Pertanyaan:
1. Didalam mempelajari Geografi Regional Dunia de blijd menggunakan dua
pendekatan yaitu:
a. Geografi sistimatik dan geografi regional apa bedanya
b. Kapan pendekatan sistimatik digunakan dan kapan geografi regional digunakan
dalam mempelajari realm geografi tertentu dan beri contohnya.
2. Salah satu konsep yang paling menonjol di dalam geografi regional dunia adalah
globalisasi
a. Definisi globalisasi menurut geografi dan ilmu lainnya
b. Sejarah munculnya globalisasi
c. Dampak globalisasi dilihat dari keuntungan dan kerugiannya dan beri contohnya
3. COVID-19
a. Apakah devinisi Covid 19 menurut beberapa ahli
b. Apakah tipe Virus corona
c. Apakah penyakit corona 19 sama dengan SARS
d. Bagaimana penyebaran Covid19 ini menyebar secara global
e. Gejala-gajala Penyakit Corona
f. Penyakit-penyakit akibat corona
g. Pencegahan penyakit corona
4. Geografi Regional Dunia
a. Mengapa kita belajar geografi regional dunia
b. Mengapa geografi regional dunia tidak sama dengan geografi negara maju dan
negara berkembang
c. Mengapa geografi regional dunia tidak berkembang di Indonesia
d. Apa keuntungannya mempelajari geografi regional dunia
Jawaban:
1. Pendekatan:
a) Geografi sistimatik dan geografi regional apa bedanya
1. Geografi Sistematik (Geografi Ortodoks), secara khusus yang terdiri dari geografi
fisik dan geografi manusia. Geografi fisik, merupakan cabang dari geografi yang
mengkaji aspek fisik yang terdiri dari litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer. Dalam
pengkajiannya dibantu oleh beberapa ilmu seperti: geologi, geomorfologi, geografi
tanah, klimatologi, meteorologi, hidrologi, oseanografi, biogeografi, dll.
Perkembangan geografi fisik lebih “lambat” bila dibandingkan dengan geografi
manusia. Hal ini ditandai dengan sedikitnya sub disiplin geografi fisik dalam
mengkaji permasalahan fisik. Geografi fisik masih dibawah “bayang-bayang’ ilmu
bantunya. Geografi fisik “belum berani” memunculkan metode pendekatan
geografi yang berbeda dengan ilmu lainnya (objek formal). Geografi manusia,
merupakan cabang geografi yang terdiri dari: geografi ekonomi, geografi
penduduk, geografi permukiman, geografi sosial, geografi politik, geografi desa
kota, dll. Geografi manusia mengalami perkembangan lebih “cepat’ bila
dibandingkan dengan geografi fisik. Geografi manusia lebih “berani” menonjolkan
pendekatan geografi sebagai salah satu ciri keilmuannya dalam mengkaji
permasalahan. Hal ini ditandai dengan semakin bermunculannya sub disiplin
geografi manusia mengikuti perkembangan sosial budaya dan teknologi, seperti:
Geografi Pariwisata, Geografi Kesejarahan, Geografi Transportasi, Geografi
Pengembangan Wilayah, Geografi Kebudayaan, Geografi Pembangunan, Geografi
Kesejahteraan, dll.
2. Geografi Regional yang mempelajari perwilayahan, baik fisik (zone iklim, flora,
fauna dll.), maupun kultur (Asia Tenggara, Amerika Latin, Eropa Barat dll.)
Geografi regional merupakan deskripsi yang komprehensif-integratif antara aspek
manusia dan aspek fisik (lingkungan) dalam relasi keruangan suatu wilayah.
Pembahasan geografi regional berdasarkan Mintakat/zoe dari kebudayaan.
Geografi regional berdasarkan Mintakat terdiri dari: Geografi Regional Tropis,
Regional Arid, Regional Kutub, dll. Geografi regional berdasarkan kebudayaan
terdiri dari: Geografi Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Selatan, Geografi Amerika
Latin, Geografi Eropa Barat, dll.
3. COVID-19
a. Apakah devinisi Covid 19 menurut beberapa ahli
Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti
penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam
hidupnya.
b. Apakah tipe Virus corona
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang diketahui menyebabkan penyakit
mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Ketika wabah virus corona menyebar dari Wuhan, China, lalu ke Asia, Eropa,
dan Amerika Utara, serta menginfeksi jutaan manusia di seluruh dunia, para
peneliti dari Cambridge, Inggris, dan Jerman, berhasil merekonstruksi jalur evolusi
awal COVID-19 pada manusia menggunakan teknik jaringan genetik.
Dengan menganalisis sekitar 160 genom virus yang diurutkan dari pasien
COVID-19, tim ilmuwan berhasil memetakan penyebaran awal virus SARS-CoV-
2 melalui mutasinya, menciptakan garis keturunan virus yang berbeda.
Dalam risetnya, para ilmuwan menggunakan data genom virus corona yang
diperoleh dari seluruh dunia antara 24 Desember 2019 hingga 4 Maret 2020.
Hasilnya, ditemukan tiga “varian” berbeda dari COVID-19 yang kini menyebar di
seluruh dunia. Peneliti kemudian melabeli tiga “varian” tersebut sebagai tipe ‘A’,
‘B’, dan ‘C’.
COVID-19 tipe ‘A’ adalah jenis virus SARS-CoV-2 yang memiliki kesamaan
dengan virus corona yang lazim ditemukan pada kelelawar dan trenggiling di
Wuhan. Meski begitu, virus tipe ‘A’ ini tidak mendominasi sebagian besar kasus
COVID-19 di kota tersebut.
Mutasi tipe ‘A’ banyak ditemukan pada orang Amerika Serikat yang pernah
tinggal di Wuhan. Ia juga banyak ditemukan pada pasien COVID-19 di Amerika
Serikat dan Australia yang telah mencatat lebih dari 400 ribu kasus.
Sedangkan untuk virus corona tipe ‘B’ banyak ditemukan pada pasien COVID-
19 yang tinggal di Asia Timur dan Wuhan, China. Virus tipe ‘B’ ini tidak banyak
melakukan perjalanan ke luar wilayah dan tak bermutasi lebih lanjut. Ini artinya,
virus ‘B’ lebih terkonsentrasi di satu wilayah. Adapun tipe ‘B’ berasal dari salah
satu mutasi virus corona tipe ‘A’, menurut para peneliti.
Sementara tipe ‘C’ yang merupakan garis keturunan dari ‘B’ banyak ditemukan
pada pasien COVID-19 di Eropa, seperti Prancis, Swedia, Italia, dan Inggris. Kasus
virus corona tipe ‘C’ juga ditemukan di beberapa wilayah Asia, macam Singapura,
Hong Kong, dan Korea Selatan.
Menurut Dr Peter Forster, penulis utama penelitian yang merupakan ahli
genetika dari University of Cambridge, virus SARS-CoV-2 ini dapat bermutasi dan
menciptakan garis keturunan yang sangat bervariatif.
Virus tipe ‘B’, misalnya, secara imunologis atau lingkungan, mereka mudah
beradaptasi dengan sebagian besar populasi Asia Timur. Untuk menginfeksi orang
yang berada di luar Asia Timur, tipe ‘B’ butuh bermutasi lagi. Tingkat mutasi tipe
‘B’ juga terpantau lebih lambat jika dibandingkan dengan virus corona di kawasan
lain.
Perlu dicatat, penelitian ini diambil dari masa awal pandemi saat virus SARS -
CoV-2 penyebab penyakit COVID-19 belum melakukan mutasi lebih banyak. Ini
artinya, saat ini ada kemungkinan virus corona telah bermutasi menjadi tipe yang
lebih ganas.
“Ada banyak jenis mutasi cepat untuk melacak garis keturunan COVID-19
secara rapi. Kami menggunakan algoritma jaringan matematika untuk
memvisualisasikan semua keturunan virus,” ujar Dr Peter Forster, penulis utama
penelitian yang merupakan ahli genetika dari University of Cambridge.
“Teknik-teknik ini sebagian besar dikenal untuk memetakan pergerakan
populasi manusia prasejarah melalui DNA. Kami pikir ini adalah yang pertama
kalinya digunakan untuk melacak rute infeksi virus corona seperti COVID -19.”
c. Apakah penyakit corona 19 sama dengan SARS
Virus corona atau yang disebut dengan COVID-19 merupakan virus baru yang
masih tergolong dalam virus sejenis SARS dan MERS yang sempat menyerang
manusia. Virus corona ini menyerang saluran pernafasan bagian atas baik ringan atau
pun berat yang diawali dengan flu biasa. Dari strukturnya, viruss ini berupa partikel
berselubung bola atau pleomorfik yang mengandung RNA beruntai tunggal (indra
positif) yang terkait dengan nukleoprotein dalam kapsid yang terdiri atas protein
matriks. Amplop dari virus ini berisi proyeksi glikoprotein berbentuk-klub.
Glikoprotein ini merupakan paku-paku yang menyelimuti permukaan kulit virus dari
COVID-19 ini, (National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library
of Medicine).
Semua jenis virus corona ini memiliki ciri yang sama yaitu terdapat paku.
Pemberian nama Corona ini karena virus ini memiliki mahkota-mahkota yang
menyelimuti bagian luarnya (paku). Diambil dari arti Latin dari corona sendiri yang
merupakan mahkota. Mahkota atau paku ini menjadi sumber imun bagi virus untuk
dapat berinteraksi dengan sel-sel yang pada tubuh manusia. Glikoprotein pada virus ini
dapat berikatan dengan glikoprotein pada inang dalam hal ini manusia untuk
melancarkan infeksinya.
Secara patogenesis atau serangkaian perkembangan dalam mengubah fungsi dari
virus ini, penularannya biasanya melalui tetesan udara yang kemudian menuju mukosa
hidung. Virus ini bereplikasi secara lokal dalam sel-sel pitel bersilia. Proses ini yang
kemudian menyebabkan kerusakan sel pada tubuh inang (manusia) sehingga terjadi
peradangan pada sel yang diserangnyaa (organ pernafasan).
Menjawab pertanyaan, apakah virus corona sama dengan SARS maka jawabannya
adalah, TIDAK. Virus penyebab COVID-19 dan virus penyebab wabah Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) tahun 2003 memang memiliki hubungan genetik
dengan satu sama lain, tetapi penyakit yang ditimbulkannya berbeda. SARS lebih
mematikan tetapi penularannya lebih rendah dibandingkan COVID-19. Tidak ada
wabah SARS di mana pun sejak tahun 2003.
d. Bagaimana penyebaran Covid19 ini menyebar secara global
Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terjangkit virus ini. COVID-
19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau
mulut yang keluar saat orang yang terjangkit COVID-19 batuk atau mengeluarkan
napas. Percikan-percikan ini kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan-
permukaan di sekitar. Orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu
menyentuh mata, hidung atau mulutnya, dapat terjangkit COVID-19. Penularan
COVID-19 juga dapat terjadi jika orang menghirup percikan yang keluar dari batuk
atau napas orang yang terjangkit COVID-19. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit. WHO terus mengkaji
perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan menyampaikan
temuan-temuan terbaru.
Cara utama penyebaran penyakit ini adalah melalui percikan saluran pernapasan
yang dihasilkan saat batuk. Risiko penularan COVID-19 dari orang yang tidak ada
gejala sama sekali sangatlah rendah. Namun, banyak orang yang terjangkit COVID-19
hanya mengalami gejala-gejala ringan, terutama pada tahap-tahap awal. Karena itu,
COVID-19 dapat menular dari orang yang, misalnya, hanya batuk ringan tetapi merasa
sehat. WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-
19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.
Peneybaran virus ini yang telah menyebar kesulur negara bagian di bumi terjadi
karena adanya mobilitas penduduk. Mereka yang berkunjung ke negara yang
terdampak virus corona ini pergi atau kembali ke asalnya, dimana didirnya telah tertular
covid 19 ini. penyebaran melalui udara yang sangat cepat menjadi cara virus ini
menyerang manusia.
Referensi :
Fahri.__.Geografi Regional Dunia. (Online),
(https://www.coursehero.com/file/52580793/Geografi-Regional-Duniadocx/). Diakses
pada 20 April 2020
Hopkins, A.G., ed. 2003. Globalization in World History. New York, NY: Norton. ISBN 0-
393-97942-3 pp. 4-,7 (Online) diakses pada 20 April 2020
Javier Zarracina, and Adrianna Rodriguez. 2020. What does the coronavirus do to your body?
Everything to know about the infection process. (Online), (https://www.usatoday.com/in-
depth/news/2020/03/13/what-coronavirus-does-body-covid-19-infection-process-
symptoms/5009057002/). Diakses pada 20 April 2020.
Medical Microbiology. (Online), (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK7782/). Diakses
pada 20 April 2020
O’Rourke, Kevin H. And Jefrfrey G. Williamson. 2000. When Did Globalization Begin?
(Online) NBER Working Paper No. 7632 diakses pada 20 April 2020