Anda di halaman 1dari 7

BAB 3 DAN 4 KWU

BAB 3 VISI,MISI,TUJUAN DAN SASARAN

A. Visi dan misi dalam manajemen starategis


Organisasi yang memiliki pernyataan visi dan misi yang ditetapkan secara
formal memperoleh keuntungan lebih banyak daripada organisasi yang
tidak memiliki pernyataan visi maupun misi.
B. Visi
1. Pengertian visi
Visi adalah sebuah pernyataan yang setidaknya harus mengungkap
jenis organisasi yang dilibatkan (David,2015). Selain itu visi
merupakan kalimat tunggal yang menjadi dasar dalam menyusun misi
yang komprehensif. Peryataan visi sebaiknya singkat,lebih baik satu
kalimat dan pembuatannya melibatkan sebanyak mungkin para
manajer dan stakeholder ( sinofski,2010).
2. Tujuan membangun visi
a. Mencerminkan apa yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi
b. Memberikan arah dan fokus organisasi
c. Menggugah inspirasi setiap anggota untuk mencapai cita – cita
organisasi dengan penuh inovasi,kreativitas serta ketangguhan
dan kemauan untuk terus belajar dan mengembangkan diri
d. Menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis
e. Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam organisasi
f. Mengintegrasikan sumber daya organisasi (sumber daya
material dan nonmaterial)
g. Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi
3. Karakteristik visi yang efektif
a. Jelas
b. Koheren
c. Komunikatif
d. Menunjukan keunggulan
e. Mengimspirasi
f. Memberikan arah dan mudah diingat
g. Menggambarkan kodsisi ideal yang ingin dicapai dalam jangka
waktu cukup panjang (durable)
4. Perumusan visi
a. Membagi tim menjadi dua atau tiga subkelompok
b. Menentukan kerangka waktu visi
c. Setiap subkelompok membuat membuat konsep pernyataan
visi,dengan mempertimbangkan beberapa fungsi manajemen dan
fokus organisasi masa depan.
Adapun beberapa karakter visi yang baik,diantaranya :
1. Jelas
2. Koheren
3. Komunikatif
4. Menunjukan keunggulan
5. Menginspirasi
6. Memberikan arah dan mudah diingat
C. Misi
1. Pengertian misi
Misi merupakan kumpulan keyakinan yang dipegang teguh yang
dipahami oleh organisasi melalui pembelajaran kolektif dan
pemahaman tentang falsafah dasar organisasi terebut (Sinofsky,2010).
Biasanya falsafah ini berasal dari pendiri organisasi,karena itu misi
dapat dipandang sebagai mata rantai untuk tetap melaksanakan fungsi
sosial dan tujuan awal pendirian organisasi itu.
2. Karakteristik misi
a. Berisi mandate
b. Deklarasi sikap dan pandangan
c. Orientasi pelanggan
d. Tujuan dan maksud didirikannya organisasi
3. Komponen misi
Adapun 9 komponen misi menurut (David,2015)
a. Pelanggan – siapa pelanggan organisasi ?
b. Produk atau layanan – apa produk atau layanan utama organisasi?
c. Pasar (market) – secara geografis,diwilayah mana organisasi akan
bersaing memperebutkan “pasar” ?
d. Teknologi – apakah ekhnologinya kuat saat ini?
e. Bertindak untuk kelangsungan hidup,pertumbuhan,dan
profitabilitas – apakah organisasi berkomitmen terhadap
pertumbuhan dan kesehatan keuangan?
f. Filosofi – apa dasar keyakinan,nilai,aspirasi,dan prioritas etis
organsasi?
g. Terdapat posisi keunggulan atau hasil penilaian diri organisasi –
apa kompetensi khas organisasi atau keunggulan kompetetif
utama?
h. Terdapat nilai – nilai dan perhatian untuk public (persepsi atau
citra apa yang organisasi inginkan di mata masyarakat) – apakah
organisasi tanggap terhadap masalah sosial , komunitas, dan
lingkungan ?
i. Terdapat nilai – nilai dan perhatian untuk pemenuhan harapan
karyawan – apakah karyawan merupakan asset berharga
organisasi ?
4. Perumusan misi
a. Identifikasi maksud keberadaan organisasi
b. Identifikasi pelanggan dan pengguna jasa/produk serta pihak-pihak
terkait lainnya
c. Review dan tinjau kembali misi lama (jika ada) dan rumuskan
kembali misi baru bila diperlukan
d. Periksa kesesuaian misi dengan visi yang ditetapkan sebelumnya
serta misi dari suprastruktur/korporasi bila ada. Karena misi harus
harus sesuai dengan mandate dari struktur yang lebih tinggi
e. Rumusan misi yang merupakan aspirasi dan komitmen bersama
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam perumusan misi
yaitu sebagai beriku :
a. Pemangku kepentingan ( stakeholder) dan pemegang saham
(shareholder)
b. Ketersediaan sumber daya organisasi dan pola hubungan
internal
c. Sistem penilaian dari eksekutif puncak
d. Kesadaran manajemen tentang keputusan masa lampau dan
perkembangan organiasi untuk mencapai cita – cita besar di
masa mendatang
D. Tujuan (Goals)
Tujuan berfungsi sebagai standar untuk mengevaluasi kinerja dan capaian
individu,kelompok,departemen,divisi dan seluruh organisasi.
Olh karena itu,tujuan harus spesifik,dapat diukur,realistis dan dapat
dilakukan atau dapat diwujudkan serta menunjukan hierarki visi – misi –
tujuan dalam batas waktu tertentu ( David,2011) karakteristik tujuan
tersebut sering digambarkan dalam istilah SMART
( specific,measurable,achievable,realistic,timely).
E. Sasaran (Objective)
Menurut (Duncan,2018), sasaran harus memperkuat tujuan strategis
organisasi yang akan berkontribusi dalam pencapaian visi dan misi,harus
dapat diukur sehingga dapat mengevaluasi kinerja organisasi,harus
mengandung kerangka waktu pencapaian,mudah dipahami oleh seluruh
anggota organisasi,dan menantang namun tetap dapat dicapai,erta
melibatkan individu yang bertanggung jawab dalam memformulasikan
sasaran,tujuan,maupun visi dan misi organisasi.

BAB 4 ANALISIS SITUASI DAN PENETAPAN POSISI


Analisis situasi menggambarkan keadaan organisasi baik secara internal
sebagai sebuah kekuatan dan kelemahan,maupun secara eksternal sebagai
peluang dan ancaman. Analisi ini sering dirujuk sebagaianalisis SWOT
( strengths,weaknesses,opportunities,threats). Pentingnya analisis situasi
dalam menyusun strategi dikemukakan oleh Fred R. David, yang membagi
formulasi (perumusan) strategis menjadi 3 tahap . tahap pertama adalah
input stage (tahap input).tahap kedua matching stage (tahap mencocokan)
dan yang ketiga adalah decision stage (tahap menetapkan atau
memutuskan)
A. Analisis lingkungan eksternal
Tujuan dari analisis lingkungan eksternal adalah mengembangkan daftar
peluang yang dapat di manfaatkan dan ancaman yang harus dihindari atau
diwaspadai. Lingkungan eksternal dalam manajemen strategis menurut
david dan forest (2017),dikategorikan menjadi dua yaitu lingkungan
makro dan lingkungan mikro. Sementara itu,pearce dan robinson (2011)
mendefinisikan lingkungan eksternal menjadi 3 kategori yaitu : remote
environment (lingkungan jauh),industry environment (lingkungan
industry) dan operating/operational environment (lingkungan oprasional).
1. Proses menganalisis faktor eksternal
Proses menganalisis faktor eksternal atau disebut pula proses asesmen
atau audit dilakukan dengan melibatkan sebanyak mungkin manajer
dan karyawan untuk menciptakan komitmen di organisasi.
2. Sumber data dan informasi untuk analisis faktor eksternal
Sumber informasi dapat diperoleh dari berbagi data yang resmi atau
ditebitkan antara lain jurnal,laporan,dokumen
pemerintah,abstrak,buku,Koran, dan buku panduan.
B. Analisis lingkungan internal
Analisis lingkungan internal bertujuan untuk menilai kekuatan dan
kelemahan organisasi.
Analisis internal mempertimbangkan situasi di dalam organisasi,seperti:
1. budaya dan iklim atau perilaku organisasi
2. struktur organisasi dan sumber daya manusia
3. akses kepada sumber daya,misalnya fasilitas dan srana prasarana
4. posiss dan capaian kinerja dengan mempertimbangka dtamasa lalu dan
proyeksi ke depan
5. efesiensi dan kapasitas operasional
6. sumber daya finansial
7. perjanjian bisnis dan strategi dagang
8. sistem informasi dan pengelolaan manajemen lainnya (misal
logistic,pemasaran)
C. Analisis SWOT (strengths - weaknesses – opportunities – threats )
Stengths ( kekuatan),weaknesses(kelemahan), opportunities ( peluang),
threts (ancaman). Analisis SWOT menjadi dasar positioning organisasi
yang berimplikasi pada penentuan rencana strategis yang biasanya berlaku
3 sampai 5 tahun.
D. Matriks EFE (Eksternal factor evaluation)
Untuk menyimpulkan dan mengevaluasi hal - hal yang menyangkut
peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungan eksternal,digunakan
matriks eksternal factor evaluation (EFE).
E. Matriks IFE (Internal factor evaluation)
Dalam mengembangkan matriks IFE , selain data yang telah menjadi dasar
dalam penyususan analisis SWOT sebelumnya,diperlukan juga penilaian
intuitif para penyusun perencanaan strategis. Setiap yang terlibat dapat
memberikan pandangan sebagai ahli (exspert judgment) terhadap data dan
informasi hasil analisis sebelumnya selain itu pemahaman mendalam
mengenai faktor – faktor dalam matriks IFE menjadi lebih penting
daripada angkanya sendiri. Pada prinsipnya,tahap kerja matriks IFE sama
dengan matriks EFE.
F. Matriks profil persaingan ( competitive profilr matrixs/ CPM)
Identifikasi pesaing utama organisasi serta kekuatan dan kelemahannya
dapat dilakukan menggunakan matriks profil persaingan. Bobot dan total
nilai yang ada dalam CPM dan EFE mempunyai arti yang sama. Faktor –
faktor keberhasilan kritis dalam CPM mencakup isu – isu eksternal dan
internal. Perbedaan penting antara EFE dan CPM adalah bahwa faktor
keberhasilan kritis dalam CPM lebih luasberfokus pada isu- isu
internal,dan juga tidak dikelompokkan dalam peluang dan ancaman.

Anda mungkin juga menyukai