PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infekasi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada
anak.Insiden menurut kelompok umur Balita diperkirakan 0.29 episode per anak/tahun
di negara berkembang dan 0,05 episode per anak/tahun di negara maju.Episode batuk
–pilek pada Balita di indonesia diperkirakan 2-3 kali per tahun.Ispa merupakan salah
satu penyebab utama kunjungan pasien di Puskesmas (40%-60%) dan rumah sakit
(15%-30%).Pneumonia adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak
dibanding dengan gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak.Faktor resiko
pneumonia adalah kurangnya pemberian ASI eksklusi, gizi buruk, polusi udara dalam
ruangan,BBLR,kepatan penduduk dan kurangnya imunisasi campak.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena pneumonia bersama lintas
program dan sector terkait
2. Tujuan Khusus
- Tercapainya cakupan penemuan pneumonia balita
- Menurunkan angka kematian pneumonia Balita
- Terjalinnya kerjasama /kemitraan dengan unit program yang kompeten dalam
pengendalian faktor resiko ISPA khususnya Pneumonia.
-
C. Sasaran pedoman
1. Pengendalian pneumonia balita
- Balita (<5 tahun)
2. Pengendalian ISPA umur > 5 tahun
- Kelompok umur > 5 tahun di fasilitas pelayanan kesehatan
3. Faktor resiko ISPA
- Lintas program dan lintas sektor
- Masyakat
D. Ruang Lingkup
a. Penderita Pneumonia Balita
b. ISPA umur >5 tahun
c. Faktor resiko ISPA
E . BATASAN OPERASIONAL
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan agar mencapai tujuan yang berhasil
dan berdaya guna, maka perlu ditetapkan kebijakan operasional dan strategi sebagai
berikut :
1. Kebijakan Operasional
Upaya kesehatan tentang ispa (pnemonia) diselenggarakan :
a. Sesuai standar operasional prosedur yang berlaku.
b. Secara menyeluruh dengan mengutamakan pendekatan promotif, preventif,
tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
c. Berdasarkan kemitraan melalui jejaring kerja sama dengan lintas program, lintas
sector.
d. Dengan memberdayakan masyarakat baik perorangan, keluarga dan kelompok.
2. Strategi
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dan non
kesehatan di bidang kesehatan tentang ispa (pnemonia)
b. Advokasi dan sosialisasi pada pembuat kebijakan dan pemegang program
terkait.
c. Menyebarluaskan informasi tentang ispa (pnemonia)
d. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan yang berlaku.
e. Memanfaatkan forum koordinasi yang ada sebagai wadah pembinaan upaya
kesehatan olah raga.
f. Menghimpun potensi / sumber daya masyarakat dalam pelaksanaan upaya
kesehatan tentang ispa (pnemonia)
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Setiap puskesmas wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan P2 ispa.
Pendistibusian ketenagaan diatur oleh dinas kesehatan Kota Tangerang sesuai dengan
kebutuhan puskesmas selanjutnya diatur penempatan dan tugasnya serta dikukuhkan
dengan surat keputusan dan surat tugas dari kepala puskesmas
C. Jadwal Kegiatan
Pelayanan P2 ispa dilaksanakan setiap hari kerja,baik tatalakana ispa, penemuan
kasus baru, pemantauan care seeking di rumah penderita ispa (pnemonia)
STANDAR FASILITAS
A. Ruang MTBS
Ruang MTBS meliputi ruang untuk pemeriksaan deteksi ISPA/Penderita
Pneumonia Balita
B. Ruang Pemeriksaan Umum
Ruang untuk pemeriksaan deteksi ISPA/Penderita Pneumonia > 5 tahun.
C. Standar Fasilitas
Sebuah meja yang dilengkapi dengan buku register pencatatan ispa,timer,
stetoskop, pengukur suhu.
Kamar periksa yang dilengkapi dengan sarana penyuluhan penyakit ispa
(pnemonia) atau kamar periksa yang sudah ada
Logistik : obat paracetamol,gliseril guaiacolat,clorfeniramina maleat, anti biotik
Amoxicillin..
BAB IV
A. Lingkup Kegiatan
Untuk terselenggaranya upaya penyelenggaraan program ispa (pnemonia) di
Puskesmas perlu ditunjang dengan manajemen yang baik. Manajemen ispa (pnemonia)
di Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk
menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien di bidang kesehatan .
1. Perencanaan;
2. Pelaksanaan dan Pengendalian;
3. Pengawasan dan pertanggungjawaban.
Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan
berkesinambungan
B. Metode
Penyelenggaraan program ispa (pnemonia) di puskesmas, dilaksanakan secara
bertahap sesuai dengan sumber daya yang dimiliki oleh puskesmas. Metode yang di
tetapkan adalah :
a. Pembinaan peran serta masyarakat
Pembinaan pada masyarakat dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kepedulian masyarakat menjalin kemitraan dalam penanggulangan penderita ispa
( pnemonia).
b. Pemberdayaan masyarakat
Dalam pembinaan peran serta masyarakat maka peran kader sangat penting
dalam pelaksanaan kegiatan program ispa (pnemonia)
c. Promosi program ispa ( pnemonia)
Yaitu pemberian informasi kepada masyarakat tentang :
1. Masalah ispa(pnemonia)
2. Bahaya dan pencegahan ispa ( pnemonia)
d. Bina suasana
Yaitu upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong individu,
anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku dalam pengendalian penyakit
ispa (pnemonia).
C. Langkah Kegiatan
1. Persiapan ( P1 )
a. Pertemuan lintas program
b. Pertemuan lintas sektor
2. Pelaksanaan ( P2 )
1. Penemuan kasus dini ispa (pnemonia)
2. Penatalaksanaan kasus ispa (pnemonia)
3. Perawatan tindak lanjut di rumah
4. Promosi kesehatan P2 ispa ( pnemonia)
3. Penilaian/ Evaluasi
1. Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan sesuai dengan jadual yang sudah
tersusun.
2. Menyusun laporan hasil kegiatan P2 ispa ( pnemonia)
BAB V
LOGISTIK
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
8
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi petugas puskesmas dan lintas program/lintas
sector terkait dalam pelaksanaan pelayanan ispa (pnemonia) dipuskesmas.
Keberhasilan pelayanan ispa (pnemonia) tergantung pada komitmen yang kuat dari
semua pihak sehingga terwujud kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik,
kimia, biologi, maupun social guna mencegah penyakit dan atau gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh factor risiko lingkungan.
Demikian Pedoman pelayanan kegiatan P2 ispa, diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang kegiatan P2 ispa yang telah dilaksanakan oleh UPT Puskesmas
Watubelah, dan untuk tercapainya kegiatan P2 ispa yang lebih baik, diperlukan adanya
kerjasama, keterpaduan, dukungan baik lintas program, lintas sektor serta masyarakat
untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan profesional.
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Pabuaran Tumpeng, Penanggung jawab program, ISPA
Dr.Sakuncoro dr.Darsono
NIP. 197107272002121007 NIP. 19790115 20080 1 004
9
10
11