Kharisma N Ramadhana - UTS - LSM INTERNASIONAL - KELAS PALEMBANG
Kharisma N Ramadhana - UTS - LSM INTERNASIONAL - KELAS PALEMBANG
DISUSUN OLEH :
(07041381722230)
LSM INTERNASIONAL
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
KAMPUS PALEMBANG
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Isu mengenai pengungsi telah ada sejak lebih kurang abad XX. Persoalan tersebut
pertama kali timbul ketika terjadi Perang Rusia (ketika revolusi di rusia), yaitu
ketika para pengungsi dari Rusia berbondong-bondong menuju ke Eropa Barat.
Jutaan anak-anak, pria dan waita telah menderita akibat eksploitasi konflik etnis
agama atau perang saudara. Jumlah pengungsi ini dari tahun ke tahun meningkat
secara tajam, Misalnya dalam kurun waktu 1992-1995 ada 180 juta pengungsi
yang disebabkan bencana alam (natural disaster). Pada umumnya, pengungsian
dilakukan karena terjadinya penindasan hak azasi pengungsi di negara mereka.
Pada umumnya mereka juga mencari tanah atau negara lain sebagai tempat
kediaman barunya yang tentunya jauh dari penindasan hak azasi manusia.
Pencairan negara baru oleh pengungsi tentu saja harus dianggap sebagai suatu hak
azasi manusia. Secara pengertian bahasanya Pengungsi adalah orang yang
terpaksa memutuskan hubungan dengan negara asalnya karena rasa takut yang
berdasar dan mengalami penindasa (persecution). Rasa takut yang berdasar inilah
yang membedakan pengungsi dengan jenis migran lainnya, seberat apapun
situasinya, dan juga dari orang lain yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Karena pengungsi tidak dapat mengandalkan perlindungan dari negara yang
seharusnya memberi perlindungan keapad mereka, maka untuk menanggapi
situasi menyedihkan yang dihadapi pengungsi, persiapan – persiapan khusus harus
dibuat oleh masyarakat internasional. Salah satu contohnya masalah pengungsi
Rohingya di wilayah Asia Tenggara oleh negara Myanmar(burma) Para pengungsi
ini melakukan eksodus besar-besaran, sedikitnya berjumlah 700.000 orang dan
berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Masalah diskursus mengenai migrasi refugee ini terus menjadi masalah utama
internasional yang membuat masyarakat internasional dalam hal ini aktor
Universitas Sriwijaya 1
internasional terutama NGO mengambil langkah tegas dalam menyikapinya, salah
satu NGO yang aktif menyerukan permasalahan refugee antara lain; International
Organization for Migration atau IOM. Organisasi Advokasi migran internasional
ini Didirikan pada tahun 1951, merupakan organisasi antar pemerintah yang
terdepan dan berdedikasi untuk mempromosikan migrasi yang
berperikemanusiaan dan teratur yang bermanfaat bagi semua. IOM memiliki tiga
departemen atau subbagian dalam menjalankan visi dan misi nya anatarlain;
Direktur general yang membawahi ketiga departemen, departement of Operations
and Emergencies, Departement Of Migration Management, serta Departeent Of
International Cooperation and Partnerships.
LSM terkemuka internasional ini telah menjadi lembaga efektif pemberhati
dan pengamat masalah pencari suaka dilebih dari 172 negara anggota, dan 8
negara lainnya yang berstatus sebagai pengamat dengan kantor di lebih dari 100
negara di dunia.
Salah satunya di Indonesia Pada saat ini, IOM Indonesia merupakan salah satu
misi IOM terbesar di dunia, dengan jumlah staf lebih dari 300 orang tersebar di
seluruh Indonesia. IOM melakukannya dengan meningkatkan pemahaman tentang
isu migrasi, membantu pemerintah dalam menangani tantangan migrasi,
mendorong pembangunan sosial dan ekonomi melalui migrasi,dan menegakkan
martabat serta kesejahteraan migran, keluarganya, dan komunitasnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Universitas Sriwijaya 2
4. Apa saja yang termasuk Hambatan dan Tantangan dari LSM Internasional ini
dalam menjalankan visi dan misinya
Universitas Sriwijaya 3
C. KERANGKA KONSEPTUAL
Pengertian global civil society dapat dilihat dari dua perkembangan yang
bersejarah. Pertama, Istilah 'masyarakat sipil' pertama kali di kemukakan
di Eropa Timur pada tahun 1970an sampai 1980an ditandai dengan
munculnya banyak organisasi masyarakat sipil. Hal ini sebagai respon ke
negara-negara penguasa dan ini memiliki pengaruh di bagian lain dunia
dimana paternalisme dan kekakuan negara pasca perang terjadi. Pada
tahun 1990 ada semacam penyebaran tuntutan demokratisasi dan proses
mengintensifkan keterkaitan global. Hal ini disebabkan pengaruh-
pengaruh dari faktor ekonomi, politik dan perkembangan tekhnologi serta
konflik yang menjadi ancaman masyakat dunia, menjadikan masyarakat
sipil lahir sejak dari era ini dan telah mengalami perubahan, dan
mempunyai bentuk-bentuk yang belum ada di era sebelumnya. Mereka
hidup dengan struktur privat tetapi dengan tujuan-tujuan publik.
Masyarakat sipil ini muncul untuk memperjuangkan diri dan orang-orang
yang mereka perhatikan, dalam publik maupun komunitas tertentu.
Universitas Sriwijaya 4
pasar, dan hal tersebut dilakukan atas dasar suka rela dari para pelakunya,
Sehingga, secara kesimpulan masyarakat sipil global menurut Scholte
merupakan masyarakat yang diluar pemerintah, pasar dan gerakan yang
dilakukan atas dasar suka rela sehingga tidak ada unsur profit dan
pemerintahan (non-profit dan nongovernmental) dengan tujuan dari
masyarakat sipil global itu sendiri untuk membentuk kebijakan, norma,
ataupun struktur sosial. Sehingga efektivitas masyarakat sipil global yang
didasarkan pada pengertian menurut Scholte tersebut dapat dilihat jika
masyarakat sipil global tersebut berhasil membentuk suatu kebijakan,
norma, ataupun struktur sosial yang baru yang diluar keputusan
pemerintah dimana kebijakan atau norma tersebut tidaklah berkaitan
dengan unsur politis dan komersial.
Universitas Sriwijaya 5
Keamanan Manusia ikut menjadi andil dari kekokohan Keamanan Nasional dari
suatu negara. Maka dari itu asumsi ini memperluas batas-batas lingkup keamanan
nasional karena salah satu subjek utamanya adalah warga negara.
Menguatnyagagasan human security merupakan reaksi terhadap masalah-masalah
kemanusiaan yang melanda dunia saat ini, seperti pengungsi akibat konflik serta
permasalahan menyangjut pelanggaran HAM lainnya.
Shahrbanou Tadjbakhsh (2008) menyebut beberapa definisi dari pengertian
konsep human security, antara lain berdasarkan pengertian dari United Nations
Development Program (UNDP) memiliki Pengertian dan pandangan tersendiri
mengenai konsep ini dimana fokus problem kemanusiaan yang berbeda-beda,
mulai dari yang paling kecil tentang pencegahan kekerasan hingga pandangan
yang lebih luas terkait pembangunan, penegakan Hak Azasi Manusia (HAM)
dan/atau kombinasi keduanya dengan pandangan keamanan tradisional. Gagasan
mengenai hum an security (keamanan manusia) memang nampak lebih jelas
dalam Laporan UNDP mengenai Human Development Report of the United
Nations Development Program ditahun 1994. Dalam laporan itu UNDP
menyatakan,
"the concept of security must change-from an exclusive stress on national security
to a much greater stress on people security, from security through armaments to
security through human development, from territorial to food,employment and
environmental security".
Terdapat tujuh komponen keamanan manusia (human security) menurut UNDP
(2004) yang pemenuhannya wajib menjadi tanggung jawab pemerintah setiap
negara. Ketujuh komponen tersebut adalah; keamanan ekonomi(economic
security), keamanan pangan (food security), keamanan kesehatan (health
security), keamanan lingkungan hidup (environment security), keamanan personal
(personal security), keamanan komunitas(community security), dan keamanan
politik (political security). Tujuh komponen di atas dibagii menjadi dua
komponen utama, yaitu freedom from fear (bebas dari rasa takut) dan freedom
from want (bebas dari ketidakmampuan untuk memiliki). konsep human security
yang saat ini berkembang secara global tak lebih dari penegasan terhadap
Universitas Sriwijaya 6
kewajiban pemerintah untuk menjamin dan Melindungi keamanan individu warga
negaranya sebagai bagian dari amanat konstitusi.
