAMRY, MPPM. yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional kabupaten
Lombok Timur.

Menurut Analisa saya, dari pundamentum petendi kasus diatas, maka Pengadilan Tata Usaha
Negri Mataram sudah seharusnya :

a. menolak permohonan dari Penggugat dalam hal ini Sajid NJ karena sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, gugatan telah melampaui batas waktu 90 hari.
- Sajid NJ tentu telah merasa bahwa hak dan kepentingan nya telah dirugikan atas terbitnya
Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 282, Desa Rempung, Kec. Pringgasela, Kabupaten Lombok
Timur, NTB. diterbitkan tanggal 28 Januari 2010, Surat Ukur No. 104/ Rempung/ 2010, tanggal
26 Januari 2010, Luas 2127 m2. Atas Nama dr HAJI MAWARDI HAMRY, MPPM. yang
diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional kabupaten Lombok Timur.

- Oleh sebab itu maka ia melakukan gugatan ke PN Selong. Setelah kalah berperkara,
mengajukan gugatan kembali ke PTUN Mataram. Jangka waktu sejak diterbitkan SHM atas
Nama dr H. Mawardi hamry, MPPM adalah telah melebihi waktu 90 hari masa gugatan.

b. Menguatkan kembali putusan PN selong yang menyatakan bahwa sertifikat hak milik atas
nama dr H. Mawardi, MPPM adalah berkekuatan hukum tetap.

- Sertifikat hak Milik tersebut dibuat dengan itikad baik dan melalui perjanjian jual beli yang
syah. Perjanjian jual beli hingga dengan dikeluarkannya Sertikat Hak Milik atas nama dr. H.
Mawardi telah memenuhi dan sesuai dengan prosedur dalam perundang-undangan.

- Justru jika ada pihak yang bersalah, maka dalam hal ini adalah Hajjah halimah selaku
penjual, yang beritikad tidak baik, karena menyembunyikan fakta yang sesungguhnya bahwa
tanah tersebut telah disertifikatkan. Tentu jika dipikirkan, telah ada niat sebelumnya dari Hajjah
halimah untuk menggunakan sertifikat atas namanya tersebut untuk kepentingan sendiri.

c. Menyatakan batal atau tidak berkekuatan hukum Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 186, Desa
Rempung, Kec. Masbagik, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). diterbitkan
tanggal 8 Juli 1996. Gambar situasi Nomor 201/ 1995, tanggal 08 Februari 1995, Luas 1563 m2,
Atas Nama HAJJAH HALIMAH.

d. Memerintahkan kepada Tergugat untuk mencabut Keputusan Tata Usaha Negara berupa
Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 186, Desa Rempung, Kec. Masbagik, Kabupaten Lombok
Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). diterbitkan tanggal 8 Juli 1996. Gambar situasi Nomor 201/
1995, tanggal 08 Februari 1995, Luas 1563 m2, Atas Nama HAJJAH HALIMAH yang
diterbitkan oleh Tergugat (Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Lombok Timur).

- Sekalipun pada dasarnya Sertikat yang saya nyatakan pada poin c dan d telah terlebih dahulu
dikeluarkan. Namun berdasarkan analisa kasus sejak terjadi nya jual beli dan diterbitkannya
sertifikat baru oleh pihak BPN, terjadi terlebih dahulu. Baru kemudian perjanjian utang piutang
antara Hajjah halimah dan Sajid NJ.

- Dalam hal ini, Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Lombok Timur juga harus
diperintahkan untuk mencabut sertifikat hak milik atas nama Hajjah Halimah tersebut,
dikarenakan supaya dan untuk memperjelas status tanah tersebut.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Sertifikat adalah surat tanda bukti hak yang dijilid dan diterbitkan oleh Kantor
Pertanahan, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis
yang termuat di dalamnya, dimana data tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur
dan buku tanah yang bersangkutan.
Manfaat dari sebuah sertifikat tanah sebagai alat bukti bahwa si pemeganag atau orang
yang namanya disebut dalam sertifikat tanah, adalah orang yang berhak atas tanah yang
bersangkutan. Namun bahwa sertifikat tanah merupakan bukti hak atas tanah yang paling kuat
dalam arti membuktikan ketidak benaran maka dalam sertifikat tanah haruslah dianggap benar,
dengan tidak perlu alat bukti misalnya saksi-saksi, akta jual beli, dan surat-surat keterangan
pejabat hanya dianggap sebagai bukti permulaan yang harus dikuatkan oleh alat bukti lainnya.
Menurut pasal 17 PP no. 10/1961 sertifikat sementara mempunyai fungsi sebagai
sertifikat. Iapun mempunyai kekuatan sebagai sertifikat, artinya merupaka surat tanda bukti hak.
Tetapi karena tidak ada surat ukurnya, dengan sendirinya sertifikat sementara tidak membuktikan
sesuatu batas-batas tanahnya.
Gambar situasi yang disertakan pada sertifikat sementara tidak mempunyai kekuatan
pembuktian sebagai surat ukur. Berlainan dengan sertifikat, maka sertifikat sementara hanya
merupakan alat pembuktian yang kuat mengenai macam dan siapa yang mempunyainya.
DAFTAR PUSTAKA

Boedi Harsono, hukum agrariadi indonesia, 2008. Jakarta djambatan


Efendi Perangin, SH.,hukum agraria di indonesia, 1991 jakarata, cv. Rajawali
www Google.com, persertifikatan tanah

Anda mungkin juga menyukai