Organisasi yang memiliki pernyataan visi dan misi yang ditetapkan secara formal memperoleh keuntungan lebih banyak daripada organisasi yang tidak memiliki pernyataan visi maupun misi. B. Visi 1. Pengertian visi Visi adalah sebuah pernyataan yang setidaknya harus mengungkap jenis organisasi yang dilibatkan (David,2015). Selain itu visi merupakan kalimat tunggal yang menjadi dasar dalam menyusun misi yang komprehensif. Peryataan visi sebaiknya singkat,lebih baik satu kalimat dan pembuatannya melibatkan sebanyak mungkin para manajer dan stakeholder ( sinofski,2010). 2. Tujuan membangun visi a. Mencerminkan apa yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi b. Memberikan arah dan fokus organisasi c. Menggugah inspirasi setiap anggota untuk mencapai cita – cita organisasi dengan penuh inovasi,kreativitas serta ketangguhan dan kemauan untuk terus belajar dan mengembangkan diri d. Menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis e. Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam organisasi f. Mengintegrasikan sumber daya organisasi (sumber daya material dan nonmaterial) g. Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi 3. Karakteristik visi yang efektif a. Jelas b. Koheren c. Komunikatif d. Menunjukan keunggulan e. Mengimspirasi f. Memberikan arah dan mudah diingat g. Menggambarkan kodsisi ideal yang ingin dicapai dalam jangka waktu cukup panjang (durable) 4. Perumusan visi a. Membagi tim menjadi dua atau tiga subkelompok b. Menentukan kerangka waktu visi c. Setiap subkelompok membuat membuat konsep pernyataan visi,dengan mempertimbangkan beberapa fungsi manajemen dan fokus organisasi masa depan. Adapun beberapa karakter visi yang baik,diantaranya : 1. Jelas 2. Koheren 3. Komunikatif 4. Menunjukan keunggulan 5. Menginspirasi 6. Memberikan arah dan mudah diingat C. Misi 1. Pengertian misi Misi merupakan kumpulan keyakinan yang dipegang teguh yang dipahami oleh organisasi melalui pembelajaran kolektif dan pemahaman tentang falsafah dasar organisasi terebut (Sinofsky,2010). Biasanya falsafah ini berasal dari pendiri organisasi,karena itu misi dapat dipandang sebagai mata rantai untuk tetap melaksanakan fungsi sosial dan tujuan awal pendirian organisasi itu. 2. Karakteristik misi a. Berisi mandate b. Deklarasi sikap dan pandangan c. Orientasi pelanggan d. Tujuan dan maksud didirikannya organisasi 3. Komponen misi Adapun 9 komponen misi menurut (David,2015) a. Pelanggan – siapa pelanggan organisasi ? b. Produk atau layanan – apa produk atau layanan utama organisasi? c. Pasar (market) – secara geografis,diwilayah mana organisasi akan bersaing memperebutkan “pasar” ? d. Teknologi – apakah ekhnologinya kuat saat ini? e. Bertindak untuk kelangsungan hidup,pertumbuhan,dan profitabilitas – apakah organisasi berkomitmen terhadap pertumbuhan dan kesehatan keuangan? f. Filosofi – apa dasar keyakinan,nilai,aspirasi,dan prioritas etis organsasi? g. Terdapat posisi keunggulan atau hasil penilaian diri organisasi – apa kompetensi khas organisasi atau keunggulan kompetetif utama? h. Terdapat nilai – nilai dan perhatian untuk public (persepsi atau citra apa yang organisasi inginkan di mata masyarakat) – apakah organisasi tanggap terhadap masalah sosial , komunitas, dan lingkungan ? i. Terdapat nilai – nilai dan perhatian untuk pemenuhan harapan karyawan – apakah karyawan merupakan asset berharga organisasi ? 4. Perumusan misi a. Identifikasi maksud keberadaan organisasi b. Identifikasi pelanggan dan pengguna jasa/produk serta pihak-pihak terkait lainnya c. Review dan tinjau kembali misi lama (jika ada) dan rumuskan kembali misi baru bila diperlukan d. Periksa kesesuaian misi dengan visi yang ditetapkan sebelumnya serta misi dari suprastruktur/korporasi bila ada. Karena misi harus harus sesuai dengan mandate dari struktur yang lebih tinggi e. Rumusan misi yang merupakan aspirasi dan komitmen bersama Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam perumusan misi yaitu sebagai beriku : a. Pemangku kepentingan ( stakeholder) dan pemegang saham (shareholder) b. Ketersediaan sumber daya organisasi dan pola hubungan internal c. Sistem penilaian dari eksekutif puncak d. Kesadaran manajemen tentang keputusan masa lampau dan perkembangan organiasi untuk mencapai cita – cita besar di masa mendatang D. Tujuan (Goals) Tujuan berfungsi sebagai standar untuk mengevaluasi kinerja dan capaian individu,kelompok,departemen,divisi dan seluruh organisasi. Olh karena itu,tujuan harus spesifik,dapat diukur,realistis dan dapat dilakukan atau dapat diwujudkan serta menunjukan hierarki visi – misi – tujuan dalam batas waktu tertentu ( David,2011) karakteristik tujuan tersebut sering digambarkan dalam istilah SMART ( specific,measurable,achievable,realistic,timely). E. Sasaran (Objective) Menurut (Duncan,2018), sasaran harus memperkuat tujuan strategis organisasi yang akan berkontribusi dalam pencapaian visi dan misi,harus dapat diukur sehingga dapat mengevaluasi kinerja organisasi,harus mengandung kerangka waktu pencapaian,mudah dipahami oleh seluruh anggota organisasi,dan menantang namun tetap dapat dicapai,erta melibatkan individu yang bertanggung jawab dalam memformulasikan sasaran,tujuan,maupun visi dan misi organisasi.
BAB 4 ANALISIS SITUASI DAN PENETAPAN POSISI
Analisis situasi menggambarkan keadaan organisasi baik secara internal sebagai sebuah kekuatan dan kelemahan,maupun secara eksternal sebagai peluang dan ancaman. Analisi ini sering dirujuk sebagaianalisis SWOT ( strengths,weaknesses,opportunities,threats). Pentingnya analisis situasi dalam menyusun strategi dikemukakan oleh Fred R. David, yang membagi formulasi (perumusan) strategis menjadi 3 tahap . tahap pertama adalah input stage (tahap input).tahap kedua matching stage (tahap mencocokan) dan yang ketiga adalah decision stage (tahap menetapkan atau memutuskan) A. Analisis lingkungan eksternal Tujuan dari analisis lingkungan eksternal adalah mengembangkan daftar peluang yang dapat di manfaatkan dan ancaman yang harus dihindari atau diwaspadai. Lingkungan eksternal dalam manajemen strategis menurut david dan forest (2017),dikategorikan menjadi dua yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro. Sementara itu,pearce dan robinson (2011) mendefinisikan lingkungan eksternal menjadi 3 kategori yaitu : remote environment (lingkungan jauh),industry environment (lingkungan industry) dan operating/operational environment (lingkungan oprasional). 1. Proses menganalisis faktor eksternal Proses menganalisis faktor eksternal atau disebut pula proses asesmen atau audit dilakukan dengan melibatkan sebanyak mungkin manajer dan karyawan untuk menciptakan komitmen di organisasi. 2. Sumber data dan informasi untuk analisis faktor eksternal Sumber informasi dapat diperoleh dari berbagi data yang resmi atau ditebitkan antara lain jurnal,laporan,dokumen pemerintah,abstrak,buku,Koran, dan buku panduan. B. Analisis lingkungan internal Analisis lingkungan internal bertujuan untuk menilai kekuatan dan kelemahan organisasi. Analisis internal mempertimbangkan situasi di dalam organisasi,seperti: 1. budaya dan iklim atau perilaku organisasi 2. struktur organisasi dan sumber daya manusia 3. akses kepada sumber daya,misalnya fasilitas dan srana prasarana 4. posiss dan capaian kinerja dengan mempertimbangka dtamasa lalu dan proyeksi ke depan 5. efesiensi dan kapasitas operasional 6. sumber daya finansial 7. perjanjian bisnis dan strategi dagang 8. sistem informasi dan pengelolaan manajemen lainnya (misal logistic,pemasaran) C. Analisis SWOT (strengths - weaknesses – opportunities – threats ) Stengths ( kekuatan),weaknesses(kelemahan), opportunities ( peluang), threts (ancaman). Analisis SWOT menjadi dasar positioning organisasi yang berimplikasi pada penentuan rencana strategis yang biasanya berlaku 3 sampai 5 tahun. D. Matriks EFE (Eksternal factor evaluation) Untuk menyimpulkan dan mengevaluasi hal - hal yang menyangkut peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungan eksternal,digunakan matriks eksternal factor evaluation (EFE). E. Matriks IFE (Internal factor evaluation) Dalam mengembangkan matriks IFE , selain data yang telah menjadi dasar dalam penyususan analisis SWOT sebelumnya,diperlukan juga penilaian intuitif para penyusun perencanaan strategis. Setiap yang terlibat dapat memberikan pandangan sebagai ahli (exspert judgment) terhadap data dan informasi hasil analisis sebelumnya selain itu pemahaman mendalam mengenai faktor – faktor dalam matriks IFE menjadi lebih penting daripada angkanya sendiri. Pada prinsipnya,tahap kerja matriks IFE sama dengan matriks EFE. F. Matriks profil persaingan ( competitive profilr matrixs/ CPM) Identifikasi pesaing utama organisasi serta kekuatan dan kelemahannya dapat dilakukan menggunakan matriks profil persaingan. Bobot dan total nilai yang ada dalam CPM dan EFE mempunyai arti yang sama. Faktor – faktor keberhasilan kritis dalam CPM mencakup isu – isu eksternal dan internal. Perbedaan penting antara EFE dan CPM adalah bahwa faktor keberhasilan kritis dalam CPM lebih luasberfokus pada isu- isu internal,dan juga tidak dikelompokkan dalam peluang dan ancaman.