Sedangkan untuk pendaftaran ulang dilakukan bagi seluruh produk yang telah
terdaftar, maka diwajibkan untuk didaftar-ulangkan (renewal) setelah 5 tahun
melalui sistem e-registrasi. Registrasi ulang yang dilakukan tanpa adanya
perubahan dari data produk. E-Registrasi Ulang dapat dilakukan oleh seluruh
produsen dan importir yang telah memiliki akun perusahaan. Pengajuan
permohonan registrasi ulang dapat dilakukan:
a. Paling cepat H-60 hari kerja sampai dengan H-10 hari kerja sebelum
berakhirnya masa berlaku izin edar.
b. Jika dilakukan pada H-9 hari kerja sampai dengan tanggal berakhirnya masa
berlaku izin edar, maka persyaratan ditambah dengan Sertifikat analisis produk
jadi dan hasil uji stabilitas produk jadi.
c. Jika dilakukan setelah berakhirnya masa berlaku izin edar (H+1), maka produk
tersebut harus didaftarkan sebagai pendaftaran baru.
Proses evaluasi maksimum 10 hari kerja sejak tanggal pengembalian bukti
pembayaran.
Pasal 9
Registrasi obat tradisional produksi dalam negeri hanya dapat dilakukan oleh IOT,
UKOT, atau UMOT yang memiliki izin sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 10
(1) Registrasi obat tradisional kontrak hanya dapat dilakukan oleh pemberi kontrak
dengan melampirkan dokumen kontrak.
(2) Pemberi kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa IOT, UKOT,
atau UMOT yang memiliki izin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (3)
Pemberi dan penerima kontrak bertanggung jawab atas keamanan, khasiat/manfaat,
dan mutu obat tradisional yang diproduksi berdasarkan kontrak. (4) Penerima kontrak
hanya dapat berupa IOT atau UKOT yang memiliki izin sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan dan sertifikat CPOTB untuk sediaan yang dikontrakkan.
Pasal 11
Registrasi obat tradisional lisensi hanya dapat dilakukan oleh IOT atau UKOT
penerima lisensi yang memiliki izin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
(1) Registrasi obat tradisional impor hanya dapat dilakukan oleh IOT, UKOT, atau
importir obat tradisional yang mendapat penunjukan keagenan dan hak untuk
melakukan registrasi dari industri di negara asal. (2) Importir sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan: a. memiliki fasilitas distribusi obat
tradisional sesuai ketentuan yang berlaku; dan b. memiliki penanggung jawab
Apoteker. (3) Penunjukan keagenan dan hak untuk melakukan registrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan untuk 1 (satu) nama produk kepada 1
(satu) IOT, UKOT, atau importir. (4) Pemenuhan persyaratan CPOTB bagi industri di
luar negeri dibuktikan dengan sertifikat cara pembuatan yang baik untuk obat
tradisional dan jika diperlukan dilakukan pemeriksaan setempat oleh petugas yang
berwenang.
(5) Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus dilengkapi dengan data
inspeksi terakhir paling lama 2 (dua) tahun yang dikeluarkan oleh pejabat berwenang
setempat.(6) Ketentuan mengenai tata cara pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) ditetapkan dengan Peraturan Kepala Badan.
Pasal 13
(1) Registrasi obat tradisional khusus ekspor dilakukan oleh IOT, UKOT, dan UMOT
yang memiliki izin sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. (2) Obat
tradisional khusus ekspor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6. (3) Dikecualikan dari ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bila ada persetujuan tertulis dari negara tujuan.
Pasal 14
(1) Permohonan registrasi diajukan kepada Kepala Badan. (2) Ketentuan mengenai
tata laksana registrasi ditetapkan dengan Peraturan Kepala Badan. (3) Dokumen
registrasi merupakan dokumen rahasia yang dipergunakan terbatas hanya untuk
keperluan evaluasi oleh yang berwenang.
Pasal 15
(1) Terhadap permohonan registrasi dikenai biaya sebagai penerimaan negara bukan
pajak sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. (2) Dalam hal permohonan
registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditolak, maka biaya yang telah
dibayarkan tidak dapat ditarik kembali
Pasal 16
Pasal 17
(1) Untuk melakukan evaluasi dibentuk: a. Komite Nasional Penilai Obat Tradisional;
dan b. Tim Penilai Keamanan, Khasiat/Manfaat, dan Mutu. (2) Pembentukan, Tugas
dan Fungsi Komite Nasional Penilai Obat Tradisional dan Tim Penilai Keamanan,
Khasiat/Manfaat, dan Mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Badan.
Pasal 18
(1) Kepala Badan memberikan persetujuan berupa izin edar atau penolakan registrasi
berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh Tim Penilai Keamanan,
Khasiat/Manfaat, dan Mutu, dan/atau Komite Nasional Penilai Obat Tradisional. (2)
Kepala Badan melaporkan pemberian izin edar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada Menteri setiap 1 (satu) tahun sekali.
Pasal 19
(1) Dalam hal registrasi ditolak, pendaftar dapat mengajukan keberatan melalui tata
cara peninjauan kembali. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengajuan
peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Badan.
Pasal 20
(1) Pemegang nomor izin edar wajib memproduksi atau mengimpor dan mengedarkan
obat tradisional selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah tanggal persetujuan
dikeluarkan. (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaporkan kepada Kepala Badan.
Pasal 2
(2) Pendaftar suplemen makanan tanpa lisensi sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(1) huruf a adalah industri farmasi atau industri di bidang obat tradisional atau industri
pangan.
(3) Pendaftar suplemen makanan lisensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
adalah penerima lisensi yang merupakan industri farmasi atau industri di bidang obat
tradisional atau industri pangan.
(4) Pendaftar suplemen makanan kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c adalah pemberi kontrak yang merupakan industri farmasi atau industri di bidang
obat tradisional atau industri pangan atau badan usaha di bidang pemasaran suplemen
makanan.
(5) Industri farmasi atau industri di bidang obat tradisional atau industri pangan atau
badan usaha di bidang pemasaran suplemen makanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) harus memiliki sekurang-kurangnya laboratorium pengujian mutu dengan
penanggung jawab seorang apoteker.
Bagian Kedua
Pendaftar Suplemen Makanan Impor
Pasal 3
(1) Pendaftar suplemen makanan impor adalah industri farmasi atau industri di bidang
obat tradisional atau industri pangan atau badan usaha di bidang pemasaran suplemen
makanan yang mendapat surat penunjukan langsung dari industri di negara asal.
(2) Industri atau badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki
izin importir di bidang sediaan farmasi.
(3) Industri yang membuat suplemen makanan di negara asal wajib memenuhi
persyaratan Cara Pembuatan yang Baik (GMP) dibuktikan dengan surat keterangan
yang dikeluarkan pejabat pemerintah yang berwenang di negara asal atau lembaga
sertifikasi yang terakreditasi atau jika diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan
setempat oleh petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Bagian Ketiga
Pendaftar Suplemen Makanan Yang Dilindungi Paten
Pasal 4
(1) Pendaftar suplemen makanan yang dilindungi paten di Indonesia adalah industri
farmasi atau industri di bidang obat tradisional atau industri pangan atau badan usaha
di bidang pemasaran suplemen makanan selaku pemegang hak paten atau yang diberi
kuasa oleh pemilik hak paten atau mendapat pengalihan paten dari pemegang hak
paten sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(2) Hak paten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuktikan dengan sertifikat
paten.
(3) Pengalihan paten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuktikan dengan
adanya pengalihan hak paten sesuai ketentuan yang berlaku.
Bagian Keempat
Tanggung Jawab Pendaftar
Pasal 5
BAB III
KATEGORI PENDAFTARAN
Pasal 6
(2) Pendaftaran baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
BAB IV
TATA LAKSANA MEMPEROLEH IZIN EDAR
Bagian Pertama
Pendaftaran
Pasal 7
(2) Pendaftaran suplemen makanan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu pra penilaian
dan penilaian.
(3) Pra penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan tahap pemeriksaan
kelengkapan, keabsahan dokumen dan dilakukan penentuan kategori sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6.
(4) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan proses evaluasi
terhadap dokumen dan data pendukung.
Pasal 8
(1) Hasil pra penilaian diberitahukan secara tertulis kepada pendaftar dan bersifat
mengikat.
(2) Hasil pra penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan selambat-
lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja untuk pendaftaran variasi dan 20 (dua puluh) hari
kerja untuk pendaftaran baru terhitung sejak tanggal diterimanya berkas pendaftaran.
Pasal 9
Data dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penilaian dalam rangka
pendaftaran dijaga kerahasiaannya oleh Kepala Badan.
Pasal 10
Pasal 11
(2) Dokumen administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti tercantum
dalam Lampiran 1.
(3) Formulir pendaftaran atau disket disediakan oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
Pasal 12
(2) Pedoman klaim kegunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir b ditetapkan
tersendiri.
Pasal 13
(1) Berkas pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) harus
dilengkapi dengan :
Pasal 14
Pasal 15
(1) Untuk pendaftaran baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), berkas
yang diserahkan sesuai Lampiran 5 terdiri dari:
(2) Untuk pendaftaran variasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3), berkas
yang diserahkan terdiri dari formulir pendaftaran variasi sesuai Lampiran 6 dan
kelengkapan pendaftaran variasi untuk masing-masing kategori sesuai Lampiran 7.
Bagian Kedua
Pengisian Formulir
Pasal 16
Bagian Ketiga
Penilaian
Pasal 17
(1) Terhadap dokumen pendaftaran suplemen makanan yang telah memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 11 pada Peraturan ini,
dilakukan penilaian sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 pada
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang Ketentuan Pokok
Pasal 18
(2) Pembentukan, tugas dan fungsi PPSM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Deputi.
(3) Pembentukan, tugas dan fungsi KOMNAS PSM sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan oleh Kepala Badan.
Pasal 19
Hasil penilaian mutu, keamanan dan kemanfaatan dapat berupa memenuhi syarat,
Pasal 21
(1) Dalam hal belum memenuhi syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 19,
diperlukan penambahan data yang akan diberitahukan secara tertulis dengan
menggunakan format sesuai Lampiran 10.
(2) Pendaftar yang telah menerima permintaan tambahan data sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib:
Pasal 22
Dalam hal tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Kepala
Badan memberikan surat keputusan dengan menggunakan format sesuai Lampiran 12.
Pasal 23
Bagian Kelima
Dengar Pendapat
Pasal 24
(1) Terhadap keputusan belum memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21 atau tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, pendaftar
dapat mengajukan keberatan secara tertulis dengan mekanisme dengar pendapat
kepada Kepala Badan.
(2) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan paling lama
30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal surat keputusan.
Bagian Keenam
Peninjauan Kembali
Pasal 25
(1) Berdasarkan hasil dengar pendapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dapat
dilakukan peninjauan kembali terhadap hasil penilaian.
(2) Dalam hal peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pendaftar
harus melengkapi dengan data baru dan atau data yang sudah pernah diajukan disertai
justifikasi.
(3) Hasil peninjauan kembali dapat berupa persetujuan atau penolakan terhadap
pengajuan keberatan.
Bagian Ketujuh
Persetujuan Pendaftaran
Pasal 26