Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Replikasi Virus

Virus merupakan parasit intraseluler obligat; mereka hanya dapat


bereplikasi di dalam sel inang. Virus yang berisolasi tidak dapat
bereplikasi atau melakukan hal-hal lainya, kecuali menginfeksi sel
inang yang cocok. Virus tidak memiliki enzim untuk melakukan
metabolisme dan tidak memiliki ribosom atau peralatan lainya
untuk membuat proteinya sendiri. Oleh karena itu, virus yang
terisolasi hanya merupakan paket-paket yang berisi sekumpulan
gen yang berpindah dari satu sel inang ke sel inang lainnya.
Ada dua cara replikasi virus yaitu daur litik dan daur lisogenik.
Meskipun media yang digunakan oleh virus masuk dan keluar dari
sel induk berbeda-beda, tapi mekanisme dasar pengadaannya sama
untuk semua virus. Siklus hidup virus yang paling mudah dipahami
adalah siklus hidup bakteriophage. Phage bias menggandakan diri
melalui dua mekanisme aleternatif: daur litik (virulen) atau daur
lisogenik (avirulen). Daur litik berakhir dengan lisis (pecah) dan
matinya sel induk, sedangkan pada daur lisogenik sel induk masih
tetap hidup (Peleezar,

Nah untuk berkembangbiak mereka harus menginfeksi sel inang.


Ada dua macam cara menginfeksi virus yakni fase litik dan fase
lisogenetik.
Menurut Tortora (2004:388) tahap daur Litik litik yaitu sebagai
berikut:

Baca Juga Artikel Yang Mungkin


Berhubungan : Reproduksi Virus Beserta Penjelasannya
 Attachment (penempelan)
Ujung akar dari virus pada bagian penerima (receptor
side) dipermukaan sel bakteri. Receptor yang khusus pada bakteri
merupakan bagian lipopolisakarida. Walaupun setiap struktur
permukaan dapat berfungsi sebagai penerima phage termasuk
flagella, pilli dan karbohidrat maupun protein yang terdapat pada
membrane atau diding sel bakteri. Setelah terjadi adsorbsi benang-
benang ekor, maka terjadi absorbsi jarum ekor(fail pin) yang
kemudian disusul dengan penetrasi.

 Penetration
Setelah adsorbsi terjadi, phage menginjeksukan DNA (asam
nukleat) ke dalam sel bakteri dengan mengeluarkan suatu enzim
disebuit lisozim yang dapat menguaikan bagian-bagian dari diding
sel bakteri.

Selama proses penetrasi, bagian pembungkus (sheath)ekor


berkontraksi sehingga ekor tertarik ke dalam sel. Ketika ujung inti
ekor sampai pada membran plasma sel bakteri, DNA yang terdapat
pad abegian kepala phage memasuki inti ekor melalui membrane
plasma dan terus masuk ke dalam sel. Bagian kapsid dari
kebanyakan phage tetap tinggal di luar sel bakteri.
 Biosynthesis (biosintesis)
Ketika DNA bakteriophage mencapai sitoplasma sel hospes,
terjadilah biosintesis asam nuleat virus dan protein. Dalam proses
ini DNA virus mengendalikan “mesin metabolic” dari sel hospes
sehingga transkripsi RNA dari kromosom hospes terhenti, karena
DNAnya sudah rusak, kemudian DNA virus mencetak mRNA.

Oleh karena enzim-enzim hospes masih berfungsi, maka energi


virus terus diproduksi dan digunakan untuk mensintesis DNA
phage dan protein. Pada awalnya phage menggunakan nukleotida
dan beberapa enzim dari sel hospes untuk mensintesis DNA phage
dan segera setelah itu terjadilah biosintesis protein virus.

Ribosom enzim-enzim dan asam-asam amino dari hospes


digunakan untuk mensintesis protein-protein virus dan protein
kapsidnya. Perlu diingat bahwa selama penetrasi berlangsung,
bagian kapsid virus berada di luar hospes. Ini berarti bahwa DNA
phage harus mempersiapkan “template”untuk menghasilkan semua
komponen-komponen virus termasuk DNA phage sendiri.

DNA phage ini dapat mencetak mRNA untuk tranlasi enzim-enzim


phage dan protein kapsid. Dalam beberapa menit selama infeksi,
phage yang komplit tidak dijumpai di dalam sel hospes. Hanya
komponen-komponen yang terpisah seperti DNA dan protein yang
dapat dideteksi.

 Maturasi (pematangan)
Dalam proses ini DNA bakteriophage dan kapsid bergabung
sedemikian rupa sehingga membentuk virion yang lengkap, dimana
prosesnya dikendalikan oleh gen-gen virus. Kepala phage dan ekor
dipisah oleh sub unit protein-proten.
Bagian kepala dibungkus oleh DNA virus sedang bagian ekornya
melekat pada bagian leher. Pada banyak virus yang sederhana,
asam-asam nukleat dan kapsidnya berkumpul dengan spontan
untuk membentuk virion tanpa pengendalian oleh gen-gen.

