Kebijakan Utang
Kebijakan Utang
Kelas : 2.1
NIM : 18.G1.0044
KEBIJAKAN UTANG
A. PENGERTIAN
Kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka
memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk
membiayai aktivitas operasional perusahaan. Selain itu kebijakan hutang perusahaan
juga berfungsi sebagai alat monitoring terhadap tindakan manajer yang dilakukan
dalam pengelolaan perusahaan.
E. LIKUIDITAS
likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau
melunasi hutang jangka pendek yang jatuh tempo tepat pada waktunya atau pada saat
ditagih. Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
keuangan jangka pendek adalah current ratio. Current ratio mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki. Semakin besar rasio ini berarti semakin likuid suatu perusahaan. Rasio ini
yang paling umum digunakan untuk menganalisis posisi modal suatu perusahaan,
yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar.
F. PENGARUH ANTAR VARIABEL
1. Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Hutang
Likuiditas diproksikan ke dalam rasio lancar (current ratio) yang merupakan rasio
untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Perusahaan yang menjalankan
operasinya membutuhkan dana yang sangat besar. Kebutuhan dana tersebut tidak
dapat sepenuhnya didapat dari modal sendiri. Oleh karena itu, perusahaan
melakukan pinjaman dana ke pihak lain. Perusahaan yang memiliki rasio lancar
yang besar, maka menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek juga besar. Penempatan dana yang terlalu besar pada sisi
aktiva memiliki dua efek yang berlainan. Di satu sisi, likuiditas perusahaan
semakin baik. Namun, di sisi lain, perusahaan kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan tambahan laba, karena dana yang seharusnya digunakan untuk
investasi yang menguntungkan dipakai. sebagai cadangan untuk memenuhi
likuiditas. Sehingga untuk memenuhi pendanaan perusahaan memilih pendanaan
eksternal, yaitu hutang. Ini berarti semakin besar rasio lancar perusahaan, maka
semakin tinggi perusahaan menggunakan hutang. (Likuiditas berpengaruh positif
terhadap kebijakan hutang)
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang
Ukuran perusahaan merupakan besarnya sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Sumber daya tersebut meliputi aset, teknologi, kekayaan intelektual, dan
sebagainya. Dengan adanya sumber daya yang besar, perusahaan dapat melakukan
investasi untuk aktiva lancar maupun aktiva tetap. Semakin cepat pertumbuhan
perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi.
Perusahaan yang besar akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal
dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan yang memiliki aktiva besar cenderung
menggunakan hutang dalam proporsi yang cukup besar. (Ukuran Perusahaan
berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang).
3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Kebijakan Hutang
Pertumbuhan penjualan merupakan peningkatan jumlah penjualan dari tahun ke
tahun. Penjualan perusahaan dapat meningkat karena investasi yang dilakukan
perusahaan juga meningkat. Dalam mendanai investasi yang besar, perusahaan
cenderung menggunakan hutang yang besar.( Pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang)
4. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang
Teori pecking order menyatakan bahwa perusahaan akan lebih memprioritaskan
pendanaan secara internal. Urutan pendanaan yang akan digunakan oleh
perusahaan adalah laba ditahan, hutang, dan penerbitan saham sebagai pilihan
terakhir. Perusahaan yang memiliki laba (profit) tinggi berarti mempunyai
kemampuan untuk memenuhi pendanaan secara internal yang akan digunakan
perusahaan untuk membiayai kegiatan operasionalnya.