Anda di halaman 1dari 17

   Ciri-Ciri Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

 1.        Pterydophyta memiliki ciri-ciri struktur sebagai berikut :


 Batang Pterydophyta bercabang-cabang menggarpu atau membentuk cabang-cabang
kesamping yang bukan keluar dari ketiak daun.
 Daun-daun pada Pterydophyta yang tinggi tingkat perkembangannya memiliki sifat-sifat
yang sesuai dengan daun Spermatophyta.
 Embrio sudah dapat dibedakan adanya dua kutub, yaitu kutub atas yang akan
berkembang menjadi tunas dan kutub bawah yang disebut kutub akar. Kutub akar tidak terus
berkembang membentuk akar, karena akar tumbuhan paku bersifat endogen dan tumbuh
kesamping dari batang. Dengan demikian embrio Pterydophyta bersifat unipolar, akar yang
keluar pertama tidak dominan dan segera disusul oleh akar-akar lain yang muncul dari batang.
Akar memilikikaliptra.
 Pertumbuhan menebal sekunder karena kegiatan kambium belum ada.
 Dalam akar, batang, dan daun terdapat jaringan pengangkut, yang terdiri
atas xylem dan floem.
 Sporofit memiliki kormus yang sesungguhnya. Sporangium dan spora terbentuk pada
daun, kadang-kadang dalam ketiak atau ujung tunas. Daun-daun yang
mempunyai sporangium disebut sporofil, sedangkan daun-daun yang steril disebut tropofil.
 Sporangium memiliki lapisan-lapisan dinding yang menyelubungi jaringan sporogen.
Sel-sel sporogen membulat dan memisahkan diri satu sama lain menjadi sel-sel induk spora.
Masing-masing membelah reduksi menghasilkan 4 spora haploid yang
dapat bergan dengan tetraeder.
 Lapisan sel-sel yang mengandung banyak plasma dan berguna memberi makan pada sel-
sel sporogen dinamakan tapetum, terdapat disekeliling jaringan sporogen.
 Spora memiliki tiga lapis dinding. Berturut-turut dari luar ke dalam yaitu : perisporium,
eksosporium, dan endosporium.
             
      2.        Morfologi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada berupa pohon (pohon paku), biasanya  tidak
bercabang. Epifit, mengapung di air. Hidrofit, tetatpi biasanya berupa terna dengan rizoma yang
menjalar di tanah atau humus dan ental yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi
(sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi
satu ciri khas tumbuhan paku. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu
tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.

       3.        Bagian-Bagian/Struktur Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


Gambar 1. Bagian-Bagian/Struktur Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Seperti tumbuhan pada umumnya, tubuh paku dapat dibedakan menjadi akar, batang, dan daun.
Bagian-bagian/Struktur ini nampak sangat jelas pada jenis paku yang berbatang tinggi seperti
paku tiang. Tumbuhan paku mengalami dua fase dalam kehidupannya atau biasa disebut dengan
pergiliran keturunan. Dalam siklus hidupnya paku mengalami fase gametofit dan fase sporofit.
Fase gametofit paku berukuran sangat kecil dan sulit diamati sedangkan fase sporofit merupakan
bentuk tumbuhan paku yang biasa kita lihat. Berikut adalah bagian-bagian/struktur dari
tumbuhan paku:

a.    Akar

Gambar 2. Sistem Perakaran Serabut Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


Akar tumbuhan paku merupakan akar sesungguhnya karena sel-sel akarnya sudah terdiferensiasi
menjadi:
1)   Kulit luar (epidermis)
2)   Kulit dalam (korteks)
3)   Silinder pusat, terdapat buluh pengangkut brupa xylem yan dikelilingi oleh floem.

b.   Batang

Gambar 3. Batang Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Pada sebagian besar jenis paku, batangnya terdapat di dalam tanah yang dinamakan ripang
(rhizome). Jika muncul ke permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0.5 m. Namun, ada
beberapa batang pohon paku yang tingginya mencapai 5 m atau lebih, misalnya cyathea sp. Pada
batang, terdapat pembuluh pengangkut berupa xilem dikelilingi floem.

c.    Daun
Gambar 4. Macam-Macam Daun Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Pteridophyta (Tumbuhan Paku) pada umumnya berdaun, dan daunnya memiliki tulang daun.
Daun Pteridophyta ada yang berukuran besar, disebut makrofil. Ada pula daun yang berukuran
kecil, disebut mikrofil. Mikrofil berbentuk sisik, misalnya pada Equisetum (paku ekor kuda).
Pteridophyta yang tidak berdaun disebut paku telanjang, misalnya Psilotum.
Daun pteridophyta muda yang menggulung disebut fiddlehead (circinnate). Gulungan akan
terbuka ketika daun muda tumbuh menjadi daun dewasa.
Macam-macam daun pada Tumbuhan paku (Pteridophyta)
1)   Daun yang kecil-kecil disebut Mikrofil
Daun ini berbentuk kecil-kecil seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai dan tidak bertulang
daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis, daging
daun dan tulang daun.
2)   Daun yang besar-besar disebut Makrofil dan telah mempunyai daging daun (Mesofil)

Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangkai dan bertulang daun, serta bercabang-cabang.
Sel-sel penyusunnya telah memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan
tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut daun).
3)   Daun yang khusus untuk asimilasi disebut Tropofil
Merupakan daun yang khusus untuk melakukan asimilasi atau fotosintesis.
4)   Daun yang khusus menghasilkan spora disebut Sporofil.
Daun ini berfungsi untuk menghasilkan spora. Tetapi daun ini juga dapat melakukan fotosintesis,
sehingga disebut pula sebagai troposporofil.

    Ukuran dan Bentuk Tubuh Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


Tumbuhan paku memiliki ukuran yang bervariasi dari yang tingginya sekitar 2 cm, misalnya
pada tumbuhan paku yang hidup mengapung di air, sampai tumbuhan paku yang hidup di darat
yang tingginya mencapai 5 m misalnya paku tiang (Sphaeropteris). Tumbuhan paku purba yang
telah menjadi fosil diperkirakan ada yang mencapai tinggi 15 m. Bentuk tumbuhan paku yang
hidup saat ini bervariasi, ada yang berbentuk lembaran, perdu atau pohon, dan ada yang seperti
tanduk rusa.
Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit.
Generasi sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam siklus tumbuahan paku.
Generasi sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan spora sedangkan generasi gametofit
adalah tumbuhan yang menghasilkan sel gamet (sel kelamin). Pada tumbuhan
paku, sporofit berukuran lebih besar dan generasi hidupnya lebih lama dibandingkan
generasi gametofit. Oleh karena itu, generasi sporofit tumbuhan paku disebut generasi dominan.
Generasi sporofit inilah yang umumnya kita lihat sebagai tumbuhan paku.

    Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Paku Generasi Sporofit


Tumbuhan paku sporofit pada umumnya memiliki akar, batang, dan daun sejati. Namun, ada
beberapa jenis yang tidak memiliki akar dan daun sejati. Batang tumbuhan paku ada yang
tumbuh di bawah tanah disebut rizom dan ada yang tumbuh di atas permukaan tanah. Batang
yang yang tumbuh di atas tanah ada yang bercabang menggarpu dan ada yang lurus tidak
bercabang. Tumbuhan paku yang tidak memilki akar sejati memilki akar berupa rizoid yang
terdapat pada rizom atau pangkal batang. Tumbuhan paku ada yang berdaun kecil (mikrofil) dan
ada yang berdaun besar (makrofil). Tumbuhan paku yang berdaun kecil, daunnya berupa sisik. 
Daun tumbuhan paku memiliki klorofil untuk fotosintesis. Klorofil tumbuhan paku yang tak
berdaun atau berdaun kecil terdapat pada batang. Tumbuhan paku sporofit
memiliki sporangium yang menghasilkan spora. Pada jenis tumbuhan paku sporofit yang tidak
berdaun, sporangiumnya terletak di sepanjang batang. Pada tumbuhan paku yang
berdaun, sporangiumnya terletak pada daun yang fertil (sporofil). Daun yang tidak
mengandung sporangium disebut daun steril (tropofil). Sporofil ada yang berupa helaian dan ada
yang berbentuk strobilus. Strobilus adalah gabungan beberapa sporofil yang membentuk struktur
seperti kerucut pada ujung cabang.
Pada sporofil yang berbentuk helaian, sporangium berkelompok membentuk sorus. Sorus
dilindungi oleh suatu selaput yang disebut indisium. Sebagian besar tumbuhan paku memiliki
pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem. Floem adalah pembuluh pengangkut nutrien
organik hasil fotosintesis. Xilem adalah pembuluh pengangkut senyawa anorganik berupa air dan
mineral dari akar ke seluruh bagian tumbuhan. Spora yang menghasilkan sporofit akan tumbuh
membentuk struktur gametofit berbentuk hati yang disebut protalus atau protaliaum.

    Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Paku Generasi Gametofit


Gametofit tumbuhan paku hanya berukuran beberapa milimeter. Sebagian besar tumbuhan paku
memiliki gametofit berbentuk hati yang disebut protalus. Protalus berupa lembaran,
memiliki rizoid pada bagian bawahnya, serta memiliki klorofil untuk fotosintesis. Protalus hidup
bebas tanpa bergantung pada sporofit untuk kebutuhan nutrisinya. Gametofit jenis tumbuhan
paku tertentu tidak memilki klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Makanan tumbuhan
paku tanpa klorofil diperoleh dengan cara bersimbiosis dengan jamur.
Gametofit memilki alat reproduksi seksual. Alat reproduksi jantan
adalah anteridium. Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagelum. Alat reproduksi betina
adalah arkegonium. Arkegonium menghasilkan ovum. Gametofit tumbuhan paku jenis tertentu
memiliki dua jenis alat reproduksi pada satu individu. Gametofit dengan dua jenis alat reproduksi
disebut gametofit biseksual. Gametofit yang hanya memiliki anteridium saja
atau arkegonium saja disebut disebut gametofit uniseksual. Gametofit biseksual dihasilkan oleh
paku heterospora (paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda).

    Struktur Tubuh Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Gambar 5. Struktur Tubuh Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


Daun paku tumbuh dari percabangan tulang daun yang disebut frond, dan keseluruhan daun
dalam satu tangkai daun disebut pinna. Jika diperhatikan pada permukaan bagian daun (frond)
terdapat bentuk berupa titik-titik hitam yang disebut sorus, dalam sorus terdapat
kumpulan sporangia yang merupakan tempat atau wadah dari spora. Gambar dibawah ini
menunjukkan sporangia yang tergabung dalam struktur sorus (jamak sori).

Gambar 6. Sporangia Dalam Struktur Sorus

Tidak semua daun paku memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki sorus merupakan


daun fertil yang disebut daun sporofil, daun paku yang tidak memiliki sorus disebut daun steril.
Daun ini hanya mengandung klorofil dan banyak dimanfaatkan untuk proses fotosintesis. Daun
ini disebut daun tropofil.

    Struktur Sorus
Bagian luar dari sorus berbentuk selaput tipis yang disebut indusium. Bagian
dalam sorus terdapat kumpulan sporangium yang didalamnya berisi ribuan spora.
Gambar 7. Letak Sorus Gambar 8. Struktur Sorus

Jika daun sporofil (daun fertil) diletakkan di atas permukaan kertas polos, maka


bentuk spora akan terlihat seperti serbuk bedak berwarna hitam, coklat, kemerahan, kuning atau
hijau tergantung jenis tumbuhan pakunya. Masing-masing spora akan tumbuh menjadi paku
dewasa melalui proses yang komplek.
Jenis paku yang termasuk paku sejati yaitu :
Nama Tumbuhan Paku Gambar tumbuhan paku

Semanggi (Marsilea crenata)
Paku Tanduk Rusa
(Platycerium bifurcatum)

Paku Sarang Burung


(Asplenium  nidus)

Suplir (Adiantum cuneatum)


Paku sawah (Azolla pinnata)

Dicksonia antarctica

Gambar 9. Jenis-Jenis Tmbuhan Paku-Pakuan (Pteridophyta)

C.      Daur hidup Tumbuhan paku (Pteridophyta)


Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetative), yakni dengan stolon yang
menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang
mengandung spora. Reproduksi secara seksual (generative) melalui pembentukan sel kelamin
jantan dan betina oleh alat-alat kelamin (gametogonium). Gametogonium jantan (anteredium)
menghasilkan spermatozoid dan gametogonium betina menghasilkan sel telur (ovum).
Sepertihalnya tumbuhan lumut , tumbuhan paku mengalami metagenesis (pergiliran keturunan). 

Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan sebagai berikut:


a.    Generasi Saprofit 
Generasi sporofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat
menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang
disebut sporofil. Sporofit paku umurnya lebih lama di bandingkan gametofit. Sporofit dapat
tumbuh lalu bertunas sehingga jumlahnya bertambah banyak. Ini merupakan reproduksi secara
aseksual. Spora yang dihasilkan tumbuhan paku keluar dari sporangium dan tersebar mengikuti
arah angin. Jika spora ini jatuh di tempat lembab, akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yang
dikenal sebagai protalium.
b.    Generasi Gametofit 
Merupakan tumbuhan penghasil gamet. generasi gametofit  ditandai dengan
adanya protalium yaitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti janting, berwana hijau, dan
melekat pada subtrat dengan rizoidnya. Generasi gametofit tidak berlangsung lama karena
biasanya protaliumnya beukuran kecil dan tidak berumur panjang.
Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga dapat membentuk anteridium yaitu
alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan arkegonium yaitu alat kelamin betina
yang akan menghasilkan sel telur. Jika terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur maka
akan terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.    Paku Homospora

Gambar 10. Salah Satu Contoh Paku Homospora

Paku Homospora yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan satu jenis spora yang sama


besar. Contohnya adalah paku kawat (Lycopodium), Nephrolepis, Drymoglossum.
Skema Pergiliran Keturunan Pada Paku Homospora

Gambar 11. Skema Reproduksi Tumbuhan Paku Homospora

2.    Paku Heterospora
Paku heterospora memproduksi dua macam ukuran spora. Spora yang berukuran kecil dan
berkelamin jantan disebut mikrospora. Spora yang berukuran besar dan berkelamin betina
disebut makrospora. Contohnya: Selaginella (paku rane)  yang dapat dijadikan tanaman hias
dan Marsilea (semanggi) yang dapat dimakan.
Nama Gambar

Selaginella (paku rane)
Marselia ( Semanggi)

Gambar 12. Selaginella (paku rane) dan Marselia (Semanggi)

Mikrospora akan tumbuh menjadi mikroprotalium sedangkan makrospora akan tumbuh


menjadi makroprotalium. Mikropotalium membentuk mikrogametofit yang akan
menghasilkan anteridium, sedangkan makroprotalium membentuk makrogametofit yang akan
menghasilkan arkegonium. Anteridium menghasilkan sperma
dan arkegonium menghasilkan ovum. Fertilisasi antara sperma
dan ovum menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan paku yang akan
menghasilkan spora, demikian seterusnya.

Sekema Pergiliran Keturunan Pada Paku Heterospora

Gambar 13. Skema Reproduksi Tumbuhan Paku Heterospora


3. Paku Peralihan

Gambar 14. Paku Ekor Kuda (Equisetum)

Spora pada paku peralihan yang dihasilkan berukuran dan bentuk yang sama tetapi jenisnya
berbeda. Protaliumnya hanya menghasilkan anteridia dan arkegonia saja. Fase gametofit paku
lebih singkat dari pada sporofitnya. Alat kelamin
berpa: anteredium menghasilkan spermatozoit dan arkegonium menghasilkan sel
telur. Pembuahan sel telur oleh spermatozoit dibantu oleh air. Zigot yang dihasilkan berkutup
satu, sehingga akarnya tidak berkembang seperti tumbuhan biji. Bila sporangium kering, anulus
membuka dan spora-spora akan keluar. Spora jatuh ditemapat yang lembab akan tumbuh
menjadi protalium. Selanjutnya protalium akan tumbuh
menghasilan anteridium dan arkegonium. Dari perkawinan
anatara rhizoid dan ovum menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi menjadi tumbuhan paku
(sporofit). Contoh tumbuhan paku peralihan adalah paku ekor kuda (Equisetum).

Skema Pergiliran Keturunan Pada Paku Peralihan (Campuran)


Gambar 15. Skema Reproduksi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Peralihan (Campuran)

Spora paku jatuh di tanah subur akan tumbuh


menjadi protalium. Protalium memiliki rizoid yang berfungsi untuk melekatkan diri pada tanah
dan menghisap air serta mineral. Protalium akan tumbuh menjadi gametofit yang
menghasilkan anteridium dan arkegonium. Anteridium menghasilkan spermatozoid sedangkan a
rkegonium menghasilkan ovum. Karena protalium menghasilkan gamet,
maka protalium merupakan generasi gametofit. Setelah terjadi pembuahan
pada ovum oleh spermatozoid, terbentuk zigot. Zigot kemudian tumbuh menjadi tumbuhan paku.
Daun-daun pada tumbuhan paku akan menghasilkan spora, sehingga tumbuhan paku merupakan
generasi sporofit. Bila kotak spora pecah, spora-spora akan bertebaran dan jatuh. Spora yang
jatuh pada tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalium kembali.

D.      Habitat Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Habitatnya di darat, terutama pada lapisan bawah tanah didataran rendah, tepi pantai, lereng gunung,

350 meter diatas permukaan laut terutama di daerah lembab, dan ada juga yang

bersifat epifit (menempel) pada tumbuhan lain. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan paku :
 Kadar air dalam tanah
 Kadar air dalam udara
 Kandungan hara mineral dalam tanah
 Kadar cahaya untuk fotosintesis
 Suhu yang optimal
 Perlindungan dari angin
 Perlindungan dari cahaya yang terlalu kuat.

Tidak semua faktor tersebut berpengaruh, tapi tergantung pada jenis tumbuhan

pakunya. Survive tidaknya suatu tumbuhan paku di suatu areal tergantung dari

ketahanan gametofitnya, apakah akan berkembang secara alami di lingkungannya atau tidak.

Seperti tanaman tingkat tinggi, tumbuhan paku tumbuh lingkungannya masing-masing (biasanya

tempat lembab).

Beberapa paku dapat bertahan hidup di daerah yang ekstrim seperti lingkungan kering dan panas.

Beberapa jenis paku dapat tumbuh di daerah gurun.

Tumbuhan paku meletakkan dirinya tepat sesuai dengan nitchenya, tanah yang lembab, udara

yang lembab, intensitas cahaya dan sebagainya. Jarang tumbuhan paku hidup diluar nitchenya.

Jika anda ingin menumbuhkembangkan paku, maka anda harus menciptakan lingkungan yang

sesuai sehingga tumbuhan paku tumbuh dan berkembang dengan optimal.

E.       Manfaat Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


Manfaat dari tumbuhan paku antara lain :
1.  Sebagai tanaman hiasan : Platycerium nidus (paku tanduk rusa) yang bentuknya seperti
tanduk rusa dan sering ditanam dengan ditempelkan pada pohon, Asplenium nidus (paku sarang
burung), Adiantum cuneatum (suplir), danSelaginella wildenowii (paku rane).
2. Sebagai bahan penghasil obat-obatan : Asipidium filix-mas dan Lycopodium clavatum.
3. Sebagai sayuran : Marsilea crenata (semanggi) dan Salvinia natans (paku sampan =
kiambang). Beberapa tumbuhan paku ada yang diambil daunnya yang masih muda untuk sayur.
4. Sebagai pupuk hijau : Azolla pinnata yang hidup di sawah-sawah, bersimbiosis
dengan anabaena azollae (ganggang biru) yang dapat mengikat N2 bebas di udara menjadi
senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan lain. Dengan demikian, Azolla pinnata dapat
dijadikan pupuk hijau yang kaya nitrogen.
5. Sebagai pelindungan tanaman di persemaian : Gleichenia linearis.
6. Sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara : Tumbuhan paku yang sudah mati
pada zaman purba.

DAFTAR PUSTAKA

Saktiyono.1989.Biologi 1 Program Inti. Jakarta :Intan Pariwara


Sembiring, L. dkk. 2005. Biologi. Jilid 1. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.
Oka,Anak Agung. Botani Tumbuhan Rendah. Metro : UMM
http://tra-lili.blogspot.com/2013/05/tumbuhan-paku-pteridophyta.html
http://putriemma.wordpress.com/2012/11/04/pteridophyta-dan-bryophyta/
https://www.edubio.info/2016/01/struktur-tumbuhan-paku.html
https://mikroteknologi.blogspot.com/2012/07/makalah-tumbuhan-paku.html
https://notemuza.blogspot.com/2019/05/makalah-biologi-tumbuhan-paku.html

Anda mungkin juga menyukai