2 (2017) 11-18 | 11
Abstrak
Kecemasan pasien yang harus mengalami proses pembedahan, salah satu cara mengatasinya
dengan teknik distraksi/ pengalihan perhatian yang salah satunya dengan mendengarkan music. Peran
asuhan keperawatan dalam menangani pasien yang mengalami kecemasan dari aspek sisi spiritualnya
seringkali diabaikan, perawat hanyamenjalaskan prosedur proses operasi pada pasien dengan tujuan
pasienlebih tenang ketika mengetahui proses apa yang dijalani. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas pemberian terapi musik religi nasyid “Demi masa” dengan penurunan tingkat
kecemasan pasien pre operasi dengan anestesi sub arachnoid blok di RSU PKU Muhammadiyah Gubug.
Penelitian ini merupakan jenis penilitian Quasi Experiment dengan rancangan Nonequivalen control
group design, pengukuran kecemasan pasien pra operasi dengan anestesi spinal melalui pengukuran
sebelum dan setelah terapi music religi yang dilakukan pada 15 sampel untuk kelompok kontrol dan 15
sampel untuk kelompok intervensi. Hasil uji statistik analisis independent T-test didapatkan perbedaan
kecemasan pada kelompok terapi musik religi nasyid dan kelompok tanpa terapi musik religi nasyid di
RSU PKU Muhammadiyah tahun 2014 (p-value: 0.000).Penelitian ini merekomendasikan Perawat dapat
menerapkan terapi musik religi nasyid untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi tanpa
menggunakan upaya farmakologi.
Abstract
Anxiety often occurs when the patient is admitted to hospital should undergo surgery. One way to
overcome anxiety is the technique of distraction / diversion of attention that one of them is listening to
music. The role of nursing care in the handling of patients who experience anxiety are often overlooked
aspect of spiritual side, the nurse just explain operation process procedures in patients with the goal of
better patient calm, knowing what processes are undertaken. The purpose of this study was to determine
the effectiveness of therapy religious music nasyid "For the future" with a decrease in the level of
preoperative anxiety of patients with subarachnoid block anesthesia in RSU PKU Muhammadiyah
Gubug. This research is research Quasi-Experiment with design Nonequivalent control group design, with
this design the researcher will conduct measurements of preoperative anxiety of patients with spinal
anesthesia through measurements before and after therapy religious music performed on 15 samples for
the control group and 15 samples for group intervention. Statistical test results of independent t-test
analysis found differences in anxiety in the treatment group nasyid religious music and religious music
therapy group without nasyid in RSU PKU Muhammadiyah (p-value: 0.000). The study recommends
Nurses can apply music therapy to decrease the level of religious nasyid preoperative patient anxiety
without the use of pharmacological efforts.
(bedah), dan mereka pasti akan merasa nasyid terhadap kecemasan pasien pre operatif
terkurangi tingkat kecemasannya saat pre dengan anestesi SAB (Sub Arachnoid Blok)
operasi (Winter, 1994). Dari penelitian yang atau spinal anestesi di RSU PKU
dilakukan dirumah sakit Briyan Memorial Muhammadiyah Gubug.
Hospital, Lincoln, Amerika dihasilkan bahwa
para pasien yang mempunyai data psikologi II. METODE PENELITIAN
mengenai kecemasan itu dapat terkurangi rasa Jenis penelitian ini adalah Penelitian ini
kecemasannya dengan menggunakan terapi merupakan jenis penilitian Quasi Experiment
musik melalui tekanan darahnya (Bernason, dengan rancangan Nonequivalen control group
1995). Hasil penelitian Asyik (2012) pada 27 design, dengan rancangan ini peneliti akan
responden diketahui bahwa sebelum operasi melakukan pengukuran kecemasan pasien pra
rata-rata pasien mengalami kecemasan berat. operasi dengan anestesi spinal melalui
Sedangkan penelitian Dodi Nataliza (2011) pengukuran sebelum dan setelah diberika
menunjukkan tingkat kecemasan pasien pre terapi music religi yang dilakukan pada 15
operasi 55% adalah cemas tingkat sedang. sampel untuk kelompok kontrol dan 15 sampel
Di RSU PKU Muhammadiyah Gubug pada untuk kelompok intervensi dari tanggal 1
proses pelaksanaan operasi dengan anestesi Januari hingga 27 Januari 2014.. Analisa
spinal memiliki frekuensi yang cukup besar data dalam penelitian ini dengan analisa
yaitu rata-rata 55 pasien setiap bulannya. univariat dan bivariatyaitu :
Observasi awal yang dilakukan peneliti Analisis Univariat
banyak pasien mengalami kecemasan pada Analisis univariat adalah analisis yang
saat pre operatif. Dari wawancara yang digunakan untuk menggambarkan variabel
dilakukan peneliti pada 5 pasien operasi penelitian yaitu tingkat kecemasan pasien pada
dengan spinal anestesi diketahui bahwa saat menjalani operasi dengan anestesi sub
terdapat 3 pasien mengalami kecemasan yang arachnoid blok. Karena data berskala kategorik
ditandai dengan pusat perhatian berkurang dan maka analisis univariat didasarkan pada
lapang presepsi sangat kurang pada saat ukuran nilai frekuensi dan prosentase dari
operasi berlangsung. Berdasarkan observasi masing kategori
selama ini penanganan kecemasan yang Analisis Bivariat
dilakukan oleh perawat untuk mengurangi
1. Untuk menganalisis perbedaan tingkat
kecemasan pasien hanya dengan mengalihkan
kecemasan sebelum dan sesudah diberikan
perhatian dengan mengajak berbicara dan
terapi musik religi pada kelompok
memberikan penjelasan bahwa proses
intervensi menggunakan paired t-test
operasinya akan baik-baik saja.
2. Untuk menganalisis perbedaan tingkat
Hal lain yang dilakukan perawat ruang
kecemasan sebelum dan sesudah pada
rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah
kelompok kontrol yang tanpa diberikan
adalah dengan menjalaskan prosedur proses
terapi musik religi menggunakan paired t-
operasi pada pasien dengan tujuan pasien lebih
test
tenang ketika mengetahui proses apa yang
3. Untuk menganalisis efektifitas terapi
dijalani. Tetapi hal ini tidak cukup efektif
musik religi terhadap penurunan tingkat
karena pasien mayoritas bukan orang medis
kecemasan pada pasien pre operasi dengan
sehingga tidak begitu paham tentang
regional anestesi sub arachnoid blokdi
penjelasan yang diberikan. Hal ini sering
RSU PKU Muhammadiyah Gubug
mengganggu prosesnya operasi sehingga
menggunakan independent t-test
petugas anestesi menindak lanjuti dengan
memberi obat sedatif. Hal ini berdampak
keuntungan dari teknik anestesi sub arahnoid
III.HASIL PENELITIAN
blok berkurang yang bisa mengakibatkan Analisa Univariat
risiko depresi napas, depresi sirkulasi dan 1) Kecemasan sebelum dan sesudah terapi
risiko aspirasi muncul kembali. music religi nasyid kelompok treatmen
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Kecemasan sebelum dan sesudah terapi
mengetahui pengaruh terapi musik religi musik kelompok treatmen merupakan
14 | Anny Rosiana M, TriSuwarto, M.Abdur Rozaq / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 11-18
kecemasan sebelum dan sesudah diberikan standar deviasi 2.320 dengan nilai kecemasan
terapi musik religi pada satu kelompok sampel terendah 14 dan tertinggi 25.
yang sama, dari 15 sampel didapatkan hasil Analisa Bivariat
sebagai berikut:
3) Perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah
Tabel. 1. terapi musik religi nasyid pada kelompok
Distribusi kecemasan sebelum dan sesudah terapi musik
treatmen
music religi nasyid kelompok treatmen di RSU PKU
Muhammadyah Gubug tahun 2014 Dari hasil analisis normalitas data diketahui
bahwa pada variabel kecemasan sebelum
Variabel Mean SD Min Max N terapi musik dan variabel kecemasan sesudah
Kecemasan terapi musik pada kelompok treatmen
4.03
sebelum 18.67 15 26 15
0 memiliki distribusi data yang normal, sehingga
terapi musik
dalam pemilihan uji beda dua variabel
Kecemasan
1.90
sesudah 10.93 9 15 15 berhubungan yang berdistribusi normal adalah
7 uji paired T-test.
terapi musik
Hasil penelitian pada tabel. 1 menunjukkan Tabel. 3
bahwa distribusi kecemasan sebelum terapi Perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah terapi
musik (kelompok Treatmen) rata-rata pada musik religi nasyid pada kelompok treatmen di RSU
nilai 18.67, standar deviasi 4.030 dengan nilai PKU Muhammadyah Gubug tahun 2014
kecemasan terendah 15 dan tertinggi 26. Variabel N Mean p-value
Distribusi kecemasan sesesudah terapi musik
Cemas sebelum 0.000
(kelompok treatmen) rata-rata pada nilai 10.93, treatmen 15
standar deviasi 1.907 dengan nilai kecemasan 7.733
Cemas sesudah
terendah 9 dan tertinggi 15.. 15
treatmen
2) Lama pemakaian diapers Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai
Kecemasan sebelum dan sesudah terapi rata-rata kecemasan sebelum treatmen dan
musik kelompok kontrol merupakan setelah treatmen adalah 7.733. Hasil statistic
kecemasan sebelum dan sesudah diberikan didapatkan nilai p sebesar 0.000 < 0,05 maka
terapi musik religi pada satu kelompok sampel Ho ditolak yang berarti bahwa Perbedaan
yang sama, dari 15 sampel didapatkan hasil kecemasan sebelum dan sesudah terapi musik
sebagai berikut: religi nasyid pada kelompok treatmen di RSU
Tabel 2
PKU Muhammadyah Gubug.
Distribusi kecemasan sebelum dan sesudah terapi musik 4) Perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah
kelompok kontrol di RSU PKU Muhammadyah Gubug
terapi musik religi nasyid pada kelompok
tahun 2014
control
Variabel Mean SD Min Max N Dari hasil analisis normalitas data diketahui
Kecemasan bahwa pada variabel kecemasan sebelum
sebelum 2.63 1 terapi musik dan variabel kecemasan sesudah
22.93 16 27
terapi 1 5 terapi musik pada kelompok kontrol memiliki
musik
distribusi data yang normal, sehingga dalam
Kecemasan
pemilihan uji beda dua variabel berhubungan
sesudah 2.32 1
18.67 14 25 yang berdistribusi normal adalah uji paired T-
terapi 0 5
musik test.
Hasil penelitian pada tabel. 2 menunjukkan Tabel. 4
bahwa distribusi kecemasan sebelum terapi Perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah terapi
musik (kelompok kontrol) rata-rata pada nilai musik religi nasyid pada kelompok kontrol di RSU PKU
22.93, standar deviasi 2.631 dengan nilai Muhammadyah Gubug tahun 2014
kecemasan terendah 16 dan tertinggi 27. Variabel N Mean p-value
Distribusi kecemasan sesesudah terapi musik
Cemas sebelum
(kelompok kontrol) rata-rata pada nilai 18.67, 15 4.267
kelompok control
Anny Rosiana M, TriSuwarto, M.Abdur Rozaq / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 11-18 | 15
di RSU PKU Muhammadyah Gubug secara music tersebut responden merasa harus kuat
bermakna dengan p-value 0,000< 0,05. menjalani operasi agar dapat menikmati masa
Kelompok kontrol dalam penelitian ini sehat nanti untuk lebih mendekatkan diri pada
tidak dilakukan treatmen apapun.untuk sang pencipta.
membedakan antara sebelum dan sesudah oleh Treatmen yang penting dilakukan perawat
penelitia dilakukan jeda pengukuran selama 15 terhadap responden pada prinsipnya untuk
menit. Dari hasil uji beda didapatkan meminimalkan stresor, memaksimalkan
perbedaan yang bermakna antara kecemasan manfaat operasi dan memberikan dukungan
sebelum dan sesudah dengan responden yang psikologis pada pasien, serta memberikan
mengalami penurunan tingkat kecemasan dalm koping terhadap kecemasan pasien tersebut
rentang nilai yang rendah. Penurunan tingkat yang salah satunya dengan memberikan terapi
kecemasan karena adanya adaptasi terhadap musik religi.
kondisi ruang dan kondisi rumah sakit secara Responden yang akan menjalani tindakan
umum sehingga kecemasan yang muncul dari pembedahan sadar atau tidak akan mengalami
hospitalisasi dapat berkurang dan hanya cemas berbagai perasaan yang sangat tidak
karena preoperasi yang dirasakan responden. menyenangkan, seperti marah, takut, cemas,
Meskipun ada penurunan kecemasan, tetapi dan sedih. Untuk itu, dengan memberikan
kecemasan post perlakuan pada kelompok terapi musik religi responden akan terlepas
control masih pada kategori sedang.Hal ini dari ketegangan dan stress yang dialaminya
dikarenakan tidak adanya penyuluhan karena dengan mendengarkan musik dengan
preperasi. Beberapa penyuluhan atau instruksi lirik motivasi responden akan dapat
pre operasi yang dapat meningkatkan adaptasi mengalihkan rasa sakitnya (distraksi) dan
klien pasca operasi di antaranya : latihan nafas relaksasi melalui irama yang didengarnya. Hal
dalam, batuk efektif dan relaksasi (Brunner ini sesuai teori yang menjelaskan bahwa
dan Suddarth, 2002). Musik akan mempengaruhi gelombang dalam
Perbedaan kecemasan antara terapi musik otak kita menyebabkan daya berpikir dan
kelompok treatmen dan terapi musik ketajaman berkonsentrasi lebih tinggi. Musik
kelompok kontrol juga akan mempengaruhi ambang munculnya
Berdasarkan hasil uji independent T-test stress dan tekanan psikis lainnya, menyokong
diperoleh nilai p 0,000 (p < 0,05) maka Ha terjadi relaksasi otot dan menekan emosi.
diterima yang berarti terdapat perbedaan Sehingga musik juga dapat dimanfaatkan
kecemasan antara terapi musik kelompok untuk mengurangi kecemasan dan rasa takut
treatmen dan terapi musik kelompok kontrol. (Kusmawan, 2007).
Sependapat dengan Brunner dan Suddarth
(2002) bahwa pada pasien yang akan V. KESIMPULAN
menjalani operasi, faktor predisposisi Kecemasan kelompok intervensi rata-rata
kecemasan yang sangat berpengaruh adalah nilai kecemasan sebelum intervensi sebesar
faktor psikologis, terutama ketidak pastian 18.67 dan setelah intervensi sebesar 10.93.
tentang prosedur dan operasi yang akan Kecemasan kelompok kontrol rata-rata nilai
dijalani. kecemasan sebelum sebesar 22.93 dan setelah
Hasil penelitian diatas menjelaskan bahwa intervensi sebesar 18.67. Terdapat perbedaan
dengan dilakukan pemberian terapi musik kecemasan pasien pre operasi sebelum dan
religi nasyid lebih efektif menurunkan tingkat sesudah terapi musik religi nasyid di RSU
kecemasan pada responden pre operasi. Hal itu PKU Muhammadiyah tahun 2014, (p-value:
dikarenakan musik dapat mengatasi 0.000). Terdapat perbedaan kecemasan pasien
kecemasan yang berlebihan yaitu dengan cara pre operasi sebelum dan sesudah tanpa terapi
menstimulasi otak dengan musik dan musik religi nasyid di RSU PKU
gelombang otak untuk mendapatkan perasaan Muhammadiyah tahun 2014, (p-value: 0.000).
nyaman, tenang dan damai. Hasil wawancara Terdapat perbedaan kecemasan kelompok
dengan pasien didapatkan bahwa responden terapi musik religi nasyid dan kelompok tanpa
sangat menikmati music nasyid demi masa terapi musik religi nasyid di RSU PKU
yang didengarkan dan setelah mendengarkan Muhammadiyah tahun 2014 (p-value: 0.000).
Anny Rosiana M, TriSuwarto, M.Abdur Rozaq / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 11-18 | 17
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai Carpenito L.J. (2003). Buku Saku Diagnosa
masukan membuat prosedur tetap menjalankan Keperawatan, Jakarta : EGC
terapi musik religi nasyid di RSU PKU
Carpenito, L.J. 2009. Diagnosis Keperawatan:
Muhammadiyah pada pasien pre operasi
Aplikasi Pada Praktik Klinis. Ed.9.
Perawat dapat menerapkan terapi musik Jakarta: EGC
religi nasyid untuk menurunkan tingkat
kecemasan pasien pre operasi tanpa Despopoulus, A. 1998. Atlas Berwarna dan
menggunakan upaya farmakologi. Teks Fisiologi ed 4. Jakarta : EGC
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai Dewi W, (2009). Judul skripsi : Hubungan
referensi untuk media pembelajaran siswa Antara Dukungan Keluarga Dengan
sehingga lebih mengedepankan upaya non Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di
farmakologi daripada upaya farmakologi untuk Bangsal Melati RSD Panembahan
mengurangi ketegangan pasien pre operasi. Senopati Bantul Yogyakarta. Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan referensi penelitian selanjutnya yang Good, M.A. (1995). A comparison of music
sejenis dengan dimensi dan variable seperti therapy and jaw relaxation on
penggunaan music atau relaksasi dalam upaya postoperative pain.
mengurangi kecemasan. Gruedemann, B J. (2005). Buku Ajar
Keperawatan Peroperatif, Vol. 1
DAFTAR PUSTAKA Prinsip.Jakarta: EGC.
Abdul M, dkk. (2011). Keperawatn
Peroperatif.Yogyakarta : Gosyen Guyton, A. C & Hall, J. E. (1997).Texbook of
Publising. medical physiologi.(9th ed. Vol 1 &2).
Alih bahasa : Irawati Setiawan. Jakarta :
Achiryani, H, Y. S. (2001), Peran Profesi Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Keperawatan Dalam Meningkatkan
Tanggung Jawab Perawat Untuk Hambly, (2007) Manjemen Perioperatif,
Memberikan Askep Professional Penatalaksanaan Pasien Bedah di Bangsal.
Sehubungan Dengan Undang – Undang Jakarta : EGC.
Konsumen, 005/BS/PPNI. Jakarta : Indriya R. 2010. Kekuatan musik religi:
Artikel untuk PPNI. mengurai cinta merefleksi iman menuju
Aemilianus, 2012, Pengaruh terapi musik kebaikan universal Elex Media
terhadap kecemasan pasien pre operasi di Komputindo
ruang 1-6 Anggrek.Cempaka dan Asoka Irawan, D. (2007). Stress dan reaksi tubuh.
RSU. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, Diakses tanggal 10 September 2013 dari
jurnal kesehatan.ISSN:2337-3830 http://www.waspada.co.id/ragam/kesehata
Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian. n/Stress dan reaksi tubuh.html
Malang: UMM Press. Johan.(2003). Terapi musik, teori dan
Brunges, M. & Avigne, G. (2003).Music aplikasi.Yogyakarta : Galang Press
therapy for reducing surgical Kaplan & Sadock.(1997). Sinopsis
anxietyclinical innovation.AORN Journal. Psikiatri.Jilid 2. Binarupa Aksara : Jakarta
Diakses September 2011 dari
http://findarticles.com/particles/mi Khan, D. (2007).Efek agama terhadap
kesehatan fisik kaitannya dengan
Brunner dan Suddarth, (2002). Buku Ajar kecerdasan intelektual, emosional dan
Madikal – Bedah, Edisi 8 Vol 1, alih spiritual. Diakses tanggal 21 September
bahasa oleh Andry Hartono dkk. Jakarta : 2012 darihttp://aadany-
EGC khan.blogspot.com/2007/06/efek-agama-
Bunt L, 2005, Music therapy An art beyond pada-kesehatan-fisik.html
words, This edition published in the Kusmawan, E. (2007). Musik dan pembedahan.
Taylor & Francis e-Library, 2005 diakses 24 September 2012
http//www.blog.ekakusmawan.com
18 | Anny Rosiana M, TriSuwarto, M.Abdur Rozaq / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.8 No.2 (2017) 11-18
Long B. C., (2001). Perawatan Medikal Bedah, Sylvia A & Wilson, Lorrain M, 2005,
Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, Patofisiologi Konsep Klinis Proses- proses
alih bahasa IAPK, Pajajaran, Bandung Penyakit, edisi 6, Jakarta: EGC
Lumenta (2006) Manajemen Hidup Sehat, Sjamsuhidayat R, W, 2004.Buku Ajar Ilmu
Jakarta. Elex Media Komputindo Bedah, Edisi 2, Jakarta : EGC.
Mahfudz, S. (2009). Lima perkara sebelum Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan medikal
lima perkara. Diakses 24 Oktober bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa : Agung
2013,http://www.pesantrenvirtual.comind waluyo. Jakarta. EGC
ex.phpcomponentcontentarticle1-anya-
Stuart & Sundeen, (1998).Principles and
jawab638-5-perkara-sebelum-5.html
Practiceof Psychiatric Nursing (Ed. 5) St.
Maramis, W.F. (2004) Catatan Ilmu Louis : Mosby Year Book
Kedokteran Jiwa. Surabaya.Airlana
Sucahyani, B. D, (2009), Memahami
Mustamir, R, 2007, Filsafat Ilmu, Pustaka Perawatan Luka Operasi, Available
Pelajar : Yogyakarta from :ttp:/batampos.co.id/index.php?optio
n:com_content&taks
Notoatmodjo, (2003). Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta Sudaryat, A. (2007). Musik klasik, Al-Qur’an
dan ketenangan jiwa. Diakses 29
Nursalam, (2002). Managemen Keperawatan :
September 2011
Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Profesional.Jakarta : Salemba Medika http://www.niscon23rd.multiply.com
Potter, P. A. & Perry, A. N. (2005).Buku ajar Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan.
Jakarta:EGC
fundamental keperawatan konsep, proses
dan praktik. Jakarta : EGC. Syaifuddin.(2001). Fungsi system tubuh
manusia.Jakarta : Penerbit Widya Medika.
Republika, 2009, Terapi music dalam
peradaban islam di akses 10 September Taylor C, Lilis C, Le Mone. P.
2013 dari 1997.Fundamentals of Nursing.The Art
http://www.republika.co.id/berita/ensiklop and Science of Nursing
edia-islam/khazanah/09/03/24/39702- Care.Philadelphia : Lippincott-Raven
terapi-musik-dalam-peradaban-islam Publisher
Setiadi, (2007). Konsep dan Penulisan Riset Werner K ( Helmut Leonhardt,werner platzer ),
Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu dr Marjadi Hardjasudarma ( alih bahasa ),
1998, Berwarna dan teks anatomi Manusia
Setiawan, A. & Saryono. 2010. Metodologi
Alat – Alat Dalam,p:232
Penelitian kebidanan.Nuha.Medika.
Jakarta Yahya, H. (2007). Pengaruh Al-Qur’an
terhadap organ tubuh. Diakses 24
Setyobroto, S, 2004. Psikologi Suatu
September 2013 darihttp://www.mail-
Pengantar, edisi ke-dua, Jakarta :
Percetakan Solo archive.com/daarut-
tauhiid@yahoogroups.com/msg03564.htm