Anda di halaman 1dari 16

“TUGAS RUTIN PRAKTEK ELEKTRO TEKNIK”

Dosen Pengampu :

Dr. SUKARMAN PURBA., M.Pd.

Nama Mahasiswa : RIZKA NANDA

Nim : 5191131006

Mata Kuliah : Praktek Elektro Teknik

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI

MEDAN
2020
Tugas:

3. Mengapa Pembangkitan Tenaga listrik menggunakan energi matahari merupakan

alternatif yang layak dipilih untuk pembangkitan tenaga listrik dan sebutkan

keuntungan serta kerugiannya dari Pembangkit Tenaga Listrik menggunakan

energy matahati.

Alasannya tentu saja karena panel surya akan menyerap energi matahari yang

nantinya diubah menjadi listrik. Kemampuan panel listrik untuk menyerap sinar

matahari dan mengubahnya menjadi listrik ini ditentukan oleh besarnya panel surya

yang dipasang.

Potensi listrik yang bisa dihasilkan oleh matahari adalah 1.370 Watt per meter

persegi.Nah, nantinya diperlukan penghitungan berapa jumlah panel surya yng

perlu dipasang untuk memenuhi kebutuhan listrik di suatu bangunan dan juga

dikarenakan

 Energi yang terbarukan / tidak pernah habis,

 Bersih, ramah lingkungan

 Umur panel surya / solar cell panjang/ investasi jangka panjang

 Praktis, tidak memerlukan perawatan

 Sangat cocok untuk daerah tropis seperti Indonesia

Keuntungan Penggunaan Panel Surya:

a. Panel surya ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap

perubahan iklim seperti pada kasus penggunaan bahan bakar fosil karena
panel surya tidak memancarkan gas rumah kaca yang berbahaya seperti

karbon dioksida.

b. Panel surya memanfaatkan energi matahari dan matahari adalah bentuk

energi paling berlimpah yang tersedia di planet kita.

c. Panel surya mudah dipasang dan memiliki biaya pemeliharaan yang sangat

rendah karena tidak ada bagian yang bergerak.

d. Panel surya tidak memberikan kontribusi terhadap polusi suara dan bekerja

dengan sangat diam.Banyak negara di seluruh dunia menawarkan insentif

yang menguntungkan bagi pemilik rumah yang menggunakan panel surya.

e. Harga panel surya terus turun meskipun mereka masih harus bersaing

dengan bahan bakar fosil.Tidak diharuskan membeli semua panel surya yang

diperlukan dalam waktu yang sama, tetapi dapat dibeli secara bertahap yang

berarti Anda tidak perlu melakukan investasi besar secara instan.

f. Panel surya tidak kehilangan banyak efisiensi dalam masa pakai mereka yang

mencapai 20+ tahun.

g. Masa pakainya yang panjang, mecapai 25-30 tahun, menggaransi

penggunanya akan menghemat biaya energi dalam jangka panjang pula.

Kerugian Penggunaan Panel Surya:

a. Panel surya masih relatif mahal, bahkan meskipun setelah banyak mengalami

penurunan harga. Harga panel rumah sedang saat ini sekitar $ 12000-18000.

b. Panel surya masih perlu meningkatkan efisiensi secara signifikan karena

banyak sinar matahari terbuang sia-sia dan berubah menjadi panas. Rata-rata

panel surya saat ini mencapai efisiensi kurang dari 20%.

c. Jika tidak terpasang dengan baik dapat terjadi over-heating pada panel surya.

d. Panel surya terbuat dari beberapa bahan yang tidak ramah lingkungan.

e. Daur ulang panel surya yang tak terpakai lagi dapat menyebabkan kerusakan

lingkungan jika tidak dilakukan dengan hati-hati karena silikon, selenium,


kadmium, dan sulfur heksafluorida (merupakan gas rumah kaca),

kesemuanya dapat ditemukan di panel surya dan bisa menjadi sumber

pencemaran selama proses daur ulang.

f. Memiliki ketergantungan pada cuaca. Saat mendung kemampuan panel

surya menangkap sinar matahari tentu akan berkurang.

g. Memerlukan area yang luas untuk pemasangan modul surya untuk

mendapatkan daya keluaran yang tinggi.Modul surya memiliki efisiensi

konversi yang rendah dibandingkan jenis  pembangkit lainnya.

4. Jelaskan dan gambarkan prinsip pembangkitan tenaga mekanis

dengan menggunakan daya listrik.

Prinsip Kerja pada Pembangkit Listrik Tenaga Mekanis

Mesin listrik (electrical machine) merupakan suatu alat yang dapat mengkonversi

energi mekanis menjadi energi listrik maupun sebaliknya, energi listrik menjadi

energi mekanis. Suatu mesin listrik yang menghasilkan energi listrik dari energi

mekanis dikenal dengan nama generator. Proses pembangkitan listrik pada

generator hampir dipastikan memanfaatkan medan magnet. Dengan kata lain,

medan magnet menjadi suatu mekanisme fundamental yang berperan penting

dalam proses konversi energi listrik.

Keberadaan medan magnet di suatu tempat akan mempengaruhi lingkungan

sekitarnya. Salah satu pengaruh medan magnet yang dijadikan sebagai prinsip dasar

kerja generator adalah: Apabila ada suatu material konduktor, contoh: kawat,

bergerak dengan kecepatan tertentu dan melewati suatu medan magnet, maka pada

wire yang bergerak tersebut akan terinduksi tegangan listrik sebagi akibat dari

adanya medan magnet tersebut. Hal ini dapat digambarkan melalui formula berikut:

eind = (v x B).L
dengan:

eind = Tegangan yang dihasilkan sebagai efek dari medan magnet pada konduktor

yang bergerak melewatinya

v = Kecepatan gerak relatif konduktor

B = Fluks magnet

L = Panjang konduktor yang terkena medan magnet

Dapat dilihat pada formula di atas, tegangan yang terinduksi dipengaruhi oleh tiga

parameter yaitu kecepatan pergerakan konduktor, medan magnet dan ukuran

panjang dari konduktor. Formula ini juga menggambarkan perubahan bentuk

energi dari energi mekanis berupa energi kinetic (direpresentasikan oleh kecepatan,

v) menjadi energi listrik (direpresentasikan oleh tegangan, eind).

Formula di atas lah yang menjadi induk dari formula-formula turunan yang lebih

kompleks yang diterapkan pada mekanisme kerja generator. Perlu diingat bahwa

kecepatan yang dimaksud pada formula di atas merupakan kecepatan relative

antara konduktor dan medan magnet. Artinya, formula di atas tetap berlaku jika

konduktor dalam keadaan diam namun medan magnet yang bergerak, yang pasti

selama ada gerak relatif antara keduanya, maka tegangan akan terinduksi pada

konduktor.

Dua komponen utama pada generator adalah komponen yang berputar yang

dikenal dengan nama rotor dan komponen yang diam yang dikenal sebagai stator.

Rotor didesain agar memiliki medan magnet dengan cara menanamkan magnet

pada rotor atau dengan cara memberikan arus DC pada rotor. Baik dengan

menggunakan permanen magnet maupun memberikan arus DC, keduanya sama-


sama menghasilkan medan magnet pada rotor yang akan mempengaruhi

lingkungan sekitarnya.

Bagian utama pada stator merupakan tiga kumpulan-lilitan (koil) material

konduktor yang biasanya terbuat dari besi atau aluminium. Ketiga koil tersebut

masing-masing terpisah dengan sudut 120o seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.

Koil pertama adalah a’-a, kedua adalah b’-b dan ketiga adalah c’-c. Tujuan dari

adanya tiga koil dengan sudut relatif 120o tersebut adalah untuk menghasilkan

listrik tiga fasa. Ketika rotor berputar, maka medan magnet pada rotor ikut berputar.

Dengan adanya gerak relatif antara medan magnet dan koil-koil pada stator, maka

tegangan pada masing-masing koil akan terinduksi dengan besaran yang sama

namun fasanya berbeda sebesar 120o. Apabila sebuah beban dihubungkan dengan

stator yang kini sudah memiliki tegangan listrik, maka arus akan mengalir ke beban.
Gambar 1. Stator Pada Generator Listrik

Suatu mekanisme sistem yang terintegrasi diperlukan untuk menghasilkan rotor

yang berputar. Prinsip kerja mekanisme tersebut adalah menggabungkan kerja

rotor/stator dengan suatu sistem penghasil putaran yang kontinyu. Atau dengan

kata lain, rotor yang berputar merupakan perpanjangan dari perputaran shaft

(poros) dari mekanisme sistem perputaran kontinyu seperti yang ditunjukan pada

gambar di bawah ini.

Seperti yang bisa kamu lihat di gambar generator listrik tersebut. Pada dasarnya,

gaya gerak listrik (GGL) diperoleh dari memanfaatkan perubahan medan magnet.

Sumber buat mendapatkan energi kinetik atau gerak tersebut bermacam-macam,

misalkan aja dari kincir angin, generator pembangkit di waduk sampai mesin-mesin

yang berbahan bakar diesel.

Jadi, kalo elektron didapatkan dengan adanya perubahan medan magnet dan yang

berperan buat bisa mengubah langsung jadi energi listrik adalah Slip Ring yang ada

pada generator listrik yang bentuknya berupa cincin bulat dan ada 2 buah pada

generator listrik.
Cincin tersebut terhubung ke brush (sikat) dan bisa langsung menghasilkan arus

listrik saat ada gerakan medan magnetnya.

Disemua jenis generator seperti ini, arus yang dihasilkan yaitu alternating current

atau arus bolak-balik (AC), seperti contoh gambar cara kerja generator listrik.

Tetntunya, arus listrik yang dihasilkan yaitu arus AC dengan bentuk gelombang

listrik sinus,gelombang sinus atau sinusoidal yaitu gelombang tegangan dalam

bentuk arus bolak-balik (AC).

PLN sendiri sebagai penyedia jasa listrik memakai tegangan sinusoidal buat

mendistribusikan listrik kerumah-rumah.

Lalu, kenapa arus listrik yang dihasilkan generator berbentuk sinus?

Saat generator listrik berputar dan memotong medan magnet sehingga terjadi

induksi/gaya gerak listrik (GGL) yang dikonversikan kedalam bentuk pergerakan

elektron.

Setiap pergerakan suut coil atau kumparan akan membentuk muatan listrik positif

dan muatan listrik negatif seperti gambar dibawah ini.


Bisa kamu lihat, kalo putaran penuh generator akan menghasilkan satu sinyal sinus

penuh, itu juga alasannya kenapa arus AC disebut arus bolak-balik ?

Karena, emang dibentuk oleh muatan listrik positif dan negatif secara konstan

bergantian positif dan negatifnya.

5. Pada saat kapankah kita bisa mengukur arus listrik? Syarat apa yang harus

diperhatikan agar hasil pengukuran arus listrik dengan menggunakan

Amperemeter dapat lebih akurat? Dan Gambarkan hubungan rangkaian untuk

mengukur arus listrik dan Jelaskan langkah-langkah, bahan dan peralatan

yang digunakan untuk mengukur arus listrik

Kita dapat mengukur Arus Listrik pada saat memasang instalasi Listrik atau

pada saat menyusun komponen pada sebuah rangkaian, tujuannya agar dapat

mengetahui jumlah arus yang masuk pada rangkaian tersebut.

Untuk mendapatkan hasil pengukuran Arus Listrik Syarat yang harus di perhatikan

yaitu :

1. Pastikan Alat Pengukuran (Amperemeter) dalam Kondisi baik dan dapat

digunakan untuk mengukur Arus, karena jika alat ukur dalam kondisi

tidak baik maka hasil pengukuran tidak akan akurat dan bisa jadi hasil

nya menjadi salah.


2. Sebelum memulai pengukuran pastikan alat ukur sudah dalam kondisi

sudah di kalibrasi agar pengukuran nantinya tepat.

3. Pastikan Alat / Komponen yang diukur sudah tersambung dengan Arus

listrik

4. Setelah itu, Sambungkan Komponen ke sumber kemudian sambungkan ke

Amperemeter

5. Ukur arus listrik dengan memperhatikan jarum yang bergerak dan

menunjuk ke angka pada Amperemeter

6. Dan terakhir untuk mengetahui hasilnya kita dapat mengalikan angka

yang ditunjuk pada Amperemeter dalam skala maksimum

Langkah-langkah dalam mengukur Arus listrik

Bahan dan Peralatan yang digunakan adalah

1. Amperemeter, berfungsi untuk mengukur jumlah dan besar Arus

pada rangkaian

2. Baterai, sebagai sumber pada beban agar dapat mengalirkan

3. Lampu / beban

Untuk melakukan pengukuran arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian

kelistrikan dapat digunakan alat yang bernama ampere meter atau juga

menggunakan alat multimeter dengan selektor diarahkan pada skala ampere. Untuk

mengukur rangkaian yang dialiri arus DC maka skala pada ampere meter

ditepatkan pada skala DCA.

Untuk mengukur arus listrik maka alat ukur yang digunakan dipasangkan secara

seri dengan rangkaian kelistrikan yang akan diukur arusnya. Arah datangnya arus

listrik (arah sumber arus) dipasangkan pada terminal positif dan arah keluarnya
arus dipasangkan pada terminal negatif pada alat ukur yang digunakan. Untuk

lebih jelasnya, maka perhatikan gambar di bawah ini :

6. Ada tiga jenis alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik,

sebutkan dan jelaskan cara pengukurannya dari masing-masing alat tersebut?

Berikan Contoh perhitungan kuat arus listrik berdasarkan muatan dan Contoh

penggunaan Hukum OHM.

Alat yang digunakan dalam mengukur arus listrik pada umumnya adalah

amperemeter, Amperemeter merupakan peralatan listrik yang digunakan untuk

mengukur besarnya arus listrik dalam suatu rangkaian dewasa ini selain

amperemeter juga terdapat alat-alat yang dapat mengukur arus listrik yakni

Avometer dan Multimeter, Untuk Ampere meter terbagi menjadi 2 yaitu

Amperemeter AC dan Amperemeter DC, Amperemeter juga mempunyai 2 jenis

yaitu Amperemeter Analog dan Digital

Amperemeter analog adalah amperemeter yang hasil pengukurannya ditampilkan

dalam gerak jarum penunjuk pada layar. Sedangkan amperemeter digital adalah

amperemeter yang hasil pengukurannya ditampilkan pada layar LCD yang

langsung berupa angka.

a. Amperemeter AC
Untuk mengetahui besarnya arus pada rangkaian listrik AC, kita dapat

menggunakan Amperemeter AC yang disusun secara seri. Nantinya, alat ukur

listrik ini akan mendapatkan arus yang melewati penghantar yang dipasangkan

pada suatu rangkaian listrik AC.

Adapun cara menggunakan Amperemeter AC adalah sebagai berikut.

1. Pasang Amperemeter AC pada rangkaian listrik secara seri dengan

memotong konduktor agar arus listrik dapat melewati Amperemeter.

2. Sambungkan Amperemeter AC ke konduktor yang sudah dipotong tadi.

3. Ukur arus listrik dengan memperhatikan jarum yang menunjukkan

angka pada Amperemeter AC.

4. Untuk mendapatkan besaran arus listrik yang tepat, kita harus benar-

benar memahami dan memperhatikan karakteristik Amperemeter AC

yang digunakan.

5. Untuk hasilnya, kita dapat menghitung besarnya arus listrik dengan

mengalikan angka yang ditunjuk dan angka skala maksimum.

b. Ampere meter DC
Selain untuk mengukur besarnya arus listrik AC, Amperemeter juga dapat

digunakan untuk mengukur besarnya arus listrik DC yang dihubungkan secara seri

pada suatu sirkuit. Cara menggunakan Amperemeter DC sama seperti cara

menggunakan Amperemeter AC.

Untuk mendapatkan hasil pengukuran Arus Listrik Syarat yang harus di perhatikan

yaitu :

7. Pastikan Alat Pengukuran (Amperemeter) dalam Kondisi baik dan dapat

digunakan untuk mengukur Arus, karena jika alat ukur dalam kondisi

tidak baik maka hasil pengukuran tidak akan akurat dan bisa jadi hasil

nya menjadi salah.

8. Sebelum memulai pengukuran pastikan alat ukur sudah dalam kondisi

sudah di kalibrasi agar pengukuran nantinya tepat.

9. Pastikan Alat / Komponen yang diukur sudah tersambung dengan Arus

listrik

10. Setelah itu, Sambungkan Komponen ke sumber kemudian sambungkan ke

Amperemeter

11. Ukur arus listrik dengan memperhatikan jarum yang bergerak dan

menunjuk ke angka pada Amperemeter

12. Dan terakhir untuk mengetahui hasilnya kita dapat mengalikan angka

yang ditunjuk pada Amperemeter dalam skala maksimum

Pengertian Ohm Meter

Ohm meter merupakan sebuah alat yang dirancang untuk melakukan

pengukuran terhadap hambatan listrik yang terdapat dalam sebuah benda atau

rangkaian listrik. Hambatan sendiri merupakan pergeseran elektron melalui

benda penghantar listrik atau konduktor.


Cara pengukuranyya

 Pertama, Anda wajib memutus semua daya dan aliran listrik yang masuk

ke aliran listrik. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keakuratan ketika

pengukuran dilakukan. Selain itu, langkah ini juga termasuk dalam upaya

keselamatan kerja.

 Pilih Ohm meter dengan range yang sesuai kebutuhan. Range yang

disarankan adalah 0-10 hingga 0-10.000. Gunakan tombol pemutar besar

yang ada di bagian tengah ohm-meter untuk mengganti range.

 Pastikan alat ukur hambatan (ohm-meter) sudah dilengkapi dengan

baterai dan berfungsi dengan baik. Biasanya baterai sudah termasuk

dalam paket penjualan jika Anda membeli alat baru. Namun tidak ada

salahnya apabila Anda memeriksanya terlebih dahulu untuk memastikan.

 Tancapkan kabel yang terhubung dengan jarum pengukur ke port yang

sudah tersedia. Jarum pengukur ini terdiri dari dua jenis, yaitu negatif

(hitam) dan positif. (merah). Berhati-hatilah ketika memasang, jangan

memasukkan ke port yang salah.

 Atur alat ukur ke angka nol, baik untuk ohm meter digital maupun

analog. Caranya adalah dengan menggunakan tombol kecil yang terletak

di bagian atas pengaturan range.


Lakukan pengujian untuk mengetahui akurat atau tidaknya alat yang Anda

miliki. Caranya ambillah sebuah fixed resistor yang sudah Anda ketahui secara

pasti nilai resistensinya. Jika akurat, proses pengukuran dapat dilanjutkan.

Tempelkan jarum pengukur atau test probes pada kedua ujung benda atau

rangkaian yang akan diukur nilai hambatannya. Catat angka yang muncul pada

alat pengukur. 

Matikan alat setelah selesai melakukan pengukuran agar baterai tidak cepat

habis serta mencegah korsleting

Anda mungkin juga menyukai