LAILATUL KHUSNAH
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang
e-mail : layla.khusna@gmail.com
Abstract
This goals is finding out the level of income disparity among districts / cities in East
Java, the determine the influence of the General Allocation Fund, Gross Domestic
Product and educated workforce to income disparities among districts / cities in East
Java and proving the hypothesis kuznets in EAST java.The analysis technique used is
Entropy Theil, multiple linear regression by the method of Random Effects Model
(REM) and trend analysis of the economic growth in East Java income disparity as
proof Kuznets hypothesis. Research study shows that determinant coefficient (R2) is
(0,974), means thet (97,4%), which is income disparities variabel influenced by
independent variabel General Allocation Fund (DAU) (X1), Gross Regional
Domestic Product (PDRB) (X2) and Educated Workforcelabour (TKTDD) (X3). The
results showed the average income disparity districts / cities in East Java is high.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat disparitas pendapatan antar
Kabupaten/Kota di Jawa Timur, kemudian mengetahui pengaruh Dana Alokasi
Umum, Produk Domestik Regional Bruto dan tenaga kerja terdidik terhadap
disparitas pendapatan antar Kabupaten/Kota di Jawa Timur dan pembuktian hipotesis
kuznets di Jawa Timur. Teknik analisis yang digunakan adalah Indeks Entropy Theil
untuk mengukur disparitas pendapatan,Regresi linear berganda dengan metode
Random Effects Model (REM), analisis Trend pertumbuhan ekonomi terhadap
disparitas pendapatan di Jawa Timur sebagai pembuktian hipotesis kuznet. Hasil
penelitian menunjukan disparitas pendapatan rata-rata kabupaten/kota di Jawa Timur
adalah tinggi. Secara simultan variabel DAU, PDRB dan Tenaga Kerja Terdidik
signifikan terhadap disparitas pendapatan antar Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada
tahun 2008-2013. Hipotesis Kuznets tentang kurva U terbalik terbukti di Jawa Timur.
Kata Kunci: Disparitas pendapatan, indeks entropy theil, Dana Alokasi Umum,
PDRB, regresi linear berganda, data panel.
Analisis Disparitas Pendapatan..........Lilatul Khusnah
PENDAHULUAN
Kuncoro (2014:203) dalam Dari dimensi spasial, pulau
studi empiris, ada dua jenis Jawa dan Sumatra masih menjadi
ketimpangan yang menjadi pusat penyumbang terbesar Indonesia.
perhatian. Pertama, ketimpangan Sumbangan aktivitas ekonomi di Pulau
distribusi pendapatan antar golongan Jawa dan Sumatra mencapai sekitar
pendapatan masyarakat, yang diukur 80% terhadap PDB Indonesia. Artinya,
dengan indeks gini dan berapa kue kawasan timur Indonesia hanya
nasional yang dinikmati oleh 40% menyumbang sekitar 20% terhadap
golongan pendapatan terendah. ekonomi Indonesia. Masalnya, terjadi
Ketimpangan yang meningkat diukur trend ketimpangan antarprovinsi dan
dengan ketimpangan distribusi kabupaten/ kota yang cenderung
pendapatan yang makin lebar, meningkat pacsa otonomi daerah 2001.
sebagaimana tercermin dari rasio gini PDRB per kapita yang tinggi terpusat
yang meningkat dari 0,33 pada tahun pada daerah provinsi yang kaya
2002 menjadi 0,41 pada tahun 2011, sumberdaya alam serta daerah yang
dan tetap tidak berubah hingga tahun padat penduduk. Berikut ini tabel 1.1
2013. Ironisnya, penurunan kue memperlihatkan Peranan Pulau dalam
nasional yang dinikmati oleh 40% pembentukan PDB Nasional (%),
penduduk termiskin justru diikuti oleh 2012-2014.
kenaikan kue nasional yang dinikmati Pulau Jawa menyandang ranking
oleh 20% kelompok terkaya dari pertama dalam kontribusi PDB
42,2% tahun 2002 menjadi 49,04% Nasional selama tahun 2012-2013.
tahun 2013. Kedua, ketimpangan Menurut Badan Pusat Statistik (BPS),
antardaerah penting untuk diteliti laju pertumbuhan Indonesia tahun
karena gravitasi aktivitas ekonomi 2011 mencapai 6,5 persen dengan nilai
Indonesia masih cenderung Produk Domestik Bruto (PDB)
terkonsentrasi secara geografis ke Rp.7.427 triliun. Pulau Jawa tetap
Kawasan Barat Indonesia (KBI) menguasai 57,6 persen dengan tiga
selama lebih dari 5 dasawarsa terakhir. penyumbang terbesar yaitu DKI
Jakarta (16,5%), Jawa Timur (14,7%), dibanding nasional yaitu 7,22 persen
dan Jawa Barat (14,3%). Khususnya pada 2011.
pertumbuhan yang lebih tinggi Propinsi Jawa Timur mencatat
Tabel 1. Peranan Pulau dalam Pembentukan PDB Nasional (%)
Tahun 2012-2014.
Wilayah 2012 2013 2014
triw I triw II
Sumatera 23, 74 23,81 23,88 23,83
Jawa 57,65 57,99 57,86 57,78
Bali dan Nusa Tenggara 2,51 2,53 2,49 2,54
Kalimantan 9,3 8,67 8,93 8,52
Sulawesi 4,74 4,82 4,71 4,9
Maluku dan Papua 2,06 2,18 2,13 2,43
Total 100 100 100 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2013
Data Badan Pusat Statistik Jawa mencapai 6,5%. Selain itu posisi
Timur menyebutkan pada tahun 2011 Pendapatan Regional Bruto (PDRB)
mencapai 7,22%. Lebih tinggi dari Jawa Timur yang berhasil menyentuh
pertumbuhan ekonomi nasional yang di level Rp428,72 triliun.
6.000
4.000 IET
EG
2.000
0.000
2008 2009 2010 2011 2012 2013
memilih antara metode OLS (Common Random Effect lebih baik dari
Effect) tanpa variabel dummy atau metode OLS (Common Effect).
metode Fixed Effect. Nilai statistik Lagrange Multiplier
Diketahui: (LM) dihitung berdasarkan rumus
RSS1 = 1945.536 sebagai berikut:
RSS2 = 71.42010 Diketahui:
m = 38-1 = 37 n = 228
n = 38 x 6 = 228 T =6
k =3 Df = n – 1 = 221
Maka uji F statistik dapat dihitung E = 1945.536
dengan rumus : 2
LM =
F=
LM =
F=
2
LM =
F=
LM = 136.8 (1945.536-1)2
F = 159.57337
LM = 136.8 (3785109.31)
Numerator = 159 dan
LM = 517802953.608
denumerator = 228 – 3 – 1 = 224, pada
Nilai df sebesar (n – 1) = 228 –
α = 5% (0.05) diperoleh nilai F tabel =
1 = 227 pada α = 5% (0.05) diperoleh
1.29 dan dari uji F diperoleh nilai F
nilai χ2 tabel sebesar 264.224. Jadi
hitung sebesar 31.2472. Jadi nilai F
nilai LM hitung (504176562.39502) ≥
hitung (31.2472) ≥ F tabel (1.29).
χ2 tabel (264.224), maka dapat
Maka dapat disimpulkan bahwa H0
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
ditolak dan Ha diterima, berarti model
diterima, berarti bahwa model Random
Fixed Effect merupakan model yang
Effect adalah model yang tepat.
tepat.
c) Uji Hausman
b) Uji Lagrange Multiplier (LM)
Hasil uji signifikansi dengan
Uji Lagrange Multiplier
menggunakan uji F dan uji Lagrange
(LM) digunakan untuk
Multiplier (LM) diperoleh hasil bahwa
mengetahui apakah model
Regional Bruto (X2) memiliki nilai 0.307365 dan nilai probabilitas sebesar
sebesar 3.253890 dan nilai 0.7589. hal ini menunjukan nilai