Anda di halaman 1dari 71

PEMERINTAH PROVINSI BALI

Peran Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali


dalam Mendukung Rencana Kawasan Strategis Nasional
di Kawasan Subak-Bali Landscape

Oleh :
Ir. Made Arca Eriawan, MM
Kelompok Ahli Pembangunan
Provinsi Bali Bidang Infrastruktur.

Bali, 11-10-2029
Sistematika
1. Profil wilayah Provinsi Bali
2. Issu Strategis Penataan Ruang Provinsi Bali
3. Arahan Kebijakan Penataan Ruang Nasional
4. Konsep Penataan Ruang Provinsi Bali
5. Harmonisasi KSN Subak-Bali Landscape dengan Raperda
Perubahan Perda 16/2009 ttg RTRWP Bali
1 PROFIL WILAYAH PROVINSI BALI
PROFIL WILAYAH PROVINSI BALI
1. Wilayah Provinsi Bali :
a. Posisi pada koordinat : 8o.03’.40” - 8o.50’.48” (LS ) dan 114o.25’.53” - 115o.42’.40” (BT )
b. Luas Wil : 559.468 Ha (hit BIG) -→ 563.666ha (Data Sebelumnya) ; selisih (-4.198 Ha)
c. 1 Pulau Utama (P. Bali) ; 28 Pulau Kecil, 3 berpenduduk : N Penida, N. Lembongan, N. Ceningan)
d. 8 Kab/Kota, 57 Kec, 716 Desa/Kel ; 1.480 Desa Adat
e. Wil Perairan Laut 0-12 Mil (sesuai ketentuan Ha, diatur dalam Perda RZWP3K)
Luas Wilayah (Ha)
No Kab/Kota
Data Lama Hit BIG Selisih % Wil
1 Jembrana 84,180 84,975 795 15.19
2 Tabanan 83,933 84,957 1,024 15.19
3 Badung 41,852 39,798 (2,054) 7.11
4 Gianyar 36,800 36,438 (362) 6.51
5 Klungkung 31,500 31,393 (107) 5.61
6 Bangli 52,081 52,677 596 9.42
7 Karangasem 83,954 83,924 (30) 15.00
8 Buleleng 136,588 132,719 (3,869) 23.72
9 Denpasar 12,778 12,587 (191) 2.25
BALI 563,666 559,468 (4,198) 100.00
Sumber : BPS, Biro Tapem, Peta Dasar BIG 2017

No Kab/Kota Kec Ds/Kel Ds Adat


1 Jembrana 5 51 64
No Kab/Kota
2 Tabanan Luas (Ha) %
10 W il 133 Kec. 346 Desa/
1 Jembrana
3 Badung 84.180 6 14,93 62 4
122
4
2 Tabanan Gianyar 83.933 7 14,89 70 272
10
3 Badung5 Klungkung 41.852 4 7,42 59 113
6
6
4 Gianyar Bangli 36.800 4 6,53 72 168
7
7 Karangasem 8
5 Klungkung 31.500 5,59 78 190
4
8 Buleleng 9 148 170
6 Bangli 52.081 9,24 4
9 Denpasar 4 43 35
7 Karangasem 83.954 14,89 8
BALI 57 716 1,480
Sumber : BPS, Biro136.588
8 Buleleng Tapem, 24,23 9
PROFIL WILAYAH PROVINSI BALI
2. Kondisi Fisik Wilayah : Iklim, Topografi, Morfologi, Geologi,

Iklim Topografi

Topografi 85% Pegunungan &


Perbukitan :
• 0 - 100m (25,13%)
• 100 - 500m (38,66%)
Curah Hujan 1.119 – 3.321,5mm • 500 - 1000m (23,76%) dan
• >1000 m( 12,45%)

Morfologi Geologi
PROFIL WILAYAH PROVINSI BALI
3. Daerah Aliran Sungai dan Sumber Daya Air :

Potensi DAS dan SDA Provinsi Bali :


• Jumlah 391 DAS dibagi 5 zona : : Zona Utara (137 DAS), Zona Timur
(67 DAS) , Zona Tengah (70 DAS), Zona Sarbagita (85 DAS) dan Zona
Barat (31 DAS)
• Terdapat DAS Lintas Kab/Kota (76 DAS)
• Terdapat 4 Danau Alam : Batur, Beratan, Buyan , Tamblingan (tptal
dgn total
• Terdapat 3 Waduk
• Jumlah Mata Air = 1394 bh, Ttl debit 32,271 lt/dt
PROFIL WILAYAH PROVINSI BALI
4. Rawan Bencana : Tsunami, Tanah Longsor, Gempa Bumi, G. Berapi, Angin Kecang, Kekeringan dll
PROFIL WILAYAH PROVINSI BALI
5. Penetapan Kawasan Hutan

No Fungsi Luas (Ha) Sub Total


1 Hutan Lindung (12) 97,407.95 97,407.95
2 Konservasi 30,570.12
aKSA - CA (1) 1,773.80
bKPA - TN (1) 23,143.86
KPA - TWA (4) 4,511.46
KPA - Tahura (1) 1,141.00
3 Hutan Produksi 8,848.57
a HP (2) 1,872.80
b HPT (5) 6,805.82
• Ls Hutan Penetapan 22,72% Wil Bali
c HPK (1) 169.95
TOTAL 136,826.64 136,826.64 • Syarat min 30% wil Berfungsi Lindung
Sumber : Dinas Kehutanan, 2018
PROFIL WILAYAH PROVINSI BALI
6. Penggunaan Lahan Wilayah

No Penggunaan Lahan Luas (Ha) %


1 Permukiman 79,814.00 14.27
2 Hutan 92,029.45 16.45
3 Perkebunan 171,264.74 30.61
4 Ladang + Tegalan 91,911.39 16.43
5 Sawah 86,894.31 15.53
6 Infrastruktur (Pel, Bandara, TPA, IPAL) 465.12 0.08
7 Mangrove + Rawa 2,697.90 0.48
8 Danau + Waduk 2,873.34 0.51
9 Tambak 186.43 0.03
10 Lahan Kosong + Belukar 29,683.81 5.31
11 Sungai 1,256.17 0.22
12 Hampasan Pasir 396.25 0.07 KWT = 14,35%
Total 559,472.91 100.00
Sumber : Hitung Peta Citra BIG, 2017
PROFIL WILAYAH PROVINSI BALI
7. Penggunaan Lahan : Permukiman. Sawah, Pertanian dan Lahan Kritis

Data 2017
• Sawah Bali = 15,53% Luas Bali
• Luas Sawah 4 Kab/Kt Sarbagita :
60,78% Sawah Bali
• Luas sawah KP Sarbagita : 32,80%
Sebaran Permukiman : 14,27% Sawah Bali

Sebaran Pertanian : 62,57%


Sebaran Lahan Kritis
PROFIL WILAYAH PROVINSI BALI
8. Kondisi Pertanian
a. Luas Lahan Pertanian (Perkebunan, Ladang, Tegalan, Sawah) 2017 =
b. Luas Sawah 2017 ha = %
c. Sawah di Bali terkonsentrasi di Sarbagita, terancam alif fungsi u/ Kaw Permukiman Perkotaan dan
terdapat KSN Perkotaan Sarbagita sbg KSN, Perluasan Kaw Pariwisata, dll , begitu pula tempat
lainyana, kalah kompetisi dgn Pariwisata/ Perumahan,
d. Luasan Subak terus berkurang
e. Kaw Perkebunan dgn tegakan rapat tahunan terancam berubah ke hortikultura– berpengatuh
pada resapan air dan daya dukung lingkungan
f. Hasil pertanian kalah kompetisi dengan Jasa Pariwisata dan jasa lainnya -→ butuh perlindungan
dan peningkatan daya saing
g. Visi Nagun sat Kertho Loka bali : PERLINDUNGAN PERTANIAN DAN SUBAK sangat kuat

Data 2017
• Sawah Bali = 15,53% Luas Bali
• Luas Sawah 4 Kab/Kt Sarbagita :
60,78% Sawah Bali
• Luas sawah KP Sarbagita : 32,80%
Sawah Bali
PROFIL WILAYAH PROVINSI BALI
9. Kondisi Perekonomian (2017) :
a. LPE Bali 5,59%/thn ---lebih tinggi dari 7 Kab, kecuali Badung dan Denpasar
b. PDRB /Kapita Bali 50,71 jt/thn, lebih tinggi dari 7 Kab. kecuali Badung dan Denpasar
c. IPM Bali 74,30 lebih tinggi dari 4 Kab, lebih rendah dari 5 Kab/Kota, Badung dan Dps tertinggi
d. PAD Badung 4,1 T, jauh lebih tinggi dari yg lain : 4 x Dps; 8 x Bll; 10x Tbn; 40 x Bangli (Tabel)
e. PAD Badung 1,23 x Bali
f. Proporsi RT Miskin di Bali 4,25%, 7 Kab diatas proporsi Bali dan Badung serta Dps terendah
g. PAD Bali 84,5% dr Pajak Kdaraan-- mendorong Kpmlkn Kend-→ menghambat Angk. Umum
h. PAD Badung + Dps 80% dari Pariwisata --- Terkonsentrasi di Bali Selatan, degradasi Lingkungan,
muncul ketimpangan Peng. Wilayah, dan alih fungsi pertanian
i. PERLU PEMERATAAN KEGIATAN PARIWISATA KE SELURUH KAB/KOTA SECARA PROPORSIONAL

BEBERAPA DATA INDIKATOR PEREKONOMIAN WILAYAH


No Kab/Kota LPE PDRB/Kp IPM PAD PddMskn X PAD Bdg
1 Jembrana 5.31 44.40 70.72 121.34 5.38 34.39
2 Tabanan 5.38 38.54 74.86 426.63 4.92 9.78
3 Badung 6.11 81.32 80.54 4,172.45 2.06 1.00
4 Gianyar 5.50 48.26 76.09 662.75 4.46 6.30
5 Klungkung 5.34 44.25 70.13 153.21 6.29 27.23
6 Bangli 5.35 26.81 68.24 104.59 5.23 39.89
7 Karangasem 5.08 35.35 65.57 198.57 6.55 21.01
8 Buleleng 5.40 46.80 71.11 455.19 5.74 9.17
9 Denpasar 6.08 75.12 83.01 1,008.71 2.27 4.14
BALI 5.59 50.71 74.30 3,398.47 4.25 1.23
Sumber : BPS dan berbagai sumber, analisis
PROFIL WILAYAH PROVINSI BALI
10. Kondisi Pariwisata
a. Jml Wisman 2017 : ke Indonesia 14,09 jt; -→ ke Bali 5,687 jt (40,58% Nasional)
b. Jml Wisnus 2017 : 8,735 jt -→ total Wisman+Wisnus 2017 ----> 14,422 juta, …..> jml Pdd = 4,246 jt
c. Target Wisman 2019 = 20 Jt -→ target Bali share 40% = 8 jt ---→ target nasional terus meningkat
d. Proporsi Akomodasi Bali Selatan
e. DTW tersebar di seluruh Bali, -→ namun wisatawan dominan melakukan kunjungan ke DTW dalam
jarak tempuh 1 PP ke Bali Selatan -→Wis dominan menginap di Bali Selatan
f. Terdapat 11 KSPN di Bali :
g. Kapasitas Bandar Udara Ngurah Rai 25jt Pnp/Tahun --- Kondisi 2017 = 22 jt pnp-→ 2022 jenuh----
→ butuh Pintu gerbang baru : Bandar Udara Baru + Pelabuhan Pariwisata /Kapal Pesiar
h. Butuh Pemerataan Sebaran DTW, Potensi Menginap Wisatawan di Luar Bali selatan, fas Pariwisata
i. Butuh tambahan Konektivitas ke Bali Utara-Bali Barat dan Bali Timur
Wisatawan Mancanegara Wis. Nusantara Total Wis
Tahun
ke Ind (%/thn) ke Bali (%/thn) % Bali ke Bali (%/thn) ke Bali
1970 129,319 24,340 18.82
1980 561,178 33.39 146,644 50.25 26.13
1990 2,051,686 26.56 490,729 23.46 23.92
2000 5,046,217 14.60 1,412,839 18.79 28.00
2008 6,234,497 2.94 1,968,892 4.92 31.58 2,484,644 4,453,536
2009 6,323,730 1.43 2,229,945 13.26 35.26 3,521,135 41.72 5,751,080
2010 7,002,944 10.74 2,493,058 11.80 35.60 4,646,343 31.96 7,139,401
2011 7,649,731 9.24 2,756,579 10.57 36.03 5,675,121 22.14 8,431,700
2012 8,044,462 5.16 2,892,019 4.91 35.95 6,063,558 6.84 8,955,577
2013 8,802,129 9.42 3,278,598 13.37 37.25 6,976,536 15.06 10,255,134
2014 9,435,411 7.19 3,766,638 14.89 39.92 6,394,307 (8.35) 10,160,945
2015 10,406,759 10.29 4,001,835 6.24 38.45 7,147,100 11.77 11,148,935
2016 11,519,275 10.69 4,927,937 23.14 42.78 8,643,680 20.94 13,571,617
2017 14,039,795 21.88 5,697,739 15.62 40.58 8,735,633 1.06 14,433,372
Sumber : Kemenpar, BPS
PROFIL WILAYAH PROVINSI BALI
11. Kondisi Sosial Budaya dan Kependudukan :
a. Jumlah Pdd 2010 = 3.907.400 jw dan tahun 2017 meningkat menjadi 4.246.500 jw.
b. LPP 2010-2017 = 1,24%/thn; tertinggi Badung (2,53%/th); Dps (2,19%/th), lainnya < 1%/th
c. Proporsi Juml Penduduk Dps tertinggi (21,53%); Buleleng (15,39%); Badung (15,15%)
d. Proyeksi Penduduk 2039 Bali = 5,527 jt); Dps (1,4 jt) dan Badung hampir 1 jt
e. Kepadatan penduduk Kotr tertinggi di Dps , Badung dan Gianyar
f. Kepadatan Penduduk Bersih (Jml Pdd/Luas Kaw terbangun) tertinggi di Dps (105 jw/ha) dan
Badung, Ganyar dan Tabanan diatas 50 jw/ha, sisanya dibawah 50jiwa/ha
g. Jumlah desa Adat di Bali 1480 terbanyak di Kabupaten Tabanan dan Gianyar

Data Perkembangan Kependudukan, Proyeksi, Kepadatan Dan Desa Adat


Jml Pdd (jiwa) LPP 2010- Proporsi Proyeksi Luas (Ha) Kepadatan (jw/ha) Jumlah Ds
No Kab/Kota
2010 2017 2017 (%/th) 2017 (%) 2039 (jw) Wil Trbngn Kotor Bersih Adat
1 Jembrana 262,600 274,900 0.67 6.47 318,342 84,975 7,660 3.24 35.89 64
2 Tabanan 422,300 441,000 0.63 10.39 506,628 84,957 10,922 5.19 40.38 346
3 Badung 546,700 643,500 2.53 15.15 994,838 39,798 11,164 16.17 57.64 122
4 Gianyar 471,600 503,900 0.98 11.87 624,272 36,438 8,960 13.83 56.24 272
5 Klungkung 171,100 177,400 0.53 4.18 199,104 31,393 3,509 5.65 50.56 113
6 Bangli 216,100 225,100 0.59 5.30 256,479 52,677 6,361 4.27 35.39 168
7 Karangasem 397,800 412,800 0.54 9.72 464,589 83,924 9,880 4.92 41.78 190
8 Buleleng 626,200 653,600 0.63 15.39 749,635 132,719 12,696 4.92 51.48 170
9 Denpasar 793,000 914,300 2.19 21.53 1,413,489 12,587 8,662 72.64 105.55 35
BALI 3,907,400 4,246,500 1.24 100.00 5,527,377 559,468 79,815 7.59 53.20 1,480
Sumber : Bali Dalam Angka 2018, Hitung Citra, diolah
PROFIL WILAYAH PROVINSI BALI
6. Kondisi Jaringan Transportasi darat, laut dan udara
INTEGRASI KSPN DAN KSP PARIWISATA DI BALI

• Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Bali Ns Lembongan Dsk • Kaw Strategis Provinsi = 16 Kaw Pariwisata + 5
• 11 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional KDTWK
• Usulan 1 KP dan Perubahan 1 Status KDTWK jadi KP

BALI SELATAN : BALI TIMUR : BALI BARAT


1. KP Sanur 10. KP Candidasa 18. KP Perancak
BALI SELATAN : BALI TIMUR : 2. KP Kuta 11. KP Ujung 19. KP Candikesuma
1. KSPN Kuta Sanur Ns Dua dsk, 6. KSPN Tulamben-Amed dsk, dan 3. KP Tuban 12. KP Tulamben 20. KDTWK Gilimauk
BALI TENGAH : 7. KSPN Karangasem-Amuk dsk 4. KP Nusa Dua 13. KP Nusa Penida 21. KDTWK Palasari
2. KSPN Ubud dsk, 8. KSPN Nusa Penida dsk, 5. KDTWK Tanah Lot 14. KP Tegal Besar-Goa
CEPAT BERKEMBANG BALI UTARA : 6. KP Lebih Lawah KURANG BERKEMBANG
9. KSPN Bali Utara-Singaraja dsk, BALI TENGAH :
BALI UTARA :
2. KSPN Kintamani-D Batur dsk, BALI BARAT 7. KP Ubud
15. KP Air Sanih
3. KSPN Besakih-G Agung dsk, 10. KSPN Taman Nas Bali Barat dsk, SUDAH BERKEMBANG
16. KP Kalibukbuk
4. KSPN Bedugul dsk 8. KDTWK Bedugul-
11. KSPN Menjangan-Pemuteran dsk 17. KP Batuampar
LAMBAT BERKEMBANG Pancasari
LAMBAT BERKEMBANG 9. KDTWK Kintamani LAMBAT BERKEMBANG
2 ISSU PENATAAN RUANG WILAYAH PROV. BALI
Integrasi Kearifan Lokal dalam Penataan Ruang di Bali
• Bali mrpkn sebuah Pulau Kecil yg tidak mempunyai SD Alam melimpah, tidak ada Industri
strategis, -→ shg modal pembangunannya adl SEKTOR PARIWISATA
• Pariwisata Bali tumbuh karena Keunikan DAYA TARIK BUDAYA AGRARIS BALI yang tercermin
dari bentuk kearifan lokal dalam membagi sumber daya (air dan lahan/ruang) sehingga muncul
Sistem Subak dan Terasering Sawah yg telah ditetapkan sbg WARISAN BUDAYA
DUNIA. Rasa syukur diwujudkan dalam Kreativitas Berkesenian. Gabungan semuanya
membentuk Budaya Bali yang menyatu antara Spirit, Pola Aktivitas Masyarakat dan Alam Bali.
• Rangkuman semua itu tertuang dalam Konsep Tri Hita Karana, meliputi Ke-Harmonis-an
manusia dengan Pencipta (parhyangan/Tuhan), dengan sesama manusia (pawongan
(masyarakat/penduduk), dan dengan alam/lingkungan (palemahan/ruang).
• Spirit Konsep Tri Hita Karana pada dasarnya sama dengan Spirit Tujuan Penataan Ruang :
Menciptakan Ruang yang Aman, Nyaman, Produktif dan Bekelanjutan
• Dgn demikian Penataan Ruang Bali, adalah mengelola Alam /Ruang Bali secara arif, dalam
rangka memeratakan pembangunan dan meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat sekaligus
Menjaga/Melestarikan Budaya Bali
• Menjaga Budaya Bali (alam, manusia, dan aktivitas budaya nya) dipersepsikan sebagai
penjagaan terhadap Energi Kehidupan Perekonomian Bali yg bersumber dari Pariwisata, ---
→Degradasi Budaya Bali, berarti menurunnya daya tarik Bali, dan Bali akan ditinggalkan.
• Internalisasi Kearifan Lokal dalam Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan
Ruang menjadi Penting dan selalu timbul kegaduhan bila terjadi masalah
ISSU PENATAAN RUANG WILAYAH (1)
ISU PEMBANGUNAN
• Ketimpangan pengembangan Bali Selatan, Bali Utara, Bali Timur dan Bali Barat
• Terdapat Kepentingan Nasional, Provinsi dan Kab/kota dan lokal pada beberapa kawasan
• Pengaturan tata ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil belum ada (ruang laut belum terkelola)
• Belum ada RDTR Kab/Kota yang telah ditetapkan sbg pedoman perizinan --- tantangan OSS
• Kebijakan satu peta, merubah dataset Wilayah, Luasan sawah dll
• Dinamika Usulan Perubahan /Penyesuaian Muatan dari Kab/Kota

Isu Lingkungan
• Proporsi hutan penetapan sekitar 23%, kurang dari target keseimbangan 30%
• Ancaman kekurangan air baku untuk irigasi maupun air minum
• Kerusakan lingkungan, bencana alam (Gn Berapi, Banjir/Longsor), eksploitasi berlebihan
• Alih fungsi sawah 661 ha/thn (1997-2007); 99 ha/thn (2007-2014), target alih fungsi makimal 10%
• Tingginya abrasi yang mengancam pantai-pantai indah Pulau Bali
• Pemantapan mitigasi dan adaptasi bencana dalam penataan ruang wilayah
• Ancaman sampah , terutama sampah plastik

Isu Ekonomi
• Bali pusat pariwisata nasional, pusat penyebaran wilayah lainnya di luar Bali
• Konsentrasi keg pariwisata di Bali Selatan, perlu pemerataan , perlu konektivitas dan aksesiblitas
• Ketergantungan pd pariwisata tinggi, →penyeimbangan daya saing pertanian dan industri kreatif
• Penguatan pariwisata budaya, integrasi pertanian dgn pariwisata, pemberdayaan masyarakat lokal
• Belum meratanya harga barang di Kawasan Nusa Penida, --blum lancarnya Kapal penyeberangan
• Permohonan perluasan Kawasan pariwisata dari Kab/Kota
• Meningkatnya Jumlah Penduduk, butuh perluasan Kawasan permukiman
• Permintaan sebagian masyarakat u/ merubah batas ketinggian bangunan
ISSU PENATAAN RUANG WILAYAH (2)
ISU SOSIAL BUDAYA
• Degradasi Budaya , kawasan Suci dan Kawasan tempat suci – perlu perlindungan
• Konflik penerapan Keraifan Lokal dalam peruntukan ruang (bhisama kesucian Pura, kaw suci dll)
• Ruang wilayah bali merupakan total palemahan desa pekraman --- butuh integrasi pengelolaan
• Terancamnya kepemilikan lahan bali , mengancam sukerta tata pawongan dan palemahan Bali
• Tantangan untuk mempertahankan karakter lingkungan dan bangunan yang bernuansa budaya Bali
• Kebutuhan Pemajuan Budaya dan perlindungan Living Culture Bali (alam, manusia dan kebudayaan)
Bali sbg Daya Saing Bali yg Berkelanjutan

ISU INFRASTRUKTUR WILAYAH


• Kemacetan rutin di Kota Denpasar, Kuta , Ubud dan pada jalur-jalur wisata pada musim liburan --- >
perlu konsep pengembangan Transportasi Terpadu Bali Selatan dan antar wilayah
• Rendahnya pemanfaatan angkutan umum, laju kepemilikan kendaraan 12%/thn, jalan < 1%/thn
• Sulitnya mewujudkan rencana pembangunan beberapa jalan bebas hambatan
• Kepastian Lokasi Bandara Bali Utara –berpengaruh pada Rencana Struktur Ruang Wilayah
• Keb pengembangan Pel Pariwisata (Benoa, Celukan Bawang), kelanjutan Pel,Tnh Ampo, Gunaksa
• Permasalahan TPA regional Bali selatan dan TPA Lainnya
• Penyediaan pasokan tenaga Listrik dan jaringan distribudi
• Issu Pengembangan jalur KA

ISU KEPENDUDUKAN
• Jml Pdd 2010 = 3.907.400 jiwa, berkembang 2017 = 4.246.500 jiwa (LPP 1,24%/thn).
• 40% Wisman Indonesia ke Bali (2017= 5,7 jt) ; wisnus 8,7 jt (ttl wistawan ke Bali 2017 = 14,4 jt)
• Tingginya migrasi ke Bali, memerlukan ruang untuk mengakomodasinya;
• Penduduk Bali makin heterogen, tantangan dalam mempertahankan kebudayaan
ISSU KAWASAN WARISAN BUDAYA DUNIA SUBAK – BALI LANDSCAPE

• Deliniasi Kawasan
• Ada ancaman tercoret karena ---pelaporan tidak ancar ---- (info
dari Dubes indomesia di Unesco)
• Apa Manfaat Riiil u/ Masyarakat -----------------------sering menjadi
Pertanyaan di lapangan --- tertama di Jatiluwih
• Keberadaan Status WBD--- menghambat Investasi ???
• Infrastruktur Transportasi --- Jalan menuju WBD terutana
Jatiluwih masaih status Jalan Kabupaten dan sempit
• Insentif Pajak belum memadai
• Banyak spot Kawasan – terduplikasi dengan Pusat-Pusat
Perekonomian termasuk Kawasan strategis Pariwisata (baik KSP
maupun KSK)
• Museum SUBAK DI SANGGULAN TIDAK MENARIK LAGI U/
KUNJUNGAN WISATA EDUKASI --- TIDAK TERAWAT---- PERLU
REVITALIASASI TERINTEGRASI DENGAN WBD
• ……………………. ???
PETA SEBARAN SAWAH DI PROVINSI BALI
PUSAT KEGIATAN PERTANIAN
KAWASAN PERKOTAAN SARBAGITA

• Luas Sawah Provinsi Bali 2012 = 81.235 Ha


• Luas sawah 4 kab/kota Sarbagita 2012 = 49.831 Ha
(61,05% total sawah di Bali)
Wil. Kawasan Perkotaan
• Luas Sawah Kaw.Perkotaan Sarbagita = 26.227 Ha Sarbagita
(32,13% total sawah di Bali)
Wil. Kab/Kota Sarbagita 22
TINGGINYA INTENSITAS PENAWARAN PENJUALAN SAWAH DI DUNIA MAYA
3 ARAHAN KEBIJAKAN PENATAAN RUANG
ARAHAN PP. 13/2017 TTG PERUBAHAN PP.26/2008 TTG RTRWN
LAMP III : JALAN BEBAS HAMBATAN
1. Pemantapan Sistem Perkotaan : PKN dan PKW
Jalan BH Antar Kota 9. Canggu-Beringkit-Batuan-
2. Perubahan Ruas Jalan Bebs Hambatan 1. Gilimanuk – Negara Purnama
3. Perubahan Tatana Kepelabuhanan 2. Negara – Pekutatan 10. Tohpati - Kusumba – Padangbai
4. Penambahan Bandar Udara Baru 3. Pekutatan – Soka 11. Pekutatan - Lovina (Bll Timur)
5. Pemenetapan jar Prasarana Wilayah 4. Gilimanuk - Buleleng Jalan BH Dalam Kota
6. Pemantapan Kawasan Lindung Nasional 5. Buleleng - Singaraja – 1. Serangan-Tohpati
7. Alokasi KSN menjadi 2 KSN Mengwi 2. Canggu - Beringit - Batuan –
6. Canggu - Mengwi – Purnama
Blahbatu 3. Kuta-Bandar Udara Ngurah Rai
LAMPIRAN II : SISTEM PERKOTAAN NASIONAL 7. Blahbatuh – Pd. Bai 4. Kuta-Denpasar-Tohpati
PKN PKW 8. Kuta-Tanah Lot-Soka 5. Bali – Mandara
17 Kawasan Perkotaan Kawasan Perkotaan :
Denpasar-Badung- 1. Singaraja (II/C/1) LAMP IV : Pelabuhan sbg Simpul Tranportasi Laut Nas.
Gianyar-Tabanan 2. Semarapura (II/B)
Pelabuhan Utama : Pelabuhan Angkutan
(Sarbagita) (II/C/1) 3. Negara (II/B)
1. Pelabuhan Benoa Penyeberangan:
Pelabuhan Pengumpul: 1. Padangbai
LAMPIRAN VIII : KAW LINDUNG NASIONAL 1. Buleleng 2. Gilimanuk
2. Celukan Bawang 3. Nusa Penida
208 Cagar Alam Batukahu I/II/III
3. Labuan Amuk/ Tanahampo 4. Gunaksa
330 Taman Nasional Bali Barat
4. Padang Bai 5. Singaraja
436 TWA Sangeh
5. Ns Penida (Toya Pakeh)
437 TWA D. Buyan dan D Tamblingan
438 TWA Penelokan
439 TWA G. Batur Bukit Payang
LAMP. X : PENETAPAN KAW. STRATEGIS NAS.
LAMP V : Bandar Udara Pengumpul Primer
13 I Gusti Ngurah Rai (Provinsi Bali) 35 KAWASAN PERKOTAAN SARBAGITA
14 Bali Baru (Provinsi Bali) 36 KAWASAN SUBAK – BALI LANDSCAPE
Arahan Perpres 45/2011 ttg RTR KP Sarbagita dan Perpres 51/2014 ttg Perubahannya

Luas KAWASAN PERKOTAAN SARBAGITA :


 72.399 Ha (41,37% 4 Kab/Kota Sarbagita = 12,85% Bali)
 4 Kab/Kota (Dps, Bdg, Gia dan Tbn); 15 Kec; 169 Ds/Kel

PUSAT-PUSAT KAW. PERKOTAAN SARBAGITA :


1. Kota inti : Denpasar dan Kuta
2. Kota sekitar Kota Inti : Mangupura, Jimbaran, Gianyar,
Ubud, Sukawati, Tabanan

PERUBAHAN PERPRES 45/2011 -→PERPRES NO. 51/2014


(merubah Pola Ruang di Perairan dari Kaw Konservasi
menjadi Kawasan Pemanfaatan Umum

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang

Perubahan Zona Konservasi --_ zona


Pemanfaatan Umum (Perpres 51/2014)

L3 sebagian berubah
menjadi P dan L3P

L3
P P
L3P
BEBERAPA RENCANA TERKAIT TRANSPORTASI WILAYAH (1)
RENCANA PENINGKATAN JALAN BANDARA BARU

Alt Lok terpilih :


Sumber : BPJN VII, KemPUPR, 2018 Sumber : FS Bd Udara Bali Utara , KemHub, 2018 Kubutambahan

FS JALUR KERETA API


JALAN BEBAS HAMBATAN

No Jlr Jalur KA Pjg (km)


• Rencana Jl BH Glimanuk – Jalur 1 Glmnk-Mgw/Dps 103
Bll – Mengwitai-Blahbatuh- Jalur 2 Mgw/Dps-Pdbai 40
Padangbai Jalur 3 Pdbai-Sgr 107
• Sesuai Lam III PP 13/2017 Jalur 4 Sgr-Glmnk 72
Jalur 5 Sgr-Mgw 51
Jalur 6 Srrt- Antsr 38
Sumber : Ditjen BM, PUPR, 2015 Perkotaan (Tbn-Dps-
Jalur 7 Ngr Rai-Ns Dua- 37
Bnoa-Gia-Bgli) Sumber : Dihub Prov Bali, 2015
KEBIJAKAN PARIWISATA NASIONAL DAN TARGET KUNJUNGAN WISATAWAN ASING

• Fakta 2017 Total Wisman 15 juta , KONTRIBUSI BALI = 5,6 Juta = 42%----
• Seiring perkembangan 10 Bali Baru dan destinasi lainya di Indonesia , proporsi Bali diharapkan menurun
untuk perlindungan Kapasitas Daya Dukung Lingkungan dan Budaya Bali
• Terget 2019 Total Wisman 20 juta ---- Kontribusi Bali = 40% (8 Juta Wisman)
• Target 2045 Total Wisman 65,1 juta --- Kontribusi Bali = 25% ??? (16,3 juta) maksimal ??
• Bali membutuhkan infrastruktur transportasi yg Efisien dan Infratstruktur lainnya yg diintegrasikan
dengan Kapasitas Daya Dukung Lingkungan dan Budaya Bali, U/ meningkatkan DAYA SAING BALI
PENGEMBANGAN BANDAR UDARA NGURAH RAI DAN PELABUHAN BENOA

• RIP Benoa = 143 Ha (daratan)


• Eksisting = 265,60 Ha • Total Reklamasi 109,46 • Eksisting : 58 Ha dan
• Reklamasi Tahap I = 48 Ha • Total New : 375,06 Ha Pengembangan : 85 Ha)
• Reklamasi Tahap II = 61,46 Ha • Perairan : 1.923,63 Ha
VISI DAN MISI RPJPD DAN RPJMD PROVINSI BALI
Visi Pembangunan Provinsi Bali :

“ NANGUN SAT KERTHI LOKA BALI”


Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana

• Visi dan Misi yang sama anatara RPJPD dan RPJMD, tertuang pada : Perda No. 2/2019 ttg
Perubahan RPJPD Provinsi Bali 2005-2025 dan Perda No. 3/ 2019 ttg RPJMD Provinsi Bali Tahun
2019-2023 Bali
• mengandung makna : “Menjaga Kesucian dan Keharmonisan Alam Bali Beserta Isinya, Untuk
Mewujudkan Kehidupan Krama Bali Yang Sejahtera dan Bahagia, Sakala- Niskala …….dst
• Terdapat 22 Misi dan 10 Misi terkait Penataan Ruang

Arahan Kebijakan Prinsip terkait Penataan Ruang :


• terpeliharanya keseimbangan Alam, Krama, dan Kebudayaan Bali (Genuine Bali)
• terpenuhinya kebutuhan, harapan, dan aspirasi Krama Bali dalam berbagai aspek
kehidupan (pangan, sandang, papan, sarana pelayanan umum, transportasi, infrastruktur
dalam jumlah dan kualitas yang memadai
• manajamen resiko thd prbhan : teknologi, bencana, keamananan, ekonomi global dll
• Mengamalkan nilai Sad Kertih : (Atma, Danu, Wana, Segara, Jana, dan Jagat ) Kertih.
• Pemeretaan pengembangan perekonomian antar wilayah melalui kombinasi pariwisata,
peranian dan induatri kreatif pusa-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang merata
• Keterpaduan transportasi darat, laut dan udara dan peningkatan konektvitas di slrh Bali
• Pengembamgan beberapa Infrastruktur kunci : bandara baru, pelabuhan baru, KA, jl. SC
Proses Internalisasi Konsep THK ke dalam Substansi RTR di Bali
Pola Ruang dan
Tri Hita Karana Penataan Ruang
Jar. Prasarana
PARHYANGAN • Unsur Spiritual • Terlindungnya Kaw. Suci (Gunung, • Kaw. Lindung
• Terjaminnya Aktivitas Danau, Patai, Laut, Campuhan) • Kaw. Perlindungan setempat
Sipritual yang nyaman • Penerapa n Bhisama Kesucian Pura • Kaw. Suci
dan lancar • Terlindungnya dan terpeliharanya • Kaw. Tempat Suci
Kaw tempat Suci • Infrastruktur pendukung
• Terjaminnnya aktivitas Melasti, adat • Intensitas pemanfaatan Ruang
dan keagamaan lainnya
• Ketinggian Bangunan
PAWONGAN • Unsur Sosial – • Tersedianya hunian dan fasilitas • Kaw. Perkotaan, Kaw Perdesaan,
Perekonomian pendukung permukiman Kwasan khusus
• Terciptanya Aktvitas • Tersedianya ruang untuk • Perumahan, Perdagangan dan Jasa,
Sosial –Perekonomian berproduksi barang dan jasa Perkantoran, Pariwisata, Sarana
yg produktif dan • Dukungan infrastruktur untuk Pelayanan Umum, Pertanian,
lancar mendukung terlaksananya kegiatan Industri, Pertambangan dll
• Pelibatan Desa Pekraman • Infrastruktur Wilayah dan
• Ketinggian Bangunan Permukiman
• Intensitas pemanfaatan ruang
PALEMAHAN • Unsur Lingkungan • Tersedianya syarat luas Hutan dan • Kaw Lindung
• Terjaganya lingkungan Kaw. Resapan Air • Hutan Lindung
alam untuk kehidupan • Terjaganya kawasan serapan air • Kaw Perlindungan Setempat
berkelanjutan tanah • Kaw Pelestarian Alam dan Cagar
• Terlindunginya sawah dan Subak budaya
• Tersedianya RTHK 30% di Kaw • RTHK 30%
Perkotaan • Kaw. Pertanian (tanaman pangan,
• Tersediannya Lahan Pertanian perkebunan, hortikultura)
Pangan Berkelanjutan (LP2B) • Pariwisata alam
4 KONSEP PENATAAN RUANG PROVINSI BALI
KEBUTUHAN PENGEMBANGAN (1)

1. Perlindungan Genuine Bali : Pelestarian Alam Bali, Kesejahteraan Masyarakat Bali dan
Keberlanjutan Budaya Bali
2. Proyeksi pdd Th. 2039 = : 5,8 jt jiwa (naik 36,6% dari 2017 : 4,2 jt)
3. Thn 2017 : 40% porsi Wisman ke Indoneia langsung ke Bali (5,7 juta) dan Wisnus (8,7 jt),
jadi total Wisatawan di Bali tahun 2017 = 14,4 juta, ---- skanerio terus meningkat dengan
akselerasi diturunkan, karena makin berperannya Destinasi Wisata di Luar Bali dan untuk
menjaga keberlanjutan alam dan budaya Bali
4. 60% pintu masuk Bali melalui BU Ngurah Rai, -→ 2020 maks 25 juta/pnp, butuh pintu
masuk baru melalui pengembangan Bandar Udara Baru dan Pel Pariwisata.
5. Pengendalian pembangunan di wilayah bali selatan dan kebutuhan mendorong
pembangunan di luar Bali selatan sesuai daya dukung dan daya tambung
6. Peningkatan konektivitas dan aksesibilitas ke Bali Utara, Barat dan Timur melalui
kombinasi jaringan jalan (jlan beba hambatan, peningkatan status, jalan baru) ,
pengembangan kereta api , pelabuhan laut
7. Kebutuhan pengembangan transportasi terpadu Bali Selatan dengan Sistem Metropolitan
berbasis angkutan masal baik jalan, rel dan TOD
8. Perlindungan kaw lindung dan resaoan air
9. Kebutuhan menjaga dan meningkatkan tutupan lahan wil min 30% untuk menjaga
ekosistem tata air wilayah.
10. Perlindungan LP2B, subak u/ pangan dan jatidiri budaya Bali
KEBUTUHAN PENGEMBANGAN (2)

11. Perlindungan kearifan lokal (adat, agama dan budaya) dan Sawah sebagai jatidiri
Budaya Bali
12. Pengembangan pembangunan berbasis mitigasi bencana
13. Membangun dan mendorong pengembangan Pusat-Pusat Keg Perekonomian dan
Pariwisata di luar Bali Selatan
14. Peningkatan, kecukupan dan pemerataan jaringan prasarana Wilayah : energy,
telekomunikasi, air baku, air minum, air limbah, pengelolaan sampah, pengendalian
banjir, pengamanan pantai, dan mitigasi bencana
15. Kebutuhan pelestarian alam dan budaya bali dalam ruang melalui pelestarian
pertanian yang berdaya saing terintegrasi dengan pariwisata, pengembangan Bali
Organik, Bali Clean (sampah dan energi) ,
SISTEM PERKOTAAN PROVINSI BALI
MENDORONG PEMERATAAN PERKEMBANGAN KEPARIWISATAAN

Mendoring pengembangan Pusat-pusat Pelayanan Pariwisata


Membutuhkan Konektivitas Antar Kawasan , Ke Bandar Udara

1. KP Candikesuma
2. KP Perancak
3. KP Soka
4. KP Sanur
5. KP Kuta
6. KP Tuban
7. KP Nusa Dua;
8. KP Ubud;
9. KP Lebih;
10. KP Nusa Penida
11. KP Candidasa 1. KDTWK Kintamani
12. KP Ujung, 2. KDTWK Bedugul- Sangat Berkembang
13. KP Tulamben, Pancasari
14. KP Kalibukbuk 3. KDTWK Tanah Lot Sedang Berkembang
15. KP Batu Ampar 4. KDTWK Palasari
16. KP Air Sanih. 5. KDTWK Gilimanuk Lambat Berkembang
STRATEGI PENGEMBANGAN
• Pengendalian pembangunan di bali selatan
• Peningkatan dan pemerataan pembangunan ke arah Bali Utara, Bali Timur dan Bali
Barat
• Peningkatan Pusat-Pusat Kegiatan Perekonomian, Pariwisata dan Keg Lainnya ke luar
Bali Selatan
• Perlindungan Genuine Bali : Pelestarian Alam Bali, Kesejahteraan Masyarakat Bali
dan Keberlanjutan Budaya Bali
• Perlindungan kawasan berbasis Kearifan Lokal : Kawasan Suci, Kawasan Tempat Suci
dan Sawah da subak sebagai jatidiri Budaya Bali
• Pengembangan konektivitas antar Kab/Kota, ke Nasional dan Internasional
• Pengembangan Sistem Tranportasi Terpadu Bali Selatan
• Peningkatan dan pemerataan pelayanan jaringan prasarana Wilayah
• Mitigasi bencana dalam pembangunan
• Pelestarian Alam dan Budaya Bali dalam ruang -→ pelestarian Pertanian-→ berdaya
saing---→ Integrasi Pariwisata , Bali Organik, Bali Clean (sampah dan energi) ,
SKENARIO JUMLAH PENDUDUK

• Proyeksi penduduk Tahun 2039 = 5.798.196 Jiwa


• Jumlah Penduduk Tahun 2039 diroyeksikan meningkat 36,6% dari Tahun 2017
• Kota Denpasar dari Tahun 2024 jumlah penduduk diatas 1 Juta, dan Tahun 2024
Kabupaten Badung dan Kabupaten Buleleng jmlh penduduk di atas 1 juta
• Jumlah penduduk Kab/Kota Sarbagita Thn 2017 = 58,9% dan thn 2039 = 62,1%

Jml Pdd (jiwa) LPP 2010- Distribusi Proyeksi Distribusi


No Kab/Kota
2010 2017 2017 (%/th) 2017 (%) 2039 (jw) 2039 (%)
1 Jembrana 262,600 274,900 1.00 6.47 342,172 5.90
2 Tabanan 422,300 441,000 1.00 10.39 548,920 9.47
3 Badung 546,700 643,500 2.00 15.15 994,838 17.16
4 Gianyar 471,600 503,900 1.12 11.87 643,696 11.10
5 Klungkung 171,100 177,400 1.00 4.18 220,813 3.81
6 Bangli 216,100 225,100 1.00 5.30 280,186 4.83
7 Karangasem 397,800 412,800 1.01 9.72 514,501 8.87
8 Buleleng 626,200 653,600 1.14 15.39 839,581 14.48
9 Denpasar 793,000 914,300 2.00 21.53 1,413,489 24.38
BALI 3,907,400 4,246,500 1.50 100.00 5,798,196 100.00
Sumber : Bali Dalam Angka 2018, diolah
SKENARIO DAYA TAMPUNG RUANG

No Penggunaan Lahan Luas (Ha) % No Ketersediaan Ruang Luas (Ha) %


1 Permukiman 79,814.00 14.27 a Koefisian Wilayah Terbangun (KWT) 80,279.12 14.35
2 Hutan 92,029.45 16.45 b Lahan Berfungsi Lindung (Hutan) 92,029.45 16.45
3 Perkebunan 171,264.74 30.61 c Pertanian 350,070.44 62.57
4 Ladang + Tegalan 91,911.39 16.43 ---Sawah (95% dilestarikan) 86,894.31 15.53
5 Sawah 86,894.31 15.53 ---Perkebunan (90% dilestarkan) 171,264.74 30.61
6 Infrastruktur 465.12 0.08 ---Ladang/Tegalan (90% dilestarikan) 91,911.39 16.43
7 Mangrove + Rawa 2,697.90 0.48 d Badan Air : Danau, Waduk, Sungai 4,129.51 0.74
8 Danau + Waduk 2,873.34 0.51 e Mangrove + Rawa 2,697.90 0.48
9 Tambak 186.43 0.03 f Lhn Ksng/Belukar (50% dibudidayakan) 29,683.81 5.31
10 Lahan Kosong + Belukar 29,683.81 5.31 SKENARIO PENGEMBANGAN DAYA TAMPUNG RUANG
11 Sungai 1,256.17 0.22 1 5% Sawah 4,344.72 0.78
12 Hampasan Pasir 396.25 0.07 2 10% Perkebunan 17,126.47 3.06
Total 559,472.91 100.00 3 10% Ladang / Tegalan 9,191.14 1.64
Sumber : Hitung Peta Citra BIG, 2018, dianalisa 4 50% lahan kososng/Belukar 14,841.91 2.65
Daya Tampung Ruang Tambahan 49,562.95 8.13

Skenario pemenuhan kebutuhan Ruang tambahan :


• 5% Sawah
• 10% Perkebunan
• 10% Ladang/Tegalan
• 50% lahan Kososng/Belukar
SKENARIO DAYA TAMPUNG RUANG

No Penggunaan Lahan Luas (Ha) % No Ketersediaan Ruang Luas (Ha) %


1 Permukiman 79,814.00 14.27 a Koefisian Wilayah Terbangun (KWT) 80,279.12 14.35
2 Hutan 92,029.45 16.45 b Lahan Berfungsi Lindung (Hutan) 92,029.45 16.45
3 Perkebunan 171,264.74 30.61 c Pertanian 350,070.44 62.57
4 Ladang + Tegalan 91,911.39 16.43 ---Sawah (95% dilestarikan) 86,894.31 15.53
5 Sawah 86,894.31 15.53 ---Perkebunan (90% dilestarkan) 171,264.74 30.61
6 Infrastruktur 465.12 0.08 ---Ladang/Tegalan (90% dilestarikan) 91,911.39 16.43
7 Mangrove + Rawa 2,697.90 0.48 d Badan Air : Danau, Waduk, Sungai 4,129.51 0.74
8 Danau + Waduk 2,873.34 0.51 e Mangrove + Rawa 2,697.90 0.48
9 Tambak 186.43 0.03 f Lhn Ksng/Belukar (50% dibudidayakan) 29,683.81 5.31
10 Lahan Kosong + Belukar 29,683.81 5.31 SKENARIO PENGEMBANGAN DAYA TAMPUNG RUANG
11 Sungai 1,256.17 0.22 1 5% Sawah 4,344.72 0.78
12 Hampasan Pasir 396.25 0.07 2 10% Perkebunan 17,126.47 3.06
Total 559,472.91 100.00 3 10% Ladang / Tegalan 9,191.14 1.64
Sumber : Hitung Peta Citra BIG, 2018, dianalisa 4 50% lahan kososng/Belukar 14,841.91 2.65
Daya Tampung Ruang Tambahan 49,562.95 8.13

Skenario pemenuhan kebutuhan Ruang tambahan :


• 5% Sawah
• 10% Perkebunan
• 10% Ladang/Tegalan
• 50% lahan Kososng/Belukar
SKENARIO RENCANA POLA RUANG

No Ketersediaan Ruang Luas (Ha) %


I Skenario Kawasan Lindung
1 Lahan Berfungsi Lindung (Hutan) 92,029.45 16.45
2 Perkebunan berfungsi Lindung (35%) 59,942.66 10.71
3 Mangrove + Rawa 2,697.90 0.48
4 Lahan Kosong + Belukar (50%) 14,841.91 2.65
5 Sungai 1,256.17 0.22
6 Danau + Waduk 2,873.34 0.51
Penyediaan Minimal 30% Kawasan Lindung 173,641.42 31.04
II Skenario Penyediaan Kawasan Budidaya
1 Kawasan terbangun yang telah ada 80,279.12 34.43
2 Pertanian
---Sawah (95% dilestarikan) 82,549.59 14.75
---Perkebunan (55% dilestarkan) 94,195.61 16.84
---Ladang/Tegalan (90% dilestarikan) 82,720.25 14.79
4 Cadangan Kawasan Terbangun Baru
---Sawah (5% dilestarikan) 4,344.72 0.78
---Perkebunan (10% dilestarkan) 17,126.47 3.06
---Ladang/Tegalan (10% dilestarikan) 9,191.14 1.64
5 Lahan Kosong + Belukar (50%) 14,841.91 2.65
6 Lain 582.68 0.10
Penyediaan Kawasan Budidaya 385,831.49 68.96
Provinsi Bali 559,472.91 100.00
Sumber : Hasil Analisis , 2019
SKESA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH PROVINSI BALI
5 HARMONISASI KSN SUBAK-BALI LANDSCAPE
DALAM RAPERDA PERUBAHAN PERDA No.
16/2009 TTG RTRWP BALI 2009-2029
PETA WARISAN BUDAYA DUNIA : Cultural Landscape of Bali Province:
the Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana Philosophy
BEBERAPA PENGERTIAN TERKAIT

• Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan


ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat
penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan
dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau
lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan
dunia (Pasal 1 angka 28 UU 26/2017).
• Warisan Budaya/Adat Tertentu adalah kekayaan budaya (cultural
capital) yang mempunyai nilai penting bagi pemahaman dan
pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam
kerangka memupuk kepribadian masyarakat dan bangsa.
• Isu Strategis Nasional terkait KSN kepentingan sosial dan budaya
pada KSN Subak Bali Lanskape adalah keberadaan objek sejarah
yang perlu pelindungan dan pengamanan pada kawasan warisan
budaya yang ditetapkan sebagai warisan budaya dunia (Permen PU
13/201;
Tipologi KSN Berdasarkan Sudut Kepentingan, Kriteria, dan Isu Strategis Nasional
(PermenPu 15/PU No. 15/PRT/M/2015 ttg Pedoman penyusunan RTR KSN)

SUDUT KITETRIA ISU STRATEGIS TIPOLOGI


KEPENTINGAN NASIONAL
sosial dan a. merupakan tempat a. pelindungan Tipologi Kawasan
budaya pelestarian dan dan Warisan
pengembangan adat istiadat pengamanan Budaya/Adat Tertentu
atau budaya nasional warisan budaya Kriteria: a,b, c, dan d
b. merupakan prioritas dunia Isu:a, b, dan/atau c
peningkatan kualitas sosial b. pelindungan
dan budaya serta jati diri objek budaya
bangsa sebagai objek
c. merupakan aset nasional vital nasional
atau internasional yang harus c. pelindungan
dilindungi dan dilestarikan nilai adat
d. melestarikan situs warisan istiadat, dan
budaya dan menjaga tradisi budaya
keasliannya untuk generasi bangsa
yang akan datang *)
Kedudukan RTR KSN
Pasal 78 (PP.26/2009)
KSN dari sudut kepentingan sosial dan
budaya ditetapkan dgn kriteria:
a. merupakan tempat pelestarian dan pengembangan
adat istiadat atau budaya nasional;
b. merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan
budaya serta jati diri bangsa;
c. merupakan aset nasional atau internasional yang harus
dilindungi dan dilestarikan;
d. merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya
nasional;
e. memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman
budaya ; atau
f. memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial
skala nasional.

Pasal 78 (PP.13/2017)
KSN dari sudut kepentingan sosial dan budaya ditetapkan
dgn kriteria:
a. merupalan warisan budaya dunia;
b. merupakan tempat pelestarian dan pengembangan
cagar budaya beserta adat istiadatnya atau budaya,
serta nilai kemasyarakatan; dan/ atau c
c. merupakan tempat peningkatan kualitas warisan
budaya.
Arahan Permen PU No. 15/PRT/M/2015 ttg Pedoman penyusunan RTR KSN

Tipologi KSN Berdasarkan Sudut Kepentingan, Kriteria, dan Isu Strategis Nasional

KSN Subak Bali Lanscape :


Arahan Permen PU No. 15/PRT/M/2015 ttg Pedoman penyusunan RTR KSN

PENETAPAN DELINIASI KSN TIPOLOGI SOSAL BUDAYA

Deliniasi KSN :
1. KAWASAN INTI
2. KAWASAN PENYANGGA
PETA WARISAN BUDAYA DUNIA : Cultural Landscape of Bali Province:
the Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana Philosophy
Arahan deliniasi Versi Unesco

Sumber : http://whc.unesco.org/en/list/1194,
PERSANDINGAN DELINIASI DENGAN KSK
WBD JATILUWIH (versi Kab Tabanan

KSK WBD
Jatiluwih
Catur Angga Batukaru
PETA WARISAN BUDAYA DUNIA : Cultural Landscape of Bali Province:
the Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana Philosophy

X
PERSANDINGAN USULAN DENGAN PETA UNESCO

Usulan Peta Unesco sbg KAWASAN INTI


Peta Rencana Struktur Ruang Kawasan Bali Subak Lanscape
Peta Rencana Pola Ruang Kawasan Bali Subak Lanscape
Tujuan Penataan Ruang Wilayah
• Tujuan penataan ruang wilayah Provinsi untuk
mewujudkan ruang wilayah Provinsi yang
berkualitas, aman, nyaman, produktif,
berjatidiri, berdaya saing, dan berkelanjutan
dalam rangka pelestarian alam, peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan perlindungan
Budaya Bali berlandaskan Tri Hita Karana dan
Sat Kertih Loka Bali. (pasal 3)
Kebijakan dan Strategi
Kawasan Lindung

• pengembangan, pemanfaatan, dan pengelolaan


kawasan lindung nasional dan kawasan lindung
berbasis kearifan lokal sesuai filsafat Sad Kertih;
• mewujudkan kawasan berfungsi lindung dengan
luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari
luas wilayah sesuai dengan kondisi, karakter, dan
fungsi ekosistemnya serta tersebar secara
proporsional
Kebijakan dan Strategi
Kawasan Budidaya
• mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek politik, pertahanan dan
keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi;
• mengembangkan, memanfaatkan, kawasan pertanian pangan berkelanjutan dalam
rangka kemandirian dan ketahanan pangan;
• melestarikan dan menekan alih fungsi lahan sawah untuk mendukung pelestarian
jatidiri lansekap alam yang berbudaya Bali;
• mengembangkan kawasan pariwisata didukung infrastruktur yang memadai dengan
memperhatikan daya dukung lingkungan dan sosial kawasan;
• pengembangan kegiatan perekonomian perdesaan berbasis: pertanian, industri kreatif,
pariwisata kerakyatan berlandaskan falsafah Tri Hita Karana didukung sarana dan
prasarana untuk menekan urbanisasi.
• mengendalikan kegiatan budidaya pada ruang dengan kemiringan di atas 40% (empat
puluh persen) dengan kegiatan budidaya non terbangun didukung tanaman
agroforestry;
• mendorong pembangunan hutan rakyat pada daerah aliran sungai yang tutupan
hutannya kurang dari 30% (tiga puluh persen); dan
• mengembangkan sistem pertanian organik secara bertahap menuju Bali sebagai pulau
organik.
Rencana Struktur Ruang
Tertuang pada Pasal 37 ttg Sistem jaringan sumber daya air
1. Sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) huruf d, meliputi
a. sumber air;
b. prasarana sumber daya air; dan
c. pengendalian daya rusak air.
2. Sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi:
a. perlindungan kawasan resapan, tangkapan air dan alur sungai pada seluruh WS Bali - Penida (391 DAS);
b. perlindungan, pemeliharaan dan pelestarian ekosistem danau : Danau Batur ,,Danau Beratan, Danau Buyan dan Danau Tamblingan;
c. perlindungan mata air dan kawasan sekitar mata air;
d. pemeliharaan cekungan air tanah (CAT) lintas kabupaten/kota
e. pengendalian pemanfaatan air tanah; dan
f. konservasi sumber daya air dilaksanakan secara vegetatif dan/atau sipil teknis melalui pendekatan sosial, ekonomi dan budaya.
3. Prasarana sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. prasarana jaringan air baku; dan
b. jaringan irigasi.
4. Prasarana jaringan air baku, meliputi:
a. pemeliharaan dan peningkatan pelayanan bendungan/waduk/embung yang telah ada
b. rencana pembangunan bendungan/waduk/embung baru
c. pendayagunaan sumber mata air Guyangan, mata air Penida dan sumber mata air lainnya di Kawasan Nusa Penida
d. pengembangan air baku pada kawasan yang mengalami kesulitan penyediaan air baku melalui pengolahan air laut, air hujan, dan sumber
lainnya.
5. Jaringan irigasi, meliputi:
a. pemeliharaan, peningkatan pelayanan dan efektivitas pengelolaan air pada sistem prasarana irigasi yang telah ada:
b. Jumhal DI : 9 DI kewenangan Pemerintah meliputi; 14 DI kewenangan provinsi dan 3. 814 DI kewenangan pemerintah kabupaten/kota
c. pendayagunaan jaringan irigasi air tanah dan air baku untuk air minum
Rencana Pola Ruang
Daam Raperda Perubahan Perda 16/2009 ditambahkan Pasal Baru diantara Pasal 47 dan Pasal 48 (Pasal
Pasal 47A) untik mengakomodasi Warisan budaya Dunia, sebagai berikut:

Pasal 47A
1. Kawasan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1) huruf f, mencakup:
a. kawasan warisan budaya dunia; dan
b. bangunan dan benda cagar budaya.
2. Kawasan warisan budaya dunia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, mencakup:
a. Pura Ulun Danu Batur dan Danau Batur dan sekitarnya di Kabupaten Bangli;
b. lansekap budaya subak dan pura di DAS Pakerisan di Kabupaten Gianyar;
c. lansekap budaya subak dan Pura Catur Angga Batukaru dan sekitarnya, termasuk di dalamnya TWA
Gunung Batukau di Kabupaten Buleleng dan Kawasan Cagar Alam Gunung Batukau di Kabupaten
Tabanan; dan
d. Pura Taman Ayun dan sekitarnya di Kabupaten Badung.
3. Bangunan dan benda cagar budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, mencakup bangunan
dan benda cagar budaya yang telah ditetapkan Pemerintah tersebar di seluruh Kabupaten/Kota
tercantum dalam Tabel Lampiran XIII, yang merupakan bagian dan tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
Rencana Pola Ruang
Dalam Raperda Perubahan Perda 16/2009 ditambahkan Pasal Baru diantara Pasal 47 dan Pasal 48 (Pasal Pasal 47A) untik
mengakomodasi Warisan budaya Dunia, sebagai berikut:

Pasal 60
1. Kawasan pertanian sebagaimana …. seluas kurang lebih 293.768 ha atau 55,50% dari luas wilayah perencanaan, mencakup:
a. kawasan tanaman pangan;
b. kawasan hortikultura;
c. kawasan perkebunan;
d. kawasan peternakan; dan
e. Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B).
2. Kawasan tanaman pangan …, terdapat di seluruh wilayah Kabupaten/Kota seluas kurang lebih 57.024 ha atau 10,19% dari luas
wilayah.
3. Kawasan hortikultura ….., diperuntukkan bagi tanaman pangan dan hortikultura, dan lokasinya tersebar di seluruh wilayah
Kabupaten/Kota seluas kurang lebih 10.643 ha atau 1,90% dari luas wilayah.
4. Kawasan perkebunan …, diperuntukkan bagi tanaman perkebunan yang menghasilkan bahan baku industri dalam negeri maupun
untuk memenuhi ekspor, tersebar di seluruh wilayah Kabupaten/Kota seluas urang lebih 226.101 ha atau 40,41% dari luas wilayah
5. Kawasan peternakan ….., diperuntukkan bagi kegiatan peternakan hewan besar, hewan kecil dan tidak dikembangkan dalam
bentuk padang penggembalaan ternak sehingga batasan lokasinya tidak dapat dipetakan secara tegas dan diarahkan secara
terpadu dan terintegrasi bercampur dengan kawasan pertanian.
6. Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) …., dikembangkan dalam rangka menjaga ketahanan pangan diarahkan tersebar
di seluruh wilayah Kabupaten/Kota seluas kurang lebih 67.668 ha atau 12,10% dari luas wilayah.
7. Peta Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) sebagaimana dimaksud pada ayat (6), digambarkan dalam peta dengan
tingkat ketelitian skala 1:250.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIV.C, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
KSN SUBAK BALI -
LANDSCAPE
KSN SUBAK BALI -
LANDSCAPE
KSN SUBAK BALI -
LANDSCAPE
KAWASAN STRATEGIS NASIONAL DI PROVINSI BALI

KSN (KAWASAN SUBAK


– BALI LANDSCAPE)

KSN (PERKOTAAN SARBAGITA)

No Wilayah Luas (Ha) %


1 Provinsi Bali 559,472.91
2 KSN Perkotaan Sarbagita 71,727.24 12.82
3 KSN Subak - Bali Landscape 117,976.00 21.09
a SP1 (Kawasan Inti) 44,120.00 7.89
b SP2 (Kawasan Penyangga) 73,856.00 13.20
Total KSN di Provinsi Bali 189,703.24 33.91
KSN SUBAK BALI -
LANDSCAPE
KSN SUBAK BALI -
LANDSCAPE
sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai