4.1 Hasil
pemanasan.
larutan
Erlenmeyer Erlenmeyer berfungsi untuk
dan analitik
Gelas Ukur
kecil.
jumlah kecil
padat.
Pinset Pinset digunakan ntuk mengambil
reaksi
Penjepit Tabung Reaksi Penjepit tabung rekasi digunakan
sebuah larutan
Lumpang dan Alu Lumpang digunakan sebagai wadah
padat.
pipet volume
saat titrasi.
Awal Akhir
NaOH. Pertama direaksikan NiSO4 + NaOH menghasilkan warna hijau muda dan
tedapat endapan namum tidak berbau. Selanjutnya dilakukan reaksi antara CuSO 4
+ NaOH menghasilkan warna hijau muda dan terdapat endapan namun tidak
dan terdapat endapan namun tidak berbau. Selanjutnya direaksikan Pb(NO 3)2 +
NaOH menghasilkan warna putih kapur dan terdapat endapan namun tak berbau.
Selanjutnya dilakukan perlakuan dengan pemberian HCl. Pertama
direaksikan NiSO4 + HCl menghasilkan warna hijau dan tidak terdapat endapan
warna biru dan tidak terdapat endapan maupun bau. Selanjutkan direaksikan
FeCl3 + HClmenghasilkan warna kuning dan tidak terdapat bau maupun endapan.
Selanjutnya dilakukan reaksi antara Pb(NO 3)2 + HCl menghasilkan warna bening
FeCl3+KCNS menghasilkan warna merah bata dan tidak berbau maupun endapan.
Bahan pH Sifat
Awal Akhir
akhir putih kapur dan terdapat endapan. Selanjutnya dilakukan reaksi antara
warna akhir bening dan tak mengendap. Selanjutnya direaksikan CaCl 2 + H2SO4
endapan.
aquades,, minyak, dan detergen dan waktu yang dibutuhkan untuk memisah
akhir merah bata serta waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan koloid adalah
8 menit 12 detik.
Larutan pH
CH3CHOOH + CH3COONa 7
NH4OH + NH4Cl 8
Larutan pH
Larutan buffer asam + aquades 6
Larutan buffer basa + aquades 8
Larutan pH
Larutan buffer asam + NaOH 7
Larutan buffer asam + HCl 7
Larutan buffer basa + NaOH 8
Larutan buffer basa + HCl 8
Pada tabel 13 direaksikan larutan buffer asam dengan NaOH dan HCl dan
Tabel 14. Penentuan Warna Indikator Larutan dalam Asam dan Basa
laboratorium beserta fungsinya. Peralatan laboratorium ini dijelaskan satu per satu
oleh asisten dosen kepada praktikan. Hal ini bertujuan supaya praktikan dapat
Kaki tiga berfungsi sebagai penyangga untuk kasa asbes pada saat
untuk melakukan reaksi kimia dengan volume yang lebih besar dan juga
digunakan dalam proses titrasi. Cawan petri biasanya terdapat pada laboratorium
biologi yang berfungsi sebagai pengembangbiakan mikroba atau bakteri dan untk
meneliti jamur. Pipet volume digunakan untuk mengukur volume cairan secara
akurat dan analitik. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume sejumlah
kecil. Kasa asbes digunakan untuk menahan dan menyebarkan panas yang berasal
dari api Bunsen. Plat tetes digunakan untuk pengujian atau identifikasi senyawa
kimia dalam jumlah kecil. Bunsen digunakan untuk tempat spiritus yang akan
mengambil bahan agar steril. Tabung reaksi digunakan sebagai wadah untuk
melakuka reaksi kimia dalam jumlah sedikit. Rak tabung reaksi digunakan sebagai
tempat untuk meletakkan tabung reaksi. Penjepit tabung rekasi digunakan untuk
menjepit tabung reaksi pada saat dalam kondisi yang panas. Labu ukur digunakan
untuk menyimpan larutan dan membuat larutan dengan konsentrasi tertentu tetapi
tidak akurat. Corong digunakan untuk memindahkan larutan dari wadah satu ke
wadah yang lainnya. Kertas lakmus digunakan sebagai indikator untuk mengukur
ph dari larutan asam maupun basa. Kaca arloji digunakan untuk meletakkan zat
padat. Alu digunakan untuk menghaluskan zat padat. Bolt pipetor digunakan
untuk memompa suatu larutan agar naik ke pipet volume. Timbangan analitik
digunakan untuk menimbang zat padat secra akurat. Buret digunakan untuk
mengukur volume larutan yang keluar melalui kran alat tersebut dan digunakan
pada saat titrasi. Oven besar digunakan sebagai tempat analisis tanah dan jaringan
tanaman. Oven kecil digunakan hanya untuk analisis jaringan tumbuhan saja.
