Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN GAYA HIDUP DENGAN UPAYA

PENCEGAHAN STROKE PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RUANG


RAWAT JALAN RSU. HAJI MAKASSAR

Dyah Ekowatiningsih1, Arifuddin2


1
Poltekkes Kemenkes Makassar
2
RSUD Labuang Baji Makassar

ABSTRAK

Di negara berkembang seperti Indonesia, tingkat pengetahuan/pendidikan dan gaya hidup


memiliki peranan yang berpengaruh dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini
disebabkan karena pengetahuan dan pendidikan yang rendah berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku yang dapat mendorong timbulnya penyakit dan masalah kesehatan yang lainnya. Angka
kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Bahkan saat ini Indonesia merupakan negara
dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia. Meski banyak menimpa usia tua, stroke di usia
muda harus diwaspadai. Gaya hidup tidak sehat membuat mereka yang berusia muda, yaitu antara
18 – 45 tahun semakin berisiko terkena stroke. Selain makan makanan tinggi kolesterol dan kurang
berolahraga, faktor risiko penyakit jantung dan stroke lainnya adalah kebiasaan merokok, stress,
diabetes melitus, obesitas, serta hipertensi. Merokok atau minum alkohol akan meningkatkan risiko
stroke sampai 200%. Menurut survey yang dilakukan oleh Yayasan Jantung Indonesia, masyarakat
kita sebetulnya sudah tahu semua faktor risiko ini, tapi tidak ada usaha untuk mencegah atau
menghindarinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan dan gaya hidup dengan upaya pencegahan stroke pada penderita hipertensi di ruang
rawat jalan Rumah Sakit Umum Haji Makassar. Desain penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif dengan pendekatan studi korelasi, adapun jumlah sampel sebanyak 30 responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan kuisioner pada penderita
hipertensi di ruang rawat jalan Rumah Sakit Umum Haji Makassar. Hasil penelitian didapatkan bahwa
ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan stroke pada penderita
hipertensi. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah gaya hidup memiliki peranan yang lebih
berpengaruh dibandingkan dengan tingkat pengetahuan terhadap upaya pencegahan stroke pada
penderita hipertensi.

Kata kunci : tingkat pengetahuan, gaya hidup, hipertensi, stroke.

PENDAHULUAN wanita di dunia meninggal karena penyakit


Kesehatan merupakan barang yang jantung dan stroke, sedangkan jumlah pria di
mahal di negara kita ini. Sementara untuk dunia yang meninggal karena penyakit ini
penyakit ringan seperti flu bisa diobati dari diperkirakan sebesar 7,9 juta orang.
dana sendiri, namun bila terkena stroke bisa Angka kejadian stroke di Indonesia
jadi seluruh harta dan tabungan akan habis meningkat dengan tajam. Bahkan saat ini
untuk menutupi biaya pengobatan. Padahal Indonesia merupakan negara dengan jumlah
penyakit stroke merupakan penyakit yang bisa penderita stroke terbesar di Asia. Fenomena
kita cegah dengan menerapkan gaya hidup ini sesuai dengan hasil temuan RISKESDAS
yang sehat. Oleh karena itu, kesadaran akan (Riset Kesehatan Dasar), sebuah hasil survey
pentingnya pencegahan stroke merupakan hal kesehatan skala nasional yang dilakukan oleh
yang harus ada dalam benak setiap orang. Badan Penelitian dan Pengembangan
Khususnya bagi mereka yang memiliki faktor Kesehatan (Balitbangkes), DEPKES tahun
risiko terkena stroke. Kesadaran yang lebih 2012 yang mengemukakan bahwa distribusi
penting juga perlu dimiliki oleh para petugas kematian secara nasional disumbang paling
kesehatan, baik dokter maupun perawat. besar oleh penyakit stroke sebesar 15,4 %
Dalam hal ini perawat bisa memberikan dan hipertensi sebesar 6,8 %. Sedangkan
penyuluhan kepada pasiennya akan menurut data dasar rumah sakit di Indonesia
pentingnya gaya hidup sehat. tahun 2011, seperti diungkapkan Yayasan
Laporan dari Organisasi Kesehatan Stroke Indonesia, angka kejadian stroke
Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa 8,6 juta mencapai 63,52 per 100.000 pada kelompok

647
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosisi Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
usia 65 tahun keatas. Secara kasar, setiap Upaya Pencegahan Stroke di Ruang Rawat
hari dua orang Indonesia terkena stroke. Jalan RSU. Haji Makassar (n=30).
Meski banyak menimpa usia tua, stroke Variabel n %
di usia muda harus diwaspadai. Gaya hidup Umur
tidak sehat membuat mereka yang berusia 41 - 50 tahun 6 20,0
muda, yaitu antara 18 – 45 tahun semakin
51 – 60 tahun 7 23,3
berisiko terkena stroke. Kebiasaan merokok
dan mengkonsumsi makanan berlemak 61 – 70 tahun 11 36,7
meningkatkan risiko stroke di kalangan ini. 71 – 80 tahun 5 16,7
Berdasarkan data Lancet tahun 2008, 81 – 90 tahun 1 3,3
jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia Jumlah 30 100
terus meningkat. Di India, misalnya, mencapai Jenis Kelamin
60,4 juta orang pada 2002 dan diperkirakan Laki-laki 12 40,0
107,3 juta orang pada 2025. Di China, 98,5 Perempuan 18 60,0
juta orang dan bakal jadi 151,7 juta orang
Jumlah 30 100
pada 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4
juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan Pendidikan
diprediksi jadi 67,4 juta orang pada tahun Tidak Sekolah 3 10,0
2025. Di Indonesia, mencapai 17-21% dari SD 7 23,3
populasi penduduk dan kebanyakan tidak SMP 5 16,7
terdeteksi. Diperkirakan juga penderita
hipertensi akan meningkat antara 10 hingga SMU 5 16,7
20 % setiap tahun. Akademi 2 6,7
Selain makan makanan tinggi kolesterol S1 7 23,3
dan kurang berolahraga, faktor risiko penyakit
S2 1 3,3
jantung dan stroke lainnya adalah kebiasaan
merokok, stress, diabetes melitus, obesitas, Jumlah 30 100
serta hipertensi. Merokok atau minum alkohol Pengetahuan
akan meningkatkan risiko stroke sampai Baik 23 76,7
200%. Menurut survey yang dilakukan oleh Kurang 7 23,3
Yayasan Jantung Indonesia, masyarakat kita Jumlah 30 100
sebetulnya sudah tahu semua faktor risiko ini, Gaya Hidup
tapi tidak ada usaha untuk mencegah atau
Sehat 27 90,0
menghindarinya.
Tidak sehat 3 10,0
Jumlah 30 100
BAHAN DAN METODE
Desain penelitian yang digunakan Upaya
adalah metode deskriptif dengan pendekatan Pencegahan
Stroke
studi korelasi. Hal ini dimaksud untuk melihat
ada tidaknya hubungan tingkat pengetahuan Dilakukan 26 86,7
dan gaya hidup dengan upaya pencegahan Tidak dilakukan 4 13,3
stroke pada penderita hipertensi di Rumah
Sakit Umum Haji Makassar. Untuk melihat apakah ada hubungan
Sampel yang digunakan adalah antara pengetahuan dan gaya hidup terhadap
penderita hipertensi dan bersedia menjadi tindakan upaya pencegahan stroke di ruang
responden sebanyak 30 orang. rawat jalan Rumah Sakit Umum Haji Makassar
Penelitian dilakukan di ruang rawat jalan dilakukan uji statistik Chi kuadrat dengan
RSU. Haji Makassar, pada bulan Februari tingkat kemaknaan α = 0,05 atau interval
2013. kepercayaan p < 0,05.
Instrumen penelitian yang digunakan Tabel 2. Hubungan Pengetahuan dengan
adalah kuisioner yang dikembangkan Upaya Pencegahan Stroke Di Ruang Rawat
berdasarkan literatur tentang upaya Jalan RSU. Haji Makassar
Upaya Pencegahan
pencegahan stroke, pengetahuan dan gaya
Stroke
hidup. Pengetahuan Tidak
Jumlah
Dilakukan
Dilakukan
HASIL PENELITIAN n % n % n %
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Baik 22 73,3 1 3,3 23 76,6
Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Kurang 4 13,4 3 10 7 23,4
Pendidikan, Pengetahuan, Gaya Hidup, dan Total 26 86,7 4 13,3 30 100
ρ = 0,009

