Anda di halaman 1dari 22

BAB II

PEMBAHASAN

1.1   Gambaran Umum Sistem Saraf


Sistem saraf adalah sistem organ yang meregulasi atau mengatur sistem-
sistem organ tubuh lain. Sistem tersebut bertanggung jawab atas pengetahuan dan
daya ingat yang di miliki manusia. Sistem saraf juga bersama-sama dengan sistem
hormon, berfungsi untuk memelihara fungsi tubuh. Pada umumnya sistem saraf
berfungsi untuk mengatur, misalnya kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh
bagian dalam yang berlangsung dengan cepat, dan kecepatan sekresi beberapa
kelenjar endokrin. Sistem saraf pada manusia berfungsi untuk mengatur yang
sangat kompleks dan khusus. Sistem saraf menerima berjuta-juta rangsangan yang
berasal dari berbagai organ. Semua rangsangan tersebut akan bersatu untuk dapat
menentukan respon apa yang dibrerikan oleh tubuh. Sistem saraf adalah sistem
organ pada hewan yang terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf
yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas
motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis
berbagai proses fisiologis tubuh.
a.  Penyusun Sistem Saraf
1.  Struktur Sel Saraf (Neuron)
Neuron merupakan unit fungsional system saraf yang dikhususkan
untuk menghantarkan dan mengirimkan sinyal dalam tubuh dari satu lokasi
ke lokasi lainnya. Meskipun terdapat banyak jenis neuron yang berbeda
dalam hal struktur dan fungsinya, sebagian besar neuron memiliki beberapa
ciri yang sama. Sebuah neuron terdiri dari badan Sel (cell body) yang
mengandung nucleus dan berbagai organel sel lainnya. Ciri neuron yang
paling menonjol adalah penjuluran yang mirip serat, yang disebut prosesus,
sehinga sel mampu mencapai jarak yang jauh untuk menghantarkan pesan.
Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf.
Neuron memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan cukup kuat.
Neuron tidak mengalami pembelahan sehingga tidak dapat diganti jika
sudah mati atau rusak. Namun, pada kondisi yang sesuai, neuron dari sistem
saraf perifer yang terluka dapat diperbaiki.
Neuron terdiri dari 3 bagian yang berbeda satu dengan yang lain, yaitu
badan sel (soma/perikarion), dendrit (uluran pendek), akson (uluran
pananag). 