 Realesse (pelepasan)
Tahapan terakhir dari penggandaan virus adalah pelepasan virus
dari sel induk. Istilah lisis biasanya digunakan untuk tahapan ini
dalam proses penggandaan dari phage T4 karena dalam hal ini,
membrane plasma membuka (lisis), lysozym yang dihasilkan oleh
gen phage disintesiskan di dalam sel.

Enzim ini menyebabkan pecahnya dinding sel bakteri dan sel


bakteriophage yang baru terbentuk dilepaskan dari sel induk. Phage
ynag dilepas menginfeksi sel-sel rentan disekitarnya, dan siklus
penggandaan diri virus terulang di dalam sel tersebut.

Daur Lisogenik
Menurut Solomon, 2002:487, tahap-tahap dari lisogenik adalah
sebagai berikut:

Baca Juga Artikel Yang Mungkin


Berhubungan : Penjelasan Struktur Tubuh Virus Secara
Lengkap
 Attachment (penempelan)
Ujung akar dari virus pada bagian penerima (receptor
side) dipermukaan sel bakteri. Receptor yang khusus pada bakteri
merupakan bagian lipopolisakarida. Walaupun setiap struktur
permukaan dapat berfungsi sebagai penerima phage termasuk
flagella, pilli dan karbohidrat maupun protein yang terdapat pada
membrane atau diding sel bakteri. Setelah terjadi adsorbsi benang-
benang ekor, maka terjadi absorbsi jarum ekor (fail pin) yang
kemudian disusul dengan penetrasi.

 Penetration
Setelah adsorbsi terjadi, phage menginjeksukan DNA (asam
nukleat) ke dalam sel bakteri dengan mengeluarkan suatu enzim
disebuit lisozim yang dapat menguaikan bagian-bagian dari diding
sel bakteri. Selama proses penetrasi, bagian
pembungkus (sheath) ekor berkontraksi sehingga ekor tertarik ke
dalam sel.

Ketika ujung inti ekor sampai pada membran plasma sel bakteri,
DNA yang terdapat pad abegian kepala phage memasuki inti ekor
melalui membrane plasma dan terus masuk ke dalam sel. Bagian
kapsid dari kebanyakan phage tetap tinggal di luar sel bakteri.
 Integration (pnggabungan)
Pada fase ini virus menyisip ke dalam DNA bakteri sehingga DNA
bakteri mengandung materi genetik virus DNA bakteri yang telah
menyisip pada DNA bakteri tidak dapat aktif untuk mengambil alih
kendali metabolisme dari DNA bakteri, dikarenakan bakteri
mempunyai virulensi. DNA virus yang menempel pada DNA bakteri
disebut Profage.

 Replikasi (pembelahan)
Pada fase ini, Profage akan berada di dalam tubuh bakteri selama
bakteri masih mempunyai virulensi. Ketika sel bakteri mengalami
pembelahan, DNA virus yang ikut terkopi sehingga terbentuklah
dua bakteri yang masing-masing mempunyai profage. Pembelahan
sel bakteri dapat berulang-ulang dalam beberapa generasi dan
profagenya juga akan terbagi dalam beberapa generasi. Istilah
lisogenik mengimplikasikan bahwa profage pada kondisi tertentu,
dapat menghasilkan phage aktif yang melisis sel inangnya.

Hal ini terjadi ketika genom lamda keluar dari kromosom bakteri.
Pada saat ini, genom lamda memerintahkan sel inang untuk
membuat phage yang utuh dan kemudian menghancurkan dirinya
sendiri, melepaskan partikel phage yang dapat menginfeksi. Yang
mengubah virus dari menggunakan cara lisogenik mnejadi cara litik
adalah pemicu dari lingkungan, seperti radiasi atau adanya
beberapa zat kimia tertentu.

Selain gen untuk protein reseptor (penekan, sejumlah gen profage


yang lain dapat diekspresikan selama siklus lisogenik dan
mengekspresikan gen-gen ini mengubah fenotipe bakteri inang
misalnya, bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia yaitu
difteri, batulisme dan demam jegkering mungkin tidak
membahayakan manusia seandainya tidak terdapat gen-gen profage
tertentu yang dapat menginduksi bakteri inang untuk membuat
toksin.

Proses Replikasi Virus


Dalam proses replikasi virus semenjak menempel pada sel inang
sampai terbentuknya virus yang baru melibatkan siklus litik dan
siklus lisogenik. Siklus litik ialah replikasi virus yang yang disertai
dengan matinya sel inang setelah terbentuk anakan virus yang baru.
Siklus litik virus yang telah berhasil diteliti oleh para ilmuwan ialah
siklus T “Bacteriophage” yaitu virus yang menyerang bakteri
Escherichia coli “bakteri yang terdapat di dalam colon atau usus
besar manusia”.
Siklus litik Bakteriofag terdiri atas 5 fase yakni fase adsorbsi, fase
penetrasi sel inang, fase eklifase, fase replikasi dan fase pemecahan
sel inang. Nah berikut ini penjelasannya dari masing-masingnya,
simak dibawah ini.

 Fase Adsorbsi
Yang dalam fase ini, ujung ekor Bakteriofag menempel atau melekat
pada bagian tertentu dari dinding sel bakteri yang masih dalam
keadaan normal. Daerah itu disebut daerah reseptor “receptor site
atau receptor spot”. Virus yang menyerang bakteri E. Coli, memiliki
lisozim “lisozyme” yang berfungsi merusak atau melubangi dinding
sel bakteri.

 Fase Penetrasi Sel Inang


Untuk fase ini, kulit ujung ekor virus T dan dinding sel bakteri E.
Coli yang telah menyatu tersebut larut sampai terbentuk salauran
dari tubuh virus T dengan sitoplasma sel bakteri. Melalui saluran
ini ADN virus merusak ke dalam sitoplasma bakteri dan bercampur
dengannya.
 Fase Eklifase
Pada fase ini, setelah bercampur dengan sitoplasma bakteri, ADN
virus mengambil alih kendalui AND bakteri. Pengendalian ini
terjadi di dalam proses penyusunan atau sintesis protein di dalam
sitoplasma bakteri. Seterusnya ADN virus mengendalikan sintesis
protein kapsid virus.

 Fase Replikasi “Fase Sintesis, Penyusunan”


Virus baru pada fase ini mulai dibentuk. ADN virus T mengadakan
pembentukan atau penyusunan ADN virus yang baru, dengan
menggunakan ADN bakteri sebagai bahan materinya, serta
membentuk selubung protein kapsid virus.

Maka terbentuklah beratus-ratus molekul ADN baru virus yang


lengkap dengan selubungnya. Yang setiap sel bakteri E. Coli yang
diserang oleh virus T dapat menghasilkan 200 hingga 300 virus T
yang baru.

 Fase Pemecahan Sel Inang Atau Litik


Setelah terbentuk virus T yang baru, dinding sel bakteri akan pecah
“litik”, yang selanjutnya sejumlah T yang baru tersebut akan keluar
dan siap untuk menyerang sel bakteri E. coli yang baru “yang lain”.

Selain secara litik, reproduksi virus juga bisa terjadi secara


lisogenik. Pada siklus lisogenik, ADN atau ARN virus menempel
pada kromosom sel inang (membentuk profage) dan mengadakan
replikasi. Bedanya dengan siklus litik, pada siklus lisogenik sel
inang tidak pecah atau mati, sehingga setiap kali sel inang
membelah di dalamnya juga terdapat virus-virus yang
berkembangbiak.

falia

 22.08.2014

 Biologi

 Sekolah Menengah Atas

+5 poin

Terjawab

Jelaskan peranan virus dalam kehidupan manusia


2
LIHAT JAWABAN

Masuk untuk menambahkan komentar


Jawaban terverifikasi ahli
4,5/5

349

Letkol

 Terpelajar

 91 jawaban

 23.8 rb orang terbantu

Berikut adalah beberapa peranan virus dalam kehidupan manusia


a. Virus yang menguntungkan
Bakteri yang mengandung profage, bermanfaat:
-    untuk pengobatan berbagai macam penyakit
-    untuk membuat interferon dari virus melalui rekayasa genetika
-    untuk membuat vaksin (vaksin = mikroorganisme yang dilemahkan atau
dimatikan, sehingga sifat patogenitasnya hilang, tetapi sifat antigenitas
(antibodi)-nya tetap
-    untuk pembuatan peta kromosom.
b. Virus yang merugikan antara lain:
1) Pada manusia
a. Cacar (varicella) – herpesvirus varicelae, vaksinnya sudah ditemukan
oleh Edward Jenner
b. Polio melitis – polio, vaksinnya sudah ditemukan oleh Yonas Salk
c. Influenza – influenza virus
d. Hepatitis virus – kanker hati
e. Morbili virus – campak
f. Rabies virus – rabies
g. Yellow fever – demam kuning, biasanya menyerang bayi dan anak-anak
h. Herpes simpleks virus – dompo
i. Parotitis virus (Paramixcovirus) – gondong dapat tumbuh di jaringan otak,
pankreas dan jantung
j. Virus onkogen – kanker pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai