Anda di halaman 1dari 21

STRUKTUR BETON BERTULANG III

Metode Penarikan Pra Tarik (Pre Tension) Metode Penarikan Pasca Tarik (Post Tension)

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

KEHILANGAN GAYA PRATEGANG


Kehilangan gaya prategang itu adalah berkurangnya gaya yang bekerja
pada tendon pada tahap-tahap pembebanan. Secara umum kehilangan
gaya prategang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Immediate Elastic Losses


Merupakan kehilangan gaya prategang langsung atau segera setelah
beton diberi gaya prategang. Kehilangan gaya prategang secara
langsung ini disebabkan oleh :

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

a. Perpendekan elastis pada beton akibat penarikan


b. Kehilangan akibat friksi atau geseran sepanjang kelengkungan dari
tendon, ini terjadi pada beton prategang dengan sistem pasca tarik
(post tension).
c. Kehilangan pada sistem angkur, antara lain akibat slip diangkur

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

2. Time dependent Losses


Merupakan kehilangan gaya prategang akibat dari pengaruh waktu,
yang mana hal ini disebabkan oleh :
a. Rangkak (creep) dan susut (shrinkage) pada beton
b. Pengaruh temperatur
c. Relaksasi baja prategang

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

Contoh Perhitungan Kehilangan Gaya Prategang :


Sebuah beton prategang dengan penampang segiempat 250 x 500 mm
sepanjang 9 m. Kehilangan tegangan total yang terjadi sebesar 240 MPa.
Luas total baja prategang sebesar 1050 mm2 terdiri dari 7 buah tulangan.
Kuat tekan beton sebesar 35 MPa. Gaya prategangan awal 926 kN.
Beban mati kerja sebesar 8,8 kN/m’ dan beban 250 mm
hidup kerja sebesar 11,3 kN/m’. Baja prategang
terletak 425 mm dari serat tepi terluar. garis netral
Tentukan tegangan lentur akhir yang terjadi! 425 mm 500 mm

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

Penyelesaian:
Letak garis netral (gunakan tengah sebagai acuan) :
250 ∙ 500 500Τ2 + 1050 ∙ 7 425
y= = 259,72 mm
250 ∙ 500 + 1050 ∙ 7
y ′ = 500 − 259,72 = 240,28 mm
Eksentrisitas baja prategang dengan garis netral :
e = 425 − 259,72 = 165,28 mm
Momen inersia terhadap garis netral :
1
I = 12 ∙ 250 ∙ 5003 + 250 ∙ 500 ∙ 259,72 − 250 2

+ 1050 ∙ 7 ∙ 165,282 = 2816759933 mm4

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

Penyelesaian:
Berat balok :
WDL = 250/1000 500/1000 23 = 2,875 kN/m′

Momen akibat dari berat sendiri balok (beban mati) :


MDL = 18WDL l2 = 18 ∙ 2,875 ∙ 92 = 29,109 kNm

Momen total akibat beban hidup dan beban mati :


MDL+LL = 18WDL+LL l2 = 18 ∙ 2,875 + 8,8 + 11,3 ∙ 92 = 232,6219 kNm

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

Penyelesaian:
Gaya tarik prategangan
T0 = Ps = 926 kN

Tegangan dalam tendon


926000 N
fsl = 2
= 881,905 MPa
1050 mm

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

Penyelesaian:
1. Kondisi prategangan awal (Penjumlahan antara tegangan akibat gaya
prategangan aksial dan tegangan akibat gaya eksentris)
Ps Mc Ps Ps ∙ e c
f=− ± =− ±
Ac I Ac I
Ps 926 ∙ 103
− =− = −7,408 MPa (desak, atas bawah)
Ac 250 ∙ 500
Mc 926 ∙ 103 165,28 259,72
± =+ = +14,112 MPa (tarik, atas)
I 2816759933
Mc 926 ∙ 103 165,28 240,28
± =− = −13,056 MPa (tekan, bawah)
I 2816759933

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

Penyelesaian:
Berat sendiri balok
M0 c
f=±
I
29,109 ∙ 106 240,28
f=+ = +2,483 MPa tarik, bawah
2816759933
29,109 ∙ 106 259,72
f=− = −2,684 MPa tekan, atas
2816759933

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

Penyelesaian:
Tegangan pada tepi atas balok
= −7,408 + 14,112 − 2,684
= +4,02 MPa

Tegangan pada tepi bawah balok


= −7,408 − 13,056 + 2,484
= −17,981 MPa

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III
−7,408 MPa +14,112 MPa −2,684 MPa +4,02 MPa

y = 259,72 mm

e = 165,28 mm
y′ = 240,28 mm

−7,408 MPa −13,056 MPa +2,483 MPa −17,981 MPa

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

Penyelesaian:
Tegangan pada tendon (perbandingan segitiga bagian bawah)
e e
= 881,905 + 7 −7,408 + ′ −13,056 + +2,483
y y′
165,28 165,28
= 881,905 + 7 −7,408 + −13,16 + +2,483
240,28 240,28
= 779,1405 MPa

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

Penyelesaian:
2. Kondisi prategangan akhir (setelah terjadi kehilangan prategangan)
fs = 779,1405 − 240 = 539,1405 MPa
Ps = 539,1405 1050 = 566,0975 kN

Ps 566,0975 ∙ 103
− =− = −4,5288 MPa desak, atas bawah
Ac 250 ∙ 500

Mc 566,0975 ∙ 103 165,28 259,72


± =+
I 2816759933
= +8,6272 MPa (tarik, atas)

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

Penyelesaian:
Mc 566,0975 ∙ 103 165,28 240,28
± =−
I 2816759933
= −7,9815 MPa (tekan, bawah)

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

Penyelesaian:
Berat sendiri balok
M0 c
f=±
I
29,109 ∙ 106 240,28
f=+ = +2,483 MPa tarik, bawah
2816759933
29,109 ∙ 106 259,72
f=− = −2,684 MPa tekan, atas
2816759933

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

Penyelesaian:
Tegangan pada tepi atas balok
= −4,5288 + 8,6272 − 2,684
= +1,414 MPa

Tegangan pada tepi bawah balok


= −4,5288 − 7,9815 + 2,483
= −10,027 MPa

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III
−4,5288 MPa +8,6272 MPa −2,684 MPa +1,414 MPa

y = 259,72 mm

e = 165,28 mm
y′ = 240,28 mm

−4,5288 MPa −7,9815 MPa +2,483 MPa −10,027 MPa

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

Penyelesaian:
Berat mati kerja dan beban hidup kerja
Mc
f=±
I
232,6219 ∙ 106 240,28
f=+ = +19,8436 MPa tarik, bawah
2816759933
232,6219 ∙ 106 259,72
f=− = −21,4488 MPa tekan, atas
2816759933

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

Penyelesaian:
Tegangan pada tepi atas balok
= +1,414 − 21,4488 = −20,0345 MPa

Tegangan pada tepi bawah balok


= −10,027 + 19,8436 = +9,8165 MPa

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR
STRUKTUR BETON BERTULANG III

Penyelesaian:
Tegangan akhir pada tendon
e e e
= 539,1405 + 7 −4,5288 + −7,9815 + +2,483 + +19,8436
y′ y′ y′
165,28 165,28
= 539,1405 + 7 ቊ −4,5288 + −7,9815 + +2,483 +
240,28 240,28
165,28
+19,8436 ቋ = 576,5123 MPa
240,28

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR

Anda mungkin juga menyukai