Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

PENGARUH SUHU, PENGARUH KONSENTRASI ENZIM, PENGARUH PH,


PENGARUH KONSENTRASI SUBSTRAT TERHADAP AKTIVITAS ENZIM
AMILASE

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Hewan dengan
dosen pengampu : Siti Nurkamilah, M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 2

Hari M. Firdaus 16542001

Fadila Nazian 16542001

Siti Zakyah W.U 16542012

Wini Heryanti 16542013

Riorita 16543006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS

INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA

GARUT

2018
Judul : Aktivitas Enzim Amylase

Hari,tanggal : Senin, 29 Oktober 2018

A. Tujuan :
1. Mengetahui dan memehami proses pencernaan makanan dengan bantuan saliva.
2. Untuk mengetahui pengaruh temperature, pH, konsentrasi enzim, konsentrasi substrat
terhadap kerja enzim amilase.

B. Alat dan Bahan

Nama alat dan


No Gambar Fungsi
bahan
1. Saliva Bahan yang akan di uji
untuk praktiikum enzim
amilase.

2. Larutan Benedict Reagen yang digunakan


untuk menguji enzim
amilase.

3. Larutan Lugol Reagen yang digunakan


untuk menguji enzim
amilase.
4. Amilum Sebagai substrat enzim
amilase.

5. Larutan Na2CO3 Untuk menguji pengaruh


pH terhadap enzim
amilase.

6. Larutan HCl Untuk menguji pengaruh


pH terhadap enzim
amilase.
7. Gelas kimia Digunakan sebagai wadah
untuk menampung saliva.

8. Kaki tiga Untuk penyangga gelas


kimia pada saat proses
pemanasan

9. Bunsen burner Untuk memanaskan air.

10. Termometer Alat yang digunakan


untuk mengukur suhu air.
11. Kain kassa Alat untuk menyaring
saliva.

12. Rak dan tabung Rak : tempat untuk


reaksi menyimpan tabung
reaksi.
Tabung reaksi: wadah
untuk percobaan
praktikum.

14. Kertas lakmus Untuk mengetahui jenis


keasaman larutan (asa,
basa, atau netral)

15. Pinset Alat untuk menjepit


lakmus yang dicelupkan
ke dalam tabung reaksi.
16. Spatula Digunakan untuk
mengaduk larutan.

17. Penjepit tabung Alat yang digunakan


reaksi untuk menjepit tabung
reaksi.

C. Hasil Pengamatan
1. Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim

Perubahan Benedict Lugol atau Iodium


Warna <240C 370 – 400 C >900C <240C 370 – 400 C >900C

Awal Biru ++ Biru +++ Biru ++++ Ungu Keunguan Bening (-)
kehijauan (+) (++)
Akhir Biru ++++ Biru ++++ Kuning Bening (-) Bening (-) Bening (-)
(setelah pekat +++
15 menit)

Tabung 3a Tabung 5a Tabel 4a Tabung 6a


Tabung 1a Tabung 2a

Keterangan :

1. (+++++) : sangat pekat


2. (++++) : pekat
3. (+++) : pudar
4. (++) : pudar sekali
5. (+) : akromatis

2. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase

Perubahan Larutan Benedict


warna HCL Aquades Na2CO3
(pH 1) (pH 7) (pH 9)
Tabung 1 Tabung 3 Tabung 5
Awal Biru muda++ Biru+++ Biru+
Akhir Biru+ Biru+++ Biru++

Larutan Lugol
Perubahan HCL Aquades Na2CO3
warna (pH 1) (pH 7) (pH 9)
Tabung 2 Tabung 4 Tabung 6
Putih
Awal Ungu++ Bening
keunguan+
Bening Bening
Akhir Ungu+++
(Akromatis) kekuningan

3. Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Aktivitas Enzim

Perubahan Benedict Lugol


Warna 0,5 mL 1 mL 1,5 mL 0,5 mL 1 mL 1,5 mL

Sebelum Biru ⁺⁺⁺ Biru ⁺⁺ Biru ⁺⁺⁺ putih putih Putih

Sedikit Sedikit Sedikit


ungu ungu ungu

Setelah 15́ Biru ⁺⁺⁺ Biru ⁺⁺ Biru ⁺⁺ Putih Putih pudar Putih pudar

Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat


endapan endapan endapan endapan endapan endapan
putih keruh putih keruh putih keruh putih keruh putih keruh putih
4. Pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim amilase

Konsentrasi Perubahan Warna


Tabung
Amilum Awal Akhir (setelah 15’)
Larutan Benedict
Biru+++, terdapat
1 1 ml
Biru+++ sedikit endapan
Biru++, terdapat
3 4 ml
Putih kebiruan++ banyak endapan
Biru+, terdapat
5 6 ml
Putih kebiruan+ banyak endapan
Larutan Lugol
2 1 ml Putih keunguan+ Bening
4 4 ml Putih Putih
6 6 ml Putih Bening

D. Pembahasan
Berdasarkan praktikum aktivitas enzim mengenai pengaruh suhu, pengaruh pH,
pengaruh konsentrasi, pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim amilase
(saliva) yang telah kelompok kami lakukan diperoleh data sebagai berikut,
1. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
a. Suhu <240C
Masing-masing tabung diberikan larutan amilum 2 ml dan 1 ml amylase.
Selanjutnya, dimasukan kedalam gelas kimia pada suhu kamar (<240C) selama 15
menit. Kemudian, di beri label untuk membedakan yang nantinya akan diteteskan
larutan benedict (tabung 1a) dan larutan lugol (tabung 2a). Setelah larutan benedict
dan larutan lugol di teteskan maka, diamkan kembali selama 15 menit.
Adapun perubahan warna yang terjadi setelah ditambahkan larutan benedict
(tabung 1a), larutan dari warna putih menjadi warna biru pudar sekali (++), dan yang
diberi larutan lugol atau iodium (tabung 2a) berubah dari warna putih menjadi ungu
kehijauan (++) serta terjadi endapan. Terjadi endapan karena, kami tidak mengaduk
dengan rata larutan tersebut.
Larutan setelah didiamkan kembali selama 15 menit mengalami perubahan.
Tabung 1a dari biru pudar sekali(++) menjadi warna biru pekat (++++). Sedangkan
tabung 2a dari warna ungu kehijauan (++) berubah menjadi warna bening(-).
Perubahan warna tersebut terjadi pada menit ke 13, hal tersebut menunjukan
bahwa enzim dapat bekerja namun memerlukan waktu yang cukup lama. Pada tabung
2a perubahan warna pada larutan tidak menunjukan perubahan yang signifikan,
perubahan yang terjadi dari warna ungu pudar sekali (++) menjadi warna bening, hal
tersebut juga dapat menjadikan bukti bahwa enzim dapat bekerja namun memerlukan
waktu yang lambat. Pada suhu yang sangat rendah juga, enzim tidak benar-benar
rusak tetapi aktivitasnya sangat banyak berkurang (Gaman & Sherrington, 1994).

b. Suhu 380C-400C
Pada tabung yang diberi label 3a dan 4a yang diberi larutan 2 ml amilum dan 1
ml saliva ditempatkan pada suhu 380C-400C selama 15 menit. Kemudian, diteteskan
benedict pada tabung 3a dan lugol pada tabung 4a dan diamkan kembali selama 15
menit.
Pada tabung 4a mengalami perubahan warna setelah diteteskan lugol dari
warna putih menjadi keunguan (++) dan setelah didiamkan selama 15 menit dalam
suhu 380C-400C larutan tersebut berubah ke warna semula menjadi putih kembali. Hal
tersebut menunjukan bahwa enzim mengalami kesetimbangan atau mengalami titik
akromatis, dimana larutan tersebut berubah ke warna semula. Perubahan tersebut
menunujukan bahwa enzim amilase pada saliva bekerja dengan baik
Sedangkan pada tabung 3a mengalami perubahan setelah di teteskan larutan
benedict menjadi biru pudar (+++). Setelah didiamkan selama 15 menit mengalami
perubahan warna menjadi biru pekat(++++). Berbeda dengan tabung 4a, tabung 3a
tidak mengalami titik akromatis atau perubahan ke warna asal. Hal tersebut
menujukan bahwa enzim masih memerlukan waktu untuk memecah amilum.

c. Suhu >900C
Pada tabung yang diberi label 5a dan 6a yang diberi larutan 2 ml amilum dan 1
ml saliva ditempatkan pada suhu >900C selama 15 menit. Kemudian, diteteskan
benedict pada tabung 5a dan lugol pada tabung 6a dan diamkan kembali selama 15
menit.
Perubahan warna tabung 5a diteteskan benedict itu sangat cepat, larutan
langsung berubah dari warna putih menjadi warna kuning pudar, kuning pekat dan
sampai pada kuning sangat pekat. Terlihat ada 3 endapan di bagian paling bawah
berwarna putih, di bagian tengah ada endapan berwarna coklat kehitaman dan di
atasnya berwarna kuning pekat. Gumpalan tersebut menunjukan bahwa enzim
mengalami denaturasi atau rusaknya enzim karena suhu panas.
Sedangkan pada tabung 6a yang diteteskan larutan lugol tidak mengalami
perubahan warna yang signifikan. Tetapi, terlihat jelas bahwa larutan tersebut
mengalami penggumpalan. Gumpalan tersebut menunjukan bahwa enzim mengalami
denaturasi atau rusaknya enzim karena suhu panas. Pada suhu ini enzim bekerja
sangat cepat dan mengalami kerusakan yang cepat pula.
Suhu yang tinggi akan menaikkan aktivitas enzim namun sebaliknya juga akan
mendenaturasi enzim (Martoharsono, 1994). Peningkatan temperatur dapat
meningkatkan kecepatan reaksi karena molekul atom mempunyai energi yang lebih
besar dan mempunyai kecenderungan untuk berpindah. Ketika temperatur meningkat,
proses denaturasi juga mulai berlangsung dan menghancurkan aktivitas molekul
enzim. Hal ini dikarenakan adanya rantai protein yang tidak terlipat setelah
pemutusan ikatan yang lemah sehingga secara keseluruhan kecepatan reaksi akan
menurun (Lee, 1992).

2. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase

Berdasarkan praktikum mengenai pengaruh pH terhadap aktivitas enzim yang telah


kelompok kami lakukan, dapat diperoleh data sebagai berikut :

a. Larutan Benedict (Tabung 1, 3, dan 5)


Masing-masing tabung diberikan larutan Amilum sebanyak 2 ml dan enzim amilase
sebanyak 1 ml. Pada tabung 1 ditambahkan Larutan HCl dengan pH 1, kemudian
diteteskan Larutan Benedict sebanyak 1 ml. Memiliki warna awal pada tabung 1
adalah biru cukup pekat (++). Setelah didiamkan 15 menit terjadi perubahan yaitu
warna biru cukup pekat (++) yang memiliki endapan pekat di bawah dan di atas.
Tabung 3 yang ditambahkan Aquades dengan pH 7 diteteskan Larutan Benedict
sebanyak 1 ml. Memiliki warna awal pada tabung 3 adalah biru cukup pekat (++).
Setelah didiamkan 15 menit terjadi perubahan warna yang sangat cepat yaitu biru
pekat (+++) yang memliki endapan di bawah saja. Selanjutnya pada tabung 5
ditambahkan Larutan Na2CO3 dengan pH basa diteteskan Larutan Benedict sebanyak
1 ml. Memiliki warna awal yaitu biru cukup pekat (++). Setelah didiamkan 15 menit
terjadi perubahan warna yaitu biru cukup pekat (++) yang memliki endapan di bawah.
Kemudian pada masing-masing tabung diberikan lakmus untuk mengukur pHnya.
Pada tabung 1, 3, dan 5 memiliki sifat basa.
b. Larutan Lugol (Tabung 2, 4, dan 6)
Masing-masing tabung diberikan larutan Amilum sebanyak 2 ml dan enzim amilase
sebanyak 1 ml. Pada tabung 1 ditambahkan Larutan HCl dengan pH 1, kemudian
diteteskan Larutan Lugol sebanyak 1 ml. Memiliki warna awal ungu pekat (+++) dan
ungu cukup pekat (++). Setelah didiamkan 15 menit terjadi perubahan warna yaitu
ungu sangat pekat (+++). Artinya enzim tidak bekerja secara maksimal karena tidak
dapat terhidrolisis secara sempurna. Tabung 4 yang ditambahkan Aquades dengan pH
7 diteteskan Larutan Lugol sebanyak 1 ml. Memiliki warna awal yaitu ungu pudar (+).
Setelah didiamkan 15 menit terjadi perubahan menjadi achromatis pada menit ke 10.
Artinya enzim bekerja optimum dalam pH 7. Selanjutnya pada tabung 6 ditambahkan
Larutan Na2CO3 dengan pH basa diteteskan Larutan Lugol sebanyak 1 ml. Memiliki
warna awal yaitu bening. Setelah didiamkan 15 menit tidak terjadi perubahan warna.
Artinya enzim bekerja sangat cepat pada pH optimum. Kemudian pada masing-
masing tabung diberikan lakmus untuk mengukur pHnya. Pada tabung 2 pH bersifat
asam yang menjadikan enzim tidak dapat bekerja secara maksimal. Tabung 4 pH
bersifat netral dan Tabung 6 pH bersifat basa.

3. Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim


a. Larutan Benedict ( Tabung 1, 3, 5)
Pada percobaan ini, digunakan 3 tabung dengan konsentrasi amilum yang
sama yaitu 2 mL, namun pada konsentrasi amilase yang berbeda-beda. Pada tabung 1
dengan konsentrasi amilase 0,5 mL diteteskan Larutan Benedict sebanyak 1 mL,
menunjukan warna biru pekat (⁺⁺⁺). Setelah didiamkan 15 menit, terjadi perubahan
yaitu warna tetap biru pekat tetapi terdapat endapan putih keruh di bagian bawah.
Pada tabung 3 dengan konsentrasi amilase 1 mL diteteskan Larutan Benedict
sebanyak 1 mL, menunjukan warna biru cukup pekat (⁺⁺). Setelah didiamkan 15
menit, terjadi perubahan yaitu warna tetap biru cukup pekat tetapi terdapat endapan
putih keruh di bagian bawah. Kemudian pada tabung 5 dengan konsentrasi amilase
1,5 mL diteteskan Larutan Benedict sebanyak 1 mL, menunjukan warna biru pekat
(⁺⁺⁺). Setelah didiamkan 15 menit, terjadi perubahan yaitu warna menjadi biru cukup
pekat (⁺⁺) dan terdapat endapan putih keruh di bagian bawah.

b. Larutan Lugol (Tabung 2, 4, 6)


