(mean), modus, median dan distribusi frekuensi beserta histogramnya. Data yang
1. Tingkat Kualitas Hard skill Siswa, Antara Kelas Reguler Dengan Kelas
Binaan Industri.
Data hard skill ini merupakan data skunder yang digunakan sebagai data
pendukung. Data ini diperoleh dari hasil nilai UKK (Uji Kompetensi Keahlian)
peserta didik 3 tahun terakhir, yaitu tahun ajaran 2016/2017, 2017/2018 dan
2018/2019.
Hasil UKK (Uji Kompetensi Keahlian) kelas 12 Teknik dan Bisnis Sepeda
Motor tahun ajaran 2016-2017 dengan rata-rata keseluruhan (86,40) dan dengan
67
Tabel 8 Hasil nilai rata-rata UKK kelas reguler TBSM tahun ajaran 16-17
No Kompetensi Rata-rata
1 Tune-Up Sepeda Motor 85,76
2 Kelistrikan Sepeda Motor 86,13
3 EFI Sepeda Motor 88,34
4 Chasis Sepeda Motor 86,59
Total Rata-rata 86,40
Pada tabel diatas data nilai rata-rata perkompetensi UKK tahun ajaran
Kelistrikan Sepeda Motor 86,13, EFI Sepeda Motor 88,34 dan Chasis Sepeda
Motor 86,59.
Hasil UKK (Uji Kompetensi Keahlian) kelas 12 Teknik dan Bisnis Sepeda
Motor tahun ajaran 2017-2018 dengan rata-rata keseluruhan (85,67) dan dengan
Tabel 9 Hasil nilai rata-rata UKK kelas reguler TBSM tahun ajaran 17-18
No Kompetensi Nilai Rata-rata
1 Tune-Up Sepeda Motor 86,04
2 Kelistrikan Sepeda Motor 85,50
3 EFI Sepeda Motor 84,53
4 Chasis Sepeda Motor 86,77
Total Rata-rata 85,67
Pada tabel diatas data nilai rata-rata perkompetensi UKK tahun ajaran
Kelistrikan Sepeda Motor 85,50, EFI Sepeda Motor 84,53 dan Chasis Sepeda
Motor 86,77.
Hasil UKK (Uji Kompetensi Keahlian) kelas 12 Teknik dan Bisnis Sepeda
Motor tahun ajaran 2018-2019 dengan rata-rata keseluruhan (87,04) dan dengan
68
Tabel 10 Hasil nilai rata-rata UKK kelas reguler TBSM tahun ajaran 18-19
Pada tabel diatas data nilai rata-rata perkompetensi UKK tahun ajaran
Kelistrikan Sepeda Motor 86,21, EFI Sepeda Motor 88,41 dan Chasis Sepeda
Motor 86,63.
Hasil UKK (Uji Kompetensi Keahlian) kelas 12 Teknik dan Bisnis Sepeda
Motor binaan AHAS (kelas binaan industri) tahun ajaran 2016-2017 dengan rata-
berikut:
Pada tabel diatas data nilai rata-rata perkompetensi UKK kelas binaan
industri tahun ajaran 2016-2017 yaitu nilai rata-rata kompetensi Tune-Up Sepeda
Motor 87,03, Kelistrikan Sepeda Motor 86,91, EFI Sepeda Motor 90,18 dan Chasis
69
2) Kelas Binaan Industri Tahun ajaran 2017-2018
Hasil UKK (Uji Kompetensi Keahlian) kelas 12 Teknik dan Bisnis Sepeda
Motor binaan AHAS (kelas binaan industri) tahun ajaran 2017-2018 dengan rata-
berikut:
Pada tabel diatas data nilai rata-rata perkompetensi UKK kelas binaan
industri tahun ajaran 2017-2018 yaitu nilai rata-rata kompetensi Tune-Up Sepeda
Motor 89,57, Kelistrikan Sepeda Motor 88,12, EFI Sepeda Motor 90,66 dan Chasis
Hasil UKK (Uji Kompetensi Keahlian) kelas 12 Teknik dan Bisnis Sepeda
Motor binaan AHAS (kelas binaan industri) tahun ajaran 2018-2019 dengan rata-
berikut:
70
Pada tabel diatas data nilai rata-rata perkompetensi UKK kelas binaan
industri tahun ajaran 2017-2018 yaitu nilai rata-rata kompetensi Tune-Up Sepeda
Motor 90,54, Kelistrikan Sepeda Motor 88,17, EFI Sepeda Motor 91,40 dan Chasis
Data tabel diatas bahwa hasil dari nilai UKK (Uji Kompetensi Keahlian)
peserta didik 3 tahun terakhir terdapat hasil nilai yaitu pada kelas reguler 86,40 ;
85,67 dan 87,04 sedangkan pada kelas TBSM binaan industri nilai rata-ratanya
89,09 ; 91,36 dan 90,30. Pada tahun ajaran 2016/2017 nilai rata-rata pada kelas
reguler 86,40 sedangkan pada kelas TBSM binaan industri nilai rata-ratanya 89,09.
Pada tahun ajaran 2016/2017 kelas TBSM binaan industri nilai rata-rata lebih tinggi
Hasil tahun ajaran 2017/2018 nilai rata-rata UKK kelas TBSM reguler
adalah 85,67 sedangkan pada kelas TBSM binaan industri adalah 91,36. Pada tahun
71
2017/2018 nilai rata-rata kelas TBSM reguler mengalami penurunan dari tahun
kemarin dengan selisih penurunan 0,73. Pada kelas TBSM binaan industri justru
mengalami kenaikan dari tahun kemarin degan selisih kenaikan 2,27. Tahun ajaran
2017/2018 kelas TBSM binaan lebih unggul nilai rata-rata UKK daripada kelas
TBSM reguler dengan selisih 5,69. Nilai rata-rata UKK pada tahun ajaran ini
2017/2018 merupakan nilai rata-rata UKK tertinggi kelas TBSM binaan industri 3
tahun terakhir.
Hasil ditahun ini 2018/2019 nilai UKK rata-rata kelas TBSM reguler adalah
87,04 sedangkan di kelas TBSM binaan industri adalah 90,30. Pada tahun
2018/2019 ini nilai rata-rata UKK kelas reguler mengalami kenaikan dari tahun-
tahun sebelumnya dan menjadi nilai tertinggi di 3 tahun terakhir pelaksanaan UKK
dengan selisih 0,64 dengan tahun ajaran 2016/2017 dan selisih 1,37 dengan tahun
ajaran 2017/2018. Nilai rata-rata UKK pada kelas TBSM binaan industri pada tahun
ajaran 2018/2019 mengalami penurunan dengan penurunan sebesar 1,06 dari tahun
ajaran 2017/2018. Pada tahun ajaran 2018/2019 nilai rata-rata UKK kelas TBSM
binaan industri masih lebih tinggi daripada kelas reguler dengan selisih 3,26.
Hasil total nilai rata – rata kompetensi UKK 3 tahun terakhir kelas reguler
86,37 sedangkan kelas binaan industri 90,25. Hasil data nilai 3 tahun terakhir dapat
disimpulkan bahwa nilai rata-rata UKK kelas TBSM binaan industri selalu lebih
unggul atau lebih tinggi daripada kelas TBSM reguler. Selisih tertinggi terjadi pada
tahun ajaran 2017/2018 sedangkan selisih terendah terjadi pada tahun ajaran
2016/2017. Dari 3 tahun terakhir kelas TBSM reguler meraih nilai rata-rata
tertinggi pada tahun ajaran 2018/2019 sedangkan pada kelas TBSM binaan industri
nilai rata-rata tertinggi pada tahun ajaran 2017/2018. Berikut merupakan diagram
72
histogram perbedaan nilai rata-rata UKK pada 3 tahun terakhir pada kelas TBSM
reguler dengan kelas TBSM binaan industri pada SMK Negeri 1 Bendo Magetan.
89
88 87,04
87 86,4
85,67
86
85
84
83
82
2016/2017 2017/2018 2018/2019
Tahun Ajaran
terakhir
perkompetensi bidang Tune-Up sepeda motor pada 3 tahun terakhir yaitu pada
tahun ajaran 2016/2017 sampai dengan tahun ajaran 2018/2019 di SMK Negeri 1
Bendo Magetan. Nilai rata-rata UKK kompetensi Tune-Up Sepeda Motor pada 3
73
tahun terakhir kelas TBSM reguler yaitu 85,76 ; 86,04 dan 87,70 sedangkan nilai
rata-rata UKK kompetensi Tune-Up Sepeda Motor selama 3 tahun terakhir pada
Hasil pada tahun ajaran 2016/2017 pada kelas TBSM reguler nilai rata-rata
kompetensi Tune-Up Sepeda Motor adalah 85,76 sedangkan pada kelas TBSM
binaan industri nilai rata-rata kompetensi Tune-Up Sepeda Motor adalah 87,03.
Pada tahun ajaran 2016/2017 kelas TBSM binaan industri lebih tinggi daripada
Motor pada kelas TBSM reguler adalah 86,04 sedangkan pada kelas TBSM binaan
industri adalah 89,57. Pada tahun ajaran 2017/2018 ini nilai rata-rata kompetensi
Tune-Up Sepeda Motor baik dari kelas TBSM reguler dan kelas TBSM binaan
industri mengalami kenaikan dari tahun ajaran kemarin 2016/2107, yaitu masing-
masing mengalami kenaikan sebesar 0,28 pada kelas TBSM reguler dan 2,54 pada
kelas TBSM binaan industri. Nilai rata-rata UKK kompetensi bidang Tune-Up
Sepeda Motor di tahun ajaran 2017/2018 ini kelas TBSM binaan industri masih
lebih tinggi daripada kelas TBSM reguler dengan selisih nilai yaitu 3,53.
Hasil pada tahun ajaran ke tiga 2018/2019 nilai rata-rata kompetensi Tune-
Up Sepeda Motor pada kelas TBSM reguler adalah 87,70 sedangkan pada kelas
TBSM binaan industri adalah 90,54. Nilai rata-rata UKK kompetensi bidang Tune-
Up Sepeda Motor di tahun ajaran 2018/2019 ini kelas TBSM binaan industri masih
lebih tinggi daripada kelas TBSM reguler dengan selisih nilai yaitu 2,84. Pada tahun
ajaran 2018/2019 ini nilai rata-rata UKK kompetensi Tune-Up Sepeda Motor
74
masing sebesar 1,66 pada kelas TBSM reguler dan 0,97 pada kelas TBSM binaan
industri. Pada tahun ajaran 2018/2019 ini juga adalah merupakan perolehan nilai
rata-rata paling tinggi dalam tiga tahun terakhir baik pada kelas TBSM reguler dan
Hasil total nilai rata – rata kompetensi Tune-Up sepeda motor 3 tahun
terakhir kelas reguler 86,50 sedangkan kelas binaan industri 89,05. Hasil data nilai
3 tahun terakhir dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata UKK kompetensi Tune-
Up Sepeda Motor kelas TBSM binaan industri selalu lebih unggul atau lebih tinggi
daripada kelas TBSM reguler. Selisih tertinggi terjadi pada tahun ajaran 2017/2018
sedangkan selisih terendah terjadi pada tahun ajaran 2016/2017. Berikut merupakan
diagram histogram perbedaan nilai rata-rata UKK pada 3 tahun terakhir kompeteni
bidang tune-up sepeda motor pada kelas TBSM reguler dengan kelas TBSM binaan
90 89,57
89
Nilai Rata-rata
88 87,7
87,03
87
86,04
85,76
86
85
84
83
2016/2017 2017/2018 2018/2019
Tahun Ajaran
75
3) Perbedaan Nilai Kompetensi Bidang Kelistrikan Sepeda Motor 3 tahun
terakhir
perkompetensi bidang Kelistrikan Sepeda Motor pada 3 tahun terakhir yaitu pada
tahun ajaran 2016/2017 sampai dengan tahun ajaran 2018/2019 di SMK Negeri 1
Bendo Magetan. Nilai rata-rata UKK kompetensi Kelistrikan Sepeda Motor pada 3
tahun terakhir kelas TBSM reguler yaitu 86,13 ; 85,50 dan 86,21 sedangkan nilai
rata-rata UKK kompetensi Kelistrikan Sepeda Motor selama 3 tahun terakhir pada
Hasil pada tahun ajaran 2016/2017 pada kelas TBSM reguler nilai rata-rata
kompetensi Kelistrikan Sepeda Motor adalah 86,13 sedangkan pada kelas TBSM
binaan industri nilai rata-rata kompetensi Kelistrikan Sepeda Motor adalah 86,91.
Pada tahun ajaran 2016/2017 kelas TBSM binaan industri lebih tinggi daripada
Motor pada kelas TBSM reguler adalah 85,50 sedangkan pada kelas TBSM binaan
industri adalah 88,12. Pada tahun ajaran 2017/2018 ini nilai rata-rata kompetensi
kelistrikan Sepeda Motor dari kelas TBSM reguler mengalami penurunan dari
76
tahun ajaran sebelumnya 2016/2017 yaitu turun sebesar 0,63 sedangkan nilai rata-
rata UKK kompetensi kelistrikan Sepeda Motor naik sebesar 1,21. Nilai rata-rata
UKK kompetensi bidang kelistrikan Sepeda Motor di tahun ajaran 2017/2018 ini
kelas TBSM binaan industri masih lebih tinggi daripada kelas TBSM reguler
Sepeda Motor pada kelas TBSM reguler adalah 86,21 sedangkan pada kelas TBSM
binaan industri adalah 88,17. Pada tahun ajaran 2018/2019 ini nilai rata-rata UKK
sebelumnya dengan kenaikan nilai masing sebesar 0,71 pada kelas TBSM reguler
dan 0,05 saja pada kelas TBSM binaan industri. Nilai rata-rata UKK kompetensi
bidang kelistrikan Sepeda Motor di tahun ajaran 2018/2019 ini kelas TBSM binaan
industri masih lebih tinggi daripada kelas TBSM reguler dengan selisih nilai yaitu
1,96.
Hasil total nilai rata – rata kompetensi Kelistrikan Sepeda Motor 3 tahun
terakhir kelas reguler 85,94 sedangkan kelas binaan industri 87,80. Hasil data nilai
Kelistrikan Sepeda Motor kelas TBSM binaan industri selalu lebih unggul atau
lebih tinggi daripada kelas TBSM reguler. Selisih tertinggi terjadi pada tahun ajaran
2017/2018 sedangkan selisih terendah terjadi pada tahun ajaran 2016/2017. Berikut
merupakan diagram histogram perbedaan nilai rata-rata UKK pada 3 tahun terakhir
kompeteni bidang kelistrikan sepeda motor pada kelas TBSM reguler dengan kelas
77
Perbedaan Nilai Kompetensi Kelistrikan
Sepeda Motor
88,5 88,12 88,17
88
87,5
86,91
Nilai Rata-rata
87
86,5 86,13 86,21
86
85,5
85,5
85
84,5
84
2016/2017 2017/2018 2018/2019
Tahun Ajaran
perkompetensi bidang EFI sepeda motor pada 3 tahun terakhir yaitu pada tahun
ajaran 2016/2017 sampai dengan tahun ajaran 2018/2019 di SMK Negeri 1 Bendo
Magetan. Nilai rata-rata UKK kompetensi EFI Sepeda Motor pada 3 tahun terakhir
kelas TBSM reguler yaitu 88,34 ; 84,53 dan 88,41 sedangkan nilai rata-rata UKK
78
kompetensi EFI Sepeda Motor selama 3 tahun terakhir pada kelas TBSM binaan
Hasil pada tahun ajaran 2016/2017 pada kelas TBSM reguler nilai rata-rata
kompetensi EFI Sepeda Motor adalah 88,34 sedangkan pada kelas TBSM binaan
industri nilai rata-rata kompetensi EFI Sepeda Motor adalah 90,18. Pada tahun
ajaran 2016/2017 kelas TBSM binaan industri lebih tinggi daripada kelas TBSM
Hasil pada tahun 2017/2018 nilai rata-rata kompetensi EFI Sepeda Motor
pada kelas TBSM reguler adalah 84,53 sedangkan pada kelas TBSM binaan industri
adalah 90,66. Pada tahun ajaran 2017/2018 ini nilai rata-rata kompetensi EFI
Sepeda Motor dari kelas TBSM reguler mengalami penurunan dari tahun ajaran
sebelumnya 2016/2017 yaitu turun sebesar 3,81 sedangkan nilai rata-rata UKK
kompetensi EFI Sepeda Motor kelas TBSM binaan industri naik sebesar 0,48. Nilai
rata-rata UKK kompetensi bidang EFI Sepeda Motor di tahun ajaran 2017/2018 ini
kelas TBSM binaan industri masih lebih tinggi daripada kelas TBSM reguler
Hasil pada tahun ajaran 2018/2019 nilai rata-rata kompetensi EFI Sepeda
Motor pada kelas TBSM reguler adalah 88,41 sedangkan pada kelas TBSM binaan
industri adalah 91,40. Pada tahun ajaran 2018/2019 ini nilai rata-rata UKK
dengan kenaikan nilai masing sebesar 3,88 pada kelas TBSM reguler dan 0,74 pada
kelas TBSM binaan industri. Nilai rata-rata UKK kompetensi bidang kelistrikan
Sepeda Motor di tahun ajaran 2018/2019 ini kelas TBSM binaan industri masih
lebih tinggi daripada kelas TBSM reguler dengan selisih nilai yaitu 2,99. Pada tahun
79
ajaran 2018/2019 ini baik nilai dari kelas TBSM reguler maupun nilai dari kelas
TBSM binaan industri adalah nilai rata-rata tertinggi dari nilai UKK kompetensi
Hasil total nilai rata – rata kompetensi EFI Sepeda Motor 3 tahun terakhir
kelas reguler 87,09 sedangkan kelas binaan industri 90,75. Hasil data nilai 3 tahun
terakhir dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata UKK kompetensi EFI Sepeda
Motor kelas TBSM binaan industri selalu lebih unggul atau lebih tinggi daripada
kelas TBSM reguler. Selisih tertinggi terjadi pada tahun ajaran 2017/2018
sedangkan selisih terendah terjadi pada tahun ajaran 2016/2017. Berikut merupakan
diagram histogram perbedaan nilai rata-rata UKK pada 3 tahun terakhir kompeteni
bidang EFI sepeda motor pada kelas TBSM reguler dengan kelas TBSM binaan
88
86
84,53
84
82
80
2016/2017 2017/2018 2018/2019
Tahun Ajaran
80
5) Perbedaan Nilai Kompetensi Bidang Chasis Sepeda Motor 3 tahun
terakhir
perkompetensi bidang Chasis sepeda motor pada 3 tahun terakhir yaitu pada tahun
ajaran 2016/2017 sampai dengan tahun ajaran 2018/2019 di SMK Negeri 1 Bendo
Magetan. Nilai rata-rata UKK kompetensi Chasis Sepeda Motor pada 3 tahun
terakhir kelas TBSM reguler yaitu 86,59 ; 86,77 dan 86,63 sedangkan nilai rata-rata
UKK kompetensi Chasis Sepeda Motor selama 3 tahun terakhir pada kelas TBSM
Hasil pada tahun ajaran 2016/2017 pada kelas TBSM reguler nilai rata-rata
kompetensi chasis Sepeda Motor adalah 86,59 sedangkan pada kelas TBSM binaan
industri nilai rata-rata kompetensi chasis Sepeda Motor adalah 90,35. Pada tahun
ajaran 2016/2017 kelas TBSM binaan industri lebih tinggi daripada kelas TBSM
Hasil pada tahun 2017/2018 nilai rata-rata kompetensi chasis Sepeda Motor
pada kelas TBSM reguler adalah 86,77 sedangkan pada kelas TBSM binaan industri
adalah 90,94. Pada tahun ajaran 2017/2018 ini nilai rata-rata kompetensi chasis
Sepeda Motor baik dari kelas TBSM reguler dan kelas TBSM binaan industri
81
mengalami kenaikan dari tahun ajaran kemarin 2016/2107, yaitu masing-masing
mengalami kenaikan sebesar 0,18 pada kelas TBSM reguler dan 0,59 pada kelas
TBSM binaan industri. Nilai rata-rata UKK kompetensi bidang chasis Sepeda
Motor di tahun ajaran 2017/2018 ini kelas TBSM binaan industri masih lebih tinggi
daripada kelas TBSM reguler dengan selisih nilai yaitu 4,17. Pada tahun ajaran ini
nilai rata-rata UKK kelas TBSM reguler merupakan nilai rata-rata tertinggi
Hasil pada tahun ajaran 2018/2019 nilai rata-rata kompetensi chasis Sepeda
Motor pada kelas TBSM reguler adalah 86,63 sedangkan pada kelas TBSM binaan
industri adalah 91,07. Pada tahun ajaran 2018/2019 ini nilai rata-rata kompetensi
chasis Sepeda Motor dari kelas TBSM reguler mengalami penurunan dari tahun
ajaran sebelumnya 2017/2018 yaitu turun sebesar 0,14 sedangkan nilai rata-rata
UKK kompetensi chasis Sepeda Motor kelas TBSM binaan industri naik sebesar
0,13. Nilai rata-rata UKK kompetensi bidang chasis Sepeda Motor di tahun ajaran
2018/2019 ini kelas TBSM binaan industri masih lebih tinggi daripada kelas TBSM
reguler dengan selisih nilai yaitu 4,44. Pada tahun ajaran 2018/2019 ini nilai dari
kelas TBSM binaan industri adalah nilai rata-rata tertinggi dari nilai UKK
Hasil total nilai rata – rata kompetensi Chasis Sepeda Motor 3 tahun terakhir
kelas reguler 86,66 sedangkan kelas binaan industri 90,79. Hasil data nilai 3 tahun
terakhir dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata UKK kompetensi chasis Sepeda
Motor kelas TBSM binaan industri selalu lebih unggul atau lebih tinggi daripada
kelas TBSM reguler. Selisih tertinggi terjadi pada tahun ajaran 2018/2019
sedangkan selisih terendah terjadi pada tahun ajaran 2016/2017. Berikut merupakan
82
diagram histogram perbedaan nilai rata-rata UKK pada 3 tahun terakhir kompeteni
bidang chasis sepeda motor pada kelas TBSM reguler dengan kelas TBSM binaan
89
88
86,59 86,77 86,63
87
86
85
84
2016/2017 2017/2018 2018/2019
Tahun Ajaran
6) Nilai rata-rata Tertinggi dan Terendah antara kelas reguler dengan kelas
binaan industri
Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan nilai tertinggi dan nilai terendah
dari keseluruhan hasil nilai rata-rata UKK semua kelas baik kelas reguler dan kelas
binaan industri kompetensi keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor 3 tahun
terakhir dari tahun ajaran 2016/2017 sampai tahun ajaran 2018/2019 adalah nilai
83
tertinggi 91,4 yaitu pada kompetensi EFI sepeda motor di kelas binaan industri
tahun ajaran 2018/2019 dan nilai terendah 84,53 yaitu pada kompetensi EFI sepeda
Terakhir
Tabel 20 Nilai tertinggi dan terendah di kelas Reguler dan Kelas Binaan
Industri
Kelas Binaan
Kategori Kelas Reguler
Industri
Max 88,41 91,40
Min 84,53 86,91
Dari tabel diatas pada kelas reguler 3 tahun terakhir nilai rata-rata UKK
tertinggi adalah 88,41 yaitu kompetesi EFI sepeda motor pada tahun ajaran
2018/2019, sedangkan nilai rata-rata terendah adalah 84,53 yaitu kompetensi EFI
sepeda motor pada tahun ajaran 2017/2018. Pada kelas binaan industri 3 tahun
terakhir nilai rata-rata UKK tertinggi adalah 91,40 yaitu kompetesi EFI sepeda
motor pada tahun ajaran 2018/2019, sedangkan nilai rata-rata terendah adalah 86,91
Dari hasil Uji-T atau Uji Beda diketahui nilai Sig. Levene’s Test for Equality
of Varience adalah sebesar 0,508 > 0,05 maka dapat diartikan bahwa varian data
antara kelas reguler dengan kelas binaan industri adalah homogen atau sama.
diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,07 > 0,05; maka sebagaimana dalam dasar
84
pengambilan keputusan dalam uji independent sample t-test dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata jumlah nilai
rata-rata UKK 3 tahun terakhir hard skill siswa antara kelas reguler dengan kelas
binaan industri.
2. Soft skill
Instrumen soft skill ini disebarkan kepada peserta didik kelas XII
Kompetensi Keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor reguler. Instrumen terdiri
dari 42 butir pernyataan. Pada tabel distribusi frekuensi terdiri dari skor total
responden yang mendapatkan skor total, dan frekuensi relatif bersumber dari
Perhitungan pada tabel yang terdapat di bawah diperoleh skor tertinggi 167 dan
skor terendah adalah 42. Rentang skor pada tabel di bawah adalah 126. Pada
penelitian ini terdapat skor yang sering muncul yaitu 78-96 sebanyak 14 kali atau
sebesar 20,0%. Mean pada penelitian ini adalah 112,54, Median pada penelitian ini
yaitu 113,0 dan standar devisiasi 35,73. Kelas interval pada penelitian melihat dari
skor tertinggi dan terendah di hitung dengan menggunakan rumus kelas interval
yaitu 1 = 1+3,3 log (n) yang menghasilkan 7,1 dibulatkan menjadi 7 dan kelas
interval ini yaitu 18. Berikut skor data pada kelas binaan industri seperti pada tabel
dibawah ini.
85
Tabel 22 Rentang Skor dan Frekuensi Angket pada kelas Reguler
Presentase Komulatif
No Skor Angket Frekuensi
(%)
1 40-58 6 8,6% 8,6
2 59-77 5 7,1% 15,7
3 78-96 14 20,0% 35,7
4 97-115 12 17,1% 52,9
5 116-134 11 15,7% 68,6
6 135-153 10 14,3% 82,9
7 154-172 12 17,1% 100,0
Total 70 100,0 -
Gambar 11 Histogram rentang skor dan frekuensi angket pada kelas Reguler
86
Gambar 12 Histogram Interval Skor angket pada kelas Reguler
Dari hasil diatas ini diperoleh hasil dari kelas reguler yaitu kategori jarang
responden atau 24,3%, kategori sering memiliki 24 responden atau 34,3% dan
disimpulkan bahwa hasil dari soft skill kelas reguler kompetensi keahlian Teknik
34,3%.
Instrumen soft skill ini disebarkan kepada peserta didik kelas XII
Kompetensi Keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor binaan AHAS. Instrumen
87
terdiri dari 42 butir pernyataan. Pada tabel distribusi frekuensi terdiri dari skor total
responden yang mendapatkan skor total, dan frekuensi relatif bersumber dari
Perhitungan pada tabel yang terdapat di bawah diperoleh skor tertinggi 168 dan
skor terendah adalah 52. Rentang skor pada tabel di bawah adalah 116. Pada
penelitian ini terdapat skor yang sering muncul yaitu 152-168 sebanyak 29 kali atau
sebesar 41,4%. Mean pada penelitian ini adalah 130,84, Median pada penelitian ini
yaitu 136,5 dan standar devisiasi 34,86. Kelas interval pada penelitian melihat dari
skor tertinggi dan terendah di hitung dengan menggunakan rumus kelas interval
yaitu 1 = 1+3,3 log (n) yang menghasilkan 7,1 dibulatkan menjadi 7 dan kelas
interval ini yaitu 16. Berikut skor data pada kelas binaan industri seperti pada tabel
dibawah ini.
Tabel 24 Rentang Skor dan Frekuensi Angket pada kelas binaan Industri
Presentase Komulatif
No Skor Angket Frekuensi
(%)
1 50-66 4 5,7% 5,7
2 67-83 4 5,7% 11,4
3 84-100 8 11,4% 22,9
4 101-117 7 10,0% 32,9
5 118-134 11 15,7% 48,6
6 135-151 7 10,0% 58,6
7 152-168 29 41,4% 100,0
Total 70 100,0% -
88
Gambar 13 Histogram rentang skor dan frekuensi angket pada kelas binaan
Industri
89
Gambar 14 Histogram Interval Skor angket pada kelas binaan Industri
Dari hasil diatas ini diperoleh hasil dari kelas binaan industri yaitu kategori
16 responden atau 22,9%, kategori sering memiliki 18 responden atau 25,7 dan
disimpulkan bahwa hasil dari soft skill kelas binaan industri kompetensi keahlian
presentase 44,3%.
90
c. Perbedaan antara Kelas Reguler dengan Kelas Industri
Tabel 26 Tabel rata-rata jumlah nilai antara kelas reguler dengan kelas
binaan industri
Perbedaan rata-rata
BentukKelas N Mean
Kelas Reguler 70 112,54
Hasil
Kelas Binaan 70 130,84
Industri
Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah data hasil rata – rata nilai angket
soft skill Kelas Reguler adalah sebesar 112, 54 sedangkan kelas binaan industri
disimpulkan ada perbedaan rata – rata hasil jumlah nilai angket soft skill antara
Dari hasil tabel Uji-T di atas diketahui nilai Sig. Levene’s Test for Equality
of Varience adalah sebesar 0,935 > 0,05 maka dapat diartikan bahwa varian data
antara kelas reguler dengan kelas binaan industri adalah homogen atau sama.
Sehingga pengartian tabel output Independent Sample Test di atas berpedoman pada
variances assumed” diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,003 < 0,05; maka
test dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-
91
rata jumlah nilai angket soft skill siswa antara kelas reguler dengan kelas binaan
industri.
Dari hasil penelitian soft skill antara kelas reguler dengan kelas binaan
industri dapat disimpulkan bahwa kelas binaan industri lebih unggul dari pada kelas
reguler, terlihat dari rata-rata kelas binaan industri 3,07 sedangkan rata-rata kelas
reguler 2,91. Nilai terendah kelas binaan industri dan kelas reguler sama-sama 1
dan nilai tertinggi kelas binaan industri dengan kelas reguler sama-sama 4. Hasil
nilai total atau SUM dari kelas binaan industri juga lebih tinggi yaitu 215 sedangkan
jumlah kelas reguler 204. Median dari kelas reguler dengan kelas binaan industri
sama-sama 3. Modus dari kelas reguler adalah 3 sedangkan modus dari kelas binaan
industri 4.
3. Budaya Industri 5R
Magetan baik di kelas reguler maupun di kelas binaan industri kompetensi keahlian
92
a. Pelaksanaan Ringkas
barang yang di buang atau barang yang masih bisa dipergunakan lagi. Menurut
Osada (2000) menjelaskan dalam menangani tumpukan barang di bengkel itu yaitu:
(1) Melakukan pembersihan Besar dan (2) Membuang barang yang tidak
diperlukan. Jadi di bengkel TBSM SMK Negeri 1 Bendo Magetan untuk barang
yang tidak dapat dipergunakan lagi seperti oli, spare part sepeda motor dari hasil
praktik siswa itu tidak di buang sia-sia tetapi dijual dan uang dari hasi penjualan itu
dapat digunakan untuk beli bahan bakar dan oli untuk praktek di bengkel itu sendiri.
Untuk barang siswa yang tidak diperlukan lagi atau rusak itu yang di
tampung dan dipilah lagi ada yang di jual sehingga SMK Negeri 1 Bendo Magetan
dapat memperoleh pemasukan. Untuk barang atau spare part yang rusak dan tidak
b. Pelaksanaan Rapi
Saiton (Rapi) di paparkan menjadi dua yaitu penataan alat (tools) dan tata
letak Mesin. Pinsip dasar seiton rapi adalah melakukan pengaturan lingkungan kerja
dan peralatan secara rapi dengan sasaran tata letak dan penempatan yang efisien
sudah ditata rapi sesuai dengan kemiripan, ukuran, dan karakteristik dengan diberi
kode nama alat dan kode lokasi akan memudahkan dalam menemukan alat tersebut
sesuai dengan konsep Rapi (Seiton) yaitu dapat menemukan alat dengan mudah dan
93
c. Pelaksanaan Resik
1) Pembersihan Bengkel
itu yang bertanggungjawab atas kebersihan bengkel dan kerapian bengkel yang
melibatkan siswa.
Pembersihan bengkel itu melibatkan siswa jadi guru hanya membagi siswa
menjadi beberapa kelompok untuk ditugaskan piket bengkel yang tugasnya yaitu
tempat praktek dari sisa praktek kemudian mengembalikan alat peraktek ke ruang
alat (tools) sehingga sehabis peraktek bengkel menjadi bersih seperti awal sebelum
siswa peraktek. Untuk pembersihan di ruang alat (tools) itu tanggung jawab dari
toolman jadi pembersihannya setiap hari agar ruang laboran tertata rapi, bersih,
kehilangan yang diakibatkan oleh kegiatan praktikum siswa sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat oleh kepala bengkel seperti perawatan carlift tune up sepeda
motor itu dua minggu sekali dan untuk alat ukur satu bulan sekali dan yang
melakukan perawan atau perbaikan itu tugas dari toolman dan semua guru produktif
terutama kepala bengkel. Jadwal perawatan itu sudah dijadwalkan jadi toolman
94
d. Pelaksanaan Rawat
1) Kontrol Visual
Magetan itu memiliki fungsi yang sangat penting bagi menunjang peraktik siswa
agar terhindar dari kecelakaan kerja. Jadi di bengkel TBSM itu sudah belum
mengenai menggunakan alat K3 yang baik dan benar sehingga dapat bekerja sesuai
Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada maka dalam melakukan
K3 yang sangat berfungsi untuk mengingatkan siswa agar bekerja dengan mudah,
khususnya guru produktif, jadi setiap tahunnya SMK Negeri 1 Bendo Magetan
dengan bidangnya seperti chasis sepeda motor, engine sepeda motor dan kelistrikan
sepeda motor khususnya Honda di kantor cabang PT. AHM yaitu di MPM Madiun
dan juga diperusahaan rekanan sehingga standar kom-petensi yang dapat dimiliki
oleh siswa berkat transfer ilmu dari guru. Pada konsep ke empat yaitu Rawat
95
(Seiketsu) itu bukan sekedar kontrol visual tetapi juga dalam mengembangakan
kualitas guru agar dalam mengajar guru dapat membagi ilmu yang sangat
e. Pelaksanaan Rajin
Bendo Magetan, karena ketika diingatkan secara terus menurus siswa akan terbiasa
diri ketika peraktik. Kebersihan bengkel itu menjadi tanggu jawab guru dan siswa.
Fungsi guru disini mengarahkan agar siswa setelah peraktik bertanggung jawab atas
kebersihan bengkel seperti peralatan yang ada dibengkel. Guru selalu mengarahkan
dan memberi teguran jika siswa malas atau tidak mau membersihkan mesin yang
sebelum pulang sehingga proses pemberishan bengkel oleh siswa itu sudah menjadi
96
Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa kelas reguler mempunyai rata-rata
yang lebih rendah dibandingkan dengan kelas binaan industri. Kelas reguler rata-
ratanya adalah 2,96 sedangkan kelas binaan industri rata-ratanya adalah 3,53. Skor
Lembar Observasi I dari kelas reguler adalah 73,89 sedangkan skor Lembar
Observasi I kelas binaan industri adalah 88,34. Kemudian skor Lembar Observasi
II dari kelas reguler 86,7 sedangkan skor Lembar Observasi II kelas binaan industri
95,56. Total nilai dari kelas reguler 133 sedangkan total nilai kelas binaan industri
adalah 159. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai atau skor budaya
industri 5R kelas binaan industri lebih tinggi daripada kelas reguler menurut
berbagai kriteria skor ketika proses observasi. Hasil dan Kriteria penilaian lembar
C. Pembahasan
1. Seberapa jauh tingkat hard skill siswa, antara kelas binaan industri dan
Hasil perhitungan pada penelitian ini yang mana menggunakan hasil nilai Uji
Kompetensi Keahlian 3 tahun terakhir untuk melihat seberapa jauh kualitas hard
skill antara kelas reguler dengan kelas binaan industri kompetensi keahlian teknik
dan bisnis sepeda motor di SMK Negeri 1 Bendo Magetan yaitu sebagai berikut.
Data tabel diatas bahwa hasil dari nilai UKK (Uji Kompetensi Keahlian) peserta
didik 3 tahun terakhir terdapat hasil nilai yaitu pada kelas reguler 86,40 ; 85,67 dan
87,04 sedangkan pada kelas TBSM binaan industri nilai rata-ratanya 89,09 ; 91,36
dan 90,30. Hasil total nilai rata – rata kompetensi UKK 3 tahun terakhir kelas
reguler 86,37 sedangkan kelas binaan industri 90,25. Dari hasil 3 tahun terakhir
terlihat jelas bahwa kelas binaan industri selalu lebih unggul nilai rata-rata Uji
97
Kompetensi Keahliannya. Rata-rata tertinggi terjadi di tahun ajaran 2017/2018 pada
kelas binaan industri yaitu dengan nilai 91,36 sedangkan nilai terendah juga terjadi
Kompetensi EFI Sepeda Motor pada kelas binaan industri yaitu dengan nilai
rata-rata 91,40 menjadi nilai paling tinggi selama 3 tahun terakhir pelaksanaan
UKK di Kompetensi Keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor SMK Negeri 1
Bendo. Nilai tertinggi tersebut terjadi pada tahun ajaran 2018/2019 sedangkan nilai
terendah selama 3 tahun terakhir adalah kompetensi EFI Sepeda Motor pada kelas
Sepeda Motor, Kelistrikan Sepeda Motor, EFI Sepeda Motor dan Chasis Sepeda
kompetensi EFI Sepeda Motor tahun ajaran 2018/2019 dengan nilai 91,40. Nilai
terendah pada kelas binaan industri terjadi pada tahun ajaran 2016/2017 kompetensi
Kelistrikan Sepeda Motor dengan nilai 86,91. Dari hasil tersebut sudah dapat
dipastikan bahwa kompetensi hard skill yang paling unggul di dalam kelas binaan
Kelistrikan Sepeda Motor, EFI Sepeda Motor dan Chasis Sepeda Motor) pada 3
tahun terakhir menunjukkan bahwa nilai tertinggi terjadi pada kompetensi EFI
Sepeda Motor tahun ajaran 2018/2019 dengan nilai 88,41. Nilai terendah di kelas
reguler terjadi pada tahun ajaran 2017/2018 kompetensi EFI Sepeda Motor dengan
nilai 84,53. Dari hasil tersebut sudah dapat dipastikan bahwa kompetensi hard skill
yang paling unggul di dalam kelas reguler adalah kompetensi EFI Sepeda Motor.
98
2. Seberapa jauh tingkat soft skill siswa, antara kelas binaan industri dan
Dari hasil penelitian soft skill antara kelas reguler dengan kelas binaan
industri dapat disimpulkan bahwa kelas binaan industri lebih unggul dari pada kelas
reguler, terlihat dar rata-rata kelas binaan industri 3,07 sedangkan rata-rata kelas
reguler 2,91. Jumlah skor rata – rata kelas binaan industri adalah 130,84 sedangkan
jumlah skor rata – rata kelas reguler 112,54. Hasil nilai total atau SUM dari kelas
binaan industri juga lebih tinggi yaitu 215 sedangkan jumlah kelas reguler 204.
Dalam data analisis butir soft skill kelas binaan industri Interpersonal Skill menjadi
aspek soft skill yang paling unggul daripada aspek yang lain, aspek interpersonal
skill unggul tipis dibanding dengan aspek Personal Effectiv. Pada kelas binaan
industri ada aspek yang paling rendah diantara aspek yang lain yaitu aspek
Teamwork.
Berdasarkan data analisis butir soft skill kelas reguler Teamwork menjadi
aspek soft skill yang paling unggul daripada aspek yang lain, padahal aspek ini
adalah aspek paling rendah dalam aspek soft skill di kelas binaan industri. Pada
kelas reguler ada aspek yang paling rendah diantara aspek yang lain yaitu aspek
Problem Solving.
99
3. Seberapa jauh tingkat kualitas budaya industri 5R siswa, antara kelas
Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa kelas reguler mempunyai rata-rata
yang lebih rendah dibandingkan dengan kelas binaan industri. Kelas reguler rata-
ratanya adalah 2,96 sedangkan kelas binaan industri rata-ratanya adalah 3,53. Skor
Lembar Observasi I dari kelas reguler adalah 73,89 sedangkan skor Lembar
Observasi I kelas binaan industri adalah 88,34. Kemudian skor Lembar Observasi
II dari kelas reguler 86,7 sedangkan skor Lembar Observasi II kelas binaan industri
95,56. Total nilai dari kelas reguler 133 sedangkan total nilai kelas binaan industri
adalah 159. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya industri 5R kelas
Sepeda Motor?
Dari hasil Uji-T atau Uji Beda diketahui nilai Sig. Levene’s Test for Equality
of Varience adalah sebesar 0,508 > 0,05 maka dapat diartikan bahwa varian data
antara kelas reguler dengan kelas binaan industri adalah homogen atau sama.
Berdasarkan tabel output Uji-T pada bagian “equal variances assumed” diketahui
nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,07 > 0,05; maka sebagaimana dalam dasar
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata jumlah nilai
rata-rata UKK 3 tahun terakhir hard skill siswa antara kelas reguler dengan kelas
binaan industri.
100
5. Adakah perbedaan soft skill yang signifikan antara kelas binaan
Sepeda Motor?
variances assumed” diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,003 < 0,05; maka
test dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-
rata jumlah nilai angket soft skill siswa antara kelas reguler dengan kelas binaan
industri. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelas binaan industri lebih
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian merupakan proses mendapatkan dan mengumpulkan data.
keterbatasan waktu, sebenarnya instrumen hard skill akan diteliti sendiri ketika
3. Hasil dari angket untuk responden guru maupun peserta didik tidak semuannya
4. Kelas binaan industri hanya mengijinkan waktu penelitian lebih cepat daripada
101