Anda di halaman 1dari 28

KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KAJIAN KURIKULUM
GEOGRAFI
Dosen Pengampu : Bpk. Listyo Yudha Irawan S.Pd, M.Pd, M.Sc

Disusun Oleh :
Kristin Indahwati (170721636536)
Lia Yulistiana (170721636660)
Lusi Febrianti (170721636549)
Maharani Rizkyna M. (170721636642)
M. Fuad Hasan (170721636612)
Nur Cahyo Widhi P (170721636635)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FEBRUARI 2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i


DAFTAR ISI..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kurikulum 2013 ..................................................................... 3
B. Karakteristik Mata Pelajaran Geografi .................................. 8
C. Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Geografi ................. 11
D. Faktor Pendorong dan Penghmabat ..................................... 16
E. Relevansi Kurikulum 2013 dalam Revolusi 4.0 .................. 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 22
B. Saran .................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 24

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Kajian Kurikulum
Geografi yang berjudul Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Geografi. Makalah ini
bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan terkait Kurikulum 2013 dan
implementasinya dalam Pembelajaran Geografi.
Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada dosen pembimbing
matakuliah Kajian Kurikulum Geografi Bapak Listyo Yudha Irawan yang telah
membimbing kami sehingga dapat menyusun makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa memberi balasan atas segala bantuan yang diberikan, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran
demi kesempurnaan makalah ini. Harapan saya, semoga karya yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 22 Februari 2020

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang, dengan ini pendidikan dan
kurikulum menjadi dua hal yang tidak terpisahkan dan menjadi hal penting
untuk diperhatikan. Berkembangnya kurikulum, maka suatu pendidikan juga
akan berkembang, terutama dalam hal pembelajaran.Sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional berfungi untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap,
kreatif, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Komponen utama dalam pendidikan adalah kurikulum yang merupakan
inti dari semua sistem penggerak dalam komponen pendidikan. Hal ini sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaang menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran seta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum di Indonesia sendiri telah mengalami
beberapa kali perubahan. Perubahan kurikulum dan penjaminan mutu guru
merupakan upaya pemerintah mencapai tujuan pendidikan nasional (Yulianto,
dkk, 2017). Perubahan kurikulum ini menunjukkan bahwa dunia pendidikan
yang dinamis, hal ini terjadi apabila dunia pendidikan tidak menginginkan
terjebak dalam suatu perubahan.
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya,
yaitu kurikulum 2006 atau KTSP 2006. Penerapan dari kurikulum 2013 ini
menekankan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang produktif,
inovatif, kreatif dan afektif. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan tujuan
menyiapkan peserta didik untuk memiliki kemampuan soft skill I dan juga hard
skill. Kemampuan keduanya ini diharapkan mendapat hasil yang seimbang

1
sehingga peserta didik dapat beradaptasi di mana pun dan kapan pun mereka
berada, (Zanna dan Sitompu, 2017).
Pengembangan kurikulum 2013 memiliki beberapa keunggulan esensial.
Pertama, Kurikulum 2013 dalam pendidikan menggunakan pendekatan yang
bersifat alamiah atau bersifat kontekstual, hal ini karena lebih menekankan
pada pembelajaran student center. Kedua, Kurikulum 2013 menekankan pada
karakter dan kompetensi yang menjadi dasar pada pengembangan kemampuan
peserta didik. Ketiga, dalam Kurikulum 2013 terdapat bidang studi tertentu
yang dalam pengembangannya menggunakan pendekatan kompetensi,
terutama yang berkaitan dengan keterampilaan, (Mulyasa, 2013 dalam
Yulianto, 2017).
Mata pelajaran geografi dalam Kurikulum 2013 dikelompokkan pada
rumpun mata pelajaran Peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Pengelompokkan ini
menyebabkan kajian dalam geografi diarahkan pada sudut pandang
keberadaaan dan aktivitas manusia yang dipengaruhi oleh perubahan alam
berupa fisik, (Novianas S, 2015). Kurikulum 2013 sebagai kurikulum yang
berbasis kompetensi, menempatkan Geograf memiliki empat Kompetensi Inti
(KI) yaitu kompetensi aspek menghayati dan mengamalkan ajaran agama,
kompetensi aspek kognitif, kompetensi aspek afektif, dan kompetensi aspek
psikomotor. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dalam makalaah ini akan
dibahas mengenai Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Geografi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Kurikulum 2013 ?
2. Bagaimana karakteristik mata pelajaran geografi ?
3. Bagaimana kurikulum 2013 dalam pembelajaran geografi ?
4. Bagaiamana relevansi kurikulum 2013 dalam pembelajaran geografi di
era 4.0 ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Kurikulum 2013
2. Untuk mengetahui karakteristik mata pelajaran geografi
3. Untuk mengetahui kurikulum 2013 dalam pembelajaran geografi

2
4. Untuk mengetahui relevansi kurikulum 2013 dalam pembelajaran
geografi di era 4.0

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dapat dimaksai sebagai suatu konsep
kurikulum yag lebih menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan
tugas-tugas dengan standar tertentu, sehingga hasil yang diperoleh dapat dirasakan
oleh peserta didik. Hasil yang ini berupa penguasaan terhadap seperangkat
kompetensi tertentu, (Setyowati., Siswandari dan Octoria, 2014:313). Pengertian
kurikulum yang dijelaskan oleh kemendikbud mengatakan bahwa Kurikulum
2013 merupakan sistem pendidikan yang menekankan pada keseimbangan antara
kemampuan hardskill dna softskill yang dimulai dari Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian, (kemendikbud.co.id).
Kurikulum 2013 didasarkan pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Pendidikan Nasional.
1. Standar Kompetensi Lulusan
Menurut Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 Standar Kompetensi Lulusan
adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
a. Sikap
Sikat terdiri dari sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap spiritual
merupakan ranah kompetensi yang dimiliki oleh lulusan yang bisa memliki
rasa kepercaya diri dan ketaatan ( ketakwaan ) sesuai dengan ajaran agama
yang dianut. Siakp sosial merupakan kecakapan atau kompetensi yang
diharapkan dimiliki oleh lulusan yang berkaitan dengan hubungan dengan
sesama manusia. Contoh sikap sosial antara lain, menghargai perbedaan,
saling tolong menolong, dan lain sebagainya. Sikap sosial dan sikap mutlak
dalam pengaplikasiannya tidak bisa dibedakan secara mutlak karena dua hal
tersebut beririsan

3
b. Pengetahuan
Ranah pengetahuan dalam standart kurikulum 2013 meliputi empat jenis,
yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan procedural,
pengetahuan metakognitif. Pengetahuan merupakan kemampuan berfikir yang
berkaitan dengan kecerdasan kognitif yang berisikan pengetahuan tentang
konsep dan teori tentang konsep.
1) Pengetahuan Faktual
Pengetahuan faktual merupakan pengetahuan yang berkaitang
dengan fakta sekitar peserta didik. Misalnya dalam pelajaran bahasa
Indonesia peserta didik harus diberikan fakta-fakta yang dapat dirasakan
langsung oleh peserta didik.
2) Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang berkaitan
dengan teori-teori tentang fakta yang sebelumnya yang sudah dipelajari.
Contohnya dalam pembelajaran materi teks cerita fantasi, maka teori-teori
tentang teks cerita fantasi merupakan pengetahuan konseptual. Pengertian
mengenai konsep tentang teks yang sedang dipelajari.
3) Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan meta kognitif ini memiliki kaitan dengan pemahaman
tentang diri sendiri, yaitu tentang kelebihan dan kekurangan diri sendiri
tentang pengetahuan sesuatu. Artinya, pengetahuan metakognitif
merupakan pengetahuan diri sendri untuk bisa melakukan sesuatu.
Pengetahuan ini berhubungan erat dengan ketrampilan konkret.
c. Keterampilan
Keterampilan merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu dan
berbuat sesuatu. Oleh karena itu seseorang yang mampu membuat beberapa
hal atau suatu hal disebut dengan orang yang terampil. Maka dari itu,
keterampilan berhubungan dengan kemampuan gerak motorik. Jenis
keterampilan yang perlu didapat oleh siswa di sekolah untuk memenuhi
standar kompetensi lulusan adalah keterampilan konkret dan keterampilan
abstrak.
1) Keterampilan konkret

4
Keterampilan konkret merupakan keterampilan yang berkaitan
dengan tindakan gerak tubuh secara langsung, contohnya kemampuan
anak memainkan alat musik, merupakan keterampilan konkret.
Keterampilan untuk membaca puisi dengan baik merupakan keterampilan
konkret.
2) Keterampilan Abstrak
Keterampilan abstrak merupakan keterampilan yang berkaitan
dengan tindakan abstrak yang bisa dilakukan oleh seorang siswa. Contoh,
keterampilan untuk berfikir praktis yang tidak berbelit. Hal ini merupakan
keterampilan abstrak yang memang cara mengukurnya sangat sulit untuk
dilakukan. Keterampilan ini berbeda dengan keterampilan konkret yang
bisa dilakukan dipraktikkan dan disimulasikan.
2. Standar Isi
Standar isi merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang bertujuan untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria
muatan yang wajib ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program
pendidikan.
Standar isi mencangkup sasaran yang mencangkup segala sesuatu yang
terdiri dari berbagai aspek yang dicapai dan menjadi pengalaman belajar peserta
didik.Standar isi dalam kurikulum 2013 ini berhubungan dengan kompetensi yang
harus dikuasai oleh peserta didik. Secara umum, standar isi di dalam kurikulum
2013 mencakup karakteristik kurikulum, struktur kurikulum, dan kerangka dasar
kurikulum 2013. Ketiga hal mengenai standar isi tersebut, struktur kurikulum
menjadi bahasan yang penting.Struktur kurikulum 2013 berbeda dengan struktur
kurikulum sebelumnya. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dijabarkan menjadi
kompetensi inti (KI) terlebih dulu.
Kompetensi inti (KI) merupakan penjabaran dari standar kompetensi.
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada
kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi
dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Kompetensi inti ini memiliki sifat

5
tidak mengikat, artinya kompetensi inti bebas matapelajaran.Semua matapelajaran
di sebuah jenjang menggunakan kompetensi inti yang sama.
Kompetensi inti menurut Permendikbud Nomer 64 tahun 2013 menganai
standar isi menjelaskan bahwa kompetensi merupakan kompetensi yang bersifat
generik yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kompetensi
yang bersifat spesifik dan ruang lingkup materi untuk setiap muatan kurikulum.
Kompetensi dalam sifat generik menvangkup 3 ranah yaitu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
Standar isi memiliki beberapa cakupan didalamnya sebagai berikut.
a. Kerangka dasar dan standar kurikulum perupakan pedoman dalam
penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
b. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengah.
c. Kurikulum pada tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh
satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai
bagian yang tidak terpisahkan didalam standar isi.
d. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
3. Standar Proses
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
pasal 1 nomer 1 menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan secara spiritual keagamaan, kepribadian, pengendalian diri, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara. Standar proses dalam pendidikan merupakan kriteria mengenai
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan. Standar Proses ini dikembangkan dengan mengacu pada
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

6
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan. Berdasarkan standar proses untuk pendidikan dasar dan
menengah yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tersebut
proses pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip yaitu:
a. Berubahnya paradigma siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu,
b. Berubahnya paradigma guru sebagai satu-satunya sumber menjadi
pembelajaran yang menggunakan beragam sumber belajar
c. Menekankan pada pendekatan ilmiah, tidak lagi menggunakan pendekatan
tekstual.
d. Berubahnya paradigma pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran
berbasis kompetensi.
e. Pembelajaran bersifat terpadu bukan lagi parsial (terpisah-pisah)
f. Pembelajaran mengakomodasi banyak jawaban, bukan jawaban tunggal, di
mana sifatnya lebih multidimensi.
g. Bersifat aplikatif dan bukan verbalisme.
h. Seimbang antara soft skills (keterampilan bersifat mental) dan hardskills
(keterampilan bersifat fisikal).
i. Mengembangkan siswa menjadi pebelajar sepanjang hayat
j. Pembelajaran harus memberikan nilai keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik.
k. Pembelajaran tidak hanya akan berlangsung di sekolah tetapi juga di rumah
dan di masyarakat.

7
l. Pembelajaran dengan pendekatan bahwa siapa saja dapat memberikan
informasi, dan siapa saja dapat belajar, serta kelas yang dapat berada di
manapun (belajar di mana saja)
m. Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sehingga
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
4. Standar Penilaian
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014
menjelaskan bahwa penilaian dlam proses pendidikan merupakan komponen yang
tidak dapat dipisahkan dari komponen lainnya khususnya pembelajaran. Proses
penialian ini merupakan kegiatan pengumpulan serta pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian dari hasil belajar peserta didik. Kegiatan penilaian ini
dilakukan oleh pendidik untuk memantau kegiatan belajar peserta didik baik dari
proses, kemajuan belajar, maupun perbaikan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara berkesinambungan. Standar penilaian yang dilakukan dalam
kurikulum 2013 ini diatur dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 yang
mengatakan bahwa standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai
mekanisme, prosedur, dna instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

B. Karakteristik Mata Pelajaran Geografi


1. Karakteristik Mata Pelajaran Geografi
Geografi berasal dari dua suku kata yaitu geo dan graphien. Geo artinya
bumi dan graphien artinya tulisan, gambaran, atau penjelasan. Bintarto dalam
Ahmad Yani (2016:3) menyatakan bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan
yang menceritakan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam
dan penduduk, serta mempelajari corak khas kehidupan dan mencari fungsi dari
unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu. Pada hakikatnya geografi adalah
sebuah bidang ilmiah yang bersifat sintesis dan memiliki kemampuan untuk
memadukannya ke dalam analisis geografi.
Menurut J.A Sporck dan O. Tulippe dalam Ahmad Yani (2016:3)
menyatakan bahwa peranan ilmu geografi adalah ilmu yang mengkaji relasi
keruangan dengan mengatakan bahwa "geography as the study of spatial relations
of phenomena". Pada pengkajian relasi keruangan terdapat faktor yang

8
mempengaruhi timbulnya suatu keadaan dan kejadian tertentu. Oleh karena itu,
dibutuhkan kecermatan dalam mencari faktor penyebab, mengidentifikasi dan
mencari relasi dari faktor-faktor tersebut yang mempengaruhi munculnya suatu
keadaan atau kejadian. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab akan
memperhatikan banyak faktor lainnya seperti faktor alam, sosial, ekonomi,
budaya dan lainnya. Dengan demikian untuk memahami keadaan atau kejadian
dipermukaan bumi dibutuhkan wawasan yang komprehensif dan mencari relasi
antar faktor yang rasional.
Geografi menggunakan tiga pendekatan untuk dapat memahami relasi
keruangan. Maryani (2009:8) menyebutkan tiga pendekatan geografi yaitu analisis
keruangan (spatial analysis), analisis ekologi (ecological analysis), analisis
kompleks wilayah (regional complex analysis). Analisis keruangan bahwa di
dalam ruang permukaan bumi terdapat unsur fisik dan unsur menusia yang
tersusun membentuk suatu keadaan, pola, dan proses ruang. Analisis ekologi
memandang ruang permukaan bumi adalah suatu ekosistem yang terjadi interaksi
antar organisme hidup di dalamnya, adapun antara organisme hidup dengan
lingkungannya. Adapun analisis kompleks wilayah merupakan kombinasi antara
analisis keruangan dan analisis ekologi.
Berdasarkan uraian diatas, karakteristik objek kajian geografi berbentuk
kontrit dan abstrak. Sifat objek kajian geografi tersebut memiliki implikasi
terhadap pembelajaran geografi di sekolah. Peserta didik diharapkan mampu
memahami suatu fenomena dan proses permukaan bumi tidak hanya dilihat dari
kasus per kasus tetapi harus dikaitkan antara fenomena dan proses di tempat lain,
bahkan di waktu sebelumnya. Fenomena dan proses dalam suatu ruang tidak
cukup dijelaskan dengan hanya menyebutkan nama-nama atau istilah-istilah
terkait, tetapi guru harus mampu menyajikan ilustrasi persoalannya secara lebih
konkrit.
Memahami fenomena dan proses geografi, dibutuhkan kehadiran berbagai
media yaitu kebutuhan pada peta, tabel, grafik, gambar, angka statistik, dan
visualisasi gambar, animasi, maupun film. Materi geografi akan mudah diajarkan
kepada perserta didik, setelah fenomena dan proses geografi tersebut “diolah”
sedemikian rupa sehingga menjadi lebih konkrit. Dengan demikian, karakteristik

9
tersebutakan banyak mengalami sedikit kesulitan ketika ada aturan yang
mengharuskan pembelajaran geografi menggunakan pendekatan pembelajaran
saintifik.
2. Pembelajaran Geografi
Pembelajaran geografi merupakan bagian dari geografi. Istilah lain geografi
dikenal dengan "geography as a science, geography as education or learning and
geography as an attitude". Pada Geography for Life: National Geography
Standards, 2nd Edition 2012 dalam N Nofrion (2018) dijelaskan bahwa tujuan
pembelajaran geografi adalah “to equip students with the knowledge, skills, and
perspectives to 'do' geography”. Artinya, tujuan pembelajaran Geografi adalah
untuk membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan serta perspektif
geografi”. Berdasarkan tujuan tersebut maka dirumuskan tiga pilar utama
pembelajaran geografi yaitu:
a. Geography content/theme/essential yaitu yang menyangkut dengan materi
atau apa yang dipelajari.
b. Geography skills, kemampuan kompetensi yang diperlukan oleh siswa
agar dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk mampu bertahan pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti, dan kompetitif pada abad 21. Geography skills terdiri
dari 6 keterampilan sebagai berikut.
1) Posing geography question atau keterampilan siswa dalam
mengidentifikasi masalah dan mengajukan pertanyaan geografis.
2) Acquiring geographic information atau kemampuan mengumpulkan
data termasuk pengamatan dan pengukuran tentang fenomena
geografis.
3) Organizing geographic information atau kemampuan mengatur atau
mengolah data.
4) Analyzing geographic information atau kemampuan menganalisis data
untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah.
5) Answering and designing solution atau kemampuan menjawab atau
memecahkan masalah dan

10
6) Communicating geographic information yaitu kemampuan
mengkomunikasikan atau menginformasikan data geografi kepada
seorang guru dalam pembelajaran.
c. Geography perspectives.
Perspektif adalah cara pandang terhadap sesuatu. Dalam pendidikan
geografi ada dua pandangan geografis yaitu perspektif spasial dan
perspektif ekologis. Di Indonesia, lazim ditambah dengan satu lagi jenis
perspektif yaitu perspektif kompleks wilayah. Dalam konteks kurikulum
dikenal dengan istilah pendekatan-pendekatan Geografi (Parjito,
2015:248-249).

C. Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Geografi


1. Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan Permendiknas Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses,
bahwa perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan
skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan
pembelajaran yang digunakan. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada
Standar Isi.
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian
pembelajaran, dan skenario pembelajaran.enyusunan Silabus dan RPP disesuaikan
dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
a. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap
bahan kajian mata pelajaran. Oleh karena itu dalam mata pelajaran geografi, acuan
penyusunan kerangka pembelajaran juga merupakan silabus. Silabus paling
sedikit memuat:

11
1) Identitas mata pelajaran (khusus SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B dan SMA/
MA/ SMALB/ SMK/ MAK/ Paket C/ Paket C Kejuruan)
2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas
3) Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran secara kategori mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,kelas dan
matapelajaran
4) Kompetensi dasar (KD), merupakan kemampuan spesifik yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata
pelajaran
5) Tema(khususSD/MI/SDLB/Paket A)
6) Materi Pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
pencapaian kompetensi
7) Pembelajaran,yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta
didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan
8) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik
9) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun
10) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan


Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola
pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan
dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sama seperti mata pembelajaran pada uumnya, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Geografi berisikan rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD).

12
Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau sub tema
yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Komponen RPP terdiri
atas:
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema
3) Kelas/semester
4) Materi pokok
5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD
dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang
tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai
6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi
9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD
yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan
dicapai
10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran
11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan
12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan,
inti, dan penutup; dan

13
13) Penilaian hasil pembelajaran.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Implementasi mempakan pelaksanaan atau penerapan yang dilakukan
oleh seorang guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan
sesuai dengan rencana yang telah diprogamkan agar dapat mencapai yang
telah ditentukan sebelumnya. Kurikulum 2013 merupakan sejumlah mata
pelajaran di sekolah atau di akademik yang harus di tempuh oleh siswa untuk
mencapai suatu tingkat atau ijazah. Jadi implementasi kurikuhun 2013 yang
berbasis karakter dan kompotensi harus melibatkan semua komponen
(stakeholder), termasuk komponen-komponen tersebut, antara lain
silabus,rencana pembelajaran, proses pembelajaran, mekanisme penelitian,
kualitas hubungan, pengelolaan pembelajaran, pembelajaran sekolah,
pelaksanaan pengembangan diri peserta didik (siswa), pemberdayaan sarana-
prasarana, pembiayaan, serta etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Dalam kurikululum 2013 menggunakan kompetensi lulusan meliputi aspek
sikap (afektif), pengetahulan (kognitif), dan keterampilan
(psikomotorik), dan dalam proses pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum
2013 berpusat pada siswa (student center), dan dalam penerapan kurikulum
2013 ini guru menggunakan pendekatan saintifik yang menerapkan lima
langkah pembelajaran (5M) yakni mengamati, menanya, mencoba, menalar,
dan kemudian mengkomunikasikan.
1) Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik
senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran
geografi, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut,
proses terbentuknya benua, interaksi desa kota dan demografi penduduk.
2) Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia

14
membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika
guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia
mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
Artinya guru dapat menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang
diekspresikan dalam bentuk pertanyaan. misalnya: bagaimana proses
terjadinya hujan.
3) Menalar/mengasosiasi
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih
aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan
sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud
merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak
bermanfaat.
4) Mengumpulkan Informasi/Mencoba
Peserta didik mengumpulkan data melalui berbagai teknik, misalnya:
melakukan eksperimen, mengamati objek atau aktivitas, wawancara
dengan narasumber, membaca buku pelajaran/kamus/ensiklopedia/
serangkaian data statistik. Sedangkan guru memfasilitasi sumber-sumber
belajar, lembar kerja (worksheet), media, serta alat peraga, alat dan bahan
eksperimen.
Guru juga bertugas membimbing dan pengarahkan peserta didik
untuk mengisi lembar kerja, menggali informasi tambahan yang dapat
dilakukan secara berulang-ulang sampai peserta didik memperoleh
informasi atau data yang dibutuhkan. Hasil dari kegiatan ini adalah
serangkaian data atau informasi yang relevan dengan serangkaian
Kompetensi Dasar.
5) Mengomunikasikan
Peserta didik menyampaikan simpulan hasil hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau menyampaikannya melalui media lain. Pada kegiatan

15
ini, peserta didik dapat juga dapat memajang atau memamerkan hasil
karyanya di ruang kelas atau mengunggah (upload) pada blog yang
dimiliki. Guru memberikan umpan balik, memberikan penguatan, dan
memberikan penjelasan secara lebih luas, membantu peserta didik untuk
menentukan butir-butir penting dan simpulan yang akan dipresentasikan.
3. Faktor Pendorong dan Penghambat
a. Faktor Pendukung
1) Fasilitas Pembelajaran
Fasilitas belajar sangat dibutuhkan dalam rangka untuk
memudahkan, melancarkan, dan menunjang pelaksanaan kegiatan belajar
di sekolah. Fasilitas belajar yang memadai akan mendukung kegiatan
belajar peserta didik serta proses belajar mengajar menjadi menyenangkan
dan memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Oleh karena itu fasilitas
belajar yang memadai sangat penting demi pencapaian hasil belajar siswa
yang memuaskan.
2) Ketersediaan sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang mengandung informasi
yang dapat memfasilitasi pembelajar dalam hal ini adalah siswa dalam
memperoleh informasi yang diperlukannya dalam belajar (Sitepu,
2008:84). Pendidik diharapkan dapat menerapkan pendekatan
pembelajaran berbasis peserta didik dengan mendayagunakan berbagai
sumber belajar yang berbasis lingkungan secara kreatif dan inovatif
sehingga terwujud proses pembelajaran yang menyenangkan, efisien, dan
efektif.
3) Sosialisasi Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan jembatan dalam mensukseskan pendidikan
sebagai modal dasar pembangunan nasional. Penyiapan guru dilakukan
melalui pelatihan yang telah diprogramkan pemerintah secara hierarki
mulai dari pemilihan instruktur nasional, guru inti, guru kelas, dan guru
mata pelajaran. Selanjutnya dalam pelaksanaan, guru kelas maupun guru
mata pelajaran tetap dalam pengawasan serta pendampingan.
b. Faktor Penghambat

16
Faktor penghambat dalam kurikulum 2013 merupakan hal-hal yang
dapat mengurangi atau menghentikan proses kegiatan dari adanya penerapan
kurikulum 2013. Faktor penghambat dalam kurikulum 2013 ini berbeda pada
setiap lembaga pendidikan yang menerapkan pembelajaran kurikulum 2013.
Beberapa studi kasus menyebutkan bahwa faktor penghmbat dari
pembelajaran kurikulum 2013 ini cenderung pada keterbatasan media
pembelajaran, kurangnya kelengkapan perangkat pembelajaran, kurangnya
pemahaman guru terhadap proses dan instrumen penilaian.

D. Relevansi Kurikulum 2013 dalam Revolusi 4.0


Di Indonesia lahirnya kurikulum 2013 revisi merupakan kurikulum terakhir
setelah 10 kali mengalami perubahan kurikulum yang mendasar. Proses
perubahan kurikulum tersebut pada satu sisi dapat dipahami sebagai suatu
dinamika konstruktif mengingat setiap pakar pendidikan dan pengambil kebijakan
memiliki pandangan yang beragam dalam memandang pendidikan. Selain itu
perubahan kurikulum adalah sesuatu yang harus dilakukan secara berkelanjutan
karena merupakan suatu konsekuensi logis atas tuntutan dan tantangan zaman.
Pada masyarakat modern yang dinamis dan sarat teknologi dan pengetahuan,
penetapan prioritas tujuan pendidikan dan penyusunan kurikulum cenderung
mengalami banyak perdebatan, mengingat saratnya muatan pengetahuan yang
harus masuk kurikulum dan bervariasinya kepentingan dan aspirasi berbagai
stakeholders pendidikan. Karena itu, bukan hal yang mudah untuk menyamakan
persepsi tentang mata pelajaran dan organisasi materi pelajaran dalam kurikulum.
Dengan kata lain, melimpahnya volume pengetahuan, bervariasinya filsafat
pendidikan dan beragamnya teori belajar dan pengembang kurikulum, maka
seleksi materi ajar, pemilihan kegiatan belajar dan penetapan pengalaman belajar,
serta sistem evaluasi kurikulum dan pembelajaran, akan melalui suatu proses
perdebatan yang tidak mudah (Ansyar, 2015).
Dapat dijelaskan kurikulum 2013 berakar dari landasan filosofi bangsa
Indonesia, landasan sosiologis, psikopedagogis, teoritis dimana dapat dirangkum
dalam tujuan kurikulum 2013 yaitu untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,

17
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara,dan peradaban dunia.
Kurikulum 2013 (K-13) sebagaimana yang dicetuskan oleh Menteri
Pendidikan Era Anies Baswedan mengantikan kurikulum 2006 (KTSP), berlanjut
hingga Menteri Muhajir Efendi dan menteri pendidikan yang baru tahun 2019
Nadiem Makarim. Dalam perjalanan waktu kurikulum K-13 mengalami revisi
untuk mencari format yang tepat dalam pembelajaran. Sampai sekarang belum ada
hasil yang baku dari evaluasi kurikulum 2013 (K-13). Sebagaimana diketahui
bahwa kurikulum 2013 (K-13) yang dicetuskan saat Anies Baswedan menjabat
Menteri Pendidikan bahwa ada empat (4) aspek yang menjadi tolak ukur siswa,
yaitu penilaian, pengetahuan, keterampilan dan aspek sikap atau tingkah laku. Ke
empat aspek ini menjadi kajian dalam tulisan ini untuk melihat relevansinya
dengan perubahan tatanan dunia yang disebut revolusi industri 4.0.
1. Aspek Penilaian
Aspek penilaian yang paling penting yang menjadi penilaian adalah aspek
sikap dan tingkah laku (attitude). Dimana aspek ini sangat penting bagi seorang
guru dalam menilai keseharian siswa. Tingkah laku siswa mencerminkan
keseharian kehidupannya baik di lingkungan masyarakat maupun keluarga. Tugas
seorang guru juga membina akhlak dan sikap keseharian siswa, termasuk
bagaimana menghormati orang tua, guru dan tata cara komunikasi yang baik dan
ideal. Dalam aspek penilaian ini juga relevansinya dengan revolusi industri 4.0
adalah termasuk tata cara berkomunikasi di media sosial, baik facebook, twitter,
instagram dan media sosial lain-lain.
Dimana penekanannya adalah penggunaan perangkat media sosial ke arah
yang positif sebagai proses memanusiakan manusia. Dalam pembelajaran
kurikulum (K-13) siswa diharapkan lebih fleksibel dalam belajar, termasuk dalam
praktek keseharian, ekstrakurikuler dan nilai kereligiusan dalam kehidupan sehari-
hari. Urgensinya adalah bagaimana menyatukan pembelajaran K-13 (Kurtilas)
dengan perkembangan zaman dan bisa bersaing di era revolusi industri 4.0.
Aspek penilaian ini sangat penting, termasuk nilai-nilai religius yang tertanam
dalam tatanan kehidupan sehari-hari. Sikap mental yang bagus akan mendorong
penilaian utama bagi siswa, guru terus memantau sikap mental keseharian siswa.

18
Oleh karena itu kita berharap agar pemerintah terus mendorong tatanan kurikulum
pendidikan yang berkualitas tanpa ada perbedaan baik daerah pedalaman, terisolir
dan tertinggal.
2. Aspek Pengetahuan
Aspek pengetahuan merupakan daya serap materi pelajaran, baik materi
pelajaran inti maupun materi umum. Dimana daya serap siswa dikala guru
menjelaskan inti materi siswa dengan mudah dicerna dan diaplikasikan. Misalnya
pelajaran Matematika dengan materi Trigonometri, dimana siswa bisa
menghubungkan fungsi pelajaran triginometri dengan kehidupan. Dimana siswa
memahami akan fungsi rumus triginometri, bukan hanya sekedar menyelesaikan
soal tetapi memahami kesinambungan antara trigonemetri dengan pengukuran
sudut bangunan. Pengetahuan yang diharapkan berupa sejumlah informasi yang
bisa diserap oleh siswa, misalnya dalam pembelajaran PPkN dengan materi
Wawasan Kebangsaan, dimana siswa mengetahui nilai-nilai kehidupan dalam
berbangsa dan bernegara, misalnya toleransi dalam beribadah, tanpa menjadikan
perbedaan sebagai masalah tetapi lebih mengutamakan perbedaan sebagai
persatuan kemajemukan kehidupan.
Aspek pengetahuan sangat berpengaruh dalam proses penilaian, termasuk
dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Dalam pelajaran Fisika misalnya berkaitan
dengan materi energi listrik, siswa bisa membedakan sisi ion positif dan negatif.
Aspek pengetahuan ini merupakan hal penting dari proses suatu pendidikan,
inteligensi (IQ) siswa sangat mendukung proses perkembangan otak siswa dalam
menyerap materi pelajaran. Sama halnya juga keterkaitan kemajuan zaman,
termasuk dalam menciptakan aplikasi dalam perangkat lunak, maka pendekatan
disini agar guru mengaitkan isi materi dengan perkembangan industri 4.0.
3. Aspek Keterampilan
Pengetahuan tanpa keterampilan sama juga sia-sia, antara pengetahuan dan
keterampilan bisa berjalan berbarengan untuk melahirkan sebuah karya. Karya
yang dimaksud adalah bersifat nyata, baik dalam bentuk tulisan maupun
penemuan-penemuan terbaru. Misalnya dalam pelajaran Fisika, bahwa asam
(basa) bisa menghantarkan energi listrik. Disini dibutuhkan keterampilan siswa
yang mampu berpikir. Kenapa bisa asam (basa) bisa menghantarkan energi listrik,

19
disinilah fungsi akal manusia untuk berpikir. Sikap keterampilan ini muncul dari
guru dengan motivasi siswa agar menciptakan sebuah karya yang berguna bagi
diri sendiri. Motivasi sangat dibutuhkan oleh siswa dalam belajar, sifat
bersungguh-sungguh harus tertanam dalam jiwa siswa agar terciptanya sebuah
karya. Sikap keterampilan ini muncul dari guru dengan motivasi siswa agar
menciptakan sebuah karya yang berguna bagi diri sendiri.
Motivasi sangat dibutuhkan oleh siswa dalam belajar, sifat bersungguh-
sungguh harus tertanam dalam jiwa siswa agar terciptanya sebuah karya. Sikap
keterampilan ini muncul dari guru dengan motivasi siswa agar menciptakan
sebuah karya yang berguna bagi diri sendiri. Motivasi sangat dibutuhkan oleh
siswa dalam belajar, sifat bersungguh-sungguh harus tertanam dalam jiwa siswa
agar terciptanya sebuah karya. Aspek keterampilan ini merupakan implementasi
dari kurikulum 2013 (K-13), untuk menciptakan keterampilan pada siswa maka
dibutuhkan dorongan dan motivasi dari guru. Untuk mengasah keterampilan siswa
maka guru harus kreatif dalam memberikan inspirasi dan motivasi, termasuk
bahasa-bahasa yang membuat siswa yakin akan masa depannya.
4. Aspek Sikap atau Tingkah Laku
Aspek sikap atau tingkah laku merupakan aspek terakhir dari poin
kurikulum 2013 (K 13), aspek ini merupakan kunci keberhasilan siswa. Ilmu
pengetahuan tanpa memiliki sikap tingkah laku yang baik hasilnya nihil. Guru
dituntut untuk mengelolah karakter siswa, mengarahkan sikap dan tingkah laku
siswa kepada hal-hal yang baik. Maka untuk membentuk karakter ini guru harus
memberikan contoh-contoh yang nyata kepada siswa. Misalnya pelajaran akhlak,
sikap seorang anak kepada orang tua, apabila durhaka kepada orang tua apa
hukumannya.
Hal-hal yang demikian mesti diberi contoh terhadap kejadian-kejadian masa
lampau. Misalnya tragedi maling kundang yang menjadi batu akibat malu
mengakui orang tua nya dihadapan istrinya yang cantik. Disisi lain relevansinya
dengan revolusi industri 4.0 harus melihat sisi positif dan negatif, semua harus
berdasarkan azas manfaat untuk semua manusia. Aspek-aspek ini akan terbentuk
pada diri siswa disaat siswa memiliki perilaku yang baik. Keberhasilan siswa juga
sangat ditentukan oleh sikap dan tingkah lakunya, pola komunikasi yang baik

20
akan melahirkan kepercayaan dari mitra bisnis ke depan. Pola-pola ini yang mesti
diterapkan oleh guru kepada siswa agar dalam proses belajar siswa mempunyai
target dan arah tujuan dengan bakat yang dimiliki, sehingga tidak akan
berseberangan ketika siswa menempuh pendidikan di universitas.

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian kurikulum yang dijelaskan oleh kemendikbud mengatakan
bahwa Kurikulum 2013 merupakan sistem pendidikan yang menekankan pada
keseimbangan antara kemampuan hardskill dna softskill yang dimulai dari
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar
Penilaian. Dalam kurikululum 2013 menggunakan kompetensi lulusan
meliputi aspek sikap (afektif), pengetahulan (kognitif), dan keterampilan
(psikomotorik), dan dalam proses pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum
2013 berpusat pada siswa (student center), dan dalam penerapan kurikulum
2013 ini guru menggunakan pendekatan saintifik yang menerapkan lima
langkah pembelajaran (5M) yakni mengamati, menanya, mencoba, menalar,
dan kemudian mengkomunikasikan.
Geografi menggunakan tiga pendekatan untuk dapat memahami relasi
keruangan. Terdapat tiga pendekatan geografi yaitu analisis keruangan
(spatial analysis), analisis ekologi (ecological analysis), analisis kompleks
wilayah (regional complex analysis). Berdasarkan uraian tersebut, bahwa
karakteristik objek kajian geografi berbentuk kontrit dan abstrak.
Aspek keterampilan ini merupakan implementasi dari kurikulum 2013
(K-13), untuk menciptakan keterampilan pada siswa maka dibutuhkan
dorongan dan motivasi dari guru. Disisi lain relevansinya dengan revolusi
industri 4.0 harus melihat sisi positif dan negatif, semua harus berdasarkan
azas manfaat untuk semua manusia. Aspek-aspek ini akan terbentuk pada diri
siswa disaat siswa memiliki perilaku yang baik. Keberhasilan siswa juga
sangat ditentukan oleh sikap dan tingkah lakunya, pola komunikasi yang baik
akan melahirkan kepercayaan dari mitra bisnis ke depan.
B. Saran
Harapannya adalah agar pemegang kebijakan untuk lebih serius
menggarap pendidikan, serius dalam paraktek, implementasi, dan serius dalam
evaluasi. Kurikulum 2013 (K-13) sangat berpengaruh terhadap tatanan masa
depan, apalagi luar negeri sudah sampai pada revolusi industri 5.0, Indonesia

22
baru beradaptasi dengan revolusi industri 4.0. Mari bergandeng tangan untuk
saling mendukung agar terciptanya pendidikan yang berkualitas dan
bermartabat.

23
DAFTAR PUSTAKA
Ansyar, M. 2015. Kurikulum: Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana.
Budi, K. 2018. Penerapan Kurikulum 2013, Sekolah Mesti Dukung
Pengembangan Materi. (Online),
(https://edukasi.kompas.com/read/2018/06/30/22320611/penerapan-
kurikulum-2013-sekolah-mesti-dukung-pengembangan-materi?page=all),
diakses pada 26 Februari 2020.
Damayanti, D. 2018. 2013 Curriculum Implementation In Geography Subjects At
The State High School 4 Watampone. LA GEOGRAFIA VOL.17(1)
Eka Trisianawati, T. djudin dan R. setiawan. (2016). Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Vektor. Jurnal Pendidikan Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 6(2):51–60.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Konsep dan Implementasi
Kurikulum 2013. (Online),
(https://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/Paparan/Paparan%20W
amendik.pdf), diakses pada 27 Februari 2020.
Maryani, E. 2009. Kompilasi Pendidikan Geografi dalam Konteks IPS. Bandung.
Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI
Mukminan. 2014. Kurikulum 2013, Posisi Mata Pelajaran Geografi, dan Inovasi
Pembelajaran Geografi Tingkat SMP dan SMA dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta : Fakultas Ilmu Sosial, Unversitas Negeri Yogyakarta.
Noviana S, D, dkk. 2015. Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran
Geografi Kelas X Di Sma Negeri 9 Bandar Lampung. Skripsi Universitas
Lampung
N. Nofrion. 2018. Karakterisik Pembelajaran geografi Abad 21. Padang:
Universitas Negeri Padang
Parjito. 2015. Visi Pendidikan Geografi Abad 21. Malang: Prosiding Seminar
Nasional P3GI
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

24
Sitepu. 2008. Pengembangan Sumber Belajar. Jurnal Pendidikan. Jakarta: Guru
Besar Universitas Negeri Jakarta.
Undang-UndangRepublik Indonesia No.20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan
Nasional. (online), (https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf), diakses pada 27 Februari
2020.
Yani, Ahmad. 2016. Standar Proses Pembelajaran Geografi Pada Kurikulum
2013. Jurnal Pendidikan Geografi. Vol.16(1):1-12. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia
Yulianto, S, dkk. 2017. Analisis Perubahan Kurikulum pada Proses
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan
Vol.2(1):130-140
Zanna dan Sitompul. 2017. Implementasi Kurikulum 2013 pada Pembelajaran
Geografi Berdasarkan Standar Proses. Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial
Vol.9(2): 166-170

25

Anda mungkin juga menyukai