3.1 Pengkajian
A. Primary Survey
Primary survey dilakukan melalui beberapa tahapan (Gilbert, 2009):
1. General Impressions
a. Memeriksa kondisi yang mengancam nyawa secara umum
b. memenentukan keluhan utama atau mekanisme cidera
c. menentukan status mental dan orientasi (waktu, tempat, orang)
2. Airway dengan kontrol servikal
Tindakan pertama kali yang harus dilakukan adalah memeriksa
responsivitas pasien dengan mengajak pasien berbicara untuk
memastikan ada atau tidaknya sumbatan jalan nafas. Seorang pasien
yang dapat berbicara dengan jelas maka jalan nafas pasien terbuka.
Pasien yang tidak sadar mungkin memerlukan bantuan airway dan
ventilasi. Tulang belakang leher harus dilindungi selama intubasi
endotrakeal jika dicurigai terjadi cedera pada kepala, leher atau dada.
Obstruksi jalan nafas paling sering disebabkan oleh obstruksi lidah pada
kondisi pasien tidak sadar.
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian airway pada pasien
antara lain:
Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat berbicara
atau bernafas dengan bebas?
Tanda-tanda terjadinya obstruksi jalan nafas pada pasien antara lain:
Adanya snoring atau gurgling
Stridor atau suara napas tidak normal
Agitasi (hipoksia)
Penggunaan otot bantu pernafasan / paradoxical chest movements
Sianosis
Look dan listen bukti adanya masalah pada saluran napas bagian atas
dan potensial penyebab obstruksi :
Muntahan
Perdarahan
Gigi lepas atau hilang
Gigi palsu
Trauma wajah
Jika terjadi obstruksi jalan nafas, maka pastikan jalan nafas pasien
terbuka.
Lindungi tulang belakang dari gerakan yang tidak perlu pada pasien
yang berisiko untuk mengalami cedera tulang belakang.
Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas pasien
sesuai indikasi :
Chin lift/jaw thrust
Lakukan suction (jika tersedia)
Oropharyngeal airway/nasopharyngeal airway, Laryngeal Mask
Airway
Lakukan intubasi
3. Breathing dan Ventilasi-Oksigenasi
Pengkajian pada pernafasan dilakukan untuk menilai kepatenan
jalan nafas dan keadekuatan pernafasan pada pasien. Jika pernafasan
pada pasien tidak memadai, maka langkah-langkah yang harus
dipertimbangkan adalah: dekompresi dan drainase tension
pneumothorax/haemothorax, closure of open chest injury dan ventilasi
buatan (Wilkinson & Skinner, 2000).
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian breathing pada pasien
antara lain :
Look, listen dan feel; lakukan penilaian terhadap ventilasi dan
oksigenasi pasien.
Inspeksi dari tingkat pernapasan sangat penting. Apakah ada
tanda-tanda sebagai berikut : cyanosis, penetrating injury, flail
chest, sucking chest wounds, dan penggunaan otot bantu
pernafasan.
Palpasi untuk adanya : pergeseran trakea, fraktur ruling iga,
subcutaneous emphysema, perkusi berguna untuk diagnosis
haemothorax dan pneumotoraks.
Auskultasi untuk adanya : suara abnormal pada dada.
Buka dada pasien dan observasi pergerakan dinding dada pasien jika
perlu.
Tentukan laju dan tingkat kedalaman nafas pasien; kaji lebih lanjut
mengenai karakter dan kualitas pernafasan pasien.
Penilaian kembali status mental pasien.
Dapatkan bacaan pulse oksimetri jika diperlukan
Pemberian intervensi untuk ventilasi yang tidak adekuat dan / atau
oksigenasi:
Pemberian terapi oksigen
Bag-Valve Masker
Intubasi (endotrakeal atau nasal dengan konfirmasi penempatan
yang benar), jika diindikasikan
Catatan: defibrilasi tidak boleh ditunda untuk advanced airway
procedures
Kaji adanya masalah pernapasan yang mengancam jiwa lainnya dan
berikan terapi sesuai kebutuhan.
4. Circulation Dengan Kontrol Perdarahan
Langkah-langkah dalam pengkajian terhadap status sirkulasi pasien,
antara lain:
Cek nadi dan mulai lakukan CPR jika diperlukan.
CPR harus terus dilakukan sampai defibrilasi siap untuk digunakan.
Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan
pemberian penekanan secara langsung.
Palpasi nadi radial jika diperlukan:
Menentukan ada atau tidaknya
Menilai kualitas secara umum (kuat/lemah)
Identifikasi rate (lambat, normal, atau cepat)
Regularity
Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda hipoperfusi atau
hipoksia (capillary refill).
Lakukan treatment terhadap hipoperfusi
5. Disability
Pada primary survey, disability dikaji dengan menggunakan skala
AVPU :
A - alert, yaitu merespon suara dengan tepat, misalnya mematuhi
perintah yangdiberikan
V - vocalises, mungkin tidak sesuai atau mengeluarkan suara yang
tidak biasdimengerti
P - responds to pain only (harus dinilai semua keempat tungkai jika
ekstremitasawal yang digunakan untuk mengkaji gagal untuk
merespon)
U - unresponsive to pain, jika pasien tidak merespon baik stimulus
nyerimaupun stimulus verbal.
6. Exposure/Environment
Menanggalkan pakaian pasien dan memeriksa cedera pada pasien.
Jika pasien diduga memiliki cedera leher atau tulang belakang,
imobilisasi in-line penting untuk dilakukan. Lakukan log roll ketika
melakukan pemeriksaan pada punggung pasien. Yang perlu
diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan pada pasien adalah
mengekspos pasien hanya selama pemeriksaan eksternal. Setelah semua
pemeriksaan telah selesai dilakukan, tutup pasien dengan selimut
hangat dan jaga privasi pasien, kecuali jika diperlukan pemeriksaan
ulang.
Dalam situasi yang diduga telah terjadi mekanisme trauma yang
mengancam jiwa, maka Rapid Trauma Assessment harus segera
dilakukan:
Lakukan pemeriksaan kepala, leher, dan ekstremitas pada pasien
Perlakukan setiap temuan luka baru yang dapat mengancam nyawa
pasien luka dan mulai melakukan transportasi pada pasien yang
berpotensi tidak stabil atau kritis.
B. Secondary Survey
1. Anamnesa
a. Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa,
statusperkawinan, pendidikan, pekerjaan, no registrasi, tanggal MRS,
diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada retensi urin adalah urin yang
mengalir lambat.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Bagaimana frekuensi miksinya
Adakah kelainan waktu miksi
Apakah rasa sakit terdapat pada daerah setempat
Apakah terdapat mual muntah atau oedema
Bagaimana keadaan urinya
Adakah secret atau darah yang keluar
Adakah hambatan seksual
Bagaimana riwayat menstruasi
Bagaimana riwayat kehamilan
Rasa nyeri
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah pasien pernah mengalami retensi urin sebelumnya , apakah
penyakit timbul setelah adanya penyakit lain.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah keluarga ada yang mengalami hal serupa dengan pasien atau
penyakit lainnya yang diturunkan.
f. Riwayat Psikososial
Keluhan dan reaksi pasien terhadap penyakit
Tingkat adaptasi pasien terhadap penyakit
Persepsi pasien terhadap penyakit
g. Riwayat AMPLE
A : Alergi (adakah alergi pada pasien, seperti obat-obatan, plester,
makanan)
M: Medikasi/obat-obatan (obat-obatan yang diminum seperti sedang
menjalanipengobatan hipertensi, kencing manis, jantung, dosis, atau
penyalahgunaan obat
P: Pertinent medical history (riwayat medis pasien seperti penyakit
yang pernahdiderita, obatnya apa, berapa dosisnya, penggunaan
obat-obatan herbal)
L: Last meal (obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi,
dikonsumsi berapajam sebelum kejadian, selain itu juga periode
menstruasi termasuk dalam komponen ini)
E: Events, hal-hal yang bersangkutan dengan retensi urin (kejadian
yang menyebabkan adanya keluhan utama)
(Emergency Nursing Association, 2007)
2. Pemeriksaan fisik
Meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi pada :
a. Kulit Kepala
b. Wajah
c. Vertebra Servikalis dan Leher
d. Thoraks
e. Abdomen
Inpeksi : seluruh tubuh dan daerah genital
Palpasi : pada daerah abdomen
Auskultasi : kuadran atas abdomen dilakukan untuk mendeteksi
bruit
f. Pelvis
g. Ekstremitas
C. Focused Assessment
Focused assessment adalah tahap pengkajian pada area keperawatan yang
dilakukan setelah primary dan secondary survey. Pengkajian ini dilakukan
untuk melengkapi data secondary sesuai masalh yang ditemukan atau
tempat dimana injury ditemukan. Yang paling banyak dilakukan dalam
tahapan ini adalah beberapa pemeriksaan penunjang diagnostik atau
bahkan dilakukan pemeriksaan ulang dengan tujuan segera dapat
dilakukan tindakan definitif
D. Reassessment
Mengkaji ulang untuk melengkapi primary survey
Komponen Pertimbangan
Airway Pastikan bahwa peralatan airway : Oro Pharyngeal Airway,
Laryngeal Mask Airway , maupun Endotracheal Tube (salah
satu dari peralatan airway) tetap efektif untuk menjamin
kelancaran jalan napas. Pertimbangkan penggunaaan peralatan
dengan manfaat yang optimal dengan risiko yang minimal.
Breathing Pastikan oksigenasi sesuai dengan kebutuhan pasien :
Pemeriksaan definitive rongga dada dengan rontgen foto
thoraks, untuk meyakinkan ada tidaknya masalah seperti
Tension pneumothoraks, hematotoraks atau trauma pelvis
yang bisa mengakibatkan gangguan oksigenasi tidak adekuat
Penggunaan ventilator mekanik
Circulation Pastikan bahwa dukungan sirkulasi menjamin perfusi jaringan
khususnya organ vital tetap terjaga, hemodinamik tetap
termonitor serta menjamin tidak terjadi over hidrasi pada saat
penanganan resusitasicairan.
Pemasangan cateter vena central
Pemeriksaan analisa gas darah
Balance cairan
Pemasangan kateter urin (jika memungkinkan)
Disability Setelah pemeriksaan GCS pada primary survey, perlu didukung
dengan :
Pemeriksaan spesifik neurologic yang lain seperti reflex
patologis, deficit neurologi, pemeriksaan persepsi sensori
dan pemeriksaan yang lainnya.
CT scan kepala, atau MRI
Exposure Konfirmasi hasil data primary survey dengan
Rontgen foto paada daerah yang mungkin dicurigai trauma
atau fraktu
USG abdomen atau pelvis
TINJAUAN KASUS
General Impression
Tanda Gejala : Keluhan Utama :
Lokasi :
Durasi :
Primary Survey
Airway
Jalan Nafas : Paten Tidak Paten
Obstruksi : Lidah Cairan Benda Asing Tidak Ada
Suara Nafas: Snoring Gurgling Stridor Ronkhi
√
Keluhan Lain :
Breathing
Gerakan Dada: Simetris Asimetris
Irama Nafas : Cepat Dangkal Normal
Pola Nafas : Teratur Tidak Teratur
Retraksi Otot Dada : Ada Tidak Ada
Sesak Nafas : Ada Tidak Ada RR 11x/mnt
Keluhan Lain :
Circulation
Nadi : Teraba Tidak Teraba
Sianosis : Ya Tidak
CRT : < 2 detik >2 detik
Keluhan Lain :
Disability
Repon : Allert Verbal Pain Unrespon
Kesadaran : CM Delirium Samnollen
GCS : Eye : Verbal : Motorik :
Pupil : Isokor Unisukor Pinpoint Medriasis
Keluahan Lain :
Secondary Survey
Anamnesa
Gejala (Symptomp) :
Alergi (Alergy) :
Medikasi :
Riwayat Penyakit :
Peristiwa/ Penyebab :