Anda di halaman 1dari 5

SIKLUS ETRUS

Siklus estrus adalah siklus reproduksi yang terdapat pada hewan mamalia betina dewasa bukan
primata. Pada saat estrus hewan betina akan reseptif terhadap hewan jantan, dan kopulasinya
kemungkinan besar akan fertile. 
Dari satu estrus ke estrus berikutnya disebut satu siklus estrus. Panjang  siklus estrus pada tikus
dan mencit 4-5 hari. Siklus estrus pada mencit dibagi dalam beberapa tahap yaitu, proestrus,
estrus, metestrus dan diestrus. 
Siklus estrus pada mencit terdiri dari 4 fase utama, yaitu proestrus, estrus, metestrus dan diestrus.
Siklus ini dapat dengan mudah diamati dengan melihat perubahan sel-sel penyusun lapisan epitel
vagina yang dapat dideteksi dengan metode apusan vagina pewarnaan metylen blue.  Pada setiap
siklus yang terjadi pada tubuh mencit, terjadi perubahan –perubahan prilaku yag dipengaruhi
oleh hormon yang berpengaruh di dalam tubuhnya.
Siklus ini berdasarkan perubahan berkala pada ovarium, yang terdiri dari 2 fase, yaitu folikel dan
lutein. Fase folikel merupakan fase pembentukan folikel sampai masak, sedangkan fase lutein
adalah fase setelah ovulasi sampai ulangan berikutnya dimulai (Yatim, 1994).
 Fase proestrus merupakan periode persiapan yang ditandai dengan pemacuan
pertumbuhan folikel oleh FSH sehingga folikel tumbuh dengan cepat. Proestrus
berlangsung selama 2-3 hari. Pada fase ini kandungan air pada uterus meningkat dan
mengandung banyak pembuluh darah dan kelenjar- kelenjar endometrial mengalami
hipertrofi. Ciri: terdapat sel epitel biasa
Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikel de Graaf. Pada apusan vagina
akan terlihat sel –sel epitel yang berinti yang telah mulai kehilangan inti (cornified) dan
tidak ada lagi leukosit. Sel –sel cornified ini terbentuk akibat adanya pembelahan sel
epitel berinti secara mitosis dengan sangat cepat sehingga inti pada sel yang baru belum
terbentuk sempurna bahkan belum terbentuk inti. 
Fase proestrus ditandai dengan sel epitel yang berbentuk oval, berwarna biru dengan inti
sel berwarna merah muda pada hasil apus vagina. Hasil apus vagina pada fase estrus
ditandai dengan sel-sel epitel yang mengalami penandukan (kornifikasi), tanpa inti dan
terwarna pucat. Fase metestrus ditandai dengan hasil apus vagina berupa sel epitel
terkornifikasi dan keberadaan leukosit. Hasil apus vagina fase diestrus menunjukkan sel
epitel berinti, leukosit serta adanya lendir.(Sitasiwi,2008).
 Fase estrus adalah masa keinginan kawin yang ditandai dengan keadaaan tikus tidak
tenang, keluar lender dari dalam vulva, pada fase ini pertumbuhan folikel meningkat
dengan cepat, uterus mengalami vaskularisasi dengan maksimal, ovulasi terjadi dengan
cepat, dan sel-sel epitelnya mengalami akhir perkembangan/terjadi dengan cepat. Ciri:
terdapat sel menanduk (cornified).
Mencit yang mengalami fase estrus, pada preparat apusan vaginanya terlihat ada banyak
sel –sel epitel yang mengalami kornifikasi (sel epitel menanduk). Pada tahap estrus,
vagina mencit akan bengkak dan berwarna merah.  Tahap estrus pada mencit terjadi dua
tahap yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang, sel –sel epitel sudah tidak
berinti, dan ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran uterus maksimal, tahap ini terjadi
selama 12 jam. Tahap estrus akhir dimana terjadi ovulasi yang hanya berlangsung selama
18 jam. Jika pada tahap estrus tidak terjadi kopulasi maka tahap tersebut akan berpindah
pada tahap metestrus (Sagi, 1990).

 Fase metaestrus ditandai dengan terhentinya birahi, ovulasi terjadi dengan pecahnya
folikel, rongga folikel secara berangsur-ansur mengecil dan pengeluaran lender terhenti.
Selain itu terjadi penurunan pada ukuran dan vaskularitas. Ciri : terdapat banyak sel epitel
menanduk dan lekosit, kemudian juga sel epitel biasa.
Fase metestrus ditandai dengan adanya sel –sel leukosit dan sedikit sel epitel menanduk
pada preparat. Pada tahap metestrus ini, birahi pada mencit mulai berhenti, aktifitasnya
mulai tenang, dan mencit betina sudah tidak reseptif pada jantan.  Ukuran uterus pada
tahap ini adalah ukuran paling kecil karena uterus menciut. Pada ovarium yang korpus
luteum dibentuk secara aktif, terdapat sel –sel leukosit yang berfungsi menghancurkan
dan memakan sel telur tersebut. Fase ini terjadi selama 6 jam (Yatim, 1994).

 Fase diestrus adalah periode terakhir dari estrus, pada fase ini corpus luteum berkembang
dengan sempurna dan efek yang dihasilkan dari progesteron (hormon yang dihasilkandari
corpus luteum) tampak dengan jelas pada dinding uterus serta folikel-folikel kecil dengan
corpo ralutea pada vagina lebih besar dari ovulasi sebelumnya. Ciri : terdapat sel epitel
biasa dan banyak lekosit
Fase diestrus terjadi selama 2-2,5 hari dimana pada tahap ini terbentuk folikel –folikel
primer yang belum tumbuh dan beberapa mengalami pertumbuhan awal. Fase ini disebut
pula fase istirahat karena mencit betina sama sekali tidak tertarik pada mencit jantan.
Pada apusan vagina akan terlihat banyak sel epitel berinti dan sel leukosit. Pada uterus
terdapat banyak mukus, kelenjar menciut dan tidak aktif, ukuran uterus kecil, dan
terdapat banyak lendir (Yatim, 1994).

SIKLUS ESTRUS

 Proestrus: Pada fase ini dapat dikarakterisasi sebagai datangnya masa birahi hewan,
yang berlangsung selama 12 jam. Pada fase ini terjadi pertumbuhan folikel secara cepat
yang diawali regresi korpus luteum serta sekresi yang rendah dari hormon estrogen dan
progesteron. Aktivitas hormon estrogen menyebabkan proliferasi sel-sel epitel vagina,
yang selanjutnya akan terjadi multiplikasi sel epitel tersebut dengan berbagai ukuran dan
bentuk (bulat atau poligonal). Disamping itu, di fase ini inti sel tampak jelas.

 Estrus: Pada fase ini, hewan sudah memasuki pereode reseptif terhadap hewan jantan
dan membiarkan untuk dikawini. Fase estrus berlangsung dalam waktu yang bervariasi
pada disetiap jenis hewan. Pada sapi, fase estrus berlangsung selama 12-18 jam, domba
selama 24-36 jam, babi 40-72 jam, dan kuda selama 4-8 hari. Fase estrus ditandai dengan
adanya perkembangan folikel serta banyak-nya sekresi hormon estrogen. Sebaliknya
sedikit sekresi hormon progesteron. Selain itu terjadi degenerasi sel epitel superfisial
dengan ciri-ciri: bentuk poligonal, seringkali inti piknotik atau tanpa inti (kornifikasi),
yang selanjutnya akan terjadi pembentukan folikel baru untuk persiapan pasca terjadinya
ovulasi. Fase estrus diakhiri dengan terjadinya ovulasi atau pembentukan ovum pada
ovarium.

 Metestrus: Fase ini terjadi segera setelah masa ovulasi, yakni setelah masa estrus
pasca pembentukan korpus luteum dan sekresi progesteron. Selama akhir fase estrus dan
proestrus, kadar hormon estrogen tingi sehingga meningkatkan vaskularisasi
endometrium. Vaskularisasi tersebut mencapai puncak setelah kurang lebih satu hari
setelah masa akhir estrus. Menurunnya kadar hormon estrogen menyebabkan kerusakan
kapiler sehingga mengakibatkan hilangnya sedikit darah. Fase metestrus berlangsung
kurang lebih selama 15 jam. Pada pengamatan secara mikroskopis, preparat apus vagina
tampak dijumpai banyak leukosit polimorfonuklear bersama dengan sedikit sel-sel
superfisial. 

 Diestrus: Fase ini merupakan fase akhir siklus estrus, yang ditandai dengan korpus
luteum telah berkembang dengan sempurna. Pengaruh yang dihasilkan dari
sekresi progesteron selain korpus luteum tampak dengan jelas pada dinding uterus,
folikel-folikel kecil dengan corpo ralutea juga tampak pada lebih besar dari ovulasi
sebelumnya. Pada pengamatan secara mikroskopis, mukosa vagina tipis dan preparat
apus vagina tampak sel-sel parabasal yang berbentuk bulat dengan inti yang lebih besar
dan leukosit dalam jumlah yang banyak.

1. Siklus etrus diikut oleh perubahan morfologi vagina, uterus dan ovrium. Perubahan
struktur epitel penyusun dinding vagina merupakan hasil regulasi hormone reproduksi
yang terjadi selama satu siklus estrus, terutama hormon estrogen.
- Proetrus: folikel de Graff di ovarium sedang tumbuh, Corpus luteum dari periode
sebelumnya mengalami vakuolisasi degenerasi dan pengecilan secara cepat. Banyak
terjadi sekresi mukus yang tebal dan berlendir dari sel-sel goblet vagina bagian anterior,
dan kelenjar-kelenjar uterus.
- Etrus: Folikel de Graff di ovarium menjadi matang dan membesar, terjadi ovulasi.
Mukosa vagina sangat menebal, sekerinya bertambah, Uterus mencaai ketegangan
maksimal. sel-sel epithel vagina mengalami kornifikasi sebagai akibat dari kadar estrogen
yang tinggi., epitel yang berkornifikasi dilepas.
- Meteetrus: Dalam ovarium terdapat korpus luteum dan folikel-folikel kecil, ketegangan
dan vaskularisasi uterus menurun,sehingga ditemukan sel leukosit terkornifikasi pada
vagina karena terjadi migrasi leukosit ke dalam lapisan kornifikasi.
- Dietrus :Korpus luteum mengalami regresi, uterus mengecil, anemic dan kontraksinya
snagat lemah. Lapisan mukosa vagina menipis dan terjadi migrasi leukosit ke arah
permukaan Nur,Fakhruddin. 2002. Hambatan Siklus Etrus Mencit (Mus musculus)
Setelah Pemberian Perasan Biji Pepaya (Carica papaya). Semarang: Undip.

Yatim, W., 1994, Reproduksi dan Embryologi Untuk mahasiswa Biologi dan Kedokteran,
Penerbit TARSITO, Bandung.

PENGARUH EKSTRAK SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.) TERHADAP SIKLUS


ESTRUS MENCIT (Mus musculus L. Swiss Webster) Nadayatul Khaira Huda1, Ramadhan
Sumarmin 2* , Yuni AhdaEksakta Vol. 18 No. 2, Oktober 2017

WICAKSONO1 AJI WAHYU, I GUSTI NGURAH BAGUS TRILAKSANA2 , DESAK


NYOMAN DEWI INDIRA LAKSMI Pemberian Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum)
Terhadap Lama Siklus Estrus Pada Mencit 3Indonesia Medicus Veterinus 2013 2(4) : 369 – 374

Lestari. Tita Damayanti  2019. Ilmu Reproduksi Ternak.Airlangga University Press.

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Semirata 2013 FMIPA Unila |371
HISTOLOGI ULAS VAGINA dan WAKTU SIKLUS ESTRUS MASA SUBUR MENCIT
BETINA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI Drs. Hendri
Busman, M.Biomed Jurusan Biologi FMIPA UNILA

Anda mungkin juga menyukai