Anda di halaman 1dari 8

Anny Rosiana M, TriSuwarto, M.Abdur Rozaq / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.

2 (2017) 11-18 | 11

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK RELIGI NASYID “DEMI


MASA” DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE
OPERASI DENGAN REGIONAL ANESTESI SUB ARACHNOID BLOK DI
RSU PKU MUHAMMADIYAH GUBUG
Anny Rosiana M. a, Tri Suwarto b, M. Abdur Rozaq c
a,b,cDosen STIKES Muhammadiyah Kudus
a
annyrosiana@stikesmuhkudus.ac.id, b trisuwarto@stikesmuhkudus.ac.id
c abdurrozaq@stikesmuhkudus.ac.id

Abstrak

Kecemasan pasien yang harus mengalami proses pembedahan, salah satu cara mengatasinya
dengan teknik distraksi/ pengalihan perhatian yang salah satunya dengan mendengarkan music. Peran
asuhan keperawatan dalam menangani pasien yang mengalami kecemasan dari aspek sisi spiritualnya
seringkali diabaikan, perawat hanyamenjalaskan prosedur proses operasi pada pasien dengan tujuan
pasienlebih tenang ketika mengetahui proses apa yang dijalani. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas pemberian terapi musik religi nasyid “Demi masa” dengan penurunan tingkat
kecemasan pasien pre operasi dengan anestesi sub arachnoid blok di RSU PKU Muhammadiyah Gubug.
Penelitian ini merupakan jenis penilitian Quasi Experiment dengan rancangan Nonequivalen control
group design, pengukuran kecemasan pasien pra operasi dengan anestesi spinal melalui pengukuran
sebelum dan setelah terapi music religi yang dilakukan pada 15 sampel untuk kelompok kontrol dan 15
sampel untuk kelompok intervensi. Hasil uji statistik analisis independent T-test didapatkan perbedaan
kecemasan pada kelompok terapi musik religi nasyid dan kelompok tanpa terapi musik religi nasyid di
RSU PKU Muhammadiyah tahun 2014 (p-value: 0.000).Penelitian ini merekomendasikan Perawat dapat
menerapkan terapi musik religi nasyid untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi tanpa
menggunakan upaya farmakologi.

Kata Kunci :kecemasan, musik religi, pre operasi

Abstract

Anxiety often occurs when the patient is admitted to hospital should undergo surgery. One way to
overcome anxiety is the technique of distraction / diversion of attention that one of them is listening to
music. The role of nursing care in the handling of patients who experience anxiety are often overlooked
aspect of spiritual side, the nurse just explain operation process procedures in patients with the goal of
better patient calm, knowing what processes are undertaken. The purpose of this study was to determine
the effectiveness of therapy religious music nasyid "For the future" with a decrease in the level of
preoperative anxiety of patients with subarachnoid block anesthesia in RSU PKU Muhammadiyah
Gubug. This research is research Quasi-Experiment with design Nonequivalent control group design, with
this design the researcher will conduct measurements of preoperative anxiety of patients with spinal
anesthesia through measurements before and after therapy religious music performed on 15 samples for
the control group and 15 samples for group intervention. Statistical test results of independent t-test
analysis found differences in anxiety in the treatment group nasyid religious music and religious music
therapy group without nasyid in RSU PKU Muhammadiyah (p-value: 0.000). The study recommends
Nurses can apply music therapy to decrease the level of religious nasyid preoperative patient anxiety
without the use of pharmacological efforts.

Keywords: anxiety, religious music, preoperative


12 | Anny Rosiana M, TriSuwarto, M.Abdur Rozaq / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 11-18

mengembangkan mental, fisik dan emosi.


I. PENDAHULUAN Terapi musik merupakan sebuah aplikasi unik
Proses perawatan pre operasi di rumah sakit dari musik untuk meningkatkan personal dan
seringkali mengabaikan aspek-aspek menciptakan perubahan-perubahan positif
psikologis sehingga menimbulkan berbagai dalam perilakunya. Dengan demikian sangat
permasalahan psikologis bagi pasien yang membantu orang-orang yang memiliki
salah satunya adalah kecemasan. Kecemasan masalah emosional dalam mengeluarkan
merupakan perasaan yang paling umum perasaan mereka, membuat perubahan positif
dialami oleh pasien yang dirawat di rumah dengan suasana hati, membantu memecahkan
sakit. Kecemasan yang sering terjadi adalah masalah dan memperbaiki konflik. Hal ini
apabila pasien yang dirawat di rumah sakit telah berhasil digunakan oleh sebuah Institut
harus mengalami proses pembedahan. selama melakukan sesi terapi group (Johan,
Keadaan emosi ini biasanya merupakan 2003).
pengalaman individu yang subyektif, yang Terapi musik religi nasyid merupakan
tidak diketahui secara khusus penyebabnya terapi yang berisikan aspek-aspek spiritual.
(Majid, 2011). Terapi musik dalam bidang kesehatan dapat
Menurut Rondhianto (2008) saat mengurangi kebutuhan pengobatan dan
mengalami proses operasi dengan berbagai melengkapi fungsi mati rasa dalam proses
alasan yang dapat menyebabkan operasi dan perawatan gigi, klien yang
ketakutan/kecemasan yang disebabkan karena menjalani pembedahan, sering juga diberikan
takut nyeri setelah pembedahan, takut terjadi terapi musik bagi klien yang akan menjalani
perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak operasi untuk menghilangkan kecemasan dan
berfungsi normal (body image), takut perasaan takut pada prosedur dan alat-alat
keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan pembedahan yang akan dijalani (Soenaryo,
belum pasti), takut/cemas mengalami kondisi 2002).
yang sama dengan orang lain yang mempunyai Salah satu judul musik religi nasyid adalah
penyakit yang sama, takut/ngeri menghadapi Demi masa yang dipopulerkan oleh grup vokal
ruang operasi, peralatan pembedahan dan nasyid raihan. Demi masa merupakan musik
petugas, takut mati saat dibius/tidak sadar lagi, religi yang berkaitan dengan surat dalam Al-
ataupun takut operasi gagal. Quran yang bisa menyadarkan kita betapa tiap
Ketakutan dan kecemasan yang mungkin detik waktu hidup di dunia ini sangat berharga
dialami pasien tersebut dapat dideteksi dengan dan kita tidak pernah tahu berapa lama waktu
adanya perubahan-perubahan fisik seperti : yang diberikan selama hidup di dunia sehingga
meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, bisa memotivasi orang untuk lebih
gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, mendekatkan diri pada sang pencipta dan dan
telapak tangan yang lembab, gelisah, memberikan motivasi bagi yang mendengar
menayakan pertanyaan yang sama berulang untuk cepat sembuh.
kali, sulit tidur, sering berkemih. Menurut Maramis (2004) salah satu
Menurut Stuart (2002) diperkirakan 20% penatalaksanaan kecemasan aalah dengan
dari populasi dunia menderita kecemasan teknik distraksi dengan metode active listening
sebelum dilakukan operasi.Pertimbangan ini yaitu mengalihkan perhatian kecemasan
berdasarkan hasil studi Bank Dunia yang dengan aktif mendengarkan suara seperti
menyatakan bahwa gangguan kesehatan jiwa mendengarkan musik. Secara fisiologis terapi
khususnya gangguan kecemasan merupakan musik religi dapat membuat individu tenang
salah satu penyebab utama hilangnya kualitas karena musik religi yang diperdengarkan akan
hidup manusia (Sunaryo, 2004). mempengaruhi impuls yang akan dikirimkan
Salah satu cara mengatasi kecemasan ke amigdala untuk menentukan jenis emosi
adalah dengan teknik distraksi atau pengalihan (ketenangan, kesabaran, dan tidak putus asa,
perhatian yang salah satunya dengan optimis dan lain-lain) (Mustamir, 2007)
mendengarkan musik. Terapi musik adalah Para peneliti menyimpulkan bahwa mereka
penggunaan musik sebagai peralatan terapis menyarankan agar musik selalu tersedia untuk
untuk memperbaiki, memelihara, para pasien yang berada di area operasi
Anny Rosiana M, TriSuwarto, M.Abdur Rozaq / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 11-18 | 13

(bedah), dan mereka pasti akan merasa nasyid terhadap kecemasan pasien pre operatif
terkurangi tingkat kecemasannya saat pre dengan anestesi SAB (Sub Arachnoid Blok)
operasi (Winter, 1994). Dari penelitian yang atau spinal anestesi di RSU PKU
dilakukan dirumah sakit Briyan Memorial Muhammadiyah Gubug.
Hospital, Lincoln, Amerika dihasilkan bahwa
para pasien yang mempunyai data psikologi II. METODE PENELITIAN
mengenai kecemasan itu dapat terkurangi rasa Jenis penelitian ini adalah Penelitian ini
kecemasannya dengan menggunakan terapi merupakan jenis penilitian Quasi Experiment
musik melalui tekanan darahnya (Bernason, dengan rancangan Nonequivalen control group
1995). Hasil penelitian Asyik (2012) pada 27 design, dengan rancangan ini peneliti akan
responden diketahui bahwa sebelum operasi melakukan pengukuran kecemasan pasien pra
rata-rata pasien mengalami kecemasan berat. operasi dengan anestesi spinal melalui
Sedangkan penelitian Dodi Nataliza (2011) pengukuran sebelum dan setelah diberika
menunjukkan tingkat kecemasan pasien pre terapi music religi yang dilakukan pada 15
operasi 55% adalah cemas tingkat sedang. sampel untuk kelompok kontrol dan 15 sampel
Di RSU PKU Muhammadiyah Gubug pada untuk kelompok intervensi dari tanggal 1
proses pelaksanaan operasi dengan anestesi Januari hingga 27 Januari 2014.. Analisa
spinal memiliki frekuensi yang cukup besar data dalam penelitian ini dengan analisa
yaitu rata-rata 55 pasien setiap bulannya. univariat dan bivariatyaitu :
Observasi awal yang dilakukan peneliti Analisis Univariat
banyak pasien mengalami kecemasan pada Analisis univariat adalah analisis yang
saat pre operatif. Dari wawancara yang digunakan untuk menggambarkan variabel
dilakukan peneliti pada 5 pasien operasi penelitian yaitu tingkat kecemasan pasien pada
dengan spinal anestesi diketahui bahwa saat menjalani operasi dengan anestesi sub
terdapat 3 pasien mengalami kecemasan yang arachnoid blok. Karena data berskala kategorik
ditandai dengan pusat perhatian berkurang dan maka analisis univariat didasarkan pada
lapang presepsi sangat kurang pada saat ukuran nilai frekuensi dan prosentase dari
operasi berlangsung. Berdasarkan observasi masing kategori
selama ini penanganan kecemasan yang Analisis Bivariat
dilakukan oleh perawat untuk mengurangi
1. Untuk menganalisis perbedaan tingkat
kecemasan pasien hanya dengan mengalihkan
kecemasan sebelum dan sesudah diberikan
perhatian dengan mengajak berbicara dan
terapi musik religi pada kelompok
memberikan penjelasan bahwa proses
intervensi menggunakan paired t-test
operasinya akan baik-baik saja.
2. Untuk menganalisis perbedaan tingkat
Hal lain yang dilakukan perawat ruang
kecemasan sebelum dan sesudah pada
rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah
kelompok kontrol yang tanpa diberikan
adalah dengan menjalaskan prosedur proses
terapi musik religi menggunakan paired t-
operasi pada pasien dengan tujuan pasien lebih
test
tenang ketika mengetahui proses apa yang
3. Untuk menganalisis efektifitas terapi
dijalani. Tetapi hal ini tidak cukup efektif
musik religi terhadap penurunan tingkat
karena pasien mayoritas bukan orang medis
kecemasan pada pasien pre operasi dengan
sehingga tidak begitu paham tentang
regional anestesi sub arachnoid blokdi
penjelasan yang diberikan. Hal ini sering
RSU PKU Muhammadiyah Gubug
mengganggu prosesnya operasi sehingga
menggunakan independent t-test
petugas anestesi menindak lanjuti dengan
memberi obat sedatif. Hal ini berdampak
keuntungan dari teknik anestesi sub arahnoid
III.HASIL PENELITIAN
blok berkurang yang bisa mengakibatkan Analisa Univariat
risiko depresi napas, depresi sirkulasi dan 1) Kecemasan sebelum dan sesudah terapi
risiko aspirasi muncul kembali. music religi nasyid kelompok treatmen
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Kecemasan sebelum dan sesudah terapi
mengetahui pengaruh terapi musik religi musik kelompok treatmen merupakan
14 | Anny Rosiana M, TriSuwarto, M.Abdur Rozaq / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 11-18

kecemasan sebelum dan sesudah diberikan standar deviasi 2.320 dengan nilai kecemasan
terapi musik religi pada satu kelompok sampel terendah 14 dan tertinggi 25.
yang sama, dari 15 sampel didapatkan hasil Analisa Bivariat
sebagai berikut:
3) Perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah
Tabel. 1. terapi musik religi nasyid pada kelompok
Distribusi kecemasan sebelum dan sesudah terapi musik
treatmen
music religi nasyid kelompok treatmen di RSU PKU
Muhammadyah Gubug tahun 2014 Dari hasil analisis normalitas data diketahui
bahwa pada variabel kecemasan sebelum
Variabel Mean SD Min Max N terapi musik dan variabel kecemasan sesudah
Kecemasan terapi musik pada kelompok treatmen
4.03
sebelum 18.67 15 26 15
0 memiliki distribusi data yang normal, sehingga
terapi musik
dalam pemilihan uji beda dua variabel
Kecemasan
1.90
sesudah 10.93 9 15 15 berhubungan yang berdistribusi normal adalah
7 uji paired T-test.
terapi musik
Hasil penelitian pada tabel. 1 menunjukkan Tabel. 3
bahwa distribusi kecemasan sebelum terapi Perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah terapi
musik (kelompok Treatmen) rata-rata pada musik religi nasyid pada kelompok treatmen di RSU
nilai 18.67, standar deviasi 4.030 dengan nilai PKU Muhammadyah Gubug tahun 2014
kecemasan terendah 15 dan tertinggi 26. Variabel N Mean p-value
Distribusi kecemasan sesesudah terapi musik
Cemas sebelum 0.000
(kelompok treatmen) rata-rata pada nilai 10.93, treatmen 15
standar deviasi 1.907 dengan nilai kecemasan 7.733
Cemas sesudah
terendah 9 dan tertinggi 15.. 15
treatmen
2) Lama pemakaian diapers Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai
Kecemasan sebelum dan sesudah terapi rata-rata kecemasan sebelum treatmen dan
musik kelompok kontrol merupakan setelah treatmen adalah 7.733. Hasil statistic
kecemasan sebelum dan sesudah diberikan didapatkan nilai p sebesar 0.000 < 0,05 maka
terapi musik religi pada satu kelompok sampel Ho ditolak yang berarti bahwa Perbedaan
yang sama, dari 15 sampel didapatkan hasil kecemasan sebelum dan sesudah terapi musik
sebagai berikut: religi nasyid pada kelompok treatmen di RSU
Tabel 2
PKU Muhammadyah Gubug.
Distribusi kecemasan sebelum dan sesudah terapi musik 4) Perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah
kelompok kontrol di RSU PKU Muhammadyah Gubug
terapi musik religi nasyid pada kelompok
tahun 2014
control
Variabel Mean SD Min Max N Dari hasil analisis normalitas data diketahui
Kecemasan bahwa pada variabel kecemasan sebelum
sebelum 2.63 1 terapi musik dan variabel kecemasan sesudah
22.93 16 27
terapi 1 5 terapi musik pada kelompok kontrol memiliki
musik
distribusi data yang normal, sehingga dalam
Kecemasan
pemilihan uji beda dua variabel berhubungan
sesudah 2.32 1
18.67 14 25 yang berdistribusi normal adalah uji paired T-
terapi 0 5
musik test.
Hasil penelitian pada tabel. 2 menunjukkan Tabel. 4
bahwa distribusi kecemasan sebelum terapi Perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah terapi
musik (kelompok kontrol) rata-rata pada nilai musik religi nasyid pada kelompok kontrol di RSU PKU
22.93, standar deviasi 2.631 dengan nilai Muhammadyah Gubug tahun 2014
kecemasan terendah 16 dan tertinggi 27. Variabel N Mean p-value
Distribusi kecemasan sesesudah terapi musik
Cemas sebelum
(kelompok kontrol) rata-rata pada nilai 18.67, 15 4.267
kelompok control
Anny Rosiana M, TriSuwarto, M.Abdur Rozaq / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 11-18 | 15

Cemas sesudah 0.000 signifikan antara tingkat kecemasan pasien pre


15
kelompok control operasi sebelum diberikan pelayanan
Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai kebutuhan spiritual dengan sesudah diberikan
rata-rata kecemasan sebelum kelompok pelayanan kebutuhan spiritual oleh perawat
kontrol dan setelah kelompok kontrol adalah Terdapat pengaruh pada tingkat kecemasan
4.267. Hasil statistic didapatkan nilai p sebesar responden sebelum dan setelah terapi musik
0.000 < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti secara matematis dikarenakan keseluruhan
bahwa perbedaan kecemasan sebelum dan responden mengalami penurunan tingkat
sesudah terapi musik religi nasyid pada kecemasan, dengan adanya terapi musik religi
kelompok kontrol di RSU PKU maka responden yang sebelumnya mengalami
Muhammadyah Gubug stress memikirkan proses operasi yang akan
dialami merasa lebih tenang dan perhatiannya
5) Perbedaan kecemasan kelompok treatmen
mulai teralihkan dan menjadi santai setelah
dan kelompok control
mendengarkan terapi music religi nasyid.
Dari hasil analisis normalitas data diketahui
Adanya stimulus nada yang diterima pada
bahwa pada variabel kecemasan kelompok system limbic otak menyebabkan adanya
treatmen dan kelompok kontrol memiliki
perubahan emosi dari responden. Selain itu
distribusi data yang normal, sehingga uji
adanya lirik yang sangan inspiratif bagi
statistik yang digunakan adalah uji alternatif responden menyebabkan adanya perubahan
Mann-whitneytest.
perilaku responden untuk lebih tenang dan
Tabel .5 tidak cemas
Perbedaan kecemasan sesudah terapi musik kelompok Hal diatas sesuai dengan teori yang
treatmen dan sesudah terapi musik kelompok kontrol menjelaskan bahwa banyak hal positif yang
tahun 2014 diharapkan terhadap kehadiran suara dengan
Perbedaan Rata-rata nada, volume dan ritme tertentu ini.Paling
Kecemasan perbedaan t P-value tidak dari orang yang suka mendengarnya
(treatmen dan menjadi terhibur, yang akhirnya secara
kontrol) 7.733 9.973 0.000
obyektif dapat berdampak terhadap kondisi
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa dari tubuh seseorang saat itu. Musik akan
hasil penelitian didapatkan i bahwa terdapat mempengaruhi gelombang dalam otak kita
nilai p-value sebesar 0.000< 0.05 dan memiliki menyebabkan daya berpikir dan ketajaman
nilai t 9.973 yang hal ini maka Ho ditolak yang berkonsentrasi lebih tinggi. Musik juga akan
berarti terdapat Perbedaan kecemasan sesudah mempengaruhi ambang munculnya stress dan
terapi musik kelompok treatmen dan sesudah tekanan psikis lainnya, menyokong terjadi
terapi musik kelompok kontrol. relaksasi otot dan menekan emosi. Sehingga
musik juga dapat dimanfaatkan untuk
IV. PEMBAHASAN mengurangi kecemasan dan rasa takut
(Kusmawan, 2007).
1) Perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah
Musik sangat bermanfaat jika
terapi musik pada kelompok treatmen
diperdengarkan untuk pasien yang akan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menjalani pembedahan karena dengan
terdapat pengaruh terapi musik religi terhadap
mendengarkan musik maka akan dapat
penurunan tingkat kecemasan pasien pre
mengatasi kecemasan yang berlebihan yaitu
operasi dengan spinal anestesi di RSU PKU
dengan cara menstimulasi otak dengan musik
Muhammadyah Gubug secara bermakna
dan gelombang otak untuk mendapatkan
dengan p-value 0,000 < 0,05.
perasaan nyaman, tenang dan
Hasil penelitian ini didukung penelitian
damai(Kusmawan, 2007).
yang dilakukan oleh Dodi Nataliza (2011)
tentang pengaruh pelayanan kebutuhan 2) Perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah
spiritual oleh perawat dengan tingkat terapi tanpa musik pada (kelompok kontrol)
kecemasan pada pasien pre operasi di ruang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rawat Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang terdapat Perbedaan kecemasan sebelum dan
dengan hasil terdapat pengaruh yang sesudah terapi musik pada kelompok kontrol
16 | Anny Rosiana M, TriSuwarto, M.Abdur Rozaq / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 11-18

di RSU PKU Muhammadyah Gubug secara music tersebut responden merasa harus kuat
bermakna dengan p-value 0,000< 0,05. menjalani operasi agar dapat menikmati masa
Kelompok kontrol dalam penelitian ini sehat nanti untuk lebih mendekatkan diri pada
tidak dilakukan treatmen apapun.untuk sang pencipta.
membedakan antara sebelum dan sesudah oleh Treatmen yang penting dilakukan perawat
penelitia dilakukan jeda pengukuran selama 15 terhadap responden pada prinsipnya untuk
menit. Dari hasil uji beda didapatkan meminimalkan stresor, memaksimalkan
perbedaan yang bermakna antara kecemasan manfaat operasi dan memberikan dukungan
sebelum dan sesudah dengan responden yang psikologis pada pasien, serta memberikan
mengalami penurunan tingkat kecemasan dalm koping terhadap kecemasan pasien tersebut
rentang nilai yang rendah. Penurunan tingkat yang salah satunya dengan memberikan terapi
kecemasan karena adanya adaptasi terhadap musik religi.
kondisi ruang dan kondisi rumah sakit secara Responden yang akan menjalani tindakan
umum sehingga kecemasan yang muncul dari pembedahan sadar atau tidak akan mengalami
hospitalisasi dapat berkurang dan hanya cemas berbagai perasaan yang sangat tidak
karena preoperasi yang dirasakan responden. menyenangkan, seperti marah, takut, cemas,
Meskipun ada penurunan kecemasan, tetapi dan sedih. Untuk itu, dengan memberikan
kecemasan post perlakuan pada kelompok terapi musik religi responden akan terlepas
control masih pada kategori sedang.Hal ini dari ketegangan dan stress yang dialaminya
dikarenakan tidak adanya penyuluhan karena dengan mendengarkan musik dengan
preperasi. Beberapa penyuluhan atau instruksi lirik motivasi responden akan dapat
pre operasi yang dapat meningkatkan adaptasi mengalihkan rasa sakitnya (distraksi) dan
klien pasca operasi di antaranya : latihan nafas relaksasi melalui irama yang didengarnya. Hal
dalam, batuk efektif dan relaksasi (Brunner ini sesuai teori yang menjelaskan bahwa
dan Suddarth, 2002). Musik akan mempengaruhi gelombang dalam
Perbedaan kecemasan antara terapi musik otak kita menyebabkan daya berpikir dan
kelompok treatmen dan terapi musik ketajaman berkonsentrasi lebih tinggi. Musik
kelompok kontrol juga akan mempengaruhi ambang munculnya
Berdasarkan hasil uji independent T-test stress dan tekanan psikis lainnya, menyokong
diperoleh nilai p 0,000 (p < 0,05) maka Ha terjadi relaksasi otot dan menekan emosi.
diterima yang berarti terdapat perbedaan Sehingga musik juga dapat dimanfaatkan
kecemasan antara terapi musik kelompok untuk mengurangi kecemasan dan rasa takut
treatmen dan terapi musik kelompok kontrol. (Kusmawan, 2007).
Sependapat dengan Brunner dan Suddarth
(2002) bahwa pada pasien yang akan V. KESIMPULAN
menjalani operasi, faktor predisposisi Kecemasan kelompok intervensi rata-rata
kecemasan yang sangat berpengaruh adalah nilai kecemasan sebelum intervensi sebesar
faktor psikologis, terutama ketidak pastian 18.67 dan setelah intervensi sebesar 10.93.
tentang prosedur dan operasi yang akan Kecemasan kelompok kontrol rata-rata nilai
dijalani. kecemasan sebelum sebesar 22.93 dan setelah
Hasil penelitian diatas menjelaskan bahwa intervensi sebesar 18.67. Terdapat perbedaan
dengan dilakukan pemberian terapi musik kecemasan pasien pre operasi sebelum dan
religi nasyid lebih efektif menurunkan tingkat sesudah terapi musik religi nasyid di RSU
kecemasan pada responden pre operasi. Hal itu PKU Muhammadiyah tahun 2014, (p-value:
dikarenakan musik dapat mengatasi 0.000). Terdapat perbedaan kecemasan pasien
kecemasan yang berlebihan yaitu dengan cara pre operasi sebelum dan sesudah tanpa terapi
menstimulasi otak dengan musik dan musik religi nasyid di RSU PKU
gelombang otak untuk mendapatkan perasaan Muhammadiyah tahun 2014, (p-value: 0.000).
nyaman, tenang dan damai. Hasil wawancara Terdapat perbedaan kecemasan kelompok
dengan pasien didapatkan bahwa responden terapi musik religi nasyid dan kelompok tanpa
sangat menikmati music nasyid demi masa terapi musik religi nasyid di RSU PKU
yang didengarkan dan setelah mendengarkan Muhammadiyah tahun 2014 (p-value: 0.000).
Anny Rosiana M, TriSuwarto, M.Abdur Rozaq / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 11-18 | 17

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai Carpenito L.J. (2003). Buku Saku Diagnosa
masukan membuat prosedur tetap menjalankan Keperawatan, Jakarta : EGC
terapi musik religi nasyid di RSU PKU
Carpenito, L.J. 2009. Diagnosis Keperawatan:
Muhammadiyah pada pasien pre operasi
Aplikasi Pada Praktik Klinis. Ed.9.
Perawat dapat menerapkan terapi musik Jakarta: EGC
religi nasyid untuk menurunkan tingkat
kecemasan pasien pre operasi tanpa Despopoulus, A. 1998. Atlas Berwarna dan
menggunakan upaya farmakologi. Teks Fisiologi ed 4. Jakarta : EGC
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai Dewi W, (2009). Judul skripsi : Hubungan
referensi untuk media pembelajaran siswa Antara Dukungan Keluarga Dengan
sehingga lebih mengedepankan upaya non Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di
farmakologi daripada upaya farmakologi untuk Bangsal Melati RSD Panembahan
mengurangi ketegangan pasien pre operasi. Senopati Bantul Yogyakarta. Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan referensi penelitian selanjutnya yang Good, M.A. (1995). A comparison of music
sejenis dengan dimensi dan variable seperti therapy and jaw relaxation on
penggunaan music atau relaksasi dalam upaya postoperative pain.
mengurangi kecemasan. Gruedemann, B J. (2005). Buku Ajar
Keperawatan Peroperatif, Vol. 1
DAFTAR PUSTAKA Prinsip.Jakarta: EGC.
Abdul M, dkk. (2011). Keperawatn
Peroperatif.Yogyakarta : Gosyen Guyton, A. C & Hall, J. E. (1997).Texbook of
Publising. medical physiologi.(9th ed. Vol 1 &2).
Alih bahasa : Irawati Setiawan. Jakarta :
Achiryani, H, Y. S. (2001), Peran Profesi Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Keperawatan Dalam Meningkatkan
Tanggung Jawab Perawat Untuk Hambly, (2007) Manjemen Perioperatif,
Memberikan Askep Professional Penatalaksanaan Pasien Bedah di Bangsal.
Sehubungan Dengan Undang – Undang Jakarta : EGC.
Konsumen, 005/BS/PPNI. Jakarta : Indriya R. 2010. Kekuatan musik religi:
Artikel untuk PPNI. mengurai cinta merefleksi iman menuju
Aemilianus, 2012, Pengaruh terapi musik kebaikan universal Elex Media
terhadap kecemasan pasien pre operasi di Komputindo
ruang 1-6 Anggrek.Cempaka dan Asoka Irawan, D. (2007). Stress dan reaksi tubuh.
RSU. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, Diakses tanggal 10 September 2013 dari
jurnal kesehatan.ISSN:2337-3830 http://www.waspada.co.id/ragam/kesehata
Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian. n/Stress dan reaksi tubuh.html
Malang: UMM Press. Johan.(2003). Terapi musik, teori dan
Brunges, M. & Avigne, G. (2003).Music aplikasi.Yogyakarta : Galang Press
therapy for reducing surgical Kaplan & Sadock.(1997). Sinopsis
anxietyclinical innovation.AORN Journal. Psikiatri.Jilid 2. Binarupa Aksara : Jakarta
Diakses September 2011 dari
http://findarticles.com/particles/mi Khan, D. (2007).Efek agama terhadap
kesehatan fisik kaitannya dengan
Brunner dan Suddarth, (2002). Buku Ajar kecerdasan intelektual, emosional dan
Madikal – Bedah, Edisi 8 Vol 1, alih spiritual. Diakses tanggal 21 September
bahasa oleh Andry Hartono dkk. Jakarta : 2012 darihttp://aadany-
EGC khan.blogspot.com/2007/06/efek-agama-
Bunt L, 2005, Music therapy An art beyond pada-kesehatan-fisik.html
words, This edition published in the Kusmawan, E. (2007). Musik dan pembedahan.
Taylor & Francis e-Library, 2005 diakses 24 September 2012
http//www.blog.ekakusmawan.com
18 | Anny Rosiana M, TriSuwarto, M.Abdur Rozaq / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 11-18

Long B. C., (2001). Perawatan Medikal Bedah, Sylvia A & Wilson, Lorrain M, 2005,
Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, Patofisiologi Konsep Klinis Proses- proses
alih bahasa IAPK, Pajajaran, Bandung Penyakit, edisi 6, Jakarta: EGC
Lumenta (2006) Manajemen Hidup Sehat, Sjamsuhidayat R, W, 2004.Buku Ajar Ilmu
Jakarta. Elex Media Komputindo Bedah, Edisi 2, Jakarta : EGC.
Mahfudz, S. (2009). Lima perkara sebelum Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan medikal
lima perkara. Diakses 24 Oktober bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa : Agung
2013,http://www.pesantrenvirtual.comind waluyo. Jakarta. EGC
ex.phpcomponentcontentarticle1-anya-
Stuart & Sundeen, (1998).Principles and
jawab638-5-perkara-sebelum-5.html
Practiceof Psychiatric Nursing (Ed. 5) St.
Maramis, W.F. (2004) Catatan Ilmu Louis : Mosby Year Book
Kedokteran Jiwa. Surabaya.Airlana
Sucahyani, B. D, (2009), Memahami
Mustamir, R, 2007, Filsafat Ilmu, Pustaka Perawatan Luka Operasi, Available
Pelajar : Yogyakarta from :ttp:/batampos.co.id/index.php?optio
n:com_content&taks
Notoatmodjo, (2003). Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta Sudaryat, A. (2007). Musik klasik, Al-Qur’an
dan ketenangan jiwa. Diakses 29
Nursalam, (2002). Managemen Keperawatan :
September 2011
Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Profesional.Jakarta : Salemba Medika http://www.niscon23rd.multiply.com

Potter, P. A. & Perry, A. N. (2005).Buku ajar Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan.
Jakarta:EGC
fundamental keperawatan konsep, proses
dan praktik. Jakarta : EGC. Syaifuddin.(2001). Fungsi system tubuh
manusia.Jakarta : Penerbit Widya Medika.
Republika, 2009, Terapi music dalam
peradaban islam di akses 10 September Taylor C, Lilis C, Le Mone. P.
2013 dari 1997.Fundamentals of Nursing.The Art
http://www.republika.co.id/berita/ensiklop and Science of Nursing
edia-islam/khazanah/09/03/24/39702- Care.Philadelphia : Lippincott-Raven
terapi-musik-dalam-peradaban-islam Publisher
Setiadi, (2007). Konsep dan Penulisan Riset Werner K ( Helmut Leonhardt,werner platzer ),
Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu dr Marjadi Hardjasudarma ( alih bahasa ),
1998, Berwarna dan teks anatomi Manusia
Setiawan, A. & Saryono. 2010. Metodologi
Alat – Alat Dalam,p:232
Penelitian kebidanan.Nuha.Medika.
Jakarta Yahya, H. (2007). Pengaruh Al-Qur’an
terhadap organ tubuh. Diakses 24
Setyobroto, S, 2004. Psikologi Suatu
September 2013 darihttp://www.mail-
Pengantar, edisi ke-dua, Jakarta :
Percetakan Solo archive.com/daarut-
tauhiid@yahoogroups.com/msg03564.htm

Anda mungkin juga menyukai