Bunda Hamil
Sumber Informasi Kehamilan Anda
Back to Home »
Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang bisa menjadi penyebab
kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa kelamilan, persalinan, dan masa nifas yang
akan berdampak pada ibu dan bayi. Kasus pre-eklampsia dan eklampsia terjadi pada 6-8%
wanita hamil di Indonesia. Hipertensi (tekanan darah tinggi) di dalam kehamilan terbagi
atas pre-eklampsia ringan, pre-eklampsia berat, eklampsia, serta superimposed
hipertensi(ibu hamil yang sebelum kehamilannya sudah memiliki hipertensi dan hipertensi
berlanjut selama kehamilan). Tanda dan gejala yang terjadi serta tatalaksana yang
dilakukan masing-masing penyakit di atas tidak sama.
Penyebab:
Penyebab pre-eklampsia belum diketahui secara jelas. Penyakit ini dianggap sebagai
“maladaptation syndrome” akibat penyempitan pembuluh darah secara umum yang
mengakibatkan iskemia plasenta (ari – ari) sehingga berakibat kurangnya pasokan darah
yang membawa nutrisi ke janin.
Faktor Risiko :
1. Kehamilan pertama
2. Riwayat keluarga dengan pre-eklampsia atau eklampsia
3. Pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya
4. Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
5. Wanita dengan gangguan fungsi organ (diabetes, penyakit ginjal, migraine, dan
tekanan darah tinggi)
6. Kehamilan kembar
Deteksi dini :
1. Menyaring semua kehamilan primigravida (kehamilan pertama), ibu menikah dan
langsung hamil, dan semua ibu hamil dengan risiko tinggi terhadap pre-eklampsia dan
eklampsia.
2. Pemeriksaan kehamilan secara teratur sejak awal triwulan satu kehamilan
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui terdapatnya protein dalam air seni, fungsi
organ hati, ginjal, dan jantung, fungsi hematologi / pembekuan darah
Pre-eklampsia ringan
Tanda dan gejala :
1. Kenaikan tekanan darah sistole 140 mmHg sampai kurang dari 160 mmHg; diastole
90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg
2. Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin (air seni)
3. Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau tangan
Vitamin
selama lebih dari 2 minggu, proteinuria yang menetap selama lebih dari 2 minggu, hasil tes
laboratorium yang abnormal, adanya gejala atau tanda 1 atau lebih pre eklampsia berat
Pemeriksaan dan monitoring teratur pada ibu : tekanan darah, penimbangan berat
badan, dan pengamatan gejala pre-eklampsia berat dan eklampsia seperti nyeri kepala
hebat di depan atau belakang kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut bagian kanan
Tatalaksana
Pada dasarnya sama dengan terapi rawat jalan
Bila terdapat perbaikan gejala dan tanda-tanda dari pre-eklampsia dan umur
kehamilan 37 minggu atau kurang, ibu masih perlu diobservasi selama 2-3 hari lalu boleh
dipulangkan
Pre-eklampsia Berat
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya
tekanan darah tinggi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada
kehamilan 20 minggu atau lebih. Tanda dan gejala pre-eklampsia berat :
1. Tekanan darah sistolik ? 160 mmHg
2. Tekanan darah diastolik ? 110 mmHg
3. Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning)
4. Trombosit < 100.000/mm3
5. Oliguria (jumlah air seni < 400 ml / 24 jam) 6. Proteinuria (protein dalam air seni > 3
g / L)
6. Nyeri ulu hati
7. Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat
8. Perdarahan di retina (bagian mata)
9. Edema (penimbunan cairan) pada paru
10. Koma
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-eklampsia berat selama
perawatan, maka perawatan dibagi menjadi :
1. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri dan ditambah pemberian obat-
obatan. Perawatan aktif dilakukan apabila usia kehamilan 37 minggu atau lebih, adanya
ancaman terjadinya impending eklampsia, kegagalan terapi dengan obat-obatan, adanya
tanda kegagalan pertumbuhan janin di dalam rahim, adanya “HELLP syndrome”
(Haemolysis, Elevated Liver enzymes, and Low Platelet).
2. Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah pemberian
obat-obatan.Perawatan konservatif dilakukan apabila kehamilan kurang dari 37 minggu
tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia serta keadaan janin baik. Perawatan
konservatif pada pasien pre eklampsia berat yaitu :
Segera masuk rumah sakit
Tirah baring
Infus
Eklampsia
Definisi
Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas
yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan / atau
koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia.
Tatalaksana
Tujuan pengobatan :
1. Untuk menghentikan dan mencegah kejang
2. Mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya krisis hipertensi
3. Sebagai penunjang untuk mencapai stabilisasi keadaan ibu seoptimal mungkin
4. Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu seminimal mungkin
Pengobatan Konservatif
Sama seperti pengobatan pre eklampsia berat kecuali bila timbul kejang-kejang lagi maka
dapat diberikan obat anti kejang (MgSO4).
Pengobatan Obstetrik
1. Sikap dasar : Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri dengan atau tanpa
memandang umur kehamilan dan keadaan janin
2. Bilamana diakhiri, maka kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi (pemulihan)
kondisi dan metabolisme ibu
Setelah persalinan, dilakukan pemantauan ketat untuk melihat tanda-tanda terjadinya
eklampsia. 25% kasus eklampsia terjadi setelah persalinan, biasanya dalam waktu 2 – 4
hari pertama setelah persalinan. Tekanan darah biasanya tetap tinggi selama 6 – 8
minggu. Jika lebih dari 8 minggu tekanan darahnya tetap tinggi, kemungkinan penyebabnya
tidak berhubungan dengan pre-eklampsia.
Pencegahan
Usaha pencegahan preklampsia dan eklampsia sudah lama dilakukan. Diantaranya dengan
diet rendah garam dan kaya vitamin C. Selain itu, toxoperal (vitamin E,) beta caroten,
minyak ikan (eicosapen tanoic acid), zink (seng), magnesium, diuretik, anti hipertensi,
aspirin dosis rendah, dan kalium diyakini mampu mencegah terjadinya preklampsia dan
eklampsia. Sayangnya upaya itu belum mewujudkan hasil yang menggembirakan.
Belakangan juga diteliti manfaat penggunaan anti-oksidan seperti N. Acetyl Cystein yang
diberikan bersama dengan vitamin A, B6, B12, C, E, dan berbagai mineral lainnya.
Nampaknya, upaya itu dapat menurunkan angka kejadian pre-eklampsia pada kasus risiko
tinggi.
Share This
{ 1 komentar... read them below or add one }
1.
NEXTPREV
Recent Post
Blog Archive
► 2014
► 2013
▼ 2012
o ► 12/30 - 01/06
o ▼ 12/09 - 12/16
o ► 09/30 - 10/07
o ► 08/05 - 08/12
o ► 07/29 - 08/05
o ► 07/22 - 07/29
o ► 07/15 - 07/22
o ► 07/08 - 07/15
o ► 07/01 - 07/08
o ► 06/24 - 07/01