Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen pemasaran merupakan suatu seni dan ilmu memilih pasar
sasaran dan mendapatkan, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan
melalui penciptaan, penyampaian, dan pengomunikasian nilai pelanggan superior
(Kotler dan Keller,). Dikatakan sebagai ilmu karena pemasaran merupakan karena
kumpulan pengetahuan dan pengalaman yang disusun secara sistematis dan
praktis. Sedangkan dikatakan sebagai seni karena mendorong aplikasi praktis dari
teori-teori dan konsep-konsep pemasaran agribisnis serta timbulnya dorongan
untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian berdasarkan hasil intuisi, rasa,
keyakinan, dan kreativitas . Strategi pemasaran sangat dalam manajemen
pemasaran dikarenakan ini merupakan suatu faktor yang dapat menentukan
keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai target yang ditentukan. Menurut
Chandra (2002) strategi pemasaran memiliki dampak terhadap program
pemasaran terhadap permintaan produk dipasar.
PT Sinar Sosro merupakan perusahaan yang berrgerak dibidang minuman,
khususnya dalam pengolahan teh. Perusahaan in selalu menciptakan inovasi dan
mengembangkan usahanya kearah yang lebih baik. Kesuksesan PT Sinar Sosro
tidak langsung dapat dengan mudah karena awalnya perusahaan harus mencoba
berbagai metode agar produknya terkenal dan laku di pasaran. Walaupun
demikian PT sinar sosro mampu menciptakan kreativitas dan inovasi agar
produknya dapat diterima konsumen dan laku dipasaran. Hal ini dikarenakan
adanya manajemen pemasaran dan strategi pemasaran yang baik. Oleh karena itu,
kelompok kami melakukan analisis terhadap PT Sinar Sosro agar dapat
mempelajari sistem manajemen pemasaran dan analisis SWOT sebagai strategi
pengembangan usaha.
2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar para praktikan dapat mengetahui,
menganalisis, dan menerapkan manajemen pemasaran dan analisis SWOT sebagai
strategi pengembangan usaha.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Agribisnis
Agribisnis dalam arti sempit diartikan sebagai perdagangan atau
pemasaran hasil pertanian yang berusaha memaksimalkan keuntungan. Dalam arti
luas, agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mulai mata rantai produksi, pengolahan dan pemasaran hasil
yang ada hubungannya dengan komoditi pertanian dalam arti luas (usahatani,
perkebunanan, kehutanan, perikanan, perternakan) yang bertujuan untuk
memperoleh keutungan (profit oriented). Dengan kata lain, agribisnis diartikan
sebagai suatu kegiatan yang bertujuan memproleh keutungan yang meliputi
sebagian atau seluruh sektor agribisnis, yaitu sektor masukan, sektor produksi,
sektor pengeluaran (Gunawan, 2013).
Pengertian Agribisnis menurut Austin, agribisnis adalah kesatuan kegiatan
usaha yang meliputi kegiatan usahatani, pengolahan bahan makanan, usaha saran
dan prasarana produksi pertanian, transportasi, perdagangan, kestabilan pangan
dan kegiatan-kegiatan lainnya termasuk distribusi bahan pangan dan serat-seratan
kepada konsumen. Pengertian Agribisnis menurut Drillon, agribisnis adalah
sejumlah total dari seluruh kegiatan yang menyangkut manufaktur dan distribusi
dari sarana produksi pertanian, kegiatan yang dilakukan usahatani, serta
penyimpanan, pengolahan dan distribusi dari produk pertanian dan produk-produk
lain yang dihasilkan dari produk pertanian. Pengertian Agribisnis menurut Cramer
and Jensen, agribisnis adalah suatu kegiatan yang sangat kompleks, meliputi :
industri pertanian, industri pemasaran hasil pertanian dan hasil olahan produk
pertanian, industri manufaktur dan distribusi bagi bahan pangan dan serat-seratan
kepada pengguna/konsumen (Gunawan, 2013).
Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang
mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir sektor pangan (food supply
chain). Dengan kata lain, agribisnis adalah cara pandang ekonomi bagi usaha
penyediaan pangan. Agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan
dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses
pengolahan, hingga tahap pemasaran. Dalam konteks manajemen agribisnis,
setiap elemen dalam produksi dan distribusi pertanian adalah sebagai aktivitas
agribisnis. Istilah agribisnis atau agribusiness, merupakan gabungan dari
agriculture (pertanian) dan business (bisnis). Dalam bahasa Indonesia dikenal
pula agrobisnis. Obyek agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan, ataupun
organisme lainnya (Sieva, 2015).
Kegiatan budidaya merupakan inti (core) agribisnis, meskipun suatu
perusahaan agribisnis tidak harus melakukan sendiri kegiatan ini. Apabila
produk budidaya (hasil panen) dimanfaatkan oleh pengelola sendiri, kegiatan
ini disebut pertanian subsisten, dan merupakan kegiatan agribisnis paling
primitif. Pemanfaatan sendiri dapat berarti juga menjual atau menukar untuk
memenuhi keperluan sehari-hari. Dalam perkembangan masa kini agribisnis
tidak hanya mencakup kepada industri makanan saja karena pemanfaatan
produk pertanian telah berkaitan erat dengan farmasi, teknologi bahan, dan
penyediaan energi. FAO memiliki bagian yang beroperasi penuh pada
pengembangan agribisnis yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan
industri pangan di negara berkembang (Sieva, 2015)
2.2 Agribisnis Sebagai suatu Sistem dan Bidang Usaha
Sistem adalah suatu kesatuan dari pada unsur-unsur atau komponen-
komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi antara unsur atau
komponen yang satu dengan yang lainnya yang mana apabila salah satu dari unsur
atau komponen tersebut terganggu maka sistem tersebut juga akan terganggu.
Agribisnis merupakan suatu sistem dapat dikatakan demikian karena dalam
agribisnis terdapat berbagai komponen atau unsur-unsur yang saling berhubungan
dan berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya dalam melakukan kegiatan
agribisnis (Pardede, 2013). Empat Subsistem Agribisnis antara lain adalah
(Pardede, 2013) :
1. Subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness) (off farm), Kegiatan
ekonomi yang menyediakan sarana produksi bagi pertanian, seperti
industri dan perdagangan agrokimia (pupuk, pestisida, dll), industri
agrootomotif (mesin dan peralatan), dan industri benih/bibit.