Gambar 1. Struktur neuron


Dendrit merupakan uluran pendek yang bercabang-cabang dan keluar
dari badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl dan organel. Pada
umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrit . Dendrit tidak mengandung
selubung meilin maupun neurolema . Secara fungsional dendrit berfungsi
untuk menghantarkan impuls ke badan sel. Dendrit ini berfungsi
mengirimkan sinyal dari ujung neural keseluruh bagian lain neuron. Dendrit
merupakan adaptasi struktural yang meningkatkan luas permukaan neuron
tempat neuron itu menerima input dari neuron yang lain atau reseptor
sensoris.
Badan sel mengandung nukleus (inti sel) dan nukleolus (anak inti sel)
yang di kelilingi oleh sitoplasma granuler. Sitoplasma badan sel juga
mengandung badan nissl (substandi kromatik) dan neurofibril (fibril/ serat
yang ramping pada neuron). Badan nissl akan tampak dengan mikroskop
elektron seperti rentikulum endoplasma granuler yang tersusun sejajar satu
dengan yang lainnya. Badan nissl mengandung protein yang digunakan
untuk mengenti protein yang habis selama metabolisme. Protein ini juga
digunakan untuk pertumbuhan neuron dan perbaikan saraf dari saraf perifer.
Akson berfungsi menghantarkan pesan keujung neuron. Akson
memiliki bagian yang disebut bukit akson (axon bullock) yang merupakan
daerah pada badan sel tempat akson bercabang.pada daerah ini umumnya
impuls yang dihantarkan akan dibangkitkan. Umumnya akson dalam system
saraf terbungkus oleh lapisan insulasi yang disebut selubung myelin (myelin
sbeath), yang dibentuk oleh sel-sel pendukung. Sel pendukung yang
membentuk selubung myelin pada system saraf tepi disebut sel schwann
(schwann cell) sedangkan dalam system saraf pusat disebut oligodendrosit.
Neuron dapat mempunyai akson yang tunggal dan sangat panjang, tetapi ada
juga neuron yang memiliki akson yang bercabang, dan masing-masing
cabang bisa mencapai ratusan hingga ribuan ujung-ujung khusus yang
disebut terminal sinaptik (synaptic terminal), yang mengirimkan sinyal ke
sel lain dengan melepaskan messenger kimiawi yang disebut
neurotransmitter. Lokasi kontak antara terminal sinaptik dengan sel target
(baik neuron lain ataupun efektor) disebut sinapsis. Sinapsis dapat juga
diartikan sebagai persambungan dimana satu neuron berkomunikasi dengan
neuron lain dalam satu jalur neural, atau dimana sebuah neuron
berkomunikasi dengan sebuah sel otot atau sel kelenjar.
Akson merupakan satu uluran panjang dari badan sel yang berfungsi
untuk menghantarkan impuls menjauhi badan sel. Akson memiliki ciri tipis
dengan bentuk panjang dan mengandung neurofibril, tetapi tidak
mengandung badan nissl sehingga tidak terlihat dalam sintesis protein.
Kebanyakan akson di selubungi oleh selubung mielin. Akson yang
dibungkus mielin disebut akson bermielin., sedangkan akson yang tidak di
selubungi mielin di sebut akson telanjang. Ditempat tertentu akson ada yang
tidak dibungkus oleh selubung mielin yang disebut nodus renvier. Selubung
mielin berfungsi sebagai isolator yang melindungi akson terhadap tekanan
dan luka, memberi nutrisi pada akson, dan mempercepat jalannya impuls.
Selubung mielin pada sistem saraf perifer di bentuk dari sel schwann .
Mula-mula sel schwann membungkus sepanjang dan sekeliling akson yang
kemudian membungkusnya berkali-kali. Proses pembungkusan ini di sebut
mielinasi yang ditandai oleh adanya lapisan kosentris dari membran plasma
sel schwann yang mengelilingi akson. Lilitan yang kencang dari membran
inilah yang dinamakn selubung mielin. Tebalnya selubung mielin
tergantung pada jumlah lilitan. Bagian dari sel schwann yang menyelubungi
mielin disebut neurolema atau disebut juga selubung schwann. Neurolema
hanya menyelubungi akson sistem saraf perifer. Fungsi neurolema adalah
membantu proses regenerasi akson yang terluka. (Campbell, 1999)
Akson dari sistem saraf pusat kadang-kadang memiliki selubung
mielin, tetapi dapat juga tidak berselubung mielin. Proses penyelubungan di
sistem saraf pusat dilakukan oleh oligodendrosit dengan cara yang sama
seperti penyelubungan sel schwann.
 Macam-macam neuron
  Berdasarkan jumlah uluran, yaitu :

Gambar 2. Neuron berdasarkan uluran


 Neuron unipolar hanya memiliki satu uluran yang timbul dari badan sel
 Neuron bipolar meiliki dua uluran yaitu akson dan dendrit
 Neuron multipolar memiliki satu akson dan beberapa dendrit
  Bedasarkan fungsi dan struktur, yaitu :
Gambar 3. Neuron berdasarkan fungsi dan struktur
 Neuron sensorik merupakan neuron yang badan selnya bergerombol
membentuk ganglia, aksonnya pendek, tetapi dendritnya panjang.
Neuron sensorik berhubungan dengan alat indera untuk menerima
rangsangan. Sel saraf ini berfungsi menghantar impuls saraf dari alat
indera menuju ke otak atau sumsum tulang belakang, sehingga
sering dikenal sebagai neuron indra
 Neuron motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang
pendek dan akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson
lain, sedangkan akson berhubungan dengan efektor yang berupa otot
atau kelenjar. Neuron motorik berfungsi membawa impuls dari otak
atau sumsum tulang belakang menuju ke otot kelenjar tubuh. Oleh
karena itu, neuron ini sering disebut sebagai neuron penggerak
 Neuron konektor merupakan neuron multipolar yang memiliki
dendrit yang pendek, tapi berjumlah banyak, serta akson ada yang
panjang dan ada yang pendek. Ujung dendrit dari saraf yang satu
berhubungan dengan ujung akson dari saraf yang lain membentuk
sinaps. Neuron ini banyak terdapat di sumsum tulang belakang dan
otak yang berfungsi meneruskan rangsangan dari neuron sensorik ke
neuron motorik.

