Anda di halaman 1dari 2

KASUS ISPA

Anak perempuan berusia 5 tahun dibawa orang tua ke UGD dengan keluhan sesak pada tgl 12
Oktober. Orang tua mengatakan anak batuk pilek sejak 3 hari yang lalu disertai dengan dahak.
Dokter mendiagnosa anak menderita ISPA dan disarankan rawat inap di ruang anak RS Bunda.
Saat dilakukan anamnese ibu mengatakan batuk dirasa semakin keras pada malam hari.
Anamnese terhadap riwayat kehamilannya ibu mengatakan ibu rutin memeriksakan
kehamilannya dan anak dilahirkan secara normal di bidan. Anak juga sudah mendapatkan
imunisasi dengan lengkap. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB 13 kg, TB 100 cm, suhu 38 0C,
RR 30 x/menit, terdapat retraksi dada, terdapat secret di hidung, akral hangat, batuk, mukosa
bibir lembab, mata terlihat merah, tidak terdapat pembesaran vena jugularis, terdapat nyeri tekan
di perut dan anak susah mengeluarkan dahak. Ibu juga mengatakan anak tidak mau makan dan
minum karena mual namun ibu tetap memebrikan bubur hanya habis seperempat porsi. Sejak
semalam anak tidak nyenyak tidur karena sesak. Anak tidak mengalami masalah pada
perkembangannya. Anak terlihat cemas karena baru pertama kali di rawat di RS, sebelum-
sebelumya anak tidak pernah menderita sakit yang serius hanya demam biasa dan dibawa
berobat ke dokter dekat rumahnya. Anak mengatakan sedih karena tidak bisa bersekolah dan
bermain dengan teman-temannya selama sakit. Anak tinggal bersama orang tuanya di rumah kos
yang sempit dan padat sehingga sirkulasi udaranya kurang bagus. Ayahnya hanya bekerja
sebagai buruh sedangkan ibunya tidak bekerja.

KASUS DIARE

Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun diajak ibunya ke UGD RS Tiara dengan keluhan BAB 7x
perhari dengan konsistensi encer dan muntah 3x pada tanggal 20 Oktober 2020. Hasil anamneses
anak mengatakan sebelumnya makan jajanan yang di jual di sekolahnya, kemudian sepulang
sekolah anak merasa perutnya sakit. Sebelumnya anak juga pernah mengalami diare sampai
menjalani rawat jalan di ruang anak di RS tersebut. Anak tidak memiliki riwayat alergi apapun
terhadap makanan atau obat-obatan. Anamnese dengan orang tua didapatkan riwayat kehamilan
dan persalinannya tidak ada masalah. Anak lahir di bidan secara normal, ibu tidak memiliki
kebiasaan merokok atau minum alcohol sebelumnya. Ibu mengatakan selalu rutin memeriksaan
kehamilannya ke bidan dan anak juga sudah mendapatkan imunisasi lengkap. Hasil pemeriksaan
didapatkan BB 18 Kg, TB 112 cm, suhu 38 0C, frekuensi nadi 78 x/menit, frekuensi nafas 24
x/menit, mata cekung, mukosa bibir kering, mengalami masalah pendengaran sejak lahir, hidung
simetris, dada simetris, terdapat bekas luka di area tangan sebelah kiri, nyeri tekan di abdomen,
BU 36x/menit, auskultasi abdomen hipertimpani dan turgor kulit menurun. Ibu mengatakan
pasien anak ke 2 dari 2 bersaudarabu. Mereka tinggal di rumah kontrakan di dekat TPS karena
bapaknya bekerja sebagai pemulung. Sebelumnya kakanya juga mengalami diare dan sudah
sembuh. Perawat menyiapkan alat untuk pasang infuse kemudian menyambungkan cairan infuse
dengan infuse set. Setelah mendapat perawatan di UGD anak dipindahkan ke ruang anak untuk
menjalani rawat inap. Anak mengatakan sedih karena tidak bisa bermain dengan teman-
temannya di rumah, anak mengatakan ingin cepat sembuh.
KASUS DEMAM TYPOID
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan demam pada tanggal 19
Oktober 2020. Ibu mengatakan anak panas sejak 4 hari yang lalu, sudah dibawa berobat ke bidan
namun demamnya tidak kunjung turun. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, anak
didiagosis demam typoid. Anamnese dengan orang tua didapatkan riwayat kehamilan dan
persalinannya tidak ada masalah. Anak lahir di bidan secara normal, ibu tidak memiliki
kebiasaan merokok atau minum alcohol sebelumnya. Ibu mengatakan selalu rutin memeriksaan
kehamilannya ke bidan dan anak juga sudah mendapatkan imunisasi lengkap. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan BB 10 Kg, TB 89 cm, suhu 390 C, frekuensi nadi 88 x/menit, frekuensi nafas 20
x/menit, bibir kering, akral teraba hangat, mata cowong, telinga dan hidung simetris, tidak ada
sumbatan, dada simetris, mukosa bibir kering, turgor kulit tidak elastis, terdapat nyeri tekan di
abdomen tepatnya di daerah ulu hati, dan terdapat bekas luka di kaki kanan. Ibu mengatakan
anak mual muntah, makan bubur hanya ¼ porsi, anak lemas sehingga selama sakit anak tidak
bisa bermain bersama teman-temannya di rumah, anak tidur tidak nyenyak, BAB 1 x/hari dan
BAK 3-4 x/hari. Anak merupakan anak pertama, sehari-hari diasuh oleh neneknya karena orang
tuanya bekerja jadi buruh di luar kota. Mereka tinggal di rumah yang padat penduduk yang dekat
selokan. Sebelumnya anak maupun keluarganya tidak pernah menderita Typoid sehingga ibu
tidak tau tentang penyakit tersebut. Anak tidak memiliki masalah pada tahap perkembangannya.

KASUS BRONKOPENUMONIA
Seorang anak laki-laki usia 2 tahun, dirawat di ruang anak RS Prima dengan diagnosa
ronkopneumonia sejak 2 hari yang lalu. Kondisi anak saat ini, anak terlihat sesak, batuk tidak
mampu mengeluarkan sekret dan lemas. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB 10 kg, BB 80
cm, frekuensi nafas 26 x/meit, frekuensi nadi 110x/meit, suhu 38,8 0C, tersapat bekas luka di
bagian kepala, mata simetris kanan kiri, terdapat pernafasan cuping hidung, telingan simetris,
akral hangat, terdapat retraksi dinding dada, suara nafas ronkhi, terpasang infus di tangan sebelah
kanan. Ayah mengatakan anaknya tidak mau makan, makan 1-2 suap bubur saja, susah tidur,
sering terbangun saat tidur, BAB 1x selama di rawat, BAK 5-6 x/hari. Data dari catatan pasien,
pasien lahir tanggal 20 Oktober 2018, lahir secara SC di dokter spesiasis, imunisasi lengkap,
tidak memiliki alergi dan tidak pernah mengalami kecelakaan. riwayat pemeriksaan kehamilan
rutin sampai kelahiran, ibu tidak memiliki riwayat merokok. Pasien merupakan anak ke 3 dari 3
bersaudara yang dirawat sendiri oleh orang tuanya. Pasien tingkat di rumah kontraka yang
sempit dan padat sehingga ventilasi kurang baik. Kedua saudaranya tidak pernah menderita
bronkopneumonia sebelumnya. Anak tidak memiliki masalah pada aspek perkembangannya.
Anak selalu merengek minta pulang karena ini merupakan pertama kalinya anak di rawat di RS.

Anda mungkin juga menyukai