Anda di halaman 1dari 4

1.

Titik Impas (Break Even Point) merupakan informasi yang dapat digunakan oleh
manajemen untuk memperoleh gambaran batas bawah pendapatan yang harus dicapai
dalam tahun-tahun anggaran yang akan datang, agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.

Contoh soal :
PT Makmur baru saja memproduksi produk X dan akan dijual ke pasar dengan data-data
dari perusahaan tersebut adalah seperti berikut :

Produksi (penjualan produk) = 200.000 unit


Biaya Variabel = Rp 300.000.000
Biaya Tetap = Rp 85.000.000
Harga Per Unit = Rp 2.500

Penyelesaian :

Biaya Tetap
Titik Impas (unit) =
1 Biaya Variabel
- Hasil penjualan

Rp85.000.000
Titik Impas (unit) =
1 Rp300.000.000
- Rp 2.500/unit x 200.000

Titik Impas (unit) = (Rp 85.000.000)/[1-(Rp 300.000.000/Rp 500.000.000])


Titik Impas (Unit) = Rp 85.000.000/(1-0,6)
Titik Impas (Unit) = Rp 212.500.000
Titik Impas (Unit) = Rp 212.500.000/Rp 2.500
Titik Impas (Unit) = 85.000 Unit

2. Margin Of Safety merupakan alat yang dapat memberikan informasi tentang berapa
besar volume penjualan yang dianggarkan atau hasil penjualan tertentu boleh turun agar
perusahaan tidak menderita kerugian. Angka margin of safety akan memberikan petunjuk
mengenai jumlah maksimum penurunan volume penjualan yang direncanakan atau
dianggarkan sekaligus tidak mengakibatkan kerugian.
Contoh soal :
Diketahui bahwa PT Makmur merencanakan penjualan produk X pada tahun 2010 adalah
sebanyak 200.000 unit. Jika harga jual per unit adalah Rp 2.500 dan BEP-nya adalah
85.000 unit, berapakah margin of safety-nya ?

Penyelesaian :

Penjualan harapan - Penjualan titik impas


Margin Of Safety= X100%
Penjualan harapan

Anggaran penjualan (200.000 unit xRp 2.500) = Rp 500.000.000


Penjualan BEP (85.000 x Rp 2.500) = Rp 212.500.000 -
Margin of safety = Rp 287.500.000
Atau 57,5% (Rp 287.500.000/Rp 500.000.000 x 100%)

Artinya, realisasi penjualan di pertahankan jangan sampai turun lebih dari 57,5%.
Apabila realisasi penjualan turun lebih dari 57,5%, maka perusahaan akan menderita
kerugian, sedangkan bila penurunan penjualan hingga 57,5% dari yang dianggarkan maka
perusahaan dalam kondisi Break even point.

3. Titik Penutupan Usaha (Shut Down Point) merupakan suatu titik pada break even
chart yang menunjukan bahwa besarnya total penjualan yang diperoleh perusahaan
adalah sama besarnya dengan total biaya tunai yang dikeluarkan perusahaan. Dalam
keadaan demikian perusahaan yang bersangkutan tidak lagi memperoleh kelebihan
penerimaan kas, sehingga tidak mungkin untuk melanjutkan kegiatan operasinya.

Contoh soal :
PT Makmur menjual produknya dengan harga Rp 2.500 per unit dengan biaya variable
Rp 300.000.000 dan biaya tetap sebesar Rp 85.000.000 dimana biaya tetap ini 60%nya
merupakan biaya tetap tunai. Dari data tersebut maka hitunglah shut down point-nya.

Penyelesaian :

Biaya Tetap Tunai


Shut Down Point= X100%
Rasio Kontribusi Margin

60% x Rp 85.000.000
Shut Down Point=
1 Rp 300.000.000
- Rp 500.000.000
51.000.000
Shut Down Point =
0,4

Shut Down Point = Rp 127.500.000

4. Degree Of Operating Leverage memberikan ukuran dampak perubahan pendapatan


penjualan terhadap laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
Leverage operasi adalah pengaruh biaya tetap operasional terhadap kemampuan
perusahaan untuk biaya tersebut. dengan kata lain pengaruh perubahan volume penjualan
terhadap laba sebelumnya bunga dan pajak.

Contoh soal :
PT Makmur memperkirakan penjualan akan mencapai 200.000 unit pada tahun depan.
Harga jual produk tersebut adalah Rp 2.500/unit. Biaya tetap setahun sebesar Rp
75.000.000, sedangkan biaya variabelnya per unit (diperkirakan konstan) sebesar Rp
2.000.

Penyelesaian :

Q(P - V)
DOL =
Q(P - V) - FC

200.000(Rp 2.500 - Rp 2.000)


DOL =
200.000(Rp 2.500 - Rp 2.000) -Rp 75.000.000

Rp100.000.000
DOL =
Rp25.000.000

DOL = 4

Anda mungkin juga menyukai