BAHAN AJAR
MANAJEMEN KEPERAWATAN
0
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06A/R1
BAHAN AJAR
Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan (WAT 4.06)
SKS : 2 SKS (1T:1P)
MATERI POKOK
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN MODEL MPKP
Penerapan model asuhan keperawatan profesional merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan dalam manajemen asuhan/pelayanan
keperawatan. Penerapan model asuhan harus sesuai dengan situasi dan kondisi
pelayanan keperawatan yang ada, karena hal ini akan mendorong perawat untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal, dapat memfasilitasi
interaksi antara perawat dengan pasien lebih baik, serta dapat memberikan kepuasan
yang lebih baik dari pasien sebagai pengguna jasa pelayanan keperawatan maupun
perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan.
1
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06A/R1
2
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06A/R1
3
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06A/R1
4
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06A/R1
Kegiatan operan sebaiknya dilakukan setelah perawat membaca laporan shift jaga
sebelumnya atau resume laporan, sehingga saat kegiatan operan dilakukan perawat
telah mempunyai gambaran tentang kondisi pasien yang dioperkan. Kegiatan
operan pasien sebaiknya dilakukan oleh perawat yang bertanggung jawab
langsung dalam memberikan asuhan keperawatan kepada perawat yang akan
bertanggung jawab memberikan asuhan pada shift selanjutnya. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari kealpaan atau kekeliruan dalam kegiatan
layanan yang akan diberikan pada pasien. Dalam metode penugasan tim, operan
dapat juga dilakukan oleh ketua tim kepada ketua tim yang dinas berikutnya.
Kegiatan operan sebaiknya diikuti kepala ruangan, ketua tim dan seluruh perawat
yang bertugas saat itu dan yang akan bertugas. Hal ini dimaksudkan untuk dapat
memberikan informasi yang jelas (riil) tentang situasi dan kondisi pasien dan
memudahkan menerima limpahan tugas, serta sebagai bahan masukan saat
melaksanakan pre conference.
Selain kegiatan timbang terima pasien, umumnya juga diikuti dengan timbang
terima barang/alat obat-obatan, uang dan sebagainya. Pada saat kegiatan ini yang
perlu disampaikan adalah jumlah dan kondisi barang atau alat pada saat operan
dilaksanakan.
b. Pre Conference
Pre Conference merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan
aktifitas pelayanan pada awal shift dinas. Pada kegiatan ini sangat efektif untuk
membahas rencana kegiatan yang diperlukan umpan balik atau tanggapan yang
bersifat khusus, Maksudnya tanggapan tersebut kurang etis bila disampaikan di
5
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06A/R1
depan pasien saat dilaksanakan timbang terima. Pada saat kegiatan pre konferens
seluruh peserta dapat secara bebas menyampaikan pendapatnya. Kegiatan ini
sebaiknya dilakukan secara singkat sehingga tidak mengganggu kelancaran
pelayanan keperawatan. Kegiatan ini dibawah tanggung jawab kepala ruangan
atau ketua tim yang telah ditentukan.
c. Middle Conference
Middle Conference merupakan kegiatan untuk mendiskusikan kegiatan yang yang
telah dilakukan ditengah waktu dinas, kegiatan ini dimaksudkan agar didapatkan
evaluasi lebih awal dari asuhan keperawatan yang sedang dilakukan dan
memperbaiki perencanaan bila diperlukan. Kegiatan ini biasanya dilakukan secara
singkat disela-sela kegiatan yang diikuti oleh ketua tim dan anggotanya.
d. Post Conference
Pada tahap ini, kegiatan berfokus pada pembahasan dari tindakan yang telah
dilaksanakan serta rencana program selanjutnya. Umumnya kegiatan ini dilakukan
sebelum kegiatan timbang terima pada shift berikutnya. Kegiatan ini diikuti oleh
seluruh perawat dan kepala ruangan sebagai penanggung jawab.
6
2. Contoh Penerapan Model Asuhan Keperawatan Tim
a. Praktek keperawatan dengan metode penugasan tim sebaiknya
dilakukan dengan konsep-konsep berikut :
1) Ketua Tim sebaiknya perawat yang berpendidikan dan berpengalaman,
trampil dan memiliki kemampuan kepemimpinan. Ketua tim juga harus
mampu menentukan prioritas kebutuhan asuhan keperawatan. Mampu
membuat rencana yang tepat serta mampu melakukan supervisi dan evaluasi
pelayanan keperawatan. Selain itu juga mampu memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan filosofi keperawatan. Uraian tugas untuk ketua
tim dan anggota tim harus jelas dan spesifik.
2) Komunikasi yang efektif diperlukan untuk kelanjutan asuhan keperawatan.
Dengan demikian pencatatan rencana keperawatan untuk tiap klien harus
selalu tepat waktu dan asuhan keperawatan selalu dinilai kembali untuk
validasinya.
3) Ketua tim hendaknya menggunakan semua teknik manajemen dan
kepemimpinan.
4) Pelaksanaan keperawatan tim sebaiknya fleksibel atau tidak kaku. Metode ini
dapat dilakukan pada shift pagi, sore maupun malam diunit manapun.
Sejumlah tenaga dapat terlibat dalam tim, minimal dua sampai tiga tim.
Jumlah atau besarnya tim tergantung dari banyaknya perawat. Dua orang
perawat dapat dilaksanakan metode tim terutama untuk shift sore dan malam.
b. Tanggung Jawab Kepala Ruang dan Ketua Tim dalam Metode Penugasan Tim
Kepala Ruang bertanggung jawab atas semua pasien yang ada di ruangan, saat
mereka berperan sebagai manajer asuhan keperawatan. Selain sebagai manajer
asuhan keperawatan yang mengkoordinir para ketua tim, kepala ruang juga
bertugas sebagai manajer lini dalam pelayanan keperawatan secara hirarkhi, oleh
karena itu Kepala Ruang memiliki tanggung jawab sebagai berikut:
7
Tanggung Jawab Kepala Ruang:
1) Menetapkan standar kinerja staf
2) Membantu staf menetapkan sasaran keperawatan pada unit yang dipimpinnya.
3) Memberikan kesempatan pada ketua tim dan membantu mengembangkan
ketrampilan manajemen dan kepemimpinan.
4) Secara berkesinambungan mengorientasikan staf baru tentang prosedur tim
keperawatan.
5) Menjadi nara sumber bagi ketua tim dan staf saat diskusi.
6) Memotivasi staf/perawat pelaksana untuk meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan.
7) Melakukan komunikasi terbuka untuk setiap staf yang dipimpin
Ketua tim adalah manajer asuhan keperawatan dalam satu tim, yang mengkoordinir para
perawat yang menjadi anggotanya untuk mengasuh sekelompok pasien, oleh karena itu
memiliki tanggung jawab sebagai berikut:
8
Anggota tim harus memberikan asuhan kepada pasien yang menjadi kelolaan
dan harus bekerja secara tim dan mempertanggung jawabkan kegiatannya kepada
ketua tim, secara rinci tanggung jawab anggota tim adalah
10
C. PENDELEGASIAN DALAM KEPERAWATAN
1. Pengertian
a. under –delegasi : Pelimpahan tugas terlalu sedikit. Staf diberi wewenang yang sangat
sedikit, terbatas dan sering tidak terlalu jelas.
b. over-delegasi : Pemberian delegasi berlebihan. Di sini dapat terjadi penyalahgunaan
wewenang.
c. unproper delegasi : Pelimpahan yang tidak tepat.Kesalahan yang ditemukan adalah,
pemberian tugas limpah, orang yang tepat, dan alasan delegasi hanya karena faktor
senang/tidak senang. Pelimpahan ini tidak efektif karena kecendrungan pimpinan
menilai pekerjaanya berdasarkan unsur Subyektif.
Delegasi yang baik tergantung pada keseimbangan antara komponen tanggung jawab,
kemampuan dan wewenang. Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu rasa tanggung
jawab terhadap penerimaan suatu tugas, kemampuan (accountability) adalah kemampuan
seseorang dalam melaksanakan tugas limpah. Wewenang (authority) adalah pemberian
hak dan kekuasaan penerima tugas limpah untuk mengambil suatu keputusan terhadap
tugas yang di limpah.
11
3. Waktu Pelaksanaan
5. Tehnik Pendelegasian
Manajer perawat pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-tugas yang dapat
didelegasikan dari eksekutif perawat sampai eksekutif departemen atau kepala unit, dan
dari kepala unit sampai perawat/bidan klinis. Delegasi mencakup kewenangan untuk
persetujuan, rekomendasi atau pelaksanaan. Tugas-tugas seharusnya dirangking dengan
waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya dan sebaiknya satu kewajiban
didelegasikan pada satu waktu.
12
6. Kapan Tidak Dilakukan Delegasi
Dalam pendelegasian untuk hasil yang lebih efektif, perawat manajer harus mengetahui
tentang :
8. Keberhasilan
Dalam pendelegasian agar dapat behasil perawat manajer harus memeprhatikan sebagai
berikut :
a. Komunikasi yang jelas dan lengkap
b. Ketersediaan sumber dan sarana
c. Perlunya suatu monitoring atau kontrol
d. Adanya pelaporan mengenai perkembangan tugas yang dilimpahkan
e. Disiplin dalam pemberian wewenang
f. Bertanggung jawab dalam pembinaan moral staf
g. Menghindari kesalahan penyampaian dalam pendelegasian
13
TUGAS TUGAS MAHASISWA :
1. Mahasiswa mengamatidan mengidentifikasi jenis model manajemen asuhan
keperawatan di rumah sakit atau layanan kesehatan yang pernah dilalui saat
praktek di tingkat sebelumnya
2. Mahasiswa mendiskusikannya
DAFTAR PUSTAKA
Sitorus Ratna, Yulia, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit
Panduan Implementasi,. EGC, Jakarta
Dyah W,SKep,Ns,MKep
NIP. 197603311998032001 Sugeng Riyadi,SKep,Ners,MSi Walin,SST. M.Kes
NIP.197011231998031004 NIP.196504231988032002
14