T bercerita
kepada perawat bahwa Ny. Z akhir-akhir ini sering bingung dengan namanya, dimana ia sedang
berada dan merasa kebingungan hari, jam, tanggal, bulan dan tahun. Kemudian datang Ny. C
usai 61 tahun ditemani anaknya, Ny. R, dengan cerita yang sama. Setelah dilakukan pengkajian,
tim perawat menyimpulkan bahwa keduanya mengalami disorientasi akibat degenerasi. Di panti
jompo tersebut juga ada dua lansia dengan penyakit yang sama.
1. Topik : Bermain bersama (tebak nama, tebak tempat, tebak waktu) untuk melatih
fungsi memori
3. Sasaran : Lansia
5. Jumlah klien : 4
8. Pelaksana : Kelompok 5
Moderator : Ayu Febriani
Observer : Ayu Febriani
Kepala ruang : Ayu Febriani
Perawat 1 : Hizba Ridhaka
Perawat 2 : Elisa Yulina
Lansia 1 : M. Zubaduzzaman
Lansia 2 : Clarra M.
Lansia 3 : Tiyan Silpia
Lansia 4 : Farah N.
Isteri lansia 1 : Luky S.
Anak lansia 2 : Riska Tri I.
9. Tujuan
- Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan kegiatan mengingat bersama-sama selama 1 x 20 menit, lansia
mampu melatih fungsi memori
- Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan kegiatan mengingat bersama-sama selama 20 menit, diharapkan
klien mampu :
a. Mengingat nama (nama lengkap, nama panggilan)
b. Mengingat nama anggota keluarga
c. Mengingat tempat (rumah sakit, ruang tidur, toilet),
d. Mengingat nama benda yang sebelumnya telah disebutkan namanya
12. Kegiatan :
a. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Ayu Febriani
Moderator : Ayu Febriani
Observer : Ayu Febriani
Fasilitator : 1. Hizba Ridhaka
2. Elisa Yulina
: Lansia : Observer
: Perawat
: Keluarga
c. Kegiatan Bermain
13. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
orientasi realitas orang, kemampuan klien adalah dapat menyebutkan nama, panggilan,
asal, dan hobi klien lain. Untuk TAK orientasi realitas tempat, kemampuan klien yang
diharapkan adalh mengenal tempat di rumah sakit. Sedangkan untuk TAK orientasi
realitas waktu, kemampuan klien adalah mengenal waktu, hari, tanggal, bulan, dan
tahun.
Materi :
Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas adalah pendekatan untuk mengorientasikan
klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya dilaksanakan pada kelompok yang menghalami
gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Teknik yang digunakan meliputi inspirasi
represif, interaksi bebas maupun secara didaktik Keliat, (2004) Terapi aktivitas kelompok
orientasi realita merupakan sebagian dari terapi aktifitas kelompok yang bisa dilaksanakan dalam
praktek keperawatan jiwa. Terapi ini diharapkan dapat memacu klien agar dapat mengenal atau
mengorientasi keadaan nyata baik tempat, waktu dan orang (Herawaty, 1999).
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita menurut Purwaningsih dan Karlina
(2009) adalah pendekatan untuk mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas).
Pengertian yang lain menurut Keliat dan Akemat (2005), TAK orientasi realitas adalah upaya
untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan
atau tempat, dan waktu.
Tujuan umum TAK orientasi realitas adalah klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu
dengan tujuan khususnya (Keliat dan Akemat, 2005) yaitu :
a. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.
b. Klien mampu mengenal waktu dengan tepat.
c. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya dengan tepat.
Secara umum manfaat terapi aktivitas kelompok adalah yaitu meningkatkan kemampuan
uji realitas (reality testing) melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain,
melakukan sosialisasi, dan membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
Secara khusus manfaatnya dapat meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara
konstruktif, dan meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau sosial. Di samping
itu manfaat rehabilitasinya adalah meningkatkan keterampilan ekspresi diri, meningkatkan
keterampilan sosial, meningkatkan kemampuan empati, meningkatkan kemampuan atau
pengetahuan pemecahan masalah. Manfaat dari orientasi rehabilitasinya adalah meningkatnya
orientasi terhadap realita, meningkatnya motivasi untuk perawatan mandiri, meningkatnya
keterlibatan secara sosial, dan meningkatkan fungsi kognitif dan perilaku pasien demensia
Sesi 1: TAK
Orientasi realitas orang
Kemempuan mengenal orang lain
No. Aspek yang dinilai Nama klien
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yag ikut TAk pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui nama, panggilan,
asal dan hobi klien lian. Beri tanda Ö jika klien mampu dan tanda Ä jika klien tidak
mampu
Dokumentasi
Klien mampu menyebutkan nama, panggilan, asal dan hobi klien lain.di sebelahnya. Anjurkan
klien mengenal klien lain di ruangan.
Sesi 2 : TAK
Orientasi realitas tempat
Kemempuan mengenal tempat di rumah sakit
No. Aspek yang dinilai Nama klien
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengenal tempat-tempat di ruang
rawat dan nama rumah sakit. Beri tanda ( Ö ) jika klien mampu dan tanda ( X ) jika klien
tidak mampu.
Dokumentasi
Klien mampu menyebutkan nama ruangan dan letak kamar tidur yang lain belum mampu.
Orientasikan klien dengan tempat-tempat di ruangan.
Purwaningsih, S.Kep, & Ina Karlina, S.Kep.Ns. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa Dilengkapi
Terapi Modalitas dan Standart Operating Prosedure (SOP). Yogjakarta : Nuha Medika Press
Keliat, Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC
TIYAN TABEL