digunakan untuk penimbang (alas) dan juga penutup suatu alat laboratorium.
awal yaitu berwarna kuning, tidak terdapat bau dan juga endapan tidak terlihat.
terlihat beberapa perubahan. Pada saat diteteskan pereaksi kcns, tidak terlihat
larutan FeCl3. Saat diteteskan sebanyak dua kali terlihat adanya perubahan pada
Sehingga bau dan endapan sama seperti sebelumnya yaitu tidak ada
pada warna dari larutan. Saat diteteskan sebanyak 2 kali, FeCl 3 yang sebelumnya
berwarna kuning berubah menjadi berwarna coklat kemerahan. Untuk bau yang
dihasilkan tidak ada perubahan dari sebelumnya. Akan tetapi terdapat endapan
dengan cara di bor atau di dril. Endapan yang berasal dari larutan akan terbentuk
karena proses penurunan kelarutan pada kenaikan temperatur operasi dan kristal
peralatan-peralatan industri yang melibatkan air garam seperti industri minyak dan
gas, proses desalinasi dan ketel serta industri kimia. Hal ini disebabkan karena
pipa minyak ada beberapa jenis, seperti kalsium karbonat (CaCO3), kalsium sulfat
termasuk gips (CaSO4. 2H2O) dan kalsium sulfat anhidrat (CaSO4), serta barium
awal sebelum direaksikan yaitu berwarna putih, tidak adanya bau, dan tidak
kcns sebanyak dua kali, terlihat tidak adanya perubahan baik dari warna, bau,
maupun endapan
Saat diberikan perlakuan dengan pereaksi HCl pada larutan Pb(NO 3)2,
setelah diteteskan pereaksi HCl sebanyak 2 tetes. Pada warna tidak ada perubahan
sama sekali dari awal sebelum ditambahkan pereaksi. Untuk bau juga tidak
perubahan warna yang terjadi. Warna putih yang sebelumnya merupakan warna
awal dari Pb(NO3)2 berubah menjadi warna putih sirsak setelah diteteskan
pereaksi NaOH. Selain itu, terdapat endapan pada bagian bawah tabung reaksi dan
awalnya yaitu warna hijau, tidak adanya bau, dan tidak terlihat adanya endapan
pada bagian bawah tabung reaksi. Setelah ditambahkan pereaksi kcns sebanyak 2
tetes, terlihat tidak adanya perubahan titik baik dari warna, bau, maupun endapan
yang dihasilkan.
niso4 hanya terdapat perubahan pada bau. Pada awalnya, bau dari NiSO 4 tidak
ada. Setelah ditambahkan 2 tetes pereaksi HCL terdapat adanya bau yang ditandai
dengan bau yang sedikit lebih kuat dari bau awal sebelum direaksikan. Untuk
warna sendiri, tidak menunjukkan adanya perubahan dan warnanya masih berupa
warna awal yaitu warna hijau. Sedangkan untuk endapan, tidak terlihat adanya
terlihat beberapa perubahan yang terjadi. Perubahan pertama terlihat pada warna.
Warna hijau yang merupakan warna awal dari niso4 setelah diteteskan NaOH
berubah menjadi warna hijau tosca. Untuk endapan terlihat adanya endapan garam
pada bagian bawah tabung reaksi titik sedangkan yang terakhir yaitu tidak
awal yaitu biru, tidak ada bau, dan tidak ada endapan yang terdapat pada tabung
2 tetes, terlihat adanya perubahan. Perubahan pertama yaitu pada warna. Warna
biru yang menjadi warna awal dari CuSO 4, berubah menjadi warna hijau lumut
dan bau dari larutan sedikit lebih tajam dari sebelumnya. Terdapat juga endapan
pada bagian bawah tabung reaksi yang merupakan garam yang sukar larut.
Proyeksi HCl yang diteteskan sebanyak 2 tetes pada larutan CuSO 4 tidak
menunjukkan adanya perubahan titik baik dari warna, bau, maupun endapan.
diamati adanya beberapa perubahan. Warna biru yang menjadi warna awal,
berubah menjadi warna biru langit. Terdapat endapan yang terbentuk, namun bau
yang dihasilkan sama sekali tidak ada dan sama seperti sebelumnya.
Beberapa garam logam seperti NaCl sangat mudah larut dalam air.
Sementara terdapat beberapa garam logam lain seperti NaOH yang sukar larut
dalam air. Sehingga garam-garam ini membentuk reaksi pengendapan di dalam
larutan. Reaksi pengendaraan terjadi karena Kation dan anion tertentu akan
bergabung menghasilkan padatan ionik tak larut yang dinamakan endapan. Reaksi
dari air laut. Langkanya yaitu dengan mengendapkan Mg2+ sebagai MgOH2.
Pada praktikum tentang sifat asam basa yang menggunakan dua larutan
yaitu MgO dan CaOH2 terdapat beberapa hasil yang diamati. Pertama yaitu pada
intermediet pada reaksi mylar antara dehidroksi aseton dan asam amino glisin. Hal
metil gliosal intermediet antara hidroksi aseton dan asam amino lain. Sehingga
Trijoko (2015), kondisi optimal yang dihasilkan oleh caoh2 yaitu pada rentang PH
8-11. Hal ini dikarenakan caoh2 merupakan senyawa basa kuat yang bahkan lebih
dengan tiga tabung reaksi, terdapat beberapa perubahan yang sebenarnya terletak
(NH4)2CO3, Na2HPO4, NH4Cl, dan NH4OH memiliki warna yang sedikit berubah.
Akan tetapi jika dilihat dari endapan, hanya reaksi antara MgSO4 dan (NH4)2CO3
yang tidak mengalami perubahan sedikitpun. Hal ini bisa disebabkan karena
menyebabkan padatan tak larut, yaitu endapan atau tidak ada gabungan yang
memungkinkan dan tidak ada reaksi sama sekali. Karena senyawa ionik ada yang
dapat larut di dalam air dan juga ada yang tidak dapat larut di dalam air tergantung
Pada reaksi pengenalan kalsium ini, perubahan hanya terjadi pada warna.
ini hanya bersifat memudar yang memungkinkan terjadi karena pencampuran dua
kelarutan garam alkali tanah bertambah dengan kenaikan berat atom, kecuali
Kalsium dan stronsium bila direaksikan di dalam sebuah larutan cair maka
kalsium akan lebih mudah bereaksi. Berbeda dengan magnesium yang lebih sulit
dihasilkan warna putih keruh dan putih susu. Hasil ini sudah jelas bahwa karena
percampuran antara dua larutan yang beda jenis. Karena Senyawa alkali tanah
Pada endapan koma ini terjadi bahwa barium (BaSO4) dan barium
karbonat (Ba(CO4)) adalah senyawa yang sukar larut di dalam air. Endapan pada
barium terjadi karena ikatan ion telah diputus, sehingga Ba + akan bereaksi dengan
Menghasilkan kelarutan di mana hanya ada satu larutan yang tidak larut yaitu
dari dua atau lebih zat yang salah satunya tersuspensi dan ukuran partikel koloid
lebih besar daripada larutan. Dengan demikian Bahan gula, susu bubuk, Urea dan
deterjen akan tersuspensi dalam aquades. Sedangkan pada campuran aquades dan
mengandung zat Pati yaitu karbohidrat kompleks. Untuk itulah tepung terigu akan
sukar larut di dalam air dan biasanya campuran dari tepung akan membentuk
bahan kenyal untuk bahan makanan, sehingga tidak digolongkan sebagai koloid.
susu bubuk. Menurut Petrucci (2012), endapan sebenarnya terjadi karena anion
dan kation tertentu bergabung menghasilkan padatan ionik tak larut dan ini sama
halnya dengan penggabungan larutan yang berbentuk endapan karena garam yang
sukar larut pada larutan akibat reaksi Kation dan anion tertentu. Sehingga padatan
bahan itu tidak dapat tersuspensi dengan sempurna yang kemudian membentuk
endapan.
koloid yang dilakukan selama 7 sekon atau detik. Hal yang didapatkan yaitu
minyak yang berada di tepi atas air. Sedangkan pada percobaan larutan minyak
makan ditambah dengan aquades dan deterjen koloid dapat terbentuk dalam waktu
18 sekon.
Menurut Arneli dan Yayuk (2019), berdasarkan fase terdispersi, emulsi
dibedakan ke dalam jenis minyak dalam air dan air dalam minyak. Jenis air dalam
minyak adalah jenis emulsi yang terdiri atas fase terdispersi berupa air dan fase
pendispersi berupa minyak. Sedangkan emulsi minyak dalam air yaitu emulsi
yang terdiri dari fase terdispersi berupa minyak dan fasa pendispersi berupa air.
Pada percobaan yang dilakukan jenis emulsi yaitu larutan minyak dalam air,
semakin banyak bahan yang ditambahkan, makan semakin lama waktu yang
tampak pada warna yaitu berubah menjadi warna merah pekat. Serta koloid yang
menghasilkan ion Fe3+.Ion ini akan mengalami reaksi hidrolisis yang akan
Pada percobaan efek tyndal, diamati bahwa larutan K2Cr2O7 tembus pada
saat dilakukan penyinaran. Hal ini juga menandakan bahwa larutan K 2Cr2O7
merupakan larutan koloid. Menurut Arneli dan Yayuk (2019), hamburan cahaya
yang ditembus pada suatu larutan disebut dengan efek tyndall. Efek inilah sifat
optik dari sistem koloid. Efek tyndall ini dapat diaplikasikan pada kekeruhan
suatu larutan yang diukur. Karena pada dasarnya semua larutan yang dapat
sangat kecil bisa menghamburkan cahaya yang diserap lewat lampu senter. Efek
ini merupakan sifat optik yang sama halnya dengan prinsip proyektor film dan
lampu sorot mobil yang tembus cahaya pada saat malam yang berkabut.
gabungan antara asam lemah dan larutan basa konjugasi titik di mana percobaan
ini larutan yang bertindak sebagai asam lemah yaitu larutan CH 3COOH.
Kedua larutan ini bercampur dan menjadi sebuah larutan penyangga asam.
ml. Dari percobaan ini diketahui bahwa pH dari larutan buffer A adalah 5 dan
akan terdapat beberapa spesi yaitu, ion H + hasil dari ionisasi sebagian kecil
CH3COOH ion CH3COO- hasil ionisasi sebagian kecil dari CH 3COOH dan
ionisasi sempurna dari CH3COONa. Selain itu terdapat molekul CH 3COOH yang
tidak terionisasi, ion Na + dari hasil ionisasi sempurna CH3COONa, molekul H2O
atau air, ion H + dan ion OH- sebagian kecil dari air.
menghasilkan PH asam.
NH4Cl. Larutan ini merupakan larutan penyangga basa titik. Menurut Muliawati
(2014), larutan penyangga basa berasal dari campuran basa lemah dengan asam
konjugasinya. Dalam hal ini NH4OH sebagai basa lemah dan NH4CL sebagai
asam konjugasi.
percampuran antara larutan NH4OH dan larutan NH4Cl dihasilkan besar PH yaitu
melibatkan beberapa spesi antara lain yaitu ion oh- hasil ionisasi sebagian kecil
dari NH4OH, ion NH4+ hasil dari ionisasi sempurna dari NH4Cl molekul NH4OH
yang tidak terionisasi, ion Cl- hasil ionisasi sempurna dari NH 4Cl, molekul H2O,
ion H+ dan ion OH- sebagian kecil dari air. Dari spesi-spesi tersebut terlihat bahwa
ion oh- adalah spesi yang paling banyak bila dibandingkan dengan ion H +. Hal ini
membuktikan bahwa larutan penyangga basa NH4OH + NH4Cl merupakan bersifat
basa.
ion H+ ion CH3COO- dan ionisasi sempurna CH3COONa. Serta beberapa molekul
air, plus, dan ion OH-. Setelah diteteskan dengan larutan HCl, Maka akan muncul
beberapa spesi lain seperti ion Cl-, molekul H2O dan ion H+. Pipet yang menetes
larutan penyangga asam, sehingga jumlah ion H + dan ion OH- akan meningkat
atau H2O akan terionisasi menjadi ion H+ dan ion OH- Oleh karena itu, jumlah ion
H+ dan ion OH- akan dinetralisir oleh komponen basa yaitu CH 3COO- sehingga PH
dapat dipertahankan.
titik Hal ini menunjukkan bahwa larutan penyangga tersebut tergolong dalam sifat
basa.
tersebut jumlahnya akan tetap di dalam larutan. Dengan jumlahnya yang tetap
dengan Satu Tetes larutan HCl yang berperan sebagai asam titik pada percobaan
dari ion H+, Iya CH3COO-, sebagian kecil ion CH3COOH, ionisasi sempurna
molekul CH3COONa, molekul H2O, ion H+ dan ion OH-. Partikel-partikel ini akan
larutan HCl akan terdapat beberapa spesi lagi seperti ion Cl -, molekul H2O, dan
ion H+. Penambahan jumlah ion H plus akan dinetralisir oleh komponen basa
seterusnya jumlah ion H+ dan ion OH- dalam larutan tidak mengalami perubahan
dengan 1 tetes larutan NaOH yang berperan sebagai basa. Hasil dari percobaan ini
(NaOH) akan terlihat keadaan mikroskopiknya. Spasi yang terdapat pada larutan
penyangga asam akan bergerak secara bebas terus-menerus di dalam larutan titik
sehingga ketika diteteskan larutan NaOH yang berupa basa, akan terdapat laju
beberapa spesies yaitu na+ dan oh-. Penambahan oh- akan dinatrisi oleh molekul
CH3COOH dan membentuk ion CH3COO-. Oleh karena itu seharusnya ion H + dan
ion oh- dan larutan tidak mengalami perubahan dan PH dapat dipertahankan
(Muliawati, 2014).
HCl yang berperan sebagai asam titik larutan buffer basa ini ketika ditambahkan
basa akan terbentuk beberapa spesi yaitu Cl -, ion H2O, dan ion H+. Ketika ion H+
meningkat akan langsung dinetralisir oleh komponen basa (NH 4OH) dan
membentuk ion NH4+ sehingga jumlah ion H+ dalam larutan tersebut relatif tetap.
Sehingga tidak terjadi perubahan perbandingan konsentrasi ion H + dan ion OH-
dengan NaOH yang diamati bahwa ph-nya itu 9 atau bersifat basa. Hal ini
dikarenakan menurut Muliawati (2014), ketika jumlah ion oh- meningkat pada
dengan meneteskan sebanyak 2 tetes air suling, HCl, dan NaOH pada
diteteskan sebanyak 1 tetes indikator metil orange (MO), bromtimol biru (BTB),
tersebut, terlihat beberapa perubahan yang terjadi. Air suling yang berwarna
bening dicampurkan dengan metil orange yang berwarna orange berubah menjadi
berwarna orange. Ini berarti bahwa percampuran antara air suling dan metil
orange tidak mempengaruhi Perubahan warna pada larutan. Hal ini juga terlihat
pada bromtimol biru dan phenolphthalein yang juga tidak menunjukkan perubahan
Menurut Zulius (2017), pH dari air adalah sama dengan 7 dan ini adalah
kadar pH yang normal. Sebenarnya air yang baik untuk dikonsumsi adalah sekitar
Netral yaitu antara rentang 6,8-7,0. Oleh karena itu kenaikan sebuah air tidak
dari indikator tidak berubah dan tetap pada warna dari indikator.
Percobaan pengantin itu bercampur antara larutan hcl dengan
masingmasing indikator. Terlihat bahwa larutan HCL yang ditetesi dengan metil
orange berubah warna merah. Begitu pun dengan bromtimol biru yang berubah
Menurut Indira (2015), pada metil orange akan merubah warna menjadi
merah jika berada pada lingkungan asam. Bromtimol biru akan berubah menjadi
warna coklat ataupun kuning jika pada lingkungan basah, Selain itu pada
fenolpatalein tidak akan berubah warna pada lingkungan asam. Metil orange dan
sifatnya asam dan akan merubah warna sesuai dengan penjelasan ahli tersebut.
Begitu pun dengan percampuran bromtimol biru menghasilkan warna biru dan
menghasilkan warna orange muda dan kuning pada lingkungan basah. Indikator
basa seperti bromtimol biru akan menghasilkan warna biru dalam lingkungan
bahasa dan fenolftalein akan menghasilkan warna merah muda pada lingkungan
basa. lingkungan yang basa dimaksud adalah larutan yang sifatnya basa seperti
NaOH.
mengambil ekstrak dari tiga jenis bunga berwarna merah, putih, dan kuning.
Mahkota dari ketiga jenis bunga tersebut dihaluskan dan ekstraknya dipanaskan
merah hati. Pada bunga putih yang sebelumnya berwarna coklat menjadi kuning
pucat. Sedangkan pada bunga kuning yang sebelumnya berwarna coklat menjadi
kuning keemasan.
naoh menghasilkan perubahan warna pada bunga merah menjadi berwarna hitam.
Bunga putih mengalami perubahan warna menjadi warna kuning kecoklatan, dan
sifat. Larutan HCl merupakan larutan yang sifatnya asam, sedangkan NaOH
adalah larutan yang mempunyai sifat basa. Selain itu perubahan juga terjadi
karena adanya pigmen antosianin yang terdapat pada bunga. Warna antosianin
sangat dipengaruhi oleh struktur antosiani serta derajat keasaman atau PH.
memberikan warna yang maksimum atau pekat, sedangkan di larutan yang ph-nya
warna merah, kuning, biru, dan ungu pada bunga, buah, sayur, dan tanaman hias.
Antosianin merupakan senyawa yang bersifat polar sehingga akan mampu larut
menggunakan pelarut yang bersifat polar. Pelarut yang digunakan untuk proses