2.  Sel pendukung (Sel glia)


Glia ini sangat penting bagi integritas struktur system saraf dan
bagi fungsi normal neuron. Jumlah glia melebihi jumlah neuron mulai dari
sepuluh kali lipat hingga lima puluh kali lipat.Ada beberapa jenis glia
dalam otak otak dan sumsung tulang belakang. Pada embrio yang sedang
berkembang, sel-sel pendukung yang disebut radial glia membentuk jalur
yang digunakan neuron untuk bermigrasi atau tumbuh keluar dari tabung
neuron. Glia yang lain disebut astrositmemberikan dukungan structural
dan metabolis bagi neuron.1

b. Fungsi Sistem Saraf


Secara umum system saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang
tindih, yaitu input sensoris, integrasi dan output motoris.
1. Input adalah penghantaran atau konduksi sinyal dari reseptor sensoris,
misalnya sel-sel pendeteksi cahaya dimata ke pusat integrasi.
2.  Integrasi adalah proses penerjemahan informasi yang berasal dari stimulasi
reseptor sensoris oleh lingkungan, kemudian dihubungkan dengan respons
tubuh yang sesuai. Sebagai besar integrasi dilakukan dalam system saraf
pusat (SSP atau central nervous system, CNS), yaitu otak dan sumsum
tulang belakang (pada vertebrata).
3.  Output motoris adalah penghantaran sinyal dari pusat integrasi, yaitu SSP,
ke sel-sel efektor, sel-sel otot atau kelenjar yang mengaktualisasikan
respons tubuh terhadap stimulus tersebut. Sinyal tersebut dihantarkan oleh
saraf (nerve),berkas mirip tali yang berasal dari penjuluran neuron yang
terbungkus dengan ketat dalam jaringan ikat. (Villee, 1999)

c. Sifat Sinyal Saraf

1
Wiwi Isaini. “Fisiologi Hewan”. (Yogyakarta:PT Kanisius,2019) hal. 70-75
Gambar 4. sinpasis
Sinaps adalah sambungan antara neuron yang satu dengan neuron. Arti
dari sinaps adalah hubungan , implus dapat terus dijalarkan atau terhambat.
Sinaps juga merupakan sasaran dari bermacam-macam obat. Pada sinaps
tersebut terdapat celah yang dikenak degan nama celah sinaps yang lebarnya
kurang lebih 200 angstrom. Neuron yang terletak sebelum sinaps disebut
neuron parasinaps (subsinaps), sedangkan neuron yang terletak sebelah sinaps
disebut neuron pascasinaps. Penjalaran implus melintasi sinap berlangsung
searah, yaitu dari neuron parasinaps ke neoron pasacasinaps dan melibatkan zat
penghantar. Zat penghantar diproduksi oleh neuron parasinaps dan disimpan
dalam kantung parasinaps. Bila suatu implus tidak dibongkol sinaps ada
sejumlah kecuali ion Ca++ masuk kedalam bongkol sinaps, menyebabkan
kantung-kantung parasinaps bergerak menuju ke membran subsinaps. 2
1.  Komunikasi kimiawi dan listrik antarsel terkelenjar jadi pada sinapsis
Sinapsis adalah persambungan unik yang mengontrol komunikasi antara
satu neuron denagan sel-sel lain. Sinapsis ditemukan antar dua neuron,
antara reseptor sensoris dan neuron sensoris, anatara neeuron motoris dan
sel otot yang dikontrolnya, dan antara neuron dengan sel kelenjar. Di sini
kita akan memfokuskan perhatian pada sianapsis antar neuron, yang
umumnya menghantarkan siyal dari terminal sinaptik akson ke dendrit atau
badan sel berikutnya dalam suatu jalur neuron. Sel yang menghantarkan
snyal itu disebut sel prasinaptik dan sel yang menerimanya disebut sel

2
Soewolo.”Pengantar Fisiologi Hewan”. ( Jakarta:Dirjen Dikti Depdiknas.2000) hal. 78-80.
pascasinaptik. sinapsis terdiri atas dua jenis sinapsis: sinapsis listrik dan
sinapsis kimiawi.
2.  Sinapsis listrik
Sinapsis listrik memungkinkan potensial aksi merambat secara langsung
dari satu sel paraisnaptik ke sel pascasinaptik. Sel-sel itu dihubungkan oleh
persambungan longgar. Hal ini memungkinkan implus merambat dari satu
neuron ke neuron lain tampa penundaan dan tampa kehilangan kekuatan
sinyal. Sinapsis listrik dan sistem saraf pusat vertebrata me nyelaraskan
aktivitas neuron yang bertanggung jawab atas sejumlah pergerakan cepat
dan khas, contohnya, sinapsis listrik pada otak yang membuat beberapa
jenis ikan mampu mengibaskan ekornya dengan sangat cepat ketika
melarikan diri dari pemangsa. Namun, sinapsis kimiawi jauh lebih umum
dibandinglkan denagn sinapsis listrik pada vertebrata dan sebangian besar
invertebrata.

3.  Sinapsis kimiawi.


Ketika potensial aksi mendepolarisikn membran terminal sinaptik,
potensial aksi itu (1) memicu aliran masuk Ca2+ yang (2) menyebabkan
vesikula sinaptik menyatui dengan membran neuron prasinaptik. Ketika
vesikula sinaptik menyatu dengan membran,(3) molekul neuron transmiter
dibebaskan ke dalam celah sinaptik. Molekul ini berdifusi menembus celah
dan berikatan dengan reseftor saluran ion yang tertanam dalam membran
pascasinaptik itu,(4) pengikatan molekul neurottransmitter dengan reseptor
spesifiknya akan membuka saluran ion.
Pergerakan ion dihasilkan mengubah voltase membran pascasinaptik,
sehingga memindahkan potensial membran menuju harga ambang yang
diperlukan untuk suatu potensial membran menuju harga ambang yang
diperlukan untuk suatu potensial aksi ( suatu sianpsis eksitatoris, seperti
digambarkan) atau menghiperpolasasikan membran( suatu sinapsis ) (5)
pada kasus lain, molekul neurotransmiter secara cepat dirombak oleh enzim
atau diambil kembali neuron lain, yang menutup saluran ion dan mengakhiri
respons sinaptik. (Soewolo, 2000)3

1.2 Sistem saraf pusat


Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Medula spinalis
memiliki lokasi strategis antara otak dan serat aferen dan eferen susunan saraf
tepi. Lokasi ini memungkinkan medulla spinalis memenuhi dua fungsi
primernya, yaitu sebagai penghubung untuk transmisi informasi antara otak dan
bagian tubuh lainnya.

Gambar 5. System saraf pusat dan fungsinya


1. Makroanatomi sistem saraf pusat
a) Meninges, sistem saraf pusat dikelilingi oleh lapisan pembungkus yaitu
meninges, berfungsi melindungi otak dan corda medulla dari kerusakan
mekanis serta memberi suplai nutrisi pada sel-sel saraf. Meninges dari luar
ke dalam terdapat 3 lapisan yaitu durameter, arachnoidea, dan piameter.

3
Ibid, hal 81-87
Gambar 6. Skematis lapisan pelindung system saraf pusat
b) Encephalon
 Cerebrum (otak besar), Otak besar memiliki permukaan yang berlipat-
lipat dan terbagi atas dua belahan. Belahan otak kiri melayani tubuh
sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani tubuh sebelah kiri.
Otak besar terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar berwarna kelabu
disebut korteks, berisi badan-badan sel saraf. Lapisan dalam berwarna
putih berisi serabut-serabut saraf (neurit/akson). Otak besar berfungsi
sebagai pusat kegiatan-kegiatan yang disadari seperti berpikir,
mengingat, berbicara, melihat, mendengar, dan bergerak.

Gambar 7. Bagian-bagian Cerebrum


 Cerebellum (otak kecil), Otak kecil terletak diatas medulla oblongata,
berbentuk oval. Susunan otak kecil seperti otak besar. Terdiri atas
belahan kanan dan kiri. Belahan kanan dan kiri otak kecil dihubungkan
oleh jembatan Varol. Terbagi menjadi dua lapis sama seperti otak besar
yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih.
Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan
mengkoordinasi kerja otot-otot ketika kita bergerak.
 Brainsterm, terdiri dari medulla oblongata, pons (korpus ujung interior
dari medulla oblongata), pedenculli cerebi.
 Hipothalamus, diantara thalamus dan pednculi cerebi. Berdekatan
dengan Corpus mammilaris, Tubercinerium, dan Chiasma nervi optici.
c). Ventrikel dalam Encephalon
 Ventrikel lateral
 Ventrikel III, mengelilingi thalamus kanan dan kiri. Berhubungan
dengan ventrikrl IV melalui aquaductus cerebi.
 Ventral IV, diantara brainstem dan cerebellum. Di dorsal medulla
oblongata membentang ke anterior dan posterior.

Gambar 8. Bagian-bagian sumsum tulang belakang


d). Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Sumsum tulang belakang terdapat memanjang di dalam rongga tulang
belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas tulang pinggang ke
dua. Sumsum tulang belakang juga dibungkus oleh selaput meninges. Bila
diamati secara melintang, sumsum tulang belakang bagian luar tampak
berwarna putih (substansi alba) karena banyak mengandung akson (neurit)
dan bagian dalam yang berbentuk seperti kupu-kupu, berwarna kelabu
(substansi grissea) karena banyak mengandung badan sel-sel saraf.
Sumsum tulang belakang berfungsi untuk:
a) menghantarkan impuls dari dan ke otak,
b) memberi kemungkinan jalan terpendek gerak refleks.

1.3 Sistem saraf tepi


1) Sistem saraf somatic (sadar)
Sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar Proses yang
dipengaruhