Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Definisi Penuaan/Aging

Proses penuaan adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan


kemampuan tubuh untuk mengganti sel yang rusak dan mempertahankan struktur
dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap rangsangan, tidak
mampu memperbaiki kerusakan dan kehilangan daya tahan tubuhnya.

Penuaan merupakan proses degenerasi sel, yang pasti akan dialami semua
mahluk hidup, tidak bisa dicegah namun bisa diperlambat dengan memperhatikan
faktor-faktor yang menyebabkan seseorang menjadi lebih tua dibanding umur
yang sesungguhnya

Proses penuaan merupakan proses yang berhubungan dengan umur


seseorang. Proses penuaan mulai nampak pada umur 39 - 42 tahun dan sejak itu
pula sudah mulai terjadi penurunan fungsi pada berbagai organ tubuh.

2.1.2 Faktor Eksternal dan Internal Penuaan

Banyak faktor penyebab penuaan dini, berdasarkan sumbernya, faktor


penyebabnya dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.

 Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor alamiah yang tidak bisa kita ubah,seperti
keturunan, kesehatan, daya tahan tubuh, dan kejiwaan. Faktor internal merupakan
proses alamiah yang tidak mungkin dihindari setiap manusia. Hal ini dapat juga
dipicu oleh stress dan perubahan hormonal. Faktor ini hanya dapat dikurangi efeknya,
dengan cara mengurangi stress serta mencoba menjalani kehidupan ini dengan sikap
positif.
 Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar yang bisa kita
dihindari. Beberapa faktor eksternal yang berhasil teridentifikasi diantaranya
adalah sebagai berikut:

 Radikal Bebas

Radikal bebas merupakan metabolit yang memiliki efek ganas


menggerogoti sel-sel tubuh termasuk percepatan pertumbuhan jaringan
kanker. Radikal bebas merupakan senyawa kimia yang mengandung
elektron tak berpasangan atau konfigurasi terbuka pada orbit luarnya.
Konfigurasi orbital yang terbuka ini menyebabkan secara kimiawi radikal
bebas menjadi sangat reaktif. Radikal bebas endogen yang terjadi karena
adanya gangguan dalam sistem metabolisme tubuh (metabolic disorder).
Reaksi reduksi-oksidasi (redox) yang berlebihan karena aktifitas radikal
bebas dalam tubuh inilah yang memicu terjadinya nekrosis yang berujung
pada kematian sel di satu sisi dan di sisi lain aktifitas ini juga memicu
pertumbuhan sel yang maha cepat sehingga menyebabkan tumor dan
kanker jaringan

 Perilaku/gaya hidup

Ternyata ada beberapa faktor yang mempengaruhi umur seseorang


antara lain ialah pola hidup dan justru 64% penyebab kematian disebabkan oleh
pola hidup (Sharkey, 2003). Perilaku/gaya hidup yang memicu penuaan dini
antara lain: merokok, kualitas tidur yang tidak teratur, pola makan yang
salah, memiliki kebiasaan minum minuman keras dan stress. Aktifitas
fisik yang tinggi merupakan terapi non farmakologis bagi kelainan
metabolik, sehingga dapat menghambat laju proses penuaan dini.

2.1.3 Teori Mekanisme Terjadinya Aging

Terdapat teori teori tentang penyebab terjadinya penuaan yaitu:aktivitas berlebih


(Wear and Tear Theory), hormonal (Neuroendocrinology Theory), genetik (The Genetic
Control Theory), dan radical bebas (The Free Radical Theory) (Goldman and Klatz,
2007).

Ada 4 teori penuaan sebagai berikut:

 “Wear and Tear”

Theory Teori ini menyatakan bahwa organ akan mengalami kerusakan bila
dipakai secara berlebihan dan makin sering dipakai berlebihan akan makin banyak
yang rusak sehingga tubuh tidak mampu memperbaiki.

Organ tubuh, seperti hati, lambung, ginjal, kulit, dan yang lain, menurun
karena toksin di dalam makanan dan lingkungan, konsumsi berlebihan lemak,gula,
kafein, alkohol, dan nikotin, karena sinar ultraviolet, dan karena stress fisik dan
emosional. Tetapi kerusakan ini tidak terbatas pada organ, melainkan juga terjadi di
tingkat sel. Hal ini berarti walaupun seseorang tidak pernah merokok, minum alkohol,
danhanya mengonsumsi makanan alami, dengan menggunakan organ tubuh secara
biasa saja, pada akhirnya terjadi kerusakan.

 The Neuroendocrinology

Theory Ketidakmampuan produksi hormon untuk mengimbangi fungsinya


yang berlebihan sehingga tubuh akan mengalami kekurangan hormon secara
menyeluruh sehingga terjadila proses penuaan. Walaupun mekanisme umpan balik
mulai dari hipotalamus, hipofise dan organ sasaran masih bekerja tetapi berhubung
kerjanya berlebih sehingga poros hipotalamus-hipofise dan organ sasaran tetap tidak
mampu mengimbanginya dan akhirnya proses penuaan akan terjadi.

 The Genetic Control


Teori sebab akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama disebabkan oleh
pembentukan gen dan dampak lingkungan pada pembentukan kode genetik.
Menurut teori genetike, penuaan adalah suatu proses yang secara tidak sadar
diwariskan yang berjalan dari waktu ke waktu untuk mengubah sel atau struktur
jaringan. Dengan kata lain, perubahan rentang hidup dan panjang usia telah
ditentukan sebelumnya. Teori genetika terdiri dari teori asam deoksiribonukleat
(DNA), teori krtepatan dan kesalahan, mutasi somatik, dan teori glikogen.
Teori-teori ini menyatakan bahwa proses replikasi pada tingkatan seluler
menjadi tidak terartur karena adanya informasi tidak sesuai yang diberikan dari inti
sel. Molekul DNA menjadi bersilangan (crosslink) denga unsur yang lain sehingga
mengubah informasi genetik. Adanya crosslink ini mengakibatkan kesalahan pada
tingkat seluler yang akhirnya mengakibatkan sistem dan organ tubuh gagal untuk
berfungsi. Bukti yang mendukung teori-teori ini termasuk perkembangan radikal
bebas, kolagen, dan lipofusin. Selain itu, peningkatan frekuensi kanker dan penyakit
autoimun yang dihubungkan dengan bertambahnya umur menyatakan bahwa mutasi
atau kesalahan terjadi pada tingkat molekular dan selular.

Theory Kontrol genetic mengatur manusia sesuai dengan apa yang telah diatur
di dalam DNA seseorang, namun sekarang berbagai kemajuan ilmu kedokteran
khususnya dalam bidang kedokteran anti penuaan telah mulai dijajaki untuk memutus
rantai dari DNA untuk mencegah kerusakan dan memperbaiki DNA.

 The Free Radical Theory

Radikal bebas diyakini sebagai salah satu unsur yang mempercepat proses
penuaan sehingga berdasarkan teori ini maka terbentuknya radikal bebas yang
berlebihan harus segera dihindari.

Radikal bebas merupakan suatu molekul yang mempunyai satu atau lebih
elektron tidak berpasangan pada orbit luarnya, dapat bereaksi dengan molekul lain,
menimbulkan reaksi berantai yang sangat destruktif. Radikal bebas bersifat sangat
reaktif. Radikal bebas akan merusak membran sel, DNA, dan protein. Banyak studi
mendukung ide bahwa radikal bebas mempunyai kontribusi yang besar pada
terjadinya penyakit yang berhubungan dengan proses penuaan seperti kanker,
penyakit jantung dan proses penuaan.
2.1.4 Gejala Klinis Penuaan
Penuaan Proses penuaan dimulai dengan menurunnya bahkan terhentinya fungsi
berbagai organ tubuh. Akibat menurunnya fungsi tersebut, maka muncul berbagai tanda
dan gejala proses penuaan, yang pada dasarnya dibagi dalam dua bagian yaitu:
1. Tanda fisik, seperti masa otot berkurang, lemak meningkat, kulit berkerut, daya
ingat berkurang, fungsi seksual, dan reproduksi terganggu, kemampuan kerja menurun,
sakit tulang.
2. Tanda psikis, seperti gairah hidup menurun, sulit tidur, mudah cemas, mudah
tersinggung, merasa tidak berarti lagi.

2.1.5 Tahap Penuaan

Proses penuaan tidak terjadi begitu saja dengan langsung menampakkan


perubahan fisik dan psikisseperti di atas. Proses penuaan berlangsung dalam tiga tahap
sebagai berikut
1. Tahap subklinik (usia 25-35 tahun)
Pada tahap ini, sebagian besar hormon di dalam tubuh mulai menurun,
yaitu hormon testosteron, growth hormone, dan hormon estrogen.
Kerusakan ini biasanya tidak tampak dari luar, sehingga pada tahap ini
orang merasa dan tampak normal, tidak mengalami gejala dan tanda
penuaan.
2. Tahap Transisi (usia 35-45 tahun)
Selama tahap ini level hormon menurun hingga 25 persen. Massa otot
berkurang sebanyak satu kilogram setiap beberapa tahun, akibatnya
kekuatan dan tenaga terasa hilang, sedangkan komposisi lemak terus
bertambah. Pada tahap ini orang merasa tidak muda lagi dan tampak
lebih tua. Kerusakan akibat radikal bebas mulai merusak ekspresi
genetik, yang dapat menghasilkan penyakit.
3. Tahap klinik (usia lebih dari 45 tahun)
Pada tahap ini, penurunan kadar hormon terus menurun yang meliputi
DHEA (Dehydroepiandrosterone), melatonin, growth hormone,
testosteron, estrogen, dan hormon tiroid. Penurunan bahkan hilangnya
kemampuan penyerapan bahan makanan, vitamin, dan mineral juga
terjadi. Densitas tulang menurun, massa otot berkurang sekitar satu
kilogram setiap tiga tahun, yang mengakibatkan ketidakmampuan
membakar kalori, meningkatnya lemak tubuh, dan berat badan
2.1.7 Pencegahan Penuaan

Berdasarkan fakta diatas maka perlu adanya pemahaman yang benar


proses penuaan sebenarnya masih bias diperlambat sesuai dengan beberapa teori
diatas dan yang memungkinkan ialah mengatur pola hidup dan aktivitas fisik
sebab 64% penyebab kematian disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat. Oleh
karena itu pengaturan pola hidup sehat untuk menunda proses penuaan harus
dilakukan sedini mungkin agar dapat memperpanjang umur masyarakat.

Pengaturan ini akan dapat terlaksana bila masyarakat telah memahami


dengan benar bagaimana proses penuaan terjadi dan berbagai faktor yang
mempengaruhi sehingga mereka mampu melaakukan perubahan pola hidupnya
untuk menunda proses penuaan. Proses Penuaan seringkali dianggap sebagai
suatu proses yang wajar sehingga tidak banyak dilakukan untuk pencegahannya.
2.1.8 Penuaan Pada Kulit
Salah satu masalah dermatologi yang menjadi perhatian masyarakat yakni,
penuaan kulit (skin aging). Hal ini didasari oleh fakta bahwa kulit merupakan
bagian tubuh yang paling sering terpapar oleh faktor-faktor luar dan juga
merupakan bagian tubuh yang pertama kali nampak dari seorang individu saat
berinteraksi dengan orang lain, sehingga terjadinya penuaan kulit terutama pada
wanita akan menurunkan kepercayaan diri dan mempengaruhi kualitas hidupnya.

Proses penuaan kulit adalah proses dinamik. Proses penuaan kulit


menyebabkan perubahan histologis pada lapisan kulit (Sadick, 2009).

Proses penuaan termasuk penuaan kulit disebabkan oleh banyak faktor


(multifaktorial). Berdasarkan penyebabnya, penuaan kulit secara umum dapat
dibagi menjadi dua yakni, penuaan intrinsik atau penuaan kronologis dan penuaan
ekstrinsik atau photoaging.Penuaan kulit yang dialami oleh individu merupakan
kombinasi dari penuaan kulit akibat faktor intrinsik serta faktor ekstrinsik. Sangat
sulit untuk memisahkan penuaan kulit intrinsik dari berbagai faktor eksternal yang
mempengaruhi penuaan kulit.

 Faktor Intrinsik
Penuaan kulit intrinsik merupakan proses penuaan kulit alami
yang terjadi seiring bertambahnya usia yang dimulai pada akhir
dekade ketiga. Proses ini juga merupakan proses yang berjalan lambat
yang akan menyebabkan perubahan pada struktur jaringan kulit. Pada
penuaan kulit intrinsik ini, berbagai mekanisme perubahan terjadi
secara simultan . Pada lapisan epidermis terutama terjadi perubahan
morfologi atau struktur kulit, sedangkan pada lapisan dermis terjadi
perubahan biokimiawi. Perubahan juga terjadi pada organ-organ
adneksa kulit seperti rambut, kelenjar keringat serta kelenjar minyak
.Permukaan kulit yang mengalami penuaan kulit intrinsik akan tampak
lebih pucat, timbul kerutan-kerutan halus (fine wrinkle), lapisan
epidermis dan dermis menjadi atrofi sehingga kulit tampak lebih tipis,
transparan, serta tampak lebih rapuh. Kulit juga menjadi lebih kering
dan terasa gatal.
Penuaan kulit intrinsik juga diikuti dengan menipisnya jaringan
lemak subkutan termasuk facial fat, sehingga akan menyebabkan
gambaran pipi yang cekung dan dalam serta munculnya kantung mata.
Selain faktor usia, faktor intrinsik lain yang berhubungan dengan
penuaan kulit intrinsik, antara lain ras, variasi anatomi kulit pada area-
area tertentu, serta perubahan hormonal.
Proses yang terjadi pada penuaan kulit intrinsik merupakan
kombinasi dari tiga proses, antara lain penurunan kemampuan
proliferasi dari sel-sel kulit, penurunan sintesis matriks ekstraseluler
kulit, serta peningkatan aktivitas enzim yang mendegradasi kolagen di
lapisan dermis. Sel-sel kulit, antara lain keratinosit, fibroblas serta
melanosit mengalami penurunan jumlah populasi seiring dengan
pertambahan usia. Penurunan populasi sel fibroblas menyebabkan
penurunan biosintesis kolagen pada lapisan dermis. Proliferasi sel
fibroblas kulit yang melambat juga akan mempengaruhi produksi
kolagen di lapisan dermis sehingga menyebabkan penuaan kulit dan
memunculkan kerutan (wrinkle). Di samping itu, terdapat pula
peningkatan aktivitas enzim matrix metalloproteinase (MMP) pada
sel-sel fibroblas seiring dengan pertambahan usia yang menyebabkan
peningkatan degradasi kolagen di lapisan dermis. Kejadian penuaan
kulit intrinsik juga dipengaruhi oleh keseimbangan antara produksi
radikal bebas, terutama reactive oxygen species (ROS), efektivitas
sistem penangkal radikal bebas, dan perbaikan tubuh.
 Faktor Ekstrinsik
Selain faktor intrinsik, penuaan kulit juga banyak dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang bersifat eksogen (dari luar). Beberapa faktor
ekstrinsik bekerja bersama-sama dengan faktor intrinsik sehingga
menyebabkan penuaan kulit terjadi lebih dini atau prematur. Faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi antara lain, ekspresi wajah yang berulang,
pengaruh suhu panas, posisi tidur, gaya gravitasi, gaya hidup misal
merokok, polusi, serta paparan sinar matahari terutama sinar UV.
Sebagai contoh, gaya gravitasi menyebabkan ujung cuping hidung
menjadi turun, cuping telinga memanjang, kelopak mata turun, bibir atas
menjadi hilang, serta bibir bawah semakin tampak nyata. Selain itu, efek
utama dari paparan radiasi sinar UV baik akut maupun kronis, yaitu
kerusakan DNA, inflamasi atau peradangan serta imunosupresi.
Penuaan kulit ekstrinsik terutama dipengaruhi oleh sinar ultraviolet
(UV) dan disebut juga sebagai photoaging. Individu yang memiliki
riwayat paparan sinar matahari yang intensif, tinggal di daerah yang secara
geografis sering terpapar sinar matahari serta memiliki kulit berwarna
cerah memiliki risiko paparan radiasi sinar UV yang lebih tinggi sehingga
lebih rentan mengalami photoaging.
Area kulit yang terbuka lebih rentan terpapar oleh sinar UV,
seperti wajah, leher, dada bagian atas, tangan serta lengan bagian bawah
dan merupakan area predileksi terjadinya photoaging, berbeda dengan
penuaan kulit intrinsik, yang lebih mudah ditemukan pada area-area kulit
yang tertutup, seperti area gluteal.

2.1.9 Perubahan Fungsi Organ Pada Lansia

1. Perubahan-perubahan sel
a. Sel lebih sedikit jumlahnya dan lebih besar ukurannya.
b. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.
c. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
d. Jumlah sel otak menurun.
e. Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
f. Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.
2. Sistem persarafan
a. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap
harinya).
b. Lambat dalam respons dan waktu untuk bereaksi, khususnya terhadap stres.
c. Mengecilnya saraf pancaindra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,
mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu
rendah.
d. Kurang sensitif terhadap sentuhan.
3. Sistem pendengaran
a. Presbikusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya)
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada- nada
yang tinggi.
b. Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
c. Terjadi pengumpulan serumen yang mengeras akibat tuli.
4. Sistem penglihatan
a. Kekeruhan pada lensa menjadi katarak.
b. Susah melihat dalam cahaya gelap.
5. Sistem kardiovaskuler
a. Elastisitas dinding aorta menurun.
b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
c. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh
darah perifer.
6. Sistem pengaturan suhu tubuh
a. Hipotermia akibat metabolisme menurun.
b. Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas.
7. Sistem respirasi
a. Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
b. Menurunnya aktivitas dari silia pada bronkus.
c. Kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun.
d. Alveoli ukurannya melebar dan jumlahnya berkurang.
e. Kemampuan batuk berkurang.
8. Sistem gastrointestinal
a. Gigi tanggal.
b. Indera pengecap menurun.
c. Sensitifitas lapar menurun.
d. Peristaltik lemah dan timbul konstipasi.
9. Sistem reproduksi
a. Menciutnya ovari dan uterus.
b. Atrofi payudara.
c. Produksi spermatosoa menurun.
d. Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun.
e. Selaput lendir vagina berkurang.
10. Sistem urinaria
a. Nefron ginjal atrofi. Akibatnya berat jenis urine menurun dan proten uria.
b. Otot Vesika urinaria melemah sehingga mudah terjadi retensi urine.
c. Pembesaran prostat.
d. Atrofi vulva.
11. Sistem endokrin
a. Produksi semua hormon menurun.
b. Basal Metabolisme Rate menurun.
12. Sistem integument
a. Kulit mengerut, kasar dan bersisik akibat kehilangan jaringan lemak.
b. Mekanisme proteksi kulit menurun.
c. Kulit dan rambut kepala menipis.
d. Kelenjar keringat berkurang jumlahnya.
13. Sistem musculoskeletal
a. Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh.
b. Kifosis.
c. Persendian membesar dan menjadi pendek.
d. Tendon mengerut dan mengalami skelrosis.

2.1.10 Contoh Penyakit Akibat Penuaan

 Hipertensi
Makin meningkatnya harapan hidup makin kompleks penyakit yang diderita
oleh orang lanjut usia, termasuk lebih sering terserang hipertensi.
Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik
terisolasi (HST), dan pada umumnya merupakan hipertensi primer. Adanya
hipertensi, baik HST maupun kombinasi sistolik dan diastolik merupakan
faktor risiko morbiditas dan mortalitas untuk orang lanjut usia.
Definisi hipertensi tidak berubah sesuai dengan umur: tekanan darah sistolik
(TDS) > 140 mmHg dan/ atau tekanan darah diastolik (TDD) > 90 mmHg. The
joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
treatment of High Bloodpressure (JNC VI) dan WHO/lnternational Society of
Hypertension guidelines subcommittees setuju bahwa TDS & keduanya
digunakan untuk klasifikasi hipertensi.
Baik TDS maupun TDD meningkat sesuai dengan meningkatnya umur.
TDS meningkat secara progresif sampai umur 70-80 tahun, sedangkan TDD
meningkat samapi umur 50-60 tahun dan kemudian cenderung menetap
atau sedikit menurun. Kombinasi perubahan ini sangat mungkin
mencerminkan adanya pengakuan pembuluh darah`dan penurunan
kelenturan (compliance) arteri dan ini mengakibatkan peningkatan tekanan
nadi sesuai dengan umur.
Seperti diketahui, takanan nadi merupakan predictok terbaik dari
adanya perubahan struktural di dalam arteri. Mekanisme pasti hipertensi
pada lanjut usia belum sepenuhnya jelas. Efek utama dari ketuaan normal
terhadap sistem kardiovaskuler meliputi perubahan aorta dan pembuluh
darah sistemik. Penebalan dinding aorta dan pembuluh darah besar
meningkat dan elastisitas pembuluh darah menurun sesuai umur.
Perubahan ini menyebabkan penurunan compliance aorta dan pembuluh
darah besar dan mengakibatkan peningkatan TDS. Penurunan elastisitas
pembuluh darah menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer.
Sensitivitas baroreseptor juga berubah dengan umur.
Perubahan mekanisme refleks baroreseptor mungkin dapat
menerangkan adanya variabilitas tekanan darah yang terlihat pada
pemantauan terus menerus. Penurunan sensitivitas baroreseptor juga
menyebabkan kegagalan refleks postural, yang mengakibatkan hipertensi
pada lanjut usia sering terjadi hipotensi ortostatik.
Perubahan keseimbangan antara vasodilatasi adrenergik- dan
vasokonstriksi adrenergik-α akan menyebabkan kecenderungan
vasokontriksi dan selanjutnya mengakibatkan pcningkatan resistensi
pembuluh darah perifer dan tekanan darah.
Resistensi Na akibat peningkatan asupan dan penurunan sekresi juga
berperan dalam terjadinya hipertensi. Walaupun ditemukan penurunan
renin plasma dan respons renin terhadap asupan garam, sistem renin-
angiotensin tidak mempunyai peranan utama pada hipertensi pada lanjut
usia.
Perubahanperubahan di atas bertanggung jawab terhadap penurunan
curah jantung (cardiac output), penurunan denyut jantung, penurunan
kontraktilitas miokard, hipertrofi ventrikcl kiri, dan disfungsi diastolik. Ini
menyebabkan penurunan fungsi ginjal dengan penurunan perfusi ginjal dan
laju filtrasi glomerulus.

Anda mungkin juga menyukai