Pada percobaan selanjutnya, digunakan 3 tabung dengan konsentrasi amilum
yang sama yaitu 2 mL, namun pada konsentrasi amilase yang berbeda-beda. Pada
tabung 1 dengan konsentrasi amilase 0,5 mL diteteskan Larutan Lugol sebanyak 1
mL, menunjukan warna putih dan sedikit warna ungu seperti asap. Setelah
didiamkan 15 menit, terjadi perubahan yaitu warna putih serta terdapat endapan
putih keruh di bagian bawah. Pada tabung 4 dengan konsentrasi amilase 1 mL
diteteskan Larutan Lugol sebanyak 1 mL, menunjukan warna putih dan sedikit
warna ungu seperti asap. Setelah didiamkan 15 menit, terjadi perubahan yaitu
warna putih pudar serta terdapat endapan putih keruh di bagian bawah. Kemudian
pada tabung 6 dengan konsentrasi amilase 1,5 mL diteteskan Larutan Lugol
sebanyak 1 mL, menunjukan warna putih dan sedikit warna ungu seperti asap.
Setelah didiamkan 15 menit, terjadi perubahan yaitu warna putih pudar serta
endapan putih keruh di bagian bawah.
4. Pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim amilase

Amilase merupakan kelompok enzim yang berperan dalam mengkatalisis karbohidrat


kompleks berupa amilum menjadi karbohidrat yang lebih sederhana.

Berdasarkan hasil pengamatan yang kelompok kami dapatkan pada uji pengaruh
konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim amilase dengan menggunakan larutan benedict,
kami tidak terlalu mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengaruh konsentrasi substrat
terhadap aktivitas enzim amilase. Berdasarkan referensi, seharusnya larutan benedict mampu
mengubah warna larutan menjadi hijau, coklat kehijauan, coklat muda, dan merah bata kalau
memang dalam larutan tersebut enzim amilase bekerja sebagaimana mestinya terhadap
sejumlah konsentrasi substrat, khususnya karbohidrat (amilum). Akan tetapi, pada saat
dilakukan uji, larutan amilum (dengan konsentrasi berapa pun) yang telah diberi enzim
amilase lalu ditetesi larutan benedict tidak menunjukkan adanya perubahan warna yang
signifikan yang seharusnya dapat memberi petunjuk mengenai kerja dari enzim amilase
terhadap larutan.
Sama halnya ketika kami menguji pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas
enzim amilase dengan menggunakan uji Lugol, kami tidak mendapat gambaran khusus
mengenai pengaruh konsentrasi larutan amilum terhadap aktivitas enzim amilase. Hasil akhir
semua tabung hampir menunjukkan hasil yang sama, sehingga kami tidak bisa menentukan
pada konsentrasi substrat berapa enzim amilase bekerja secara optimal.

Meskipun dari data pengamatan yang kami dapat menunjukkan hasil yang kurang
memuaskan, tetapi secara teori yang telah dibuktikan melalui eksperimen, konsentrasi
substrat memang memengaruhi aktivitas enzim. Menurut Poedjiadi (2009), hasil eksperimen
menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka pertambahan konsentrasi
substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi pada batas konsentrasi tertentu, tidak
terjadi kecepatan reaksi walaupun konsentrasi substrat diperbesar.

Berikut diagram hubungan konsentrasi substrat dengan kecepatan reaksi enzimatik:

E. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

 dengan adanya enzim bahan makanan dicerna menjadi bahan lain yang lebih
sederhana dan mudah di serap oleh tubuh. Enzim amilase mengubah amilum menjadi
zat gula yang disebut maltosa.
 Pengaruh suhu
Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Untuk enzim amilase suhu
optimal antara 37°C - 40°C, yaitu suhu tubuh. Pada suhu di atas dan di bawah
optimalnya, aktivitas enzim berkurang. Di atas suhu 50°C enzim secara bertahap
menjadi inaktif karena protein terdenaturasi. Pada suhu 100°C semua enzim rusak.
Pada suhu yang sangat rendah, enzim tidak benar-benar rusak tetapi aktivitasnya
sangat banyak berkurang. Suhu yang tinggi akan menaikkan aktivitas enzim namun
sebaliknya juga akan mendenaturasi enzim.
 Pengaruh pH
Pada percobaan yang telah kami lakukan pada pengaruh pH terhadap enzim amilase
dapat simpulkan bahwa pH pada suatu enzim tidak boleh terlalu asam ataupun terlalu
basa karena akan menurunkan kecepatan reaksi dengan terjadinya denaturasi. Enzim
amilase dapat bekerja dengan cepat pada kisaran pH tertentu dan umumnya
tergantung pada pH lingkungannya. Enzim amilase menunjukkan kerja maksimum
pada pH 6,8 – 7,0 dan pada kisaran tersebut enzim memiliki ke stabilan yang tinggi.
 Konsentrasi Enzim terhadap aktivitas Enzim
Secara berturut-turut warna yang diperoleh dari konsentrasi amilase yang semakin
tinggi, yang diuji dengan Larutan Benedict dan Lugol menghasilkan warna yang
semakin memudar. Ini menunjukan enzim amilase semakin efektif dalam
menghidrolisis amilum menjadi monosakarida. Hal ini menunjukan bahwa semakin
tinggi konsentrasi enzim, maka semakin efektif dalam mengkatalis substrat.

 Pengaruh Konsentrasi Substrat terhadap Aktivitas Enzim


Berdasarkan hasil pengamatan, kami tidak terlalu mendapat gambaran secara pasti
mengenai pengaruh konsentrasi larutan amilum (substrat) terhadap aktivitas enzim
amilase. Tetapi secara teori yang telah dibuktikan melalui eksperimen, konsentrasi
substrat memang memengaruhi aktivitas enzim. Menurut Poedjiadi (2009), hasil
eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka
pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi pada
batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi kecepatan reaksi walaupun konsentrasi
substrat diperbesar.

Al-Qur'an Surat Ali ‘Imran Ayat 190-191

ِ ‫ت خ َْل‬
‫ق فِي إِن‬ ِ ‫ف َو ْاْل َ ْر‬
ِ ‫ض الس َم َاوا‬ ِ ‫ب ِْلُو ِلي ََليَات َوالن َه‬
ْ ‫ار الل ْي ِل َو‬
ِ ‫اختِ ََل‬ ِ ‫ْاْل َ ْلبَا‬
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (QS. Ali Imran: 190)

ِ ‫ت خ َْل‬
َ‫ق فِي َويَتَفَك ُرونَ ُجنُو ِب ِه ْم َو َع َلى َوقُعُودًا قِيَا ًما ّللاَ يَذْ ُك ُرونَ الذِين‬ ِ ‫اط ًَل َهذَا َخلَ ْقتَ َما َربنَا َو ْاْل َ ْر‬
ِ ‫ض الس َم َاوا‬ ِ َ‫س ْب َحانَكَ ب‬
ُ
َ َ‫ار َعذ‬
‫اب َف ِقنَا‬ ِ ‫الن‬

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka
peliharalah Kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran: 191)

Pada ayat diatadas disebutkan “...terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal“
“...Tidaklah engkau menciptakan ini dengan sia-sia..” ayat tersebut menunjukkan bahwa
segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah Swt. Dapat bermanfaat bagi kehidupan makhluk
hidup dan segala yang ada di dunia dapat dibuktikan oleh akal pikir manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi, Anna., dan F.M. Titin Supriyanti. 2009. DASAR-DASAR BIOKIMIA (Edisi Revisi).
Jakarta: UI-Press.
https://choiruddinasik.wordpress.com/2010/10/14/laporan-praktikum-biokimia-ii-percobaan-
ii-enzim/ (diakses pada Minggu, 04 November 2018)

Idham,A.http://astrididham.blogspot.com/(di akses pada hari, Minggu 4 November 2018


pukul 22:41)

Yonandre,Y.https://yonayonandre.wordpress.com/tag/pengaruh-suhu//(di akses pada hari,


Minggu 4 November 2018 pukul 23:30)

https://www.bacaanmadani.com/2018/01/kandungan-al-quran-surat-ali-imran-ayat.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai