Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN RELAPS PADA

PENDERITA SKIZOFRENIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANTUP


LAMONGAN

Siti Patonah
Dosen Prodi Keperawatan – Akademi Kesehatan Rajekwesi Bojonegoro

ABSTRACT

Schizophrenia is apsychotic disorderthat is chronic/recurrent disorder characterized


bythe severity of personality, distortionof reality and inability to function in everyday life.
Schizophrenia is often chronic disease and relapse, so that patients require therapy/treatment
for long.
Cross Sectional study approach. Independent variables were family support, the
dependent variable was the incidence of relapse. The samples studied were 26 people.
Statistical analysis with Spearman's Rho correlation.
Based on Spearman'sRho correlation results with a significance 0,022 (p < 0,05),,
means there isa significant negative relationship between family support with a Relapses in
patients with schizophrenia at the health center Mantup Lamongan District.
In carrying out nursing care, nurses need to involve the family's role as providing
information about the disease of schizophrenia to the family, provide information on how to
take medicine to the families, referring families to bring people with schizophrenia to the
health service if a relapse and gives understanding to the families to accept people with
schizophrenia during the house.

Keywords: FamilySupport, Relapsesin patients withschizophrenia

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang bersifat kronis/ kambuh ditandai


dengan parahnya kekacauan kepribadian, distorsi realita dan ketidakmampuan untuk
berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.Penyakit skizofrenia seringkali kronis dan kambuh,
sehinga penderita memerlukan terapi/ perawatan lama.
Penelitian menggunakan pendekatanCross Sectional.variabel independen adalah
dukungan keluarga, variabel dependen adalah kejadian relaps. Sampel yang diteliti adalah 26
orang. analisis statistik dengan uji Korelasi Spearman Rho.
Berdasarkan uji korelasi Spearman Rho didapatkan hasil signifikansi 0,022 (p <
0,05), berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara dukungan keluarga dengan Relaps
pada penderita skizofrenia di Puskesmas Mantup Kabupaten Lamongan.
. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat perlu melibatkan peran keluarga
dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit skizofrenia kepada keluarga, memberi
informasi tentang cara minum obat kepada keluarga, merujuk keluarga membawa penderita
skizofrenia ke tempat pelayanan kesehatan apabila kambuh dan memberi pengertian kepada
keluarga agar menerima penderita skizofrenia selama di rumah.

Kata kunci : Dukungan Keluarga, Relaps pada penderita skizofrenia.


Pendahuluan penderita(Irmansyah, 2005). Menurut
Skizofrenia merupakan gangguan Sasanto, kekambuhan dapat diminimalkan
psikotik yang bersifat kronis/ kambuh atau dicegah melalui pengintegrasian
ditandaidengan parahnya kekacauan antara intervensi farmakologis dan non
kepribadian, distorsi realita dan farmakologis, selain itu dukungan
ketidakmampuan untuk berfungsi dalam keluarga juga sangat dibutuhkan untuk
kehidupan sehari-hari. Pasien dapat resosialisasi dan pencegahan relaps(Vijay,
kehilangan pekerjaan, teman dan minat, 2005). Dukungan sosial merupakan cara
karena mereka tidak mampu berbuat keluarga untuk menghadapi/menangani
sesuatu, bahkan ada pasien yang hidup penderita skizofrenia remisi sempurna
menggelandang dijalan atau dipasung sehingga tidak terjadi relaps. Selain itu
dirumah (Simanjuntak, 2008). dukungan keluarga juga merupakan
Menurut data American respons positif, afektif, persepsi dan
Psychiatric Association (APA) (2004), respons perilaku yang digunakanoleh
menyebutkan bahwa 1% populasi keluarga untuk memecahkan masalah dan
penduduk dunia menderita skizofrenia. mengurangi stress yang diakibatkan oleh
Menurut data hasil penelitian, di Indonesia penderita skizofrenia remisi sempurna.
terdapat sekitar 1-2% penduduk yang Relaps pada penderita skizofrenia remisi
menderita skizofrenia (Irmansyah,2006). sempurna yang berada ditengah keluarga
Penderita yang dirawat di bagian psikiatri merupakan suatu tanda bahwa keluarga
di Indonesia hampir 70% karena gagal untuk melakukan dukungan dengan
skizofrenia(Chandra, 2006). Menurut baik.Hal ini didukung hasil penelitian
Sukandar bahwa rata-rata setiap harinya, Saifullah (2005) di Badan Pelayanan
warga yang memeriksakan diri ke bagian Kesehatan Jiwa Nangroe Aceh
gangguan jiwa mencapai angka 30-40 Darussalam, dimana penerimaan yang
orang, angka ini bertambah terus setiap tidak baik dari keluarga dapat
tahunnya sekitar 3-5%, dengan mayoritas meningkatkan resiko relaps sebesar 4,28
adalah kalangan usia kali dibandingkan dengan penerimaan
produktif( http/www.hidayatullah.com, 6 yang baik dari keluarga.
Maret 2005). Menurut data yang diperoleh Penanganan penderita skizofrenia
dari Puskesmas Mantup Lamongan, pasien yang ada di wilayah kerja Puskesmas
gangguan jiwa yang berada di wilayah Mantup Lamongan lebih banyak dilakukan
kerja Puskesmas Mantup berjumlah 60 oleh keluarga, oleh karena itu keluarga
orang, dari jumlah tersebut penderita harus memiliki dukungan yang baik pada
skizofrenia sebanyak 28 orang (46,7%). pasien setelah remisi dari rumah sakit,
Penyakit skizofrenia seringkali sehingga relaps bisa dikendalikan atau
kronis dan kambuh, sehinga penderita dicegah. Agar keluarga mampu
memerlukan terapi/ perawatan lama. memberikan perawatan yang dibutuhkan
Disamping itu semua etiologi, maka penting bagi keluarga untuk
patofisiologi dan perjalanan penyakitnya memberikan dukungan sosial kepada
amat bervariasi/ heterogenbagi setiap pasien, serta melakukan konsultasi dengan
penderita, sehingga mempersulit diagnosis dokter maupun petugas puskesmas yang
dan penanganannya. Keadaan seperti ini kompeten untuk mengelola penderita
akan menimbulkan beban dan penderitaan skizofrenia.
bagi keluarga. Keluarga sering kali
mengalami tekanan mental karena gejala Metode Penelitian
yang ditampilkan oleh penderita dan juga Desain penelitian adalah sesuatu
ketidaktahuan keluarga menghadapi gejala yang sangat penting dalam penelitian yang
tersebut. Kondisi inilah yang akan memungkinkan pemaksimalan kontor
melahirkan sikap dan emosi yang keliru beberapa faktor yang bisa mempengaruhi
dan berdampak negatif pada penderita. akurasi suatu hasil (Nursalam 2008).
Biasanya keluarga menjadi emosional, Dalam penelitian ini
kritis dan bahkan bermusuhan yang jauh menggunakan desain penelitian Deskriptif
dari sikap hangat yang dibutuhkan oleh
Analitik dengan pendekatan Cross 4.2. Data Khusus.
Sectional ( Soekidjo N, 2008). 4.2.1. Dukungan Keluarga
Dalam penelitian ini yang akan
menjadi populasi adalah seluruh penderita
skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas
Mantup Lamongan sejumlah 28 orang.
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan simple Gambar 4.1: Diagram Pie Distribusi
random sampling hal ini berarti setiap Dukungan Keluarga di
anggota populasi ini mempunyai Puskesmas Mantup
kesempatan yang sama untuk diambil Kabupaten Lamongan
sebagai sampel (Notoatmodjo, 2005).
Besar sampel 26 responden. Berdasarkan data tersebut diatas
Dalam penelitian ini yang diketahui dukungan keluarga pada
digunakan sebagai variabel dependen penderita skizofrenia di wilayah kerja
adalah kejadian relaps, dan variabel Puskesmas Mantup Lamongan sebagian
independen adalah dukungan keluarga. besar tergolong cukup yaitu sebanyak 18
orang atau 69%.
4.2.2. Relaps
Hasil Penelitian
Tabel 4.1 : Distribusi Usia Responden
No Usia Jml Prosentase
1 < 30 6 23,1
2 31 - 40 10 38,5
3 41 - 50 8 30,8
4 > 50 2 7,7
Total 26 100.0
Ditinjau dari usia responden Gambar 4.2: Diagram Pie Distribusi
proporsi terbesar berusia antara 31 – 40 Relaps penderita
tahun yaitu sebanyak 10 orang atau 38,5%. skizofrenia di Puskesmas
Mantup Kabupaten
4.1.1. Jenis Kelamin Responden Lamongan.
Tabel 4.2 : Distribusi jenis Kelamin
Responden Berdasarkan data tersebut diatas
No JK Jml Prosentase diketahui Relaps pada penderita
1 LAKI-LAKI 14 53,8 skizofrenia di Puskesmas Mantup
2 PEREMPUAN 12 46,2 Kabupaten Lamongan, hampir separohnya
Total 26 100.0 (42%) atau 11 orang mengalami relaps
Ditinjau dari jenis kelamin dalam kategori sedang yaitu antara 1 – 2
responden diketahui bahwa proporsi kali dalam 1 tahun.
terbesar adalah laki-laki yaitu sebanyak 14 4.2.3. Dukungan keluarga Dengan
orang atau 53,8%. Relaps di Puskesmas Mantup
4.1.2. Lama Skizofrenia Kabupaten Lamongan.
Tabel 4.3: Distribusi Lama Responden Tabel 4.4 Tabulasi Silang Dukungan
menderita Skizofrenia keluarga Dengan Relaps
No. Lama Jml Prosentase pada penderita skizofrenia
1 <1 4 15,4 Relaps
Dukun
Tidak Jumlah
2 >1 22 84,6 gan Sedang Tinggi
Pernah
Total 26 100,0 Kurang
0 1 1 2
0 3.8 3.8 7.7
Ditinjau dari Lama Skizofrenia 1 9 8 18
responden yang memiliki proporsi terbesar Sedang
3.8 34.6 30.8 69.2
adalah di atas 1 tahun yaitu sebanyak 22 Baik
4 1 1 6
15.4 3.8 3.8 23.1
orang atau 84,6%. 5 11 10 26
Jumlah
19.2 42.3 38.5 100
Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan saling mempengaruhi antar sesama
bahwa dari 26 responden yang memiliki disekitarnya atau masyarakat secara
frekuensi paling banyak adalah responden keseluruhan. Melalui asuhan keperawatan
yang mendapat dukungan keluarga cukup yang diberikan oleh perawat kepada
dengan tingkat Relaps yang tergolong keluarga diharapkan keluarga dapat lebih
sedang yaitu sebanyak 9 responden mengenal dan melaksanakan tugas-
(34,6%). tugasnya dalam bidang kesehatan (Riyadi,
Dari hasil analisa data dengan 2008).
menggunakan uji korelasi Spearman Rho Adanya dukungan keluarga yang
dengan derajat kemaknaan  < 0,05, tergolong cukup diharapkan penderita
didapatkan hasil = -0,448 dengan p = skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas
0,022 (p < 0,05), berarti Hipotesis Mantup Lamongan mendapatkan perhatian
penelitian ini diterima sehingga didapat dan dukungan dari pihak keluarga
kesimpulan ada hubungan negatif yang sehingga dapat merasa nyaman dan aman.
signifikan antara dukungan keluarga Dukungan keluarga dapat dalam bentuk :
dengan Relaps pada penderita skizofrenia 1. Dukungan Emosional yaitu memberikan
di Puskesmas Mantup Kabupaten pasien perasaan nyaman, merasa dicintai
Lamongan. Sumbangan dukungan meskipun saat mengalami suatu masalah.
keluarga terhadap Relaps pada penderita Bantuan yang diberikan dalam bentuk
skizofrenia (r2) sebesar 0,201 atau sebesar semangat, empati, rasa percaya, perhatian
20,1%. sehingga individu yang menerimanya
merasa berharga.
Pembahasan 2. Dukungan Informasi yaitu meliputi
1.Dukungan Keluarga komunikasi, tanggung jawab bersama dan
Berdasarkan hasil penelitian ini memberikan solusi tentang masalah,
diketahui bahwa dukungan keluarga pada memberikan nasehat, pengarahan dan
penderita skizofrenia di wilayah kerja saran atau umpan balik yang dilakukan
Puskesmas Mantup Lamongan sebagian pasien.
besar tergolong cukup yaitu sebanyak 18 3. Dukungan nyata yaitu dukungan
orang atau 69%. jasmaniah berupa pelayanan bantuan
Menurut Sarwono (2003) finansial dan materi
dukungan adalah suatu upaya yang 4. Dukungan pengharapan yaitu dorongan,
diberikan kepada orang lain, baik moril motivasi, penghiburan dan menjadi
maupun materil untuk memotivasi orang pendengar yang baik tentang masalah yang
tersebut dalam melaksanakan kegiatan. dihadapi pasien.
Menurut Santoso (2001) dukungan yaitu Dengan diberikannya dukungan
suatu usaha untuk menyokong sesuatu atau tersebut maka pasien akan merasa
suatu daya upaya untuk membawa sesuatu. mendapatkan perhatian sehingga membuat
Dukungan keluarga yaitu sebagai dirinya merasa berarti dan merasa masih
informasi verbal atau non verbal, saran, bagian dari keluarga.
bantuan, yang nyata atau tingkah laku
yang diberikan oleh orang-orang yang 2.Relaps
akrab dengan subyek di dalam Hasil penelitian menunjukkan
lingkungannya atau berupa kehadiran dan bahwa Relaps pada penderita skizofrenia
hal-hal yang dapat memberikan di Puskesmas Mantup Kabupaten
keuntungan emosional atau berpengaruh Lamongan, hampir separohnya (42%) atau
pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal 11 orang mengalami relaps dalam kategori
ini orang merasa memperoleh dukungan sedang yaitu antara 1 – 2 kali dalam 1
secara emosional merasa lega karena tahun.
diperhatikan, mendapat saran atau kesan Relaps atau kambuh merupakan
yang menyenangkan pada dirinya kondisi dimana pasien kembali
(Zainuddin, 2002). menunjukkan gejala-gejala skizofrenia
Keluarga dijadikan sebagai unit setelah remisi dari rumah sakit. Penderita
pelayanan karena masalah-masalah yang mengalami relaps diikuti oleh
kesehatan keluarga saling berkaitan dan
pemburukan sosial lebih lanjut pada fungsi (Gamayanti, 2002).
dasar pasien. Peningkatan angka Salah satu pencegahan relaps pada
relaps/kekambuhan berhubungan secara penderita skizofrenia adalah terapi yang
bermakna dengan emosi yang berlebihan berorientasi keluarga sangat berguna
dilingkungan rumah, terutama di dalam dalam pengobatan skizofrenia, karena
keluarga yang tidak harmonis, seringkali pasien dipulangkan dalam
ketidaktahuan keluarga dalam menghadapi keadaan remisi parsial. Ahli terapi harus
penderita dan juga pengobatan yang tidak membantu keluarga dan penderita
adekuat yang dilakukan oleh keluarga mengerti skizofrenia, episode psikotik dan
terhadap penderita (Kaplan, 2010; Tomb, peristiwa-peristiwa yang menyebabkan
2004). episode tersebut. Sejumlah penelitian telah
Jika diperhatikan angka menemukan bahwa terapi keluarga sangat
kekambuhan penderita skizofrenia di efektif dalam menurunkan relaps.
Puskesmas Mantup Kabupaten Lamongan Demikian juga dengan pendapat Chandra
antara 1 – 2 kali dalam 1 tahun, yang mengatakan bahwa penderita
menunjukkan bahwa secara emosional skizofrenia memerlukan perhatian dan
faktor pencetus dari lingkungan dapat empati dari keluarga, itu sebabnya
ditekan sehingga penderita tidak terlalu keluarga perlu menghindari sikap
sering mengalami relaps. Expressed Emotion (EE) atau reaksi
berlebihan terhadap penderita (Kaplan,
3.Hubungan Dukungan Keluarga 2010).
dengan Relaps Terapi psikososial ini dimaksudkan
Berdasarkan uji korelasi Spearman Rho agar penderita mampu beradaptasi kembali
didapatkan hasil = -0,448 dengan dengan lingkungan sosialnya dan mampu
signifikansi 0,022 (p < 0,05), berarti ada merawat diri, mandiri dan tidak tergantung
hubungan negatif yang signifikan antara pada orang lain sehingga tidak menjadi
dukungan keluarga dengan Relaps pada beban bagi keluarga. Sebaiknya penderita
penderita skizofrenia di Puskesmas selama menjalani terapi psikososial masih
Mantup Kabupaten Lamongan. Hubungan tetap mengkonsumsi psikofarmaka dan
negatif tersebut berarti bahwa jika diupayakan untuk tidak menyendiri, tidak
dukungan keluarga yang diberikan melamun dan harus melakukan kesibukan
semakin tinggi maka intensitas terjadinya (Kaplan, 2010; Hawari, 2007; Chandra,
relap semakin kecil, tetapi semakin kecil 2005).
dukungan yang diberikan oleh keluarga Dengan dukungan keluarga yang
maka kemungkinan terjadinya relaps akan tergolong cukup ini maka terapi keluarga
semakin tinggi. Sumbangan dukungan ataupun psikososial ini akan berjalan
keluarga terhadap Relaps pada penderita dengan baik sehingga mampu menekan
skizofrenia (r2) sebesar 0,201 atau sebesar terjadinya relaps pada penderita penderita
20,1%. skizofrenia. Jadi hasil kesimpulan diatas
Pasca perawatan, biasanya penderita dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
akan dikembalikan pada lingkungan antara dukungan keluarga dengan Relaps
keluarga. Penerimaan kembali oleh pada penderita skizofrenia di Puskesmas
keluarga sangat besar artinya dalam Mantup Kabupaten Lamongan.
mendukung kesembuhan pasien
skizofrenia. Untuk keberhasilan suatu Kesimpulan
pengobatan yang diberikan kepada pasien, 1.Dukungan keluarga pada penderita
tidak hanya mengandalkan kemampuan skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas
seorang tenaga medis dalam menentukan Mantup Lamongan sebagian besar
diagnosis dan memberikan obat yang tepat tergolong cukup.
tetapi juga harus memperhatikan hal-hal 2.Relaps pada penderita skizofrenia di
lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan Puskesmas Mantup Kabupaten
pasien dalam menjalankan pengobatan, di Lamongan dalam kategori sedang yaitu
antaranya adalah kondisi pasien itu sendiri antara 1 – 2 kali dalam 1 tahun.
dan pengaruh lingkungan sekitar 3.Ada hubungan negatif yang signifikan
khususnya dukungan keluarga antara dukungan keluarga dengan
Relaps pada penderita skizofrenia di Keluarga Sendiri,
Puskesmas Mantup Kabupaten http://www.suaramerdeka.com.
Lamongan, artinya jika dukungan
keluarga yang diberikan kepada
penderita skizofrenia semakin tinggi
maka intensitas terjadinya relap
semakin kecil, tetapi semakin kecil
dukungan yang diberikan oleh keluarga
maka kemungkinan terjadinya relaps
akan semakin tinggi. Jadi hipotesis
yang diajukan diterima, dengan
demikian diharapkan keluarga agar
memberikan dukungan secara intens
sehingga dapat menekan angka relaps
dan proses kesembuhan dapat berjalan
dengan baik. Selain itu, keluarga juga
perlu mengetahui informasi tentang
penderita skizofrenia sehingga apabila
kambuh segera membawa ke tempat
pelayanan kesehatan.

Daftar Pustaka

Http/www.hidayatullah.com, diakses 6
Maret 2009

Irmansyah, 2005. Faktor Genetika pada


Skizofrenia.
http://www.schizophrenia.web.id.

Notoatmodjo Soekidjo, 2008,


Metodologi Penelitian,
Jakarta, PT Rineka Cipta
Nursalam, 2008, Metodologi
Penelitian, Jakarta, Salemba
Medika
Riyadi, 2008. Asuhan Keperawatan
Keluarga : Aplikasi Dalam Praktik.
Jakarta : EGC

Simanjuntak,2008. Penanganan Penderita


Skizofrenia Secara Holistik di
Badan Pelayanan Kesehatan Jiwa
Nangroe Aceh Darussalam. Tesis.
PPs USU. Medan.

Vijay, Chandra, 2005. Cara Pencegahan


dan Pengobatan Gangguan Jiwa.
http://www.BaliPost.co.id. 3
Agustus 2005. Diakses 20 Juli 2011

Zainudin,2002. Konsultasi dan Integrasi


Pelayanan Psikiatri:Membunuh

Anda mungkin juga menyukai