648
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Dari tabel diatas diperoleh bahwa pada kuadrat dengan angka kepercayaan 95%,
responden dengan pengetahuan baik hanya taraf signifikansi α = 0,05 yaitu sebesar 0,007.
satu orang (3,3%) tidak melakukan tindakan Karena 0,65 > 0,007 menunjukkan adanya
upaya pencegahan stroke sedangkan 22 hubungan yang signifikan antara tingkat
orang lainnya (73,3%) melakukan tindakan pengetahuan penderita hipertensi dengan
upaya pencegahan stroke. Pada responden pelaksanaan upaya pencegahan stroke.
yang memiliki tingkat pengetahuan kurang Dan dari perhitungan statistik untuk
terdapat empat orang (13,3%) melakukan hubungan antara gaya hidup dengan tindakan
upaya pencegahan stroke dan tiga orang upaya pencegahan stroke didapatkan nilai
(10,0%) tidak melakukan upaya pencegahan koefisien Pearson (r) sebesar 0,65 yang
stroke. kemudian dikonversikan dalam tabel chi
Sementara dilihat dari nilai p = 0,009 kuadrat dengan angka kepercayaan 95%,
yang berarti lebih kecil dari α = 0,05. Dengan taraf signifikansi α = 0,05 yaitu sebesar 0,003.
demikian dapat disimpulkan bahwa ada Karena 0,65 > 0,003 menunjukkan adanya
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan hubungan yang signifikan antara gaya hidup
pelaksanaan tindakan upaya pencegahan dengan pelaksanaan upaya pencegahan
stroke di ruang rawat jalan Rumah Sakit stroke.
Umum Haji Makassar.
PEMBAHASAN
Tabel 3. Hubungan Gaya Hidup dengan Tanpa dukungan pengetahuan yang
Upaya Pencegahan Stroke Di Ruang Rawat baik maka apresiasi perilaku penderita
Jalan RSU. Haji Makassar hipertensi dalam melakukan tindakan upaya
Upaya Pencegahan pencegahan stroke tidak terlalu banyak
Stroke berguna dalam hal ini guna mengurangi
Gaya Jumlah
Tidak kejadian serangan stroke, sebaliknya
Hidup Dilakukan
Dilakukan
kurangnya pengetahuan dapat menumbuhkan
n % n % n %
perilaku yang tidak sehat yang akan
Sehat 25 83,3 2 6,7 27 90
Tidak
menambah beratnya masalah dalam hal ini
1 3,3 2 6,7 3 10 makin meningkatnya jumlah kejadian
Sehat
Total 26 86,6 4 13,4 30 100 serangan stroke yang pada akhirnya dapat
ρ = 0,004 menyebabkan kematian.
Hal ini sesuai dengan L.Green menurut
Dari tabel diatas diperoleh bahwa pada Soekidjo Notoatmodjo dalam buku Ilmu
responden dengan gaya hidup yang sehat Kesehatan Masyarakat, 1997, yang
sebanyak 25 orang (83,3%) melakukan menyatakan bahwa perilaku dilatarbelakangi
tindakan upaya pencegahan stroke dan dua atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yaitu
orang lainnya (6,7%) tidak melakukan upaya faktor-faktor predisposisi (pengetahuan, sikap,
pencegahan stroke. Sedangkan pada kepercayaan, tradisi, nilai dan sebagainya),
responden yang memiliki gaya hidup tidak faktor-faktor yang mendukung (ketersediaan
sehat terdapat satu orang (3,3%) melakukan sumber-sumber/fasilitas) dan faktor-faktor
upaya pencegahan stroke dan dua orang yang memperkuat atau yang mendorong
lainnya (6,7%) tidak melakukan upaya (sikap dan perilaku petugas).
pencegahan stroke. Makanan yang berlemak, kurang olah
Sementara dilihat dari nilai p = 0,004 raga, obesitas (kegemukan), merokok, dan
yang berarti lebih kecil dari α = 0,05. Dengan stres merupakan hal-hal yang dapat
demikian dapat disimpulkan bahwa ada meningkatkan risiko stroke. Karena itu, perlu
hubungan antara gaya hidup dengan diperbanyak makan sayur, buah-buahan
pelaksanaan tindakan upaya pencegahan segar, dan makanan yang berserat. Olah raga
stroke di ruang rawat jalan Rumah Sakit yang dilakukan secara teratur, misalnya lari
Umum Haji Makassar. pagi dan berenang, akan mengurangi risiko
Untuk mengetahui korelasi antara terkena stroke. Jaga berat badan agar
tingkat pengetahuan dan gaya hidup penderita berkisar di sekitar berat badan ideal. Jika
hipertensi dengan tindakan upaya mempunyai kebiasaan merokok atau minum
pencegahan stroke digunakan analisis korelasi alkohol, segera hentikan kebiasaan buruk itu.
Pearson. Merokok atau minum alkohol akan
Dari komputasi statistik untuk hubungan meningkatkan risiko stroke sampai 200
antara tingkat pengetahuan dengan upaya persen. Bekerja dan menikmati hidup dengan
pencegahan stroke didapatkan nilai koefisien santai juga sangat penting untuk menghindari
korelasi Pearson (r) sebesar 0,65 yang stroke. Stres akan meningkatkan kadar radikal
kemudian dikonversikan dalam tabel chi bebas di dalam tubuh yang dapat merusak

649
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosisi Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
berbagai jaringan dan organ-organ tubuh yang berat badan (yang sering menjadi faktor resiko
vital. penyakit diabetes, jantung, dan hipertensi).
Selain gaya hidup (life style), kolesterol Dari uraian diatas jelas dilihat bahwa
juga disebabkan oleh makanan, terutama gaya hidup memiliki peranan yang lebih
makanan yang mengandung lemak seperti berpengaruh dibandingkan dengan tingkat
daging, jeroan, udang, kacang-kacangan, pengetahuan dalam upaya pencegahan stroke
margarine, kulit ayam, kuning telur, coklat dan pada penderita hipertensi. Hal ini disebabkan
santan. Untuk buah-buahan, durian dan karena kebiasaan makan makanan yang
alpukat termasuk buah yang mengandung banyak mengandung garam yang memicu
kolesterol tinggi. Cara menurunkan kolesterol terjadinya hipertensi. Selain itu makanan yang
ada dua cara yakni tanpa obat dan dengan mengandung lemak, alkohol dan kebiasaan
obat. Tanpa obat yaitu dengan memodifikasi merokok yang berinteraksi dengan kolesterol
gaya hidup dengan memperbanyak aktivitas yang dapat merusak arteri hingga memicu
olahraga supaya terjadi pembakaran lemak. terjadinya serangan stroke pada penderita
Idealnya, minimal 20 menit tiap 3 – 4 kali hipertensi.
seminggu, dilakukan kontinyu. Agar kolesterol
tidak menumpuk, maka harus dilakukan KESIMPULAN
secara paksa yaitu dengan olah raga. 1. Bahwa responden dengan tingkat
Berikutnya, pengaturan makan (diet) pengetahuan baik cenderung melakukan
berlemak. Artinya, mengurangi makanan tindakan upaya pencegahan stroke
berlemak dan memperbanyak makanan yang dibandingkan dengan responden dengan
berserat. Serat dapat mengikat kolesterol tingkat pengetahuan yang kurang.
sehingga tidak beredar dalam darah. 2. Bahwa pada responden dengan gaya
Tumbuhan dan buah merupakan makanan hidup sehat lebih banyak melakukan
yang kaya serat. (Felix S. Prabowo, 2007) tindakan upaya pencegahan stroke
Selain menjaga asupan makanan dibandingkan dengan responden dengan
tentunya kita harus cukup beraktivitas yang gaya hidup tidak sehat.
menyehatkan, karena dengan aktivitas yang 3. Bahwa terdapat hubungan yang signifikan
cukup, kita dapat memperkuat sistem kerja antara tingkat pengetahuan dan gaya hidup
jantung dan pembuluh darah serta mengatur dengan upaya pencegahan stroke pada
penderita hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Stroke Iskemik. (www.medicastrore.com., diakses Januari 2013)

Anonim. Tips Pencegahan Stroke. (www.eurekaindonesia.org., diakses Januari 2013)

Aziza B, Lucky. Jenis – jenis Hipertensi.(www.thesecretalert.wordpress.com., diakses Januari 2013)

Bdwiagus. Sepeda dan gaya hidup sehat.(www.b2w_indonesia.or.id, diakses Januari 2013)

Kalla. Indonesia Sehat 2010 Belum Bisa Terwujud. (www.tempointeraktif.com.hg.nas, diakses Januari 2013)

Notoatmodjo, S. 1997. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Andi Offset. Yogyakarta

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

Pemerintah Kota Makassar Online. Stroke Mengancam Usia Muda.(www.makassarkota.go.id diakses Januari
2013)

Ramitha, Vina . Penderita Hipertensi Harus Disiplin. (www.inilah.com., diakses Januari 2013)

Stevens, P. dkk. 2006. Pengantar Riset Pendekatan Ilmiah Untuk Profesi Kesehatan. EGC. Jakarta

Thesecretalert. Apa Penyebab Stroke?.(http://thesecretalert.wordpress.com, diakses Januari 2013).

Thesecretalert. Deteksi dini factor resiko stroke. (http://www.sasanahusada.com, diakses Januari 2013)

Yayasan Stroke Indonesia. Tahun 2020, Penderita Stroke Meningkat 2 kali. (www.yastroki.or.id., diakses Januari
2013)

650
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

Anda mungkin juga menyukai