2. Subsistem produksi/usahatani (on farm agribusiness), kegiatan ekonomi


yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem
agribisnis hulu untuk menghasilkan produk pertanian primer. Termasuk
ke dalam subsistem usahatani ini adalah usaha tanaman pangan, usaha
tanaman hortikultura, usaha tanaman obat-obatan, usaha perkebunan,
usaha perikanan, usaha peternakan, dan kehutanan.

3. Subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness) (off farm), berupa


kegiatan ekonomi yang mengolah produk pertanian primer menjadi
produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir, beserta
kegiatan perdagangan di pasar domestik maupun di pasar internasional.
Kegiatan ekonomi yang termasuk dalam subsistem agibisnis hilir ini
antara lain adalah industri pengolahan makanan, industri pengolahan
minuman, industri pengolahan serat (kayu, kulit, karet, sutera, jerami),
industri jasa boga, industri farmasi dan bahan kecantikan, dan lain-lain
beserta kegiatan perdagangannya.

4. Subsistem lembaga penunjang (off farm), seluruh kegiatan yang


menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga keuangan, lembaga
penelitian dan pengembangan, lembaga transportasi, lembaga
pendidikan, dan lembaga pemerintah (kebijakan fiskal dan moneter,
perdagangan internasional, kebijakan tata-ruang, serta kebijakan
lainnya).
Dari keempat subsistem tersebut apabila salah satu subsistem terganggu
dan tidak dapat menjalankan sebagaimana fungsi utamanya, maka secara otomatis
secara keseluruhan sistem agribisnis tersebut juga akan terganggu. Dengan
demikian agribisnis dapat dikatakan sebagai sebuah sistem karena agribisnis
memiliki hubungan dan saling berinteraksi antara komponen yang satu dengan
yang lainnya dalam menjalankan kegiatan agribisnis.
Subsistem agribisnis adalah bagian dari sistem agribisnis di mana suatu
usaha terkait atau terpengaruh langsung maupun tidak langsung dengan suatu
proses produksi biologis (Zainal, 2012). Berikut ini secara singkat masing-masing
subsistem agribisnis ini dan para pelakunya mulai dari subsistem agribisnis hulu
sampai dengan subsistem agribisnis hilir.
1. Subsistem Pasokan Input (Agro input)
Subsistem pasokan input atau sektor masukan ini adalah mewadahi semua
pengusaha, baik skala kecil, menengah maupun besar yang menyediakan atau
memasok input bagi para petani di subsistem usahatani (on farm atau agro
production). Mereka adalah para pemasok benih/bibit tanaman, ternak dan
ikan; produsen pupuk, pestisida, makanan ternak/ikan, alat dan mesin
pertanian, vaksin hewan, bahan bakar; para pemasok tenaga kerja (hewan dan
manusia) dan sektor pembiayaan misalnya bank pertanian, koperasi kredit, dan
sebagainya. Subsistem pemasok input mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan efisiensi usahatani (penggunaan mesin-mesin pertanian yang
dapat menghemat pemakaian tenaga kerja manusia, terutama di daerah
kekurangan penduduk) dan produktivitas hasil (penggunaan bibit unggul dan
pupuk buatan), serta perluasan usahatani (melalui peminjaman modal dari
lembaga pembiayaan usahatani). Sektor input yang efisien, yang mampu
memasok input dalam jumlah dan waktu yang tepat merupakan fakta penentu
untuk meningkatkan atau paling tidak mempertahankan peningkatan efisiensi
produksi yang telah dicapai pada saat sebelumnya. Di Indonesia, para petani
tidak jarang menghadapi kesulitan dalam memperoleh input utama seperti
pupuk, pakan, pestisida/obat-obatan veteriner dan kredit usahatani yang
menyebabkan tidak optimalnya hasil dan pendapatan yang diperoleh petani.
Pupuk dan pestisida adakalanya sulit diperoleh pada tempat dan waktu yang
dibutuhkan dan pencairan kredit yang datangnya terlambat. Di Indonesia
institusi pemerintah yang bertanggung jawab untuk memajukan sektor ini
terdiri atas : Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen
Keuangan dan mungkin juga Departemen Koperasi dan UMKM.
1. Subsistem Usahatani (Agro Production)
Ini adalah sektor pusat (inti) dalam agribisnis. Apabila ukuran, tingkat output, dan
efisiensi sektor ini meningkat pesat, sektor lain (off farm) juga akan ikut
berkembang baik. Baik buruknya keadaan sektor ini akan berdampak langsung
terhadap situasi keuangan sektor hulu (sektor input) dan sektor hilir (pengolahan
dan distribusi/pemasaran). Di Indonesia subsistem ini barangkali yang paling
banyak menyerap tenaga kerja. Di sini berhimpun jutaan petani kecil/gurem,
ribuan petani menengah dan ratusan petani skala besar. Di Indonesia tugas untuk
memajukan subsistem ini berada di bawah tanggung jawab beberapa departemen
yaitu: Departemen Pertanian (komoditas pangan, hortikultura, perkebunan dan
peternakan), Departemen Kehutanan (tanaman hutan, lebah madu) dan
Departemen Kelautan dan Perikanan (hasil laut dan ikan). Dalam sistem
agribisnis, subsistem inilah barangkali yang kinerjanya belum begitu memuaskan
(bahkan mungkin yang paling rendah) dibandingkan tiga subsistem yang lainnya.
2. Subsistem Pasca Panen dan Pengolahan (Aqro Industry)
Sektor ini bertanggung jawab atas pengubahan bentuk bahan baku yang dihasilkan
sektor usahatani menjadi produk konsumsi akhir pada tingkat pengecer. Di
Indonesia sektor ini mungkin nomor dua terbesar, setelah sektor usahatani. Sektor
ini rnenghasilkan nilai tambah paling besar dibandingkan subsistem lainnya.
Industri pangan olahan, jamu dan kosmetika, serta industri tekstil di Indonesia
banyak dikuasai dan dikendalikan oleh beberapa perusahaan besar baik
perusahaan domestik maupun perusahaan asing/multinasional. Karena
menghasilkan nilai tambah terbesar maka sektor ini diyakini dapat menjadi sektor
penarik bagi sektor usahatani. Maka prioritas pengembangan sektor industri di
Indonesia pada saat ini kiranya lebih tepat pada pembenahan sektor agroindustri
ini, bukan pada sektor industri hi-tech seperti pesawat terbang, elektronika dan
semacamnva.
3. Subsistem Distribusi dan Pemasaran(Agro Marketing)
Distribusi dan pemasaran produk agribisnis yang efisien perlu diciptakan. Para
pelaku di sektor distribusi dan pemasaran melibatkan para pedagang besar dan
pedagang eceran. Para pedagang besar produk primer membeli produk dari
pedagang pengumpul atau langsung dari para petani dan menjualnya kembali
kepada para pedagang eceran atau kepada perusahaan agroindustri. Untuk
pemasaran produk-produk olahan banyak melibatkan para pedagang besar dan
ribuan atau bahkan jutaan pedagang eceran di Indonesia usaha di sektor distribusi
ini banyak menyediakan lapangan kerja. Khususnya bagi pekerja informal
(pedagang kaki lima, pedagang asongan, warung-warung kecil). Akhir-akhir ini
industri eceran pangan cenderung mengarah pada toko yang makin besar dan
menawarkan lebih banyak ruang peragaan yang tentu
2.3 Analisis 7P
1. Product (Produk)
Produk merupakan komponen utama yang mendasari pemasaran suatu
perusahaan. Karena dibuatnya suatu produk, maka sebuah usaha mempunyai misi
bagaimana caranaya produk yang diproduksi dapat dijual. Akan tetapi produk saja
tidak cukup, akan tetapi sebuah produk harus memiliki kualitas dan kuantitas.
Kuantitas berarti dapat memenuhi kebutuhan pasar sedangkan kualitas adalah
produk itu mamapu memuaskan keinginan Customers sebgai pengguna produk
yang kita produksi. Sehingga perusahaan harus mampu memproduksi membuat
produk yang mampu menjawab keinginan pelanggan. Terkait pembuatan produk,
maka perusahaan memerlukan harus bekerjasama dengan bagian informasi
perusahaan supaya produksi yang dialakukan tidak salah sasaran.
2. Price (Harga)
P yang ke dua adalah Price (harga). Maksudnya adalah harga sebuah produk harus
disesuaikan dengan kondisi lingkungan tempat produk tersebut diapsaarkan.
Research pasa perlu dilakukan agar penetapan harga suatu produk sesuai dengan
daya beli lingkungan. Karena tanpa pertimbangan tersebut bisa jadi suatu produk
tidak akan laku dipasaran.
3. Place (Tempat)
Tempat yang strategis merupakan salah satu kunci suskses pemasaran suatu
produk. Terkait dengan temapat perusahaan harus mamapu memilih lokasi yang
mampu dijagkau oleh siapa saja. Sehingga pelanggan tidak merasa kesulitan untuk
menjangkau tempat tersebut. Selain itu sarana parkir merupakan fasilitas yang
tidak boleh ditinggalkan.
4. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan tahapan memperkenalkan suatu produk kepada Customers.
Pada tahapan ini tidak jarang sebuah perusahaan memerlukan pengeluaran yang
besar uintuk promosi tersebut. Promosi mutlak dilakukan oleh sebuah perusahaan,
karena meski produk yang dihasilkan perusahaan memlikiki kuantitas dan kualitas
yang memenuhi permintaan pasar, akan tetapi bisa jasa tidak laku karena produk
yang kita buat tidak banyak orang yang mengetahuinya. Pada kenyataa saat ini
teknologi informasi sudah sangat kompleks, sehingga mengenai media promosi
yang diguanakan tentunya disesuaikan dengan target pasar dan kemampuan yang
dimiliki perusahaan untuk melakukan promosi.
5. People (Orang)
Pada awalnya strategi penjaualan hanya menggunakan 4 prinsip di atas. Akan
tetapi dalam perkembangannya manusia menjadi salah satu strategi yang perlu
diperhatikan dalam strategi pemasaran produk. Manusia bisa menjadi kunci ketika
kualitas suatu produk dipengaruhi baik langsung manupun tidak langsung oleh
manusia. Sehingga jaminan kualitas produk memperhatikan manusia yang ikut
andil dalam pembuatan produk tersebut atau bahkan dalam pendistribusian dan
pemasaran secara langsung. Etos kerja serta pelayanan terhadap pelanggan baik
secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap pemasaran suatu
produk.
6. Physical Evidence (Bukti Fisik)
Bukti fisik merupakan salah satu faktor yang tidak harus ada, meskipun suatu
perusahan pasti memiliki bukti fisik dari usaha yang dijalankan. Bukti fisik
sebuah usaha bisa dijadikan sebagai dasar penentuan harga karena terkait untuk
menutup pembelian peralatan tersebut.
7. Process (Proses)
Yang terakhir adalah proses.  Proses disisni tidak hanya terbataqs pada pembuatan
produk dari bahan yang mentah samapai barang jadi, akan tetapi dari hilir samapai
ke hulu. Dari pen-Supply bahan baku samapai pada pelanggan yang menikmati
hasil produksi perusahaan.

2.4 Analisis SWOT


Menurut Freddy (2006) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman
(threats). Keputusan strategis perusahaan perlu pertimbangan faktor internal yang
mencakup kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup
peluang dan ancaman. Oleh karena itu perlu adanya pertimbangan-pertimbangan
penting untuk analisis SWOT. Dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang
timbul dalam perusahaan, maka sangat diperlukan penelitian yang sangat cermat
sehingga mampu menemukan strategi yang sangat cepat dan tepat dalam
mengatasi masalah yang timbul dalam perusahaan. Beberapa pertimbangan yang
perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan antara lain :
1. Kekuatan (Strenght)
Kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat diunggulkan oleh perusahaan tersebut
seperti halnya keunggulan dalam produk yang dapat diandalkan, memiliki
keterampilan dan berbeda dengan produk lain. sehingga dapat membuat lebih kuat
dari para pesaingnya. Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau
keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang
dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus
yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar. Kekuatan
terdapat pada sumber daya, keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan
pembeli-pemasok, dan faktor-faktor lain.
1. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal sumber daya yang ada
pada perusahaan baik itu keterampilan atau kemampuan yang menjadi penghalang
bagi kinerja organisasi. Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif
perusahaan. Fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen,
keterampilan pemasaran, dan citra merek dapat merupakan sumber kelemahan.
1. Peluang (opportunity)
Peluang adalah berbagai hal dan situasi yang menguntungkan bagi suatu
perusahaan, serta kecenderungan-kecenderungan yang merupakan salah satu
sumber peluang.
2. Ancaman (Treats)

Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan dalam


perusahaan jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi perusahaan yang
bersangkutan baik masa sekarang maupun yang akan datang. Ancaman
merupakan pengganggu utama bagi posisi perusahaan. Masuknya pesaing baru,
lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli
atau pemasok penting, perubahan tekhnologi, serta peraturan baru atau yang
direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan.

Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam suatu perusahaan, sedang


peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh
perusahaan yang bersangkutan. Jika dapat dikatakan bahwa analisis SWOT
merupakan instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis strategi, keampuhan
tersebut terletak pada kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk
memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga
berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh
perusahaan dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
(Pearce Robinson,2009).
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan


PT Sinar Sosro merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang
minuman terbesar di Indonesia. Perusahaan ini juga merupakan salah satu pelopor
teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia dan di dunia. PT
Sinar Sosro didirikan oleh Soegiharto Sosrodjojo pada taun 1974. Perusahaan ini
memiliki kantor yang terletak di Jalan Raya Sultan Agung KM. 28 kelurahan
Medan Satria Bekasi. Badan usaha dari perusahaan ini adalah perseroan terbatas.
Awal mulanya ditahun 1940 perusahaan ini hanya memproduksi dan
memasarkan teh seduh dengan merk Teh Cap Botol. Namun, ditahun 1960
Soegiharto Sosrodjojo memutuskan untuk memperbesar skala bisnisnya dengan
berpindah ke kota Jakarta untuk memperkenalkan produknya yaitu Teh Cap
Botol. Perusahaan ini diawal menggunakan strategi Cicip Rasa, tetapi cara ini
kurang berhasil. Pada akhirnya mereka menemukan ide, yaitu membawa teh yang
telah diseduh di kantor dan dikemas kedalam botol bekas kecap atau limun yang
sudah dibersihkan. Munculah konsep minuman ready to drink yang dikemas
dalam botol yang bermerk Teh Botol.
PT Sinar Sosro sudah memperluas usahanya dengan mengekspor produk-
produknya ke luar negeri seperti Negara di Asia, Amerika, Eropa, Afrika,
Australia dan Kepulauan Pasifik. Produk-produk dari PT Sinar Sosro dapat
ditemukan hampir diseluruh warung, mini market dan super market di Indonesia.
Produk lain yang di produksi oleh PT Sinar Sosro selain Teh Botol yaitu Fruit
Tea, Happy Jus, Tebs, S-Tee, dan Prim-a

4.2. Hasil Analisis


4.2.1 Manajemen Pemasaran
1. Kegiatan Pemasaran
PT Sinar Sosro ini tidak memasarkan produknya secara langsung melainkan
melalui metode konsinyasi. Produk-produk akan di distribusikan melalui truk dan
kontainer ke wilayah nasional Indonesia seperti Jabodetabek, Jawa Timur,
Kalimantan, Sulawesi dan lain sebagainya, yang selanjutkan akan dikirimkan ke
mall, supermarket, minimarket, rumah makan dan pedagang-pedagang kecil
seperti warung. Selain itu, produk-produk dari PT ini, telah diiekspor hingga ke
luar negeri seperti Amerika Serikat, Brunei, Australia dan Vietnam.
2. Strategi Pemasaran
a. Marketing Mix
1. Product
Terdapat empat jenis produk teh kemasan yang dikeluarkan oleh
PT Sinar Sosro. Pertama Teh Botol Sosro yang merupakan produk
teh botol kemasan pertama di Indonesia. Kedua. Fruit Tea yang
merupakan teh dalam kemasan dengan cita rasa buah pertama di
dunia. Ketiga TEBS singkatan dari teh bersoda. Keemoat minuman
Tehkita.
2. Price
Harga produk dari PT Sinar Sosro bervarasi tergantung pada jenis
dan ukuran dari produk. Dimulai dari harga Rp.2.000,- hingga Rp.
15.000,-
3.

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Gregorius. 2002. Strategi dan Program Pemasaran. Yogyakarta:


Penerbit Andi Ofse

Anda mungkin juga menyukai