Anda di halaman 1dari 35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian


Deskripsi data yang disajikan dalam hasil penelitian meliputi rata-rata

(mean), modus, median dan distribusi frekuensi beserta histogramnya. Data yang

dikumpulkan sebelumnya dianalisa terlebih dahulu menggunakan Microsoft Excel

2013. Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai masing-masing butir tiap

komponen untuk diukur menggunakan aplikasi SPSS 20 sehingga diperoleh nilai

komponen studi komparasi.

B. Hasil Uji Hipotesis atau Jawaban Pertanyaan Penelitian

1. Tingkat Kualitas Hard skill Siswa, Antara Kelas Reguler Dengan Kelas

Binaan Industri.

a. Hard skill Kelas Reguler

Data hard skill ini merupakan data skunder yang digunakan sebagai data

pendukung. Data ini diperoleh dari hasil nilai UKK (Uji Kompetensi Keahlian)

peserta didik 3 tahun terakhir, yaitu tahun ajaran 2016/2017, 2017/2018 dan

2018/2019.

1) Kelas Reguler Tahun ajaran 2016-2017

Hasil UKK (Uji Kompetensi Keahlian) kelas 12 Teknik dan Bisnis Sepeda

Motor tahun ajaran 2016-2017 dengan rata-rata keseluruhan (86,40) dan dengan

rincian rata-rata perkompetensi sebagai berikut:

67
Tabel 8 Hasil nilai rata-rata UKK kelas reguler TBSM tahun ajaran 16-17
No Kompetensi Rata-rata
1 Tune-Up Sepeda Motor 85,76
2 Kelistrikan Sepeda Motor 86,13
3 EFI Sepeda Motor 88,34
4 Chasis Sepeda Motor 86,59
Total Rata-rata 86,40

Pada tabel diatas data nilai rata-rata perkompetensi UKK tahun ajaran

2016-2017 yaitu nilai rata-rata kompetensi Tune-Up Sepeda Motor 85,76,

Kelistrikan Sepeda Motor 86,13, EFI Sepeda Motor 88,34 dan Chasis Sepeda

Motor 86,59.

2) Kelas Reguler Tahun ajaran 2017-2018

Hasil UKK (Uji Kompetensi Keahlian) kelas 12 Teknik dan Bisnis Sepeda

Motor tahun ajaran 2017-2018 dengan rata-rata keseluruhan (85,67) dan dengan

rincian rata-rata perkompetensi sebagai berikut:

Tabel 9 Hasil nilai rata-rata UKK kelas reguler TBSM tahun ajaran 17-18
No Kompetensi Nilai Rata-rata
1 Tune-Up Sepeda Motor 86,04
2 Kelistrikan Sepeda Motor 85,50
3 EFI Sepeda Motor 84,53
4 Chasis Sepeda Motor 86,77
Total Rata-rata 85,67

Pada tabel diatas data nilai rata-rata perkompetensi UKK tahun ajaran

2017-2018 yaitu nilai rata-rata kompetensi Tune-Up Sepeda Motor 86,04,

Kelistrikan Sepeda Motor 85,50, EFI Sepeda Motor 84,53 dan Chasis Sepeda

Motor 86,77.

3) Kelas Reguler Tahun ajaran 2018-2019

Hasil UKK (Uji Kompetensi Keahlian) kelas 12 Teknik dan Bisnis Sepeda

Motor tahun ajaran 2018-2019 dengan rata-rata keseluruhan (87,04) dan dengan

rincian rata-rata perkompetensi sebagai berikut:

68
Tabel 10 Hasil nilai rata-rata UKK kelas reguler TBSM tahun ajaran 18-19

No Kompetensi Nilai Rata-rata


1 Tune-Up Sepeda Motor 87,70
2 Kelistrikan Sepeda Motor 86,21
3 EFI Sepeda Motor 88,41
4 Chasis Sepeda Motor 86,63
Total Rata-rata 87,04

Pada tabel diatas data nilai rata-rata perkompetensi UKK tahun ajaran

2018-2019 yaitu nilai rata-rata kompetensi Tune-Up Sepeda Motor 87,70,

Kelistrikan Sepeda Motor 86,21, EFI Sepeda Motor 88,41 dan Chasis Sepeda

Motor 86,63.

b. Hard skill Kelas Industri

1) Kelas Binaan Industri Tahun ajaran 2016-2017

Hasil UKK (Uji Kompetensi Keahlian) kelas 12 Teknik dan Bisnis Sepeda

Motor binaan AHAS (kelas binaan industri) tahun ajaran 2016-2017 dengan rata-

rata keseluruhan (89,09) dan dengan rincian rata-rata perkompetensi sebagai

berikut:

Tabel 11 Hasil nilai rata-rata UKK kelas binaan industri TBSM


tahun ajaran 16-17
No Kompetensi Nilai Rata-rata
1 Tune-Up Sepeda Motor 87,03
2 Kelistrikan Sepeda Motor 86,91
3 EFI Sepeda Motor 90,18
4 Chasis Sepeda Motor 90,35
Total Rata-rata 89,90

Pada tabel diatas data nilai rata-rata perkompetensi UKK kelas binaan

industri tahun ajaran 2016-2017 yaitu nilai rata-rata kompetensi Tune-Up Sepeda

Motor 87,03, Kelistrikan Sepeda Motor 86,91, EFI Sepeda Motor 90,18 dan Chasis

Sepeda Motor 90,35.

69
2) Kelas Binaan Industri Tahun ajaran 2017-2018

Hasil UKK (Uji Kompetensi Keahlian) kelas 12 Teknik dan Bisnis Sepeda

Motor binaan AHAS (kelas binaan industri) tahun ajaran 2017-2018 dengan rata-

rata keseluruhan (91,36) dan dengan rincian rata-rata perkompetensi sebagai

berikut:

Tabel 12 Hasil nilai rata-rata UKK kelas binaan industri TBSM


tahun ajaran 17-18
No Kompetensi Nilai Rata-rata
1 Tune-Up Sepeda Motor 89,57
2 Kelistrikan Sepeda Motor 88,12
3 EFI Sepeda Motor 90,66
4 Chasis Sepeda Motor 90,94
Total Rata-rata 91,36

Pada tabel diatas data nilai rata-rata perkompetensi UKK kelas binaan

industri tahun ajaran 2017-2018 yaitu nilai rata-rata kompetensi Tune-Up Sepeda

Motor 89,57, Kelistrikan Sepeda Motor 88,12, EFI Sepeda Motor 90,66 dan Chasis

Sepeda Motor 90,94.

3) Kelas Binaan Industri Tahun ajaran 2018-2019

Hasil UKK (Uji Kompetensi Keahlian) kelas 12 Teknik dan Bisnis Sepeda

Motor binaan AHAS (kelas binaan industri) tahun ajaran 2018-2019 dengan rata-

rata keseluruhan (90,30) dan dengan rincian rata-rata perkompetensi sebagai

berikut:

Tabel 13 Hasil nilai rata-rata UKK kelas binaan industri TBSM


tahun ajaran 18-19
No Kompetensi Nilai Rata-rata
1 Tune-Up Sepeda Motor 90,45
2 Kelistrikan Sepeda Motor 88,17
3 EFI Sepeda Motor 91,40
4 Chasis Sepeda Motor 91,07
Total Rata-rata 90,30

70
Pada tabel diatas data nilai rata-rata perkompetensi UKK kelas binaan

industri tahun ajaran 2017-2018 yaitu nilai rata-rata kompetensi Tune-Up Sepeda

Motor 90,54, Kelistrikan Sepeda Motor 88,17, EFI Sepeda Motor 91,40 dan Chasis

Sepeda Motor 91,07.

c. Perbedaan Hard skill di Kelas TBSM Reguler dengan kelas TBSM

binaan Industri perkompetensi 3 tahun terakhir

1) Perbedaan Nilai keseluruhan rata-rata UKK pada 3 tahun terakhir

Tabel 14 Komparasi nilai rata-rata UKK 3 tahun terakhir antara kelas


Reguler dengan kelas binaan Industri

Komparasi 3 tahun terakhir


Tahun Kelas Kelas
Ajaran Reguler Industri
2016-2017 86,40 89,09
2017-2018 85,67 91,36
2018-2019 87,04 90,30
Rata-rata
86,37 90,25
Total

Data tabel diatas bahwa hasil dari nilai UKK (Uji Kompetensi Keahlian)

peserta didik 3 tahun terakhir terdapat hasil nilai yaitu pada kelas reguler 86,40 ;

85,67 dan 87,04 sedangkan pada kelas TBSM binaan industri nilai rata-ratanya

89,09 ; 91,36 dan 90,30. Pada tahun ajaran 2016/2017 nilai rata-rata pada kelas

reguler 86,40 sedangkan pada kelas TBSM binaan industri nilai rata-ratanya 89,09.

Pada tahun ajaran 2016/2017 kelas TBSM binaan industri nilai rata-rata lebih tinggi

selisih 2,69 dengan kelas reguler.

Hasil tahun ajaran 2017/2018 nilai rata-rata UKK kelas TBSM reguler

adalah 85,67 sedangkan pada kelas TBSM binaan industri adalah 91,36. Pada tahun

71
2017/2018 nilai rata-rata kelas TBSM reguler mengalami penurunan dari tahun

kemarin dengan selisih penurunan 0,73. Pada kelas TBSM binaan industri justru

mengalami kenaikan dari tahun kemarin degan selisih kenaikan 2,27. Tahun ajaran

2017/2018 kelas TBSM binaan lebih unggul nilai rata-rata UKK daripada kelas

TBSM reguler dengan selisih 5,69. Nilai rata-rata UKK pada tahun ajaran ini

2017/2018 merupakan nilai rata-rata UKK tertinggi kelas TBSM binaan industri 3

tahun terakhir.

Hasil ditahun ini 2018/2019 nilai UKK rata-rata kelas TBSM reguler adalah

87,04 sedangkan di kelas TBSM binaan industri adalah 90,30. Pada tahun

2018/2019 ini nilai rata-rata UKK kelas reguler mengalami kenaikan dari tahun-

tahun sebelumnya dan menjadi nilai tertinggi di 3 tahun terakhir pelaksanaan UKK

dengan selisih 0,64 dengan tahun ajaran 2016/2017 dan selisih 1,37 dengan tahun

ajaran 2017/2018. Nilai rata-rata UKK pada kelas TBSM binaan industri pada tahun

ajaran 2018/2019 mengalami penurunan dengan penurunan sebesar 1,06 dari tahun

ajaran 2017/2018. Pada tahun ajaran 2018/2019 nilai rata-rata UKK kelas TBSM

binaan industri masih lebih tinggi daripada kelas reguler dengan selisih 3,26.

Hasil total nilai rata – rata kompetensi UKK 3 tahun terakhir kelas reguler

86,37 sedangkan kelas binaan industri 90,25. Hasil data nilai 3 tahun terakhir dapat

disimpulkan bahwa nilai rata-rata UKK kelas TBSM binaan industri selalu lebih

unggul atau lebih tinggi daripada kelas TBSM reguler. Selisih tertinggi terjadi pada

tahun ajaran 2017/2018 sedangkan selisih terendah terjadi pada tahun ajaran

2016/2017. Dari 3 tahun terakhir kelas TBSM reguler meraih nilai rata-rata

tertinggi pada tahun ajaran 2018/2019 sedangkan pada kelas TBSM binaan industri

nilai rata-rata tertinggi pada tahun ajaran 2017/2018. Berikut merupakan diagram

72
histogram perbedaan nilai rata-rata UKK pada 3 tahun terakhir pada kelas TBSM

reguler dengan kelas TBSM binaan industri pada SMK Negeri 1 Bendo Magetan.

Komparasi Nilai UKK 3 Tahun terakhir


92 91,36
91 90,3
90 89,09
Nilai Rata-rata

89
88 87,04
87 86,4
85,67
86
85
84
83
82
2016/2017 2017/2018 2018/2019
Tahun Ajaran

Kelas Reguler Kelas Industri

Gambar 6 Komparasi Nilai UKK 3 tahun terakhir

2) Perbedaan Nilai Kompetensi Bidang Tune-Up Sepeda Motor 3 tahun

terakhir

Tabel 15 Komparasi Nilai rata-rata Kompetensi Tune-Up Sepeda Motor


Komparasi Kompetensi Tune-Up
Sepeda Motor
Kom. Tune-
Kelas Kelas
Up Sepeda
Reguler Industri
Motor
2016-2017 85,76 87,03
2017-2018 86,04 89,57
2018-2019 87,70 90,54
Rata-rata 86,50 89,05
Data tabel diatas menerangkan tentang komparasi nilai rata-rata UKK

perkompetensi bidang Tune-Up sepeda motor pada 3 tahun terakhir yaitu pada

tahun ajaran 2016/2017 sampai dengan tahun ajaran 2018/2019 di SMK Negeri 1

Bendo Magetan. Nilai rata-rata UKK kompetensi Tune-Up Sepeda Motor pada 3

73
tahun terakhir kelas TBSM reguler yaitu 85,76 ; 86,04 dan 87,70 sedangkan nilai

rata-rata UKK kompetensi Tune-Up Sepeda Motor selama 3 tahun terakhir pada

kelas TBSM binaan industri yaitu 87,03 ; 89,57 dan 90,54.

Hasil pada tahun ajaran 2016/2017 pada kelas TBSM reguler nilai rata-rata

kompetensi Tune-Up Sepeda Motor adalah 85,76 sedangkan pada kelas TBSM

binaan industri nilai rata-rata kompetensi Tune-Up Sepeda Motor adalah 87,03.

Pada tahun ajaran 2016/2017 kelas TBSM binaan industri lebih tinggi daripada

kelas TBSM reguler dengan selisih 1,27.

Hasil pada tahun 2017/2018 nilai rata-rata kompetensi Tune-Up Sepeda

Motor pada kelas TBSM reguler adalah 86,04 sedangkan pada kelas TBSM binaan

industri adalah 89,57. Pada tahun ajaran 2017/2018 ini nilai rata-rata kompetensi

Tune-Up Sepeda Motor baik dari kelas TBSM reguler dan kelas TBSM binaan

industri mengalami kenaikan dari tahun ajaran kemarin 2016/2107, yaitu masing-

masing mengalami kenaikan sebesar 0,28 pada kelas TBSM reguler dan 2,54 pada

kelas TBSM binaan industri. Nilai rata-rata UKK kompetensi bidang Tune-Up

Sepeda Motor di tahun ajaran 2017/2018 ini kelas TBSM binaan industri masih

lebih tinggi daripada kelas TBSM reguler dengan selisih nilai yaitu 3,53.

Hasil pada tahun ajaran ke tiga 2018/2019 nilai rata-rata kompetensi Tune-

Up Sepeda Motor pada kelas TBSM reguler adalah 87,70 sedangkan pada kelas

TBSM binaan industri adalah 90,54. Nilai rata-rata UKK kompetensi bidang Tune-

Up Sepeda Motor di tahun ajaran 2018/2019 ini kelas TBSM binaan industri masih

lebih tinggi daripada kelas TBSM reguler dengan selisih nilai yaitu 2,84. Pada tahun

ajaran 2018/2019 ini nilai rata-rata UKK kompetensi Tune-Up Sepeda Motor

mengalami kenaikan lagi daripada tahun-tahun sebelumnya dengan kenaikan nilai

74
masing sebesar 1,66 pada kelas TBSM reguler dan 0,97 pada kelas TBSM binaan

industri. Pada tahun ajaran 2018/2019 ini juga adalah merupakan perolehan nilai

rata-rata paling tinggi dalam tiga tahun terakhir baik pada kelas TBSM reguler dan

pada kelas TBSM binaan industri.

Hasil total nilai rata – rata kompetensi Tune-Up sepeda motor 3 tahun

terakhir kelas reguler 86,50 sedangkan kelas binaan industri 89,05. Hasil data nilai

3 tahun terakhir dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata UKK kompetensi Tune-

Up Sepeda Motor kelas TBSM binaan industri selalu lebih unggul atau lebih tinggi

daripada kelas TBSM reguler. Selisih tertinggi terjadi pada tahun ajaran 2017/2018

sedangkan selisih terendah terjadi pada tahun ajaran 2016/2017. Berikut merupakan

diagram histogram perbedaan nilai rata-rata UKK pada 3 tahun terakhir kompeteni

bidang tune-up sepeda motor pada kelas TBSM reguler dengan kelas TBSM binaan

industri pada SMK Negeri 1 Bendo Magetan.

Perbedaan Nilai Kompetensi Tune-Up Sepeda Motor


91 90,54

90 89,57

89
Nilai Rata-rata

88 87,7
87,03
87
86,04
85,76
86
85
84
83
2016/2017 2017/2018 2018/2019
Tahun Ajaran

Kelas Reguler Kelas Industri

Gambar 7 Perbedaan Nilai Kompetensi Tune-Up Sepeda Motor

75
3) Perbedaan Nilai Kompetensi Bidang Kelistrikan Sepeda Motor 3 tahun

terakhir

Tabel 16 Komparasi Nilai rata-rata Kompetensi Kelistrikan Sepeda Motor


Komparasi Kompetensi Kelistrikan
Sepeda Motor
Kelas Kelas
Kom. Listrik
Reguler Industri
2016-2017 86,13 86,91
2017-2018 85,50 88,12
2018-2019 86,21 88,38
Rata-rata 85,94 87,80

Data tabel diatas menerangkan tentang komparasi nilai rata-rata UKK

perkompetensi bidang Kelistrikan Sepeda Motor pada 3 tahun terakhir yaitu pada

tahun ajaran 2016/2017 sampai dengan tahun ajaran 2018/2019 di SMK Negeri 1

Bendo Magetan. Nilai rata-rata UKK kompetensi Kelistrikan Sepeda Motor pada 3

tahun terakhir kelas TBSM reguler yaitu 86,13 ; 85,50 dan 86,21 sedangkan nilai

rata-rata UKK kompetensi Kelistrikan Sepeda Motor selama 3 tahun terakhir pada

kelas TBSM binaan industri yaitu 86,91 ; 88,12 dan 88,38.

Hasil pada tahun ajaran 2016/2017 pada kelas TBSM reguler nilai rata-rata

kompetensi Kelistrikan Sepeda Motor adalah 86,13 sedangkan pada kelas TBSM

binaan industri nilai rata-rata kompetensi Kelistrikan Sepeda Motor adalah 86,91.

Pada tahun ajaran 2016/2017 kelas TBSM binaan industri lebih tinggi daripada

kelas TBSM reguler dengan selisih sebesar 0,78.

Hasil pada tahun 2017/2018 nilai rata-rata kompetensi kelistrikan Sepeda

Motor pada kelas TBSM reguler adalah 85,50 sedangkan pada kelas TBSM binaan

industri adalah 88,12. Pada tahun ajaran 2017/2018 ini nilai rata-rata kompetensi

kelistrikan Sepeda Motor dari kelas TBSM reguler mengalami penurunan dari

76
tahun ajaran sebelumnya 2016/2017 yaitu turun sebesar 0,63 sedangkan nilai rata-

rata UKK kompetensi kelistrikan Sepeda Motor naik sebesar 1,21. Nilai rata-rata

UKK kompetensi bidang kelistrikan Sepeda Motor di tahun ajaran 2017/2018 ini

kelas TBSM binaan industri masih lebih tinggi daripada kelas TBSM reguler

dengan selisih nilai yaitu 2,62.

Hasil pada tahun ajaran 2018/2019 nilai rata-rata kompetensi kelistrikan

Sepeda Motor pada kelas TBSM reguler adalah 86,21 sedangkan pada kelas TBSM

binaan industri adalah 88,17. Pada tahun ajaran 2018/2019 ini nilai rata-rata UKK

kompetensi kelistrikan Sepeda Motor mengalami kenaikan daripada tahun

sebelumnya dengan kenaikan nilai masing sebesar 0,71 pada kelas TBSM reguler

dan 0,05 saja pada kelas TBSM binaan industri. Nilai rata-rata UKK kompetensi

bidang kelistrikan Sepeda Motor di tahun ajaran 2018/2019 ini kelas TBSM binaan

industri masih lebih tinggi daripada kelas TBSM reguler dengan selisih nilai yaitu

1,96.

Hasil total nilai rata – rata kompetensi Kelistrikan Sepeda Motor 3 tahun

terakhir kelas reguler 85,94 sedangkan kelas binaan industri 87,80. Hasil data nilai

3 tahun terakhir dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata UKK kompetensi

Kelistrikan Sepeda Motor kelas TBSM binaan industri selalu lebih unggul atau

lebih tinggi daripada kelas TBSM reguler. Selisih tertinggi terjadi pada tahun ajaran

2017/2018 sedangkan selisih terendah terjadi pada tahun ajaran 2016/2017. Berikut

merupakan diagram histogram perbedaan nilai rata-rata UKK pada 3 tahun terakhir

kompeteni bidang kelistrikan sepeda motor pada kelas TBSM reguler dengan kelas

TBSM binaan industri pada SMK Negeri 1 Bendo Magetan.

77
Perbedaan Nilai Kompetensi Kelistrikan
Sepeda Motor
88,5 88,12 88,17
88
87,5
86,91
Nilai Rata-rata

87
86,5 86,13 86,21
86
85,5
85,5
85
84,5
84
2016/2017 2017/2018 2018/2019
Tahun Ajaran

Kelas Reguler Kelas Industri

Gambar 8 Perbedaan Nilai Kompetensi Kelistrikan Sepeda Motor

4) Perbedaan Nilai Kompetensi Bidang EFI Sepeda Motor 3 tahun terakhir

Tabel 17 Komparasi Nilai rata-rata Kompetensi EFI Sepeda Motor

Komparasi Kompetensi EFI


Kelas Kelas
Kom. EFI
Reguler Industri
2016-2017 88,34 90,18
2017-2018 84,53 90,66
2018-2019 88,41 91,40
Rata-rata 87,09 90,75

Data tabel diatas menerangkan tentang komparasi nilai rata-rata UKK

perkompetensi bidang EFI sepeda motor pada 3 tahun terakhir yaitu pada tahun

ajaran 2016/2017 sampai dengan tahun ajaran 2018/2019 di SMK Negeri 1 Bendo

Magetan. Nilai rata-rata UKK kompetensi EFI Sepeda Motor pada 3 tahun terakhir

kelas TBSM reguler yaitu 88,34 ; 84,53 dan 88,41 sedangkan nilai rata-rata UKK

78
kompetensi EFI Sepeda Motor selama 3 tahun terakhir pada kelas TBSM binaan

industri yaitu 90,18 ; 90,66 dan 91,40.

Hasil pada tahun ajaran 2016/2017 pada kelas TBSM reguler nilai rata-rata

kompetensi EFI Sepeda Motor adalah 88,34 sedangkan pada kelas TBSM binaan

industri nilai rata-rata kompetensi EFI Sepeda Motor adalah 90,18. Pada tahun

ajaran 2016/2017 kelas TBSM binaan industri lebih tinggi daripada kelas TBSM

reguler dengan selisih 1,84.

Hasil pada tahun 2017/2018 nilai rata-rata kompetensi EFI Sepeda Motor

pada kelas TBSM reguler adalah 84,53 sedangkan pada kelas TBSM binaan industri

adalah 90,66. Pada tahun ajaran 2017/2018 ini nilai rata-rata kompetensi EFI

Sepeda Motor dari kelas TBSM reguler mengalami penurunan dari tahun ajaran

sebelumnya 2016/2017 yaitu turun sebesar 3,81 sedangkan nilai rata-rata UKK

kompetensi EFI Sepeda Motor kelas TBSM binaan industri naik sebesar 0,48. Nilai

rata-rata UKK kompetensi bidang EFI Sepeda Motor di tahun ajaran 2017/2018 ini

kelas TBSM binaan industri masih lebih tinggi daripada kelas TBSM reguler

dengan selisih nilai yaitu 6,13.

Hasil pada tahun ajaran 2018/2019 nilai rata-rata kompetensi EFI Sepeda

Motor pada kelas TBSM reguler adalah 88,41 sedangkan pada kelas TBSM binaan

industri adalah 91,40. Pada tahun ajaran 2018/2019 ini nilai rata-rata UKK

kompetensi EFI Sepeda Motor mengalami kenaikan daripada tahun sebelumnya

dengan kenaikan nilai masing sebesar 3,88 pada kelas TBSM reguler dan 0,74 pada

kelas TBSM binaan industri. Nilai rata-rata UKK kompetensi bidang kelistrikan

Sepeda Motor di tahun ajaran 2018/2019 ini kelas TBSM binaan industri masih

lebih tinggi daripada kelas TBSM reguler dengan selisih nilai yaitu 2,99. Pada tahun

79
ajaran 2018/2019 ini baik nilai dari kelas TBSM reguler maupun nilai dari kelas

TBSM binaan industri adalah nilai rata-rata tertinggi dari nilai UKK kompetensi

EFI sepeda motor 3 tahun terakhir.

Hasil total nilai rata – rata kompetensi EFI Sepeda Motor 3 tahun terakhir

kelas reguler 87,09 sedangkan kelas binaan industri 90,75. Hasil data nilai 3 tahun

terakhir dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata UKK kompetensi EFI Sepeda

Motor kelas TBSM binaan industri selalu lebih unggul atau lebih tinggi daripada

kelas TBSM reguler. Selisih tertinggi terjadi pada tahun ajaran 2017/2018

sedangkan selisih terendah terjadi pada tahun ajaran 2016/2017. Berikut merupakan

diagram histogram perbedaan nilai rata-rata UKK pada 3 tahun terakhir kompeteni

bidang EFI sepeda motor pada kelas TBSM reguler dengan kelas TBSM binaan

industri pada SMK Negeri 1 Bendo Magetan.

Perbedaan Nilai Kompetensi EFI


92 91,4
90,66
90,18
90
88,34 88,41
Nilai Rata-rata

88

86
84,53
84

82

80
2016/2017 2017/2018 2018/2019
Tahun Ajaran

Kelas Reguler Kelas Industri

Gambar 9 Perbedaan Nilai Kompetensi EFI

80
5) Perbedaan Nilai Kompetensi Bidang Chasis Sepeda Motor 3 tahun

terakhir

Tabel 18 Komparasi Nilai rata-rata Kompetensi Chasis Sepeda Motor

Komparasi Kompetensi Chasis


Kelas Kelas
Kom. Chasis
Reguler Industri
2016-2017 86,59 90,35
2017-2018 86,77 90,94
2018-2019 86,63 91,07
Rata-rata 86,66 90,79

Data tabel diatas menerangkan tentang komparasi nilai rata-rata UKK

perkompetensi bidang Chasis sepeda motor pada 3 tahun terakhir yaitu pada tahun

ajaran 2016/2017 sampai dengan tahun ajaran 2018/2019 di SMK Negeri 1 Bendo

Magetan. Nilai rata-rata UKK kompetensi Chasis Sepeda Motor pada 3 tahun

terakhir kelas TBSM reguler yaitu 86,59 ; 86,77 dan 86,63 sedangkan nilai rata-rata

UKK kompetensi Chasis Sepeda Motor selama 3 tahun terakhir pada kelas TBSM

binaan industri yaitu 90,35 ; 90,94 dan 91,07.

Hasil pada tahun ajaran 2016/2017 pada kelas TBSM reguler nilai rata-rata

kompetensi chasis Sepeda Motor adalah 86,59 sedangkan pada kelas TBSM binaan

industri nilai rata-rata kompetensi chasis Sepeda Motor adalah 90,35. Pada tahun

ajaran 2016/2017 kelas TBSM binaan industri lebih tinggi daripada kelas TBSM

reguler dengan selisih sebesar 3,76.

Hasil pada tahun 2017/2018 nilai rata-rata kompetensi chasis Sepeda Motor

pada kelas TBSM reguler adalah 86,77 sedangkan pada kelas TBSM binaan industri

adalah 90,94. Pada tahun ajaran 2017/2018 ini nilai rata-rata kompetensi chasis

Sepeda Motor baik dari kelas TBSM reguler dan kelas TBSM binaan industri

81
mengalami kenaikan dari tahun ajaran kemarin 2016/2107, yaitu masing-masing

mengalami kenaikan sebesar 0,18 pada kelas TBSM reguler dan 0,59 pada kelas

TBSM binaan industri. Nilai rata-rata UKK kompetensi bidang chasis Sepeda

Motor di tahun ajaran 2017/2018 ini kelas TBSM binaan industri masih lebih tinggi

daripada kelas TBSM reguler dengan selisih nilai yaitu 4,17. Pada tahun ajaran ini

nilai rata-rata UKK kelas TBSM reguler merupakan nilai rata-rata tertinggi

kompetensi chasis 3 tahun terakhir.

Hasil pada tahun ajaran 2018/2019 nilai rata-rata kompetensi chasis Sepeda

Motor pada kelas TBSM reguler adalah 86,63 sedangkan pada kelas TBSM binaan

industri adalah 91,07. Pada tahun ajaran 2018/2019 ini nilai rata-rata kompetensi

chasis Sepeda Motor dari kelas TBSM reguler mengalami penurunan dari tahun

ajaran sebelumnya 2017/2018 yaitu turun sebesar 0,14 sedangkan nilai rata-rata

UKK kompetensi chasis Sepeda Motor kelas TBSM binaan industri naik sebesar

0,13. Nilai rata-rata UKK kompetensi bidang chasis Sepeda Motor di tahun ajaran

2018/2019 ini kelas TBSM binaan industri masih lebih tinggi daripada kelas TBSM

reguler dengan selisih nilai yaitu 4,44. Pada tahun ajaran 2018/2019 ini nilai dari

kelas TBSM binaan industri adalah nilai rata-rata tertinggi dari nilai UKK

kompetensi chasis sepeda motor 3 tahun terakhir.

Hasil total nilai rata – rata kompetensi Chasis Sepeda Motor 3 tahun terakhir

kelas reguler 86,66 sedangkan kelas binaan industri 90,79. Hasil data nilai 3 tahun

terakhir dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata UKK kompetensi chasis Sepeda

Motor kelas TBSM binaan industri selalu lebih unggul atau lebih tinggi daripada

kelas TBSM reguler. Selisih tertinggi terjadi pada tahun ajaran 2018/2019

sedangkan selisih terendah terjadi pada tahun ajaran 2016/2017. Berikut merupakan

82
diagram histogram perbedaan nilai rata-rata UKK pada 3 tahun terakhir kompeteni

bidang chasis sepeda motor pada kelas TBSM reguler dengan kelas TBSM binaan

industri pada SMK Negeri 1 Bendo Magetan.

Perbedaan Nilai Kompetensi Chasis


92
90,94 91,07
91 90,35
90
Nilai Rata-rata

89
88
86,59 86,77 86,63
87
86
85
84
2016/2017 2017/2018 2018/2019
Tahun Ajaran

Kelas Reguler Kelas Industri

Gambar 10 Perbedaan Nilai Kompetensi Chasis

6) Nilai rata-rata Tertinggi dan Terendah antara kelas reguler dengan kelas

binaan industri

a. Rata-rata Nilai Tertinggi dan Terendah Keseluruhan 3 Tahun Terakhir

Tabel 19 Nilai tertinggi dan terendah 3 tahun terakhir


Kelas Reguler dengan
Kategori
Kelas binaan Industri
Max 91,40
Min 84,53

Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan nilai tertinggi dan nilai terendah

dari keseluruhan hasil nilai rata-rata UKK semua kelas baik kelas reguler dan kelas

binaan industri kompetensi keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor 3 tahun

terakhir dari tahun ajaran 2016/2017 sampai tahun ajaran 2018/2019 adalah nilai

83
tertinggi 91,4 yaitu pada kompetensi EFI sepeda motor di kelas binaan industri

tahun ajaran 2018/2019 dan nilai terendah 84,53 yaitu pada kompetensi EFI sepeda

motor di kelas reguler tahun ajaran 2017/2018.

b. Rata-rata Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah Masing-masing Kelas 3 Tahun

Terakhir

Tabel 20 Nilai tertinggi dan terendah di kelas Reguler dan Kelas Binaan
Industri
Kelas Binaan
Kategori Kelas Reguler
Industri
Max 88,41 91,40
Min 84,53 86,91

Dari tabel diatas pada kelas reguler 3 tahun terakhir nilai rata-rata UKK

tertinggi adalah 88,41 yaitu kompetesi EFI sepeda motor pada tahun ajaran

2018/2019, sedangkan nilai rata-rata terendah adalah 84,53 yaitu kompetensi EFI

sepeda motor pada tahun ajaran 2017/2018. Pada kelas binaan industri 3 tahun

terakhir nilai rata-rata UKK tertinggi adalah 91,40 yaitu kompetesi EFI sepeda

motor pada tahun ajaran 2018/2019, sedangkan nilai rata-rata terendah adalah 86,91

yaitu kompetensi Kelistrikan sepeda motor pada tahun ajaran 2016/2017.

Tabel 21 Hasil Uji-T Hard Skill


Kategori Hard Skill
F 0,526
Sig 0,508
Sig. (2-tailed) 0,07

Dari hasil Uji-T atau Uji Beda diketahui nilai Sig. Levene’s Test for Equality

of Varience adalah sebesar 0,508 > 0,05 maka dapat diartikan bahwa varian data

antara kelas reguler dengan kelas binaan industri adalah homogen atau sama.

Berdasarkan tabel output Uji-T pada bagian “equal variances assumed”

diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,07 > 0,05; maka sebagaimana dalam dasar

84
pengambilan keputusan dalam uji independent sample t-test dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata jumlah nilai

rata-rata UKK 3 tahun terakhir hard skill siswa antara kelas reguler dengan kelas

binaan industri.

2. Soft skill

a. Soft skill Kelas Reguler

Instrumen soft skill ini disebarkan kepada peserta didik kelas XII

Kompetensi Keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor reguler. Instrumen terdiri

dari 42 butir pernyataan. Pada tabel distribusi frekuensi terdiri dari skor total

angket yang bersumber dari responden, frekuensi bersumber dari banyaknya

responden yang mendapatkan skor total, dan frekuensi relatif bersumber dari

persentase perhitungan dari frekuensi.

Perhitungan pada tabel yang terdapat di bawah diperoleh skor tertinggi 167 dan

skor terendah adalah 42. Rentang skor pada tabel di bawah adalah 126. Pada

penelitian ini terdapat skor yang sering muncul yaitu 78-96 sebanyak 14 kali atau

sebesar 20,0%. Mean pada penelitian ini adalah 112,54, Median pada penelitian ini

yaitu 113,0 dan standar devisiasi 35,73. Kelas interval pada penelitian melihat dari

skor tertinggi dan terendah di hitung dengan menggunakan rumus kelas interval

yaitu 1 = 1+3,3 log (n) yang menghasilkan 7,1 dibulatkan menjadi 7 dan kelas

interval ini yaitu 18. Berikut skor data pada kelas binaan industri seperti pada tabel

dibawah ini.

85
Tabel 22 Rentang Skor dan Frekuensi Angket pada kelas Reguler
Presentase Komulatif
No Skor Angket Frekuensi
(%)
1 40-58 6 8,6% 8,6
2 59-77 5 7,1% 15,7
3 78-96 14 20,0% 35,7
4 97-115 12 17,1% 52,9
5 116-134 11 15,7% 68,6
6 135-153 10 14,3% 82,9
7 154-172 12 17,1% 100,0
Total 70 100,0 -

Gambar 11 Histogram rentang skor dan frekuensi angket pada kelas Reguler

Tabel 23 Interval Skor angket pada kelas Reguler


No Kategori Interval Skor Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 130,42 – 166,15 23 32,9%
2 Sering 94,69 – 130,41 24 34,3%
3 Kadang-kadang 58,95 – 94,68 17 24,3%
4 Jarang Sekali 42 – 58,94 6 8,6%

86
Gambar 12 Histogram Interval Skor angket pada kelas Reguler

Dari hasil diatas ini diperoleh hasil dari kelas reguler yaitu kategori jarang

sekali memiliki 6 responden atau 8,6%, kategori kadang-kadang memiliki 17

responden atau 24,3%, kategori sering memiliki 24 responden atau 34,3% dan

kategori selalu memiliki 23 responden atau 32,9%. Berdasarkan hasil tersebut

disimpulkan bahwa hasil dari soft skill kelas reguler kompetensi keahlian Teknik

dan Bisnis Sepeda Motor memiliki kecenderungan sering dengan presentase

34,3%.

b. Soft skill Kelas Industri

Instrumen soft skill ini disebarkan kepada peserta didik kelas XII

Kompetensi Keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor binaan AHAS. Instrumen

87
terdiri dari 42 butir pernyataan. Pada tabel distribusi frekuensi terdiri dari skor total

angket yang bersumber dari responden, frekuensi bersumber dari banyaknya

responden yang mendapatkan skor total, dan frekuensi relatif bersumber dari

persentase perhitungan dari frekuensi.

Perhitungan pada tabel yang terdapat di bawah diperoleh skor tertinggi 168 dan

skor terendah adalah 52. Rentang skor pada tabel di bawah adalah 116. Pada

penelitian ini terdapat skor yang sering muncul yaitu 152-168 sebanyak 29 kali atau

sebesar 41,4%. Mean pada penelitian ini adalah 130,84, Median pada penelitian ini

yaitu 136,5 dan standar devisiasi 34,86. Kelas interval pada penelitian melihat dari

skor tertinggi dan terendah di hitung dengan menggunakan rumus kelas interval

yaitu 1 = 1+3,3 log (n) yang menghasilkan 7,1 dibulatkan menjadi 7 dan kelas

interval ini yaitu 16. Berikut skor data pada kelas binaan industri seperti pada tabel

dibawah ini.

Tabel 24 Rentang Skor dan Frekuensi Angket pada kelas binaan Industri
Presentase Komulatif
No Skor Angket Frekuensi
(%)
1 50-66 4 5,7% 5,7
2 67-83 4 5,7% 11,4
3 84-100 8 11,4% 22,9
4 101-117 7 10,0% 32,9
5 118-134 11 15,7% 48,6
6 135-151 7 10,0% 58,6
7 152-168 29 41,4% 100,0
Total 70 100,0% -

88
Gambar 13 Histogram rentang skor dan frekuensi angket pada kelas binaan
Industri

Tabel 25 Interval Skor angket pada kelas binaan Industri


No Kategori Interval Skor Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 148,27 – 183,14 31 44,3%
2 Sering 113,41 – 148,27 18 25,7%
3 Kadang-kadang 78,55 – 113,41 16 22,9%
4 Jarang Sekali 52 – 78,55 5 7,1%

89
Gambar 14 Histogram Interval Skor angket pada kelas binaan Industri

Dari hasil diatas ini diperoleh hasil dari kelas binaan industri yaitu kategori

jarang sekali memiliki 5 responden atau 7,1%, kategori kadang-kadang memiliki

16 responden atau 22,9%, kategori sering memiliki 18 responden atau 25,7 dan

kategori selalu memiliki 31 responden atau 44,3%. Berdasarkan hasil tersebut

disimpulkan bahwa hasil dari soft skill kelas binaan industri kompetensi keahlian

Teknik dan Bisnis Sepeda Motor memiliki kecenderungan selalu dengan

presentase 44,3%.

90
c. Perbedaan antara Kelas Reguler dengan Kelas Industri

Tabel 26 Tabel rata-rata jumlah nilai antara kelas reguler dengan kelas
binaan industri
Perbedaan rata-rata
BentukKelas N Mean
Kelas Reguler 70 112,54
Hasil
Kelas Binaan 70 130,84
Industri

Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah data hasil rata – rata nilai angket

soft skill Kelas Reguler adalah sebesar 112, 54 sedangkan kelas binaan industri

adalah sebesar 130,84. Dengan demikian secara deskriptif statistik dapat

disimpulkan ada perbedaan rata – rata hasil jumlah nilai angket soft skill antara

kelompok kelas reguler dengan kelompok kelas binaan industri.

Tabel 27 Tabel Independent Sample Test (Uji-T)


Kategori Soft Skill
F 0,007
Sig 0,935
Sig. (2-tailed) 0,003

Dari hasil tabel Uji-T di atas diketahui nilai Sig. Levene’s Test for Equality

of Varience adalah sebesar 0,935 > 0,05 maka dapat diartikan bahwa varian data

antara kelas reguler dengan kelas binaan industri adalah homogen atau sama.

Sehingga pengartian tabel output Independent Sample Test di atas berpedoman pada

nilai yang terdapat dalam tabel “Equal variances assumed”.

Berdasarkan tabel output independent Sample Test pada bagian “equal

variances assumed” diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,003 < 0,05; maka

sebagaimana dalam dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t-

test dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-

91
rata jumlah nilai angket soft skill siswa antara kelas reguler dengan kelas binaan

industri.

Tabel 28 Perbedaan antara kelas Reguler dengan kelas binaan Industri


Kriteria Kelas Reguler Kelas Binaan
Industri
Sum 204 215
Mean 2,91 3,07
Min 1 1
Max 4 4
Median 3 3
Modus 3 4

Dari hasil penelitian soft skill antara kelas reguler dengan kelas binaan

industri dapat disimpulkan bahwa kelas binaan industri lebih unggul dari pada kelas

reguler, terlihat dari rata-rata kelas binaan industri 3,07 sedangkan rata-rata kelas

reguler 2,91. Nilai terendah kelas binaan industri dan kelas reguler sama-sama 1

dan nilai tertinggi kelas binaan industri dengan kelas reguler sama-sama 4. Hasil

nilai total atau SUM dari kelas binaan industri juga lebih tinggi yaitu 215 sedangkan

jumlah kelas reguler 204. Median dari kelas reguler dengan kelas binaan industri

sama-sama 3. Modus dari kelas reguler adalah 3 sedangkan modus dari kelas binaan

industri 4.

3. Budaya Industri 5R

Hasil pengamatan dan observasi pelaksanaan 5R di SMK Negeri 1 Bendo

Magetan baik di kelas reguler maupun di kelas binaan industri kompetensi keahlian

Teknik dan Bisnis Sepeda Motor.

92
a. Pelaksanaan Ringkas

Pelaksanaan Seiri (Ringkas) adalah proses pemilihan dengan memilih mana

barang yang di buang atau barang yang masih bisa dipergunakan lagi. Menurut

Osada (2000) menjelaskan dalam menangani tumpukan barang di bengkel itu yaitu:

(1) Melakukan pembersihan Besar dan (2) Membuang barang yang tidak

diperlukan. Jadi di bengkel TBSM SMK Negeri 1 Bendo Magetan untuk barang

yang tidak dapat dipergunakan lagi seperti oli, spare part sepeda motor dari hasil

praktik siswa itu tidak di buang sia-sia tetapi dijual dan uang dari hasi penjualan itu

dapat digunakan untuk beli bahan bakar dan oli untuk praktek di bengkel itu sendiri.

Untuk barang siswa yang tidak diperlukan lagi atau rusak itu yang di

tampung dan dipilah lagi ada yang di jual sehingga SMK Negeri 1 Bendo Magetan

dapat memperoleh pemasukan. Untuk barang atau spare part yang rusak dan tidak

bisa di pergunakan lagi di simpan di gudang bengkel.

b. Pelaksanaan Rapi

Saiton (Rapi) di paparkan menjadi dua yaitu penataan alat (tools) dan tata

letak Mesin. Pinsip dasar seiton rapi adalah melakukan pengaturan lingkungan kerja

dan peralatan secara rapi dengan sasaran tata letak dan penempatan yang efisien

sehingga pemborosan waktu untuk mencari barang bisa dihilangkan, untuk

memperlancar pekerjaan. Semua alat di bengkel SMK Negeri 1 Bendo Magetan

sudah ditata rapi sesuai dengan kemiripan, ukuran, dan karakteristik dengan diberi

kode nama alat dan kode lokasi akan memudahkan dalam menemukan alat tersebut

sesuai dengan konsep Rapi (Seiton) yaitu dapat menemukan alat dengan mudah dan

menghilangkan proses pencarian alat yang membutuhkan waktu lama.

93
c. Pelaksanaan Resik

Pelaksanaan Resik (Seiso) di bagi menjadi dua yaitu:

1) Pembersihan Bengkel

Proses pembersihan di bengkel TBSM SMK Negeri 1 Bendo Magetan itu

ada yang bertanggung jawab masing-masing, contohnya di dalam bengkel TBSM

itu yang bertanggungjawab atas kebersihan bengkel dan kerapian bengkel yang

melibatkan siswa.

Pembersihan bengkel itu melibatkan siswa jadi guru hanya membagi siswa

menjadi beberapa kelompok untuk ditugaskan piket bengkel yang tugasnya yaitu

membersihkan seluruh bengkel TBSM seperti lantainya disapu, membersihkan

tempat praktek dari sisa praktek kemudian mengembalikan alat peraktek ke ruang

alat (tools) sehingga sehabis peraktek bengkel menjadi bersih seperti awal sebelum

siswa peraktek. Untuk pembersihan di ruang alat (tools) itu tanggung jawab dari

toolman jadi pembersihannya setiap hari agar ruang laboran tertata rapi, bersih,

indah dan nyaman.

2) Perawatan Alat-alat Sepeda Motor

Proses perawatan alat-alat di bengkel TBSM SMK Negeri 1 Bendo Magetan

itu pasti dilakukan secara berkala agar meminimalisasi kerusakan ataupun

kehilangan yang diakibatkan oleh kegiatan praktikum siswa sesuai dengan jadwal

yang telah dibuat oleh kepala bengkel seperti perawatan carlift tune up sepeda

motor itu dua minggu sekali dan untuk alat ukur satu bulan sekali dan yang

melakukan perawan atau perbaikan itu tugas dari toolman dan semua guru produktif

terutama kepala bengkel. Jadwal perawatan itu sudah dijadwalkan jadi toolman

tinggal lihat jadwal dan langsung melakukan perawatan.

94
d. Pelaksanaan Rawat

Dalam Rawat (seiketsu) di paparkan menjadi dua yaitu pemantapan di

dalam bidang kontrol visual dan pemantapan SDM guru.

1) Kontrol Visual

Keberadaan kontrol visual di bengkel TBSM SMK Negeri 1 Bendo

Magetan itu memiliki fungsi yang sangat penting bagi menunjang peraktik siswa

agar terhindar dari kecelakaan kerja. Jadi di bengkel TBSM itu sudah belum

terpampang dengan jelas kontrol visual yang berupa poster-poster K3 fungsinya

untuk menyadarkan siswa akan pentingnya keselamatan kerja, memberitahu siswa

mengenai menggunakan alat K3 yang baik dan benar sehingga dapat bekerja sesuai

dengan standar oprasional prosedur.

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada maka dalam melakukan

pemantapan di bengkel TBSM SMK Negeri 1 Bendo Magetan belum terlalu

melakukan pemantapan dengan kontrol visual seperti menempelkan poster-poster

K3 yang sangat berfungsi untuk mengingatkan siswa agar bekerja dengan mudah,

aman dan nyaman.

2) Pemantapan SDM Guru

SMK Negeri 1 Bendo Magetan sangat memperhatikan kualitas guru

khususnya guru produktif, jadi setiap tahunnya SMK Negeri 1 Bendo Magetan

selalu mengirim guru-guru produktif untuk mengikuti pelatihan-pelatiahan sesuai

dengan bidangnya seperti chasis sepeda motor, engine sepeda motor dan kelistrikan

sepeda motor khususnya Honda di kantor cabang PT. AHM yaitu di MPM Madiun

dan juga diperusahaan rekanan sehingga standar kom-petensi yang dapat dimiliki

oleh siswa berkat transfer ilmu dari guru. Pada konsep ke empat yaitu Rawat

95
(Seiketsu) itu bukan sekedar kontrol visual tetapi juga dalam mengembangakan

kualitas guru agar dalam mengajar guru dapat membagi ilmu yang sangat

bermanfaat dan dapat membekali siswa sebelum ke dunia industri khususnya

dibidang Sepeda Motor.

e. Pelaksanaan Rajin

Pembiasaan yang dilakakuan adalah jadi siswa selalu diingatkan mengenai

K3 ketika sebelum dan sudah paktek di bengkel pemesianan di SMK Negeri 1

Bendo Magetan, karena ketika diingatkan secara terus menurus siswa akan terbiasa

dalam memperhatikan keselamatanya sendiri dengan menggunakan alat pelindung

diri ketika peraktik. Kebersihan bengkel itu menjadi tanggu jawab guru dan siswa.

Fungsi guru disini mengarahkan agar siswa setelah peraktik bertanggung jawab atas

kebersihan bengkel seperti peralatan yang ada dibengkel. Guru selalu mengarahkan

dan memberi teguran jika siswa malas atau tidak mau membersihkan mesin yang

habis di pergunakan. Guru selalu mengarahkan untuk membersihkan bengkel

sebelum pulang sehingga proses pemberishan bengkel oleh siswa itu sudah menjadi

kebiasaan dimana agar siswa bertanggung jawab atas pekerjaannya.

Hasil lembar observasi terdapat pada bab lampiran penelitian dan

kesimpulannya ada pada tabel di bawah ini.

Tabel 29 Perbedaan budaya industri 5R


Kelas Binaan
Kategori Kelas Reguler
Industri
Mean 2,96 3,53
Lembar Observasi I 73,89 88,34
Lembar Observasi II 86,7 95,56
Min 2 3
Max 4 4
Sum 133 159

96
Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa kelas reguler mempunyai rata-rata

yang lebih rendah dibandingkan dengan kelas binaan industri. Kelas reguler rata-

ratanya adalah 2,96 sedangkan kelas binaan industri rata-ratanya adalah 3,53. Skor

Lembar Observasi I dari kelas reguler adalah 73,89 sedangkan skor Lembar

Observasi I kelas binaan industri adalah 88,34. Kemudian skor Lembar Observasi

II dari kelas reguler 86,7 sedangkan skor Lembar Observasi II kelas binaan industri

95,56. Total nilai dari kelas reguler 133 sedangkan total nilai kelas binaan industri

adalah 159. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai atau skor budaya

industri 5R kelas binaan industri lebih tinggi daripada kelas reguler menurut

berbagai kriteria skor ketika proses observasi. Hasil dan Kriteria penilaian lembar

observasi dapat dilihat di bagian lampiran penelitian.

C. Pembahasan
1. Seberapa jauh tingkat hard skill siswa, antara kelas binaan industri dan

kelas reguler kompetensi keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor?

Hasil perhitungan pada penelitian ini yang mana menggunakan hasil nilai Uji

Kompetensi Keahlian 3 tahun terakhir untuk melihat seberapa jauh kualitas hard

skill antara kelas reguler dengan kelas binaan industri kompetensi keahlian teknik

dan bisnis sepeda motor di SMK Negeri 1 Bendo Magetan yaitu sebagai berikut.

Data tabel diatas bahwa hasil dari nilai UKK (Uji Kompetensi Keahlian) peserta

didik 3 tahun terakhir terdapat hasil nilai yaitu pada kelas reguler 86,40 ; 85,67 dan

87,04 sedangkan pada kelas TBSM binaan industri nilai rata-ratanya 89,09 ; 91,36

dan 90,30. Hasil total nilai rata – rata kompetensi UKK 3 tahun terakhir kelas

reguler 86,37 sedangkan kelas binaan industri 90,25. Dari hasil 3 tahun terakhir

terlihat jelas bahwa kelas binaan industri selalu lebih unggul nilai rata-rata Uji

97
Kompetensi Keahliannya. Rata-rata tertinggi terjadi di tahun ajaran 2017/2018 pada

kelas binaan industri yaitu dengan nilai 91,36 sedangkan nilai terendah juga terjadi

di tahun ajaran 2017/2018 dengan nilai 85,67.

Kompetensi EFI Sepeda Motor pada kelas binaan industri yaitu dengan nilai

rata-rata 91,40 menjadi nilai paling tinggi selama 3 tahun terakhir pelaksanaan

UKK di Kompetensi Keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor SMK Negeri 1

Bendo. Nilai tertinggi tersebut terjadi pada tahun ajaran 2018/2019 sedangkan nilai

terendah selama 3 tahun terakhir adalah kompetensi EFI Sepeda Motor pada kelas

reguler dengan nilai rata-rata 84,53.

Rata-rata nilai pada kelas binaan industri seluruh kompetensi (Tune-Up

Sepeda Motor, Kelistrikan Sepeda Motor, EFI Sepeda Motor dan Chasis Sepeda

Motor) di 3 tahun terakhir menunjukkan bahwa nilai tertinggi terjadi pada

kompetensi EFI Sepeda Motor tahun ajaran 2018/2019 dengan nilai 91,40. Nilai

terendah pada kelas binaan industri terjadi pada tahun ajaran 2016/2017 kompetensi

Kelistrikan Sepeda Motor dengan nilai 86,91. Dari hasil tersebut sudah dapat

dipastikan bahwa kompetensi hard skill yang paling unggul di dalam kelas binaan

industri adalah kompetensi EFI Sepeda Motor.

Rata-rata nilai di kelas reguler seluruh kompetensi (Tune-Up Sepeda Motor,

Kelistrikan Sepeda Motor, EFI Sepeda Motor dan Chasis Sepeda Motor) pada 3

tahun terakhir menunjukkan bahwa nilai tertinggi terjadi pada kompetensi EFI

Sepeda Motor tahun ajaran 2018/2019 dengan nilai 88,41. Nilai terendah di kelas

reguler terjadi pada tahun ajaran 2017/2018 kompetensi EFI Sepeda Motor dengan

nilai 84,53. Dari hasil tersebut sudah dapat dipastikan bahwa kompetensi hard skill

yang paling unggul di dalam kelas reguler adalah kompetensi EFI Sepeda Motor.

98
2. Seberapa jauh tingkat soft skill siswa, antara kelas binaan industri dan

kelas reguler kompetensi keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor?

Dari hasil penelitian soft skill antara kelas reguler dengan kelas binaan

industri dapat disimpulkan bahwa kelas binaan industri lebih unggul dari pada kelas

reguler, terlihat dar rata-rata kelas binaan industri 3,07 sedangkan rata-rata kelas

reguler 2,91. Jumlah skor rata – rata kelas binaan industri adalah 130,84 sedangkan

jumlah skor rata – rata kelas reguler 112,54. Hasil nilai total atau SUM dari kelas

binaan industri juga lebih tinggi yaitu 215 sedangkan jumlah kelas reguler 204.

Instrumen soft skill mengandung unsur yaitu aspek Pesonal Effectiv,

Inovation, Teamwork, Conflict Management, Problem Solving, Goal Orientation,

Interpersonal Skill, Self Management, Planning Organitation dan Leadership.

Dalam data analisis butir soft skill kelas binaan industri Interpersonal Skill menjadi

aspek soft skill yang paling unggul daripada aspek yang lain, aspek interpersonal

skill unggul tipis dibanding dengan aspek Personal Effectiv. Pada kelas binaan

industri ada aspek yang paling rendah diantara aspek yang lain yaitu aspek

Teamwork.

Berdasarkan data analisis butir soft skill kelas reguler Teamwork menjadi

aspek soft skill yang paling unggul daripada aspek yang lain, padahal aspek ini

adalah aspek paling rendah dalam aspek soft skill di kelas binaan industri. Pada

kelas reguler ada aspek yang paling rendah diantara aspek yang lain yaitu aspek

Problem Solving.

99
3. Seberapa jauh tingkat kualitas budaya industri 5R siswa, antara kelas

binaan industri dan kelas reguler kompetensi keahlian Teknik dan

Bisnis Sepeda Motor?

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa kelas reguler mempunyai rata-rata

yang lebih rendah dibandingkan dengan kelas binaan industri. Kelas reguler rata-

ratanya adalah 2,96 sedangkan kelas binaan industri rata-ratanya adalah 3,53. Skor

Lembar Observasi I dari kelas reguler adalah 73,89 sedangkan skor Lembar

Observasi I kelas binaan industri adalah 88,34. Kemudian skor Lembar Observasi

II dari kelas reguler 86,7 sedangkan skor Lembar Observasi II kelas binaan industri

95,56. Total nilai dari kelas reguler 133 sedangkan total nilai kelas binaan industri

adalah 159. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya industri 5R kelas

binaan industri lebih tinggi daripada kelas reguler.

4. Adakah perbedaan hard skill yang signifikan antara kelas binaan

industri dan kelas reguler kompetensi keahlian Teknik dan Bisnis

Sepeda Motor?

Dari hasil Uji-T atau Uji Beda diketahui nilai Sig. Levene’s Test for Equality

of Varience adalah sebesar 0,508 > 0,05 maka dapat diartikan bahwa varian data

antara kelas reguler dengan kelas binaan industri adalah homogen atau sama.

Berdasarkan tabel output Uji-T pada bagian “equal variances assumed” diketahui

nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,07 > 0,05; maka sebagaimana dalam dasar

pengambilan keputusan dalam uji independent sample t-test dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata jumlah nilai

rata-rata UKK 3 tahun terakhir hard skill siswa antara kelas reguler dengan kelas

binaan industri.

100
5. Adakah perbedaan soft skill yang signifikan antara kelas binaan

industri dan kelas binaan industri kompetensi Teknik dan Bisnis

Sepeda Motor?

Berdasarkan tabel output independent Sample Test pada bagian “equal

variances assumed” diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,003 < 0,05; maka

sebagaimana dalam dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t

test dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-

rata jumlah nilai angket soft skill siswa antara kelas reguler dengan kelas binaan

industri. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelas binaan industri lebih

unggul daripada kelas reguler.

D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian merupakan proses mendapatkan dan mengumpulkan data.

Namun, selama proses penelitian ini peneliti menemukan beberapa keterbatasan,

yaitu sebagai berikut:

1. Pada instrumen hard skill hanya sebagai data sekunder dikarenakan

keterbatasan waktu, sebenarnya instrumen hard skill akan diteliti sendiri ketika

pelaksanaan UKK sekolah dan UKK dari industri.

2. Padatnya jadwal agenda dan acara di SMKN 1 Bendo Magetan mengakibatkan

penelitian kurang berjalan maksimal.

3. Hasil dari angket untuk responden guru maupun peserta didik tidak semuannya

menggambarkan kondisi sebenarnya budaya industri pada kelas reguler

maupun kelas binaan industrinya.

4. Kelas binaan industri hanya mengijinkan waktu penelitian lebih cepat daripada

kelas reguler dikarenakan padatnya jadwal praktek kompetensinya.

101

Anda mungkin juga menyukai