diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Hewan dengan
dosen pengampu : Siti Nurkamilah, M.Pd.
Disusun oleh :
Kelompok 2
Riorita 16543006
GARUT
2018
Judul : Aktivitas Enzim Amylase
A. Tujuan :
1. Mengetahui dan memehami proses pencernaan makanan dengan bantuan saliva.
2. Untuk mengetahui pengaruh temperature, pH, konsentrasi enzim, konsentrasi substrat
terhadap kerja enzim amilase.
C. Hasil Pengamatan
1. Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
Awal Biru ++ Biru +++ Biru ++++ Ungu Keunguan Bening (-)
kehijauan (+) (++)
Akhir Biru ++++ Biru ++++ Kuning Bening (-) Bening (-) Bening (-)
(setelah pekat +++
15 menit)
Keterangan :
Larutan Lugol
Perubahan HCL Aquades Na2CO3
warna (pH 1) (pH 7) (pH 9)
Tabung 2 Tabung 4 Tabung 6
Putih
Awal Ungu++ Bening
keunguan+
Bening Bening
Akhir Ungu+++
(Akromatis) kekuningan
Setelah 15́ Biru ⁺⁺⁺ Biru ⁺⁺ Biru ⁺⁺ Putih Putih pudar Putih pudar
D. Pembahasan
Berdasarkan praktikum aktivitas enzim mengenai pengaruh suhu, pengaruh pH,
pengaruh konsentrasi, pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim amilase
(saliva) yang telah kelompok kami lakukan diperoleh data sebagai berikut,
1. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
a. Suhu <240C
Masing-masing tabung diberikan larutan amilum 2 ml dan 1 ml amylase.
Selanjutnya, dimasukan kedalam gelas kimia pada suhu kamar (<240C) selama 15
menit. Kemudian, di beri label untuk membedakan yang nantinya akan diteteskan
larutan benedict (tabung 1a) dan larutan lugol (tabung 2a). Setelah larutan benedict
dan larutan lugol di teteskan maka, diamkan kembali selama 15 menit.
Adapun perubahan warna yang terjadi setelah ditambahkan larutan benedict
(tabung 1a), larutan dari warna putih menjadi warna biru pudar sekali (++), dan yang
diberi larutan lugol atau iodium (tabung 2a) berubah dari warna putih menjadi ungu
kehijauan (++) serta terjadi endapan. Terjadi endapan karena, kami tidak mengaduk
dengan rata larutan tersebut.
Larutan setelah didiamkan kembali selama 15 menit mengalami perubahan.
Tabung 1a dari biru pudar sekali(++) menjadi warna biru pekat (++++). Sedangkan
tabung 2a dari warna ungu kehijauan (++) berubah menjadi warna bening(-).
Perubahan warna tersebut terjadi pada menit ke 13, hal tersebut menunjukan
bahwa enzim dapat bekerja namun memerlukan waktu yang cukup lama. Pada tabung
2a perubahan warna pada larutan tidak menunjukan perubahan yang signifikan,
perubahan yang terjadi dari warna ungu pudar sekali (++) menjadi warna bening, hal
tersebut juga dapat menjadikan bukti bahwa enzim dapat bekerja namun memerlukan
waktu yang lambat. Pada suhu yang sangat rendah juga, enzim tidak benar-benar
rusak tetapi aktivitasnya sangat banyak berkurang (Gaman & Sherrington, 1994).
b. Suhu 380C-400C
Pada tabung yang diberi label 3a dan 4a yang diberi larutan 2 ml amilum dan 1
ml saliva ditempatkan pada suhu 380C-400C selama 15 menit. Kemudian, diteteskan
benedict pada tabung 3a dan lugol pada tabung 4a dan diamkan kembali selama 15
menit.
Pada tabung 4a mengalami perubahan warna setelah diteteskan lugol dari
warna putih menjadi keunguan (++) dan setelah didiamkan selama 15 menit dalam
suhu 380C-400C larutan tersebut berubah ke warna semula menjadi putih kembali. Hal
tersebut menunjukan bahwa enzim mengalami kesetimbangan atau mengalami titik
akromatis, dimana larutan tersebut berubah ke warna semula. Perubahan tersebut
menunujukan bahwa enzim amilase pada saliva bekerja dengan baik
Sedangkan pada tabung 3a mengalami perubahan setelah di teteskan larutan
benedict menjadi biru pudar (+++). Setelah didiamkan selama 15 menit mengalami
perubahan warna menjadi biru pekat(++++). Berbeda dengan tabung 4a, tabung 3a
tidak mengalami titik akromatis atau perubahan ke warna asal. Hal tersebut
menujukan bahwa enzim masih memerlukan waktu untuk memecah amilum.
c. Suhu >900C
Pada tabung yang diberi label 5a dan 6a yang diberi larutan 2 ml amilum dan 1
ml saliva ditempatkan pada suhu >900C selama 15 menit. Kemudian, diteteskan
benedict pada tabung 5a dan lugol pada tabung 6a dan diamkan kembali selama 15
menit.
Perubahan warna tabung 5a diteteskan benedict itu sangat cepat, larutan
langsung berubah dari warna putih menjadi warna kuning pudar, kuning pekat dan
sampai pada kuning sangat pekat. Terlihat ada 3 endapan di bagian paling bawah
berwarna putih, di bagian tengah ada endapan berwarna coklat kehitaman dan di
atasnya berwarna kuning pekat. Gumpalan tersebut menunjukan bahwa enzim
mengalami denaturasi atau rusaknya enzim karena suhu panas.
Sedangkan pada tabung 6a yang diteteskan larutan lugol tidak mengalami
perubahan warna yang signifikan. Tetapi, terlihat jelas bahwa larutan tersebut
mengalami penggumpalan. Gumpalan tersebut menunjukan bahwa enzim mengalami
denaturasi atau rusaknya enzim karena suhu panas. Pada suhu ini enzim bekerja
sangat cepat dan mengalami kerusakan yang cepat pula.
Suhu yang tinggi akan menaikkan aktivitas enzim namun sebaliknya juga akan
mendenaturasi enzim (Martoharsono, 1994). Peningkatan temperatur dapat
meningkatkan kecepatan reaksi karena molekul atom mempunyai energi yang lebih
besar dan mempunyai kecenderungan untuk berpindah. Ketika temperatur meningkat,
proses denaturasi juga mulai berlangsung dan menghancurkan aktivitas molekul
enzim. Hal ini dikarenakan adanya rantai protein yang tidak terlipat setelah
pemutusan ikatan yang lemah sehingga secara keseluruhan kecepatan reaksi akan
menurun (Lee, 1992).
Berdasarkan hasil pengamatan yang kelompok kami dapatkan pada uji pengaruh
konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim amilase dengan menggunakan larutan benedict,
kami tidak terlalu mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengaruh konsentrasi substrat
terhadap aktivitas enzim amilase. Berdasarkan referensi, seharusnya larutan benedict mampu
mengubah warna larutan menjadi hijau, coklat kehijauan, coklat muda, dan merah bata kalau
memang dalam larutan tersebut enzim amilase bekerja sebagaimana mestinya terhadap
sejumlah konsentrasi substrat, khususnya karbohidrat (amilum). Akan tetapi, pada saat
dilakukan uji, larutan amilum (dengan konsentrasi berapa pun) yang telah diberi enzim
amilase lalu ditetesi larutan benedict tidak menunjukkan adanya perubahan warna yang
signifikan yang seharusnya dapat memberi petunjuk mengenai kerja dari enzim amilase
terhadap larutan.
Sama halnya ketika kami menguji pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas
enzim amilase dengan menggunakan uji Lugol, kami tidak mendapat gambaran khusus
mengenai pengaruh konsentrasi larutan amilum terhadap aktivitas enzim amilase. Hasil akhir
semua tabung hampir menunjukkan hasil yang sama, sehingga kami tidak bisa menentukan
pada konsentrasi substrat berapa enzim amilase bekerja secara optimal.
Meskipun dari data pengamatan yang kami dapat menunjukkan hasil yang kurang
memuaskan, tetapi secara teori yang telah dibuktikan melalui eksperimen, konsentrasi
substrat memang memengaruhi aktivitas enzim. Menurut Poedjiadi (2009), hasil eksperimen
menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka pertambahan konsentrasi
substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi pada batas konsentrasi tertentu, tidak
terjadi kecepatan reaksi walaupun konsentrasi substrat diperbesar.
E. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
dengan adanya enzim bahan makanan dicerna menjadi bahan lain yang lebih
sederhana dan mudah di serap oleh tubuh. Enzim amilase mengubah amilum menjadi
zat gula yang disebut maltosa.
Pengaruh suhu
Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Untuk enzim amilase suhu
optimal antara 37°C - 40°C, yaitu suhu tubuh. Pada suhu di atas dan di bawah
optimalnya, aktivitas enzim berkurang. Di atas suhu 50°C enzim secara bertahap
menjadi inaktif karena protein terdenaturasi. Pada suhu 100°C semua enzim rusak.
Pada suhu yang sangat rendah, enzim tidak benar-benar rusak tetapi aktivitasnya
sangat banyak berkurang. Suhu yang tinggi akan menaikkan aktivitas enzim namun
sebaliknya juga akan mendenaturasi enzim.
Pengaruh pH
Pada percobaan yang telah kami lakukan pada pengaruh pH terhadap enzim amilase
dapat simpulkan bahwa pH pada suatu enzim tidak boleh terlalu asam ataupun terlalu
basa karena akan menurunkan kecepatan reaksi dengan terjadinya denaturasi. Enzim
amilase dapat bekerja dengan cepat pada kisaran pH tertentu dan umumnya
tergantung pada pH lingkungannya. Enzim amilase menunjukkan kerja maksimum
pada pH 6,8 – 7,0 dan pada kisaran tersebut enzim memiliki ke stabilan yang tinggi.
Konsentrasi Enzim terhadap aktivitas Enzim
Secara berturut-turut warna yang diperoleh dari konsentrasi amilase yang semakin
tinggi, yang diuji dengan Larutan Benedict dan Lugol menghasilkan warna yang
semakin memudar. Ini menunjukan enzim amilase semakin efektif dalam
menghidrolisis amilum menjadi monosakarida. Hal ini menunjukan bahwa semakin
tinggi konsentrasi enzim, maka semakin efektif dalam mengkatalis substrat.
ِ ت خ َْل
ق فِي إِن ِ ف َو ْاْل َ ْر
ِ ض الس َم َاوا ِ ب ِْلُو ِلي ََليَات َوالن َه
ْ ار الل ْي ِل َو
ِ اختِ ََل ِ ْاْل َ ْلبَا
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (QS. Ali Imran: 190)
ِ ت خ َْل
َق فِي َويَتَفَك ُرونَ ُجنُو ِب ِه ْم َو َع َلى َوقُعُودًا قِيَا ًما ّللاَ يَذْ ُك ُرونَ الذِين ِ اط ًَل َهذَا َخلَ ْقتَ َما َربنَا َو ْاْل َ ْر
ِ ض الس َم َاوا ِ َس ْب َحانَكَ ب
ُ
َ َار َعذ
اب َف ِقنَا ِ الن
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka
peliharalah Kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran: 191)
Pada ayat diatadas disebutkan “...terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal“
“...Tidaklah engkau menciptakan ini dengan sia-sia..” ayat tersebut menunjukkan bahwa
segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah Swt. Dapat bermanfaat bagi kehidupan makhluk
hidup dan segala yang ada di dunia dapat dibuktikan oleh akal pikir manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Poedjiadi, Anna., dan F.M. Titin Supriyanti. 2009. DASAR-DASAR BIOKIMIA (Edisi Revisi).
Jakarta: UI-Press.
https://choiruddinasik.wordpress.com/2010/10/14/laporan-praktikum-biokimia-ii-percobaan-
ii-enzim/ (diakses pada Minggu, 04 November 2018)
https://www.bacaanmadani.com/2018/01/kandungan-al-quran-surat-ali-imran-ayat.html?m=1