BAB II
PEMBAHASAN
Universitas Sriwijaya 7
4. Untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan sosial Negara melalui
penelitian, dialog, desain dan implementasi program terkait migrasi yang
bertujuan untuk memaksimalkan manfaat migrasi.
5. Untuk mendukung negara, migran, dan komunitas dalam mengatasi tantangan
migrasi tidak teratur, termasuk melalui penelitian dan analisis akar penyebab,
berbagi informasi dan menyebarkan praktik terbaik, serta memfasilitasi solusi
yang berfokus pada pembangunan.
6. Menjadi titik referensi utama untuk informasi migrasi, penelitian, praktik
terbaik, pengumpulan data, kompatibilitas, dan berbagi.
7. Untuk melaksanakan program-program yang memfasilitasi pemulangan
sukarela dan reintegrasi pengungsi, pengungsi, migran dan individu lain yang
membutuhkan layanan migrasi internasional, bekerja sama dengan organisasi
internasional terkait lainnya yang sesuai, dan dengan mempertimbangkan
kebutuhan dan perhatian masyarakat lokal.
8. membantu Negara dalam memfasilitasi integrasi para migran di lingkungan
baru mereka dan untuk melibatkan diaspora, termasuk sebagai mitra
pembangunan.
9. Untuk membantu Negara dalam pengembangan dan pelaksanaan program, studi
dan keahlian teknis dalam memerangi penyelundupan migran dan perdagangan
orang, khususnya perempuan dan anak, dengan cara yang sesuai dengan hukum
internasional.
10. Untuk mendukung upaya Negara di bidang migrasi tenaga kerja, khususnya
pergerakan jangka pendek, dan jenis migrasi sirkuler lainnya.
Universitas Sriwijaya 8
memfasilitasi dan mendukung debat dan dialog regional dan global tentang
migrasi, termasuk melalui Dialog Internasional tentang Migrasi, untuk
memajukan pemahaman tentang peluang dan tantangan yang dihadirkannya,
identifikasi dan pengembangan kebijakan yang efektif untuk mengatasi tantangan
tersebut dan untuk mengidentifikasi pendekatan dan tindakan komprehensif untuk
memajukan kerja sama internasional.
Pemberdayaan masyarakat mengenai masalah pengungsi dengan meningkatkan
pemahaman tentang isu migrasi, membantu pemerintah dalam menangani
tantangan migrasi, mendorong pembangunan sosial dan ekonomi melalui migrasi ,
dan menegakkan martabat serta kesejahteraan migran, keluarganya, dan
komunitasnya. Dibeberapa negara berkembang IOM seperti Indoensia, IOM juga
telah melakukan berbagai kegiatan kemitraan dengan Pemerintah Indonesia,
masyarakat sipil, dan komunitas donor. Bebrapa bentuk Kampanye yang
dilakukan IOM dalam penyelesaian masalah tersebut dalam bentuk Video Project,
tentang distribusi trafficking. Selain itu IOM juga meluncurkan sebuah acara di
radio Filipina dalam usaha kampanye untuk peningkatan kesadaran terhadap anti-
trafficking. IOM memulai proyek anti-traffickiing di Filipina pada April 2000,
dengan mendapatkan bantuan dari pemerintah Jepang.
Universitas Sriwijaya 9
pesatnya kasus human trafficking IOM sendiri juga memberikan dukungan
kepada pemerintah Filipina dalam usaha memerangi human trafficking, kegiatan
IOM di Filipina difokuskan kepada pemberian informasi dan pengembangan
hukum advokat terhadap kasus tersebut.
Di negara bagian Uni Eropa sejak September 2020, IOM juga telah bekerjasama
dengan badan migrasi PBB dalam merelokasi sekitar 124 pencari suaka asal Italia
ke negara-negara anggota Uni eropa lainnya.
2.4 Apa saja yang termasuk Hambatan dan Tantangan dari LSM
Internasional ini dalam menjalankan visi dan misinya
dinamik dalam melakukan program kerjanya dengan tiga program utama antara
Penghambat serta Tantangan Lsm Internasional pencari suaka ini seperti; Kurang
suaka pada suatu negara yang jumlahnya lebih bsar dari staff IOM dinegara
tersebut, kerumitan penentuan status Pencari suaka pada suatu negara juga
menyusahkan organisasi NGO sekelas IOM bahkan badan PBB UNCHR pun
Universitas Sriwijaya 10
KESIMPULAN
Universitas Sriwijaya 11