Dinamika Kelompok - Kelompok06
Dinamika Kelompok - Kelompok06
Disusun Oleh:
Theofilus Dimas 18.G1.0067
Jason Rimende 18.G1.0071
Azevedo Joanito 18.G1.0072
Serafina Elsa F.S. 18.G1.0075
Conan Maxwell 18.G1.0077
Alyna Elsa G. 18.G1.0078
Matius Pradipta 18.G1.0086
Fransiskus Kristian 18.G1.0095
Irgi Gunawan 18.G1.0097
Fiona Sudarmana 18.G1.0100
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat karena dengan pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis ini guna
memenuhi Ujian Akhir Semester untuk mata kuliah Teori Organisasi, dengan judul : “Dinamika
Kelompok pada PT Njonja Meneer.”
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Elvin S. Ma’arif, SE., MSi., Akt.,
selaku dosen mata kuliah Teori Organisasi yang telah membantu kami dalam mengerjakan
proyek karya tulis ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang juga
sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya tulis
ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil karya tulis
ini, karena itu kami berharap semoga karya tulis ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi
kita bersama.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan
pelajaran dari karya tulis ini.
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………....1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...
2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1. Profil Perusahaan……………………………………………………………………….... 3
1.2. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………. 4
1.3. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………….... 5
BAB II PEMBAHASAN 6
2.1. Kajian Pustaka………………………………………………………………………….... 6
2.1.1. Dinamika Kelompok………………………………………………………………. 6
2.1.2. Lingkup Dinamika Kelompok…………………………………………………….. .6
2.1.3. Sifat Kelompok…………………………………………………………………….. 6
2.1.4. Alasan Orang Membentuk Kelompok……....………………………………….......7
2.1.5. Tahapan Perkembangan Kelompok………………………………………………... 7
2.1.6. Tipe-Tipe kelompok……………………………………………………………….. 8
2.1.7. Akibat dari Budaya Kelompok…………………………………………………….. 9
2.1.8. Fungsi Dinamika Kelompok……………………………………………………….. 9
2.1.9. Tujuan Dinamika Kelompok………………………………………………………..9
2.1.10. Kelebihan dan Kekurangan Dinamika Kelompok………………………………... 9
2.1.11. Faktor Dalam Dinamika Kelompok……………………………………………...10
2.1.12. Perbedaan Tim Kerja vs Kelompok Kerja………………………………………. 10
2.2. Analisa Masalah………………………………………………………………………....11
2.3. Metode Penelitian………………………………………………………………………. 12
2.4. Hasil dan Pembahasan………………………………………………………………….. 12
BAB III PENUTUP 16
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………... 16
3.2. Saran……………………………………………………………………………………. 17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...18
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
● Motto
Jamu Njonja Meneer, tradisi mutu terbaik untuk kesehatan dan kecantikan.
● Visi
Karena mutu, kami unggul di setiap persaingan pasar.
● Misi
1. Melestarikan warisan tradisi nenek moyang dalam menjaga kesehatan dan
kecantikan.
2. Memberi pelayanan kesehatan dan kecantikan yang berkualitas terjangkau
di seluruh lapisan masyarakat.
3. Pelayanan kesehatan yang tercipta dari masyarakat untuk masyarakat.
4. Turut serta mendorong program pemerintah dalam rangka peningkatan
SDM dengan cara pemberdayaan dan pengadaan lapangan kerja.
Dalam menjalankan bisnis, permasalahan dalam menjalankan bisnis pasti selalu ada,
khususnya masalah sumber daya manusia. Mulai dari jajaran pimpinan sampai buruh pabrik
mempunyai motivasi dan tujuan masing-masing saat menjalankan tugasnya. Begitu pula
dengan adanya sifat, kepribadian, dan pola pikir yang berbeda dalam diri setiap individu
memicu terjadinya dinamika dalam keseharian berorganisasi.
Dinamika kelompok dapat digolongkan menjadi positif dan negatif. Dikatakan
positif jika dapat memacu individu dalam kelompok untuk berkembang, dan dikatakan
negatif jika merugikan lingkungan serta orang-orang sekitar. Hal ini terjadi pada PT.
Nyonya Meneer yang telah diputuskan pailit oleh Pengadilan Negeri Semarang pada tanggal
3 Agustus 2017.
PT. Nyonya Meneer yang didirikan pada tahun 1919 tumbuh dan berkembang
menjadi perusahaan keluarga. Di tangan Ibu dan anak, Nyonya Meneer dan Hans Ramana
perusahaan berkembang pesat. Setelah Ibu Meneer meninggal dunia tahun 1978, kursi
pemimpin pun jatuh pada generasi kedua yaitu anaknya sebagai putra sulungnya yang
bernama Hans Ramana. Namun setelah Hans Ramana meninggal, perusahaan kemudian
diteruskan oleh generasi ketiga yakni kelima cucu Nyonya Meneer. Namun ke lima
bersaudara ini kurang serasi dan perebutan kekuasaan menjadi sengketa berkelanjutan
4
selama dan sempat dibawa ke meja hijau. Situasi perebutan kekuasaan di jajaran pimpinan
PT. Nyonya Meneer ini kemudian membawa dampak negatif bagi manajemen perusahaan
dan karyawan. Aksi negatif seperti pemogokan tenaga kerja, penuntutan pembayaran THR,
demonstrasi, dan hak asasi manusia pun kerap terjadi sebagai bentuk protes karyawan yang
merasa ditelantarkan.
Tujuan menjadi arah dalam setiap penulisan dan menjadi tumpuan dalam meneliti,
sehingga dalam penulisan dan penelitian ini memiliki tujuan yang selaras dengan latar
belakang permasalahan di atas. Adapun tujuan tersebut sebagai berikut :
1.3.1. Untuk memaparkan kasus riil yang berkaitan dengan dinamika kelompok pada
perusahaan.
1.3.2. Untuk menganalisis kasus yang berkaitan dengan dinamika kelompok pada PT.
Nyonya Meneer.
1.3.3. Untuk membuat pembahasan dan kesimpulan atas kasus pada PT. Nyonya Meneer
terkait dengan masalah dinamika kelompok.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kelompok memiliki pembedaan berdasar sifat yaitu dari sisi persepsi, sisi
organisasi, sisi motivasi, dan sisi interaksi. Sisi persepsi berarti pandangan ini
menunjukkan bahwa anggota kelompok harus memandang keberadaan masing
masing anggotanya begitu pula sebaliknya, sisi organisasi berarti pandangan ini
6
menekankan dua atau lebih individu yang berhubungan membentuk sistem yang
menunjukkan beberapa fungsi, standar, peran dan norma-norma yang mengatur
fungsi kelompok masing-masing anggotanya, sisi motivasi berarti pandangan ini
mendefinisikan suatu kelompok sebagai, sekelompok individu yang keberadaannya
sebagai suatu kumpulan yang menghargai individu, sementara sisi interaksi bermakna
beberapa teori menyatakan bahwa interaksi dalam bentuk interdependensi adalah inti
dari pengelompokan.
Jika kita lihat ada beberapa sebab mengapa orang membentuk kelompok yaitu
pemuasan kebutuhan, keinginan memuaskan kebutuhan dapat menjadi motivasi kuat
yang menjurus pada pembentukan kelompok. Adanya rasa aman, sosial, penghargaan
dan perwujudan diri; kedekatan daya tarik, interaksi antar pribadi dapat menimbulkan
pembentukan kelompok, menyangkut masalah jarak dan kesamaan konsep, sikap,
prestasi dan motivasi; tujuan kelompok, jika dipahami dengan jelas dapat
mempengaruhi orang membentuk suatu kelompok. Maksudnya disini adalah kalau
tujuan itu jelas dapat menjadi daya tarik tersendiri; alasan ekonomi, karena individu
yakin akan mendapatkan manfaat dalam hal ekonomi bila ikut dalam kelompok
tertentu.
7
Tahap ini merupakan keadaan dimana struktur menjadi solid, kohesivitas
tinggi, perbedaan menjadi kerjasama.
4) Tahap berkinerja (Performing)
Tahap ini berlaku untuk struktur yang sudah berfungsi dan fokus pada
penyelesaian tugas. Untuk kelompok kerja permanen berkinerja adalah tahap
akhir. Untuk tim, panitia, satgas dan sejenisnya terdapat tahap pembubaran.
5) Tahap pembubaran (Adjourning)
Tahap ini berlaku untuk proyek tim atau tugas dengan tujuan khusus, saat
tujuan tercapai kelompok akan membubarkan diri atau memiliki komposisi baru
dan tahapan dimulai dari awal.
Dalam tipenya kelompok ada 2 yaitu kelompok formal yang didalamnya ada
kelompok komando dan kelompok tugas dan kelompok informal yang didalamnya
ada kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan. Pada kelompok formal
tujuan diciptakannya adalah untuk keputusan manajerial dalam mencapai tujuan suatu
organisasi sementara kelompok informal muncul dan berkembang secara alami
karena adanya kebutuhan sosial pada individu-individu. Jika diperjelas kelompok
formal dan kelompok informal memiliki beberapa perbedaan pada aspek hubungan
antar pribadi, kepemimpinan, pengendalian perilaku dan ketergantungan. Kelompok
formal lebih jelas dan terstruktur dan kelompok informal lebih bergantung pada motif
dan tujuannya dalam aspek hubungan antar pribadi. Pada kepemimpinan kelompok
formal lebih terancang sementara kelompok informal muncul dan dipilih oleh
individu dalam kelompok. Pada aspek pengendalian perilaku kelompok formal lebih
pada penghargaan dan hukuman sementara kelompok informal tergantung pada
pemenuhan kebutuhan. Kelompok formal bawahan lebih tergantung sementara
kelompok informal lebih bebas dan tidak tergantung.
Ada beberapa akibat yang terjadi dalam budaya kelompok antara lain
menerimanya nilai-nilai kelompok yang baru bagi tiap individu, adanya proses untuk
8
mencoba mengubah nilai-nilai yang ada, dan adanya keinginan untuk berusaha
meninggalkan kelompok tersebut.
9
2.1.12. Perbedaan Tim Kerja vs Kelompok Kerja
Perbedaan antara kelompok kerja dan tim kerja dari segi tujuan kelompok kerja
lebih pada berbagi informasi sementara tim kerja lebih pada kinerja kolektif. Sinergi
pada kelompok kerja bersifat netral atau bisa negatif sementara tim kerja positif.
Akuntabilitas kelompok kerja bersifat individual sementara tim kerja individual dan
mutual sifatnya. Keterampilan lebih acak dan bervariasi dalam kelompok kerja,
sementara tim kerja saling melengkapi satu sama lain. Hasil kerja kelompok kerja
lebih untuk individu sementara tim kerja kolektif. Kepemimpinan kelompok kerja
kuat dan terfokus sementara tim kerja bekerja sama satu sama lain. Tim kerja juga
memiliki jenisnya sendiri antara lain tim penyelesai masalah yaitu kelompok yang
terdiri 5-12 karyawan dari departemen yang sama yg bertemu selama beberapa jam
seminggunya utk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan
lingkungan kerja, tim swakelola yaitu sekelompok karyawan yang bertanggung
jawab untuk mengelola dan menghasilkan barang atau jasa untuk pelanggan internal
atau eksternal, tim lintas fungsi yaitu tim yang anggota-anggotanya terdiri dari
individu-individu dari berbagai departemen atau fungsi tertentu, dan tim virtual
yaitu tim yang anggotanya berada pada lokasi yang berjauhan, dan mereka
berkomunikasi jarak jauh melalui peralatan elektronik seperti e-mail, konferensi via
telepon dan video, fax., dan internet. Untuk mencapai efektivitas maksimum tim
kerja bisa mempertahankan agar jumlah anggotanya tetap kecil, pemilihan anggota
dilihat berdasar motivasi dan kemampuannya, mempunyai komitmen bersama,
meningkatkan kohesivitas antar anggota, menjadi kelompok terlihat eksklusif,
merancang tugas secara independen, anggota yang dipilih saling melengkapi,
menjabarkan tujuan bersama menjadi tujuan kinerja yang cermat.
10
yaitu kelima cucu Ibu Meneer dimana terjadi perselisihan internal, mereka hanya berdagang
namun tidak ada inovasi untuk mengembangkan produk untuk mengikuti perkembangan
zaman yang dimana dalam dunia perbisnisan harus meningkatkan produktivitasnya seiring
dengan majunya teknologi sehingga pada akhirnya PT Nyonya Meneer tidak dapat
menguasai pasar. Akibat dari perselisihan internal keluarga, berujung pada hutang yang
menumpuk dari para supplier. Di sisi lain, arus kas perusahaan juga dalam keadaan kurang
baik.
Proses pengelolaan perusahaan yang semula dilakukan dengan profesional berubah
menjadi panas karena terjadi perselisihan dalam keluarga yang memperebutkan harta dan
kekuasaan. Selain itu, sistem pengelolaan perusahaan hanya berfokus pada mendapatkan
laba yang sebesar-besarnya justru akan memperkeruh konflik yang ada.
Dalam kasus ini, kesalahan yang menjadi awal dari masalah yang terjadi adalah
conflict of interest dalam keluarga. Hal ini disebabkan oleh proses dinamika kelompok yang
buruk diantara cucu-cucu Ibu Meneer. Perebutan kekuasan, baik harta maupun warisan,
yang sudah diselesaikan melalui putusan pengadilan pun tetap tidak memberikan kepuasan
di antara semua pihak. Setidaknya ada tiga konflik yang terjadi di dalam dinamika perebutan
kekuasaan tersebut. Pertama, konflik antar saudara kandung yang disebabkan
ketidakseimbangan proporsi manajemen di pabrik. Kedua, konflik paman dan keponakan
terkait perencanaan suksesi. Ketiga, terjadi konflik antara bibi dan keponakan karena
ketidaksepakatan untuk menjual kepemilikan saham kepada pihak luar.
Akhirnya saudara-saudara tersebut menjatuhkan pilihan untuk berpisah dan menjual
bagian mereka kepada Charles Ong Saerang. Walaupun sudah menjual semua kepemilikan
saham kepada Charles Saerang, yang juga masih merupakan cucu dari Ibu Meneer, untuk
penyelesaian masalah, PT. Nyoya Meneer tetap tidak bisa survive di dunia bisnis pada masa
sekarang karena sistem kelola dan manajemennya yang dianggap masih ketinggalan zaman.
Hal ini diperkuat dengan ketidakmampuan manajemen dalam membayar hutang kepada para
kreditur. Pada 8 Januari 2015, PT. Nyonya Meneer dihadapkan pada perkara penundaan
kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang diajukan oleh PT. Citra Sastra Grafika dan PT.
Nata Median Investara. PT. Nyonya Meneer memiliki hutang jatuh tempo yang belum
dibayarkan sebesar Rp 89 Miliar kepada dua kreditur tersebut. Sempat diputuskan untuk
melakukan perdamaian antara PT. Nyonya Meneer dan para kreditur untuk menyelesaikan
11
PKPU, namun pada 3 Agustus 2017, PT. Nyonya Meneer resmi dipailitkan oleh Pengadilan
Niaga Semarang atas tuntutan kreditur Hendrianto Bambang Santoso sebab PT. Nyonya
Meneer tidak melunasi hutang-hutangnya selama masa perdamaian dan tidak membayar gaji
para karyawannya.
Metode penelitian yang kelompok kami gunakan adalah metode kualitatif. Metode
kualitatif merupakan metode untuk menganalisa data-data diluar data numerik. Selain itu
metode kualitatif juga digunakan untuk menganalisis data-data non statistika dan studi
kasus. Penelitian ini akan membahas mulai dari latar belakang masalah dan proses dinamika
yang membuahkan keputusan saat menghadapi masalah dalam bentuk uraian yang
selanjutnya akan disusun secara sistematis.
Dari berbagai permasalahan yang terjadi sampai pada akhirnya PT. Nyonya Meneer
dinyatakan pailit, tampak di dalamnya proses dinamika kelompok yang tidak berjalan
dengan baik. Dinamika kelompok merupakan kehidupan individu-individu dalam suatu
organisasi yang mana terjadi interaksi sehingga timbul pengaruh tingkah laku secara timbal
balik. Dinamika sendiri juga diartikan sebagai sesuatu yang selalu bergerak menyesuaikan
diri dengan keadaan yang selalu berubah. PT Nyonya Meneer mengalami kegagalan dalam
proses dinamika tersebut, karena perusahaan masih menggunakan sistem tradisional pada
sistem pengendalian manajemen, hanya berorientasi mengejar keuntungan dan tidak
mempertimbangkan keberlanjutan perusahaan di masa depan (tidak going concern) sehingga
berakibat pada perselisihan keluarga dan perebutan kekuasaan. Perusahaan tidak
menyesuaikan diri dengan pasar yang semakin berkembang sehingga lama-kelamaan
dilupakan oleh masyarakat.
Tahap perkembangan kelompok pada PT Nyonya Meneer:
1. Tahap pembentukan (Forming)
Tahap awal ini ditandai ketidakpastian atas tujuan, struktur dan kepemimpinan.
Tahap ini selesai ketika anggota merasa menjadi bagian dari kelompok.
12
→ Berawal dari Ibu Meneer yang sering membantu orang-orang sekitar dengan jamu
racikannya, kemudian mendirikan perseroan terbuka pada tahun 1919 bernama
“Jamu Cap Potret Nyonya Meneer” di Semarang, perusahaan ini merupakan
perusahaan keluarga dimana yang menjadi pimpinan adalah anak dari Ibu
Meneer kemudian diturunkan ke cucu-cucu Ibu Meneer.
13
Berdasarkan tipe kelompok, PT Nyonya Meneer sebelumnya perusahaan yang
menerapkan tipe perusahaan informal karena merupakan usaha keluarga yang dipimpin oleh
Ibu Meneer, dimana saat itu masih dengan membuka toko di Semarang lalu meluas ke
Jakarta. Usaha keluarga tersebut kemudian semakin berkembang pesat hingga akhirnya
membentuk Perseroan Terbatas (PT) yang saat itu dipercayakan kepada anaknya, Hans
Ramana. Setelah itu PT Nyonya Meneer beralih menjadi kelompok formal yaitu kelompok
komando, karena PT Nyonya Meneer diciptakan oleh keputusan manajerial untuk mencapai
tujuan organisasi dan perusahaan terdiri dari manajer-manajer dan bawahannya.
Dinamika yang terjadi pada PT. Nyonya Meneer tidak berlangsung sesuai dengan
fungsi dinamika kelompok yang seharusnya. Hal ini dikarenakan dinamika yang terjadi
bersifat negatif dan merugikan banyak pihak dimana PT Nyonya Meneer terjerat hutang
miliaran rupiah yang tidak mampu membayar kewajibannya sesuai perjanjian dimana pihak
penggugat mengajukan gugatan karena tidak puas atas proses pembayaran hutang
sebagaimana diatur dalam perjanjian damai. Dalam waktu yang ditentukan, PT Nyonya
Meneer dinilai tidak menunaikan kewajibannya. Atas dasar itu, kreditur meminta agar PT
Nyonya Meneer dipailitkan. PT Nyonya Meneer yang juga tidak membayar gaji para
karyawannya. Sebanyak 1.158 karyawan PT Njonja Meneer (Nyonya Meneer) menanti hak-
hak mereka pasca perusahaan jamu legendaris itu dinyatakan pailit. Jumlah kewajiban yang
harus diberikan kepada karyawan mencapai Rp 98 miliar. Untuk karyawan aktif sebanyak
921 orang dengan upah yang belum terbayarkan sejak November 2015 sebesar Rp 35,3
miliar. Kemudian untuk hak purna tugas sebanyak karena pailit sesuai Undang-undang
Ketenagakerjaan buruh memiliki hak Rp 41,4 miliar. Untuk karyawan purna tugas sebelum
pailit, masuk PKPU ada 183 orang. Hak purna tugas yang belum dibayarkan Rp 8,7 miliar.
Secara keseluruhan mereka belum memperoleh gaji, tunjangan hari raya serta pesangon
untuk yang sudah purna. Untuk karyawan purna tugas ada hak klaim kesehatan yang tidak
diganti perusahaan pula. Pengadilan Niaga Semarang menyatakan PT Nyonya Meneer pailit
pada sidang pada 3 Agustus 2017. Pengadilan Niaga Kota Semarang mengundang para
kreditur pabrik jamu legendaris, PT Nyonya Meneer untuk mendata serta melakukan
verifikasi nilai besaran utang tanggungan perusahaan yang sudah diputuskan pailit tersebut.
Saat ini kurator sudah menyita 6 aset Nyonya Meneer. Proses penyelesaian hutang pun
masih berjalan.
14
Namun dengan bantuan sang investor Rachmat Gobel lewat perusahaannya Gobel
Internasional sedang melaksanakan uji tuntas atau due diligence terhadap produsen jamu
tersebut. Kendati sedang due diligence, Charles Saerang selaku Direktur Utama PT Nyonya
Meneer telah mengajukan skema penyelesaian pembayaran utang ke para kreditur,
khususnya kreditur tanpa jaminan (konkuren). Charles dengan bekerja sama dengan
Rachmat Gobel menyampaikan setidaknya membutuhkan satu tahun untuk membenahi
manajemen perusahaan. Sehingga menawarkan penyelesaian selama dua tahun dengan cara
menyicil bagi kreditur konkuren yang memiliki tagihan dengan jumlah dibawah Rp 5 miliar.
Sementara bagi kreditur yang memiliki tagihan diatas Rp 5 miliar akan dicicil tiga tahun.
Kemudian bagi utang baru yang belum terdaftar akan dicicil selama satu tahun. Seluruh
pembayaran itu akan dimulai pada September 2018.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
16
3.2. Saran
Berdasarkan kajian diatas, saran yang ingin disampaikan penulis adalah sebagai
berikut:
1. Mengubah tipe organisasi yang semula dikelola oleh keluarga dan jauh dari kesan
profesional menjadi tipe organisasi garis dan staf agar setiap pengambilan keputusan
berjalan dengan lancar dan tidak bias.
2. Menerapkan proses dinamika yang positif di antara keturunan Ibu Meneer yang
tentunya dapat membawa dampak positif dalam keberlangsungan PT. Nyonya Meneer.
3. Mengubah orientasi bisnis yang semula hanya berfokus pada keuntungan yang besar
menjadi bisnis yang berorientasi juga pada kesejahteraan karyawan, lingkungan, dan
masyarakat misalnya dengan melakukan Corporate Social Responsibility.
4. Suatu persaingan yang menjanjikan pada suatu perusahaan tertentu bagi para pesaing
sudah menjadi hal yang wajar, namun ini adalah bagaimana cara PT. Nyonya Meneer
berupaya untuk menghadapi persaingan itu secara sehat agar mencapai tujuan dari
suatu perusahaan tersebut dengan menciptakan inovasi produk yang lebih baik seiring
mengikuti perkembangan zaman dan pasar.
17
DAFTAR PUSTAKA
Fauzian, Rizkie. 2017. Nyonya Meneer Bangkrut di Generasi Ketiga, Kok Bisa?.
https://economy.okezone.com/read/2017/08/07/320/1750939/nyonya-meneer-bangkrut-di-
generasi-ketiga-kok-bisa. Diakses pada 5 Juni 2020.
Gideon, Arthur. 2017. Alasan di Balik Pailit Pabrik Jamu Legendaris Nyonya Meneer.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3047220/alasan-di-balik-pailit-pabrik-jamu-
legendaris-nyonya-meneer. Diakses pada 5 Juni 2020.
Idris, Muhammad. 2017. Goyahnya Nyonya Meneer: Konflik Keluarga Sampai Masalah Hutang.
https://finance.detik.com/infografis/d-3590100/goyahnya-nyonya-meneer-konflik-
keluarga-sampai-masalah-utang. Diakses pada 5 Juni 2020.
Ulfa, Wan. 2017. Jelang Satu Abad Njonja Meneer yang Berakhir Pailit. https://tirto.id/jelang-
satu-abad-njonja-meneer-yang-berakhir-pailit-ctX1. Diakses pada 5 Juni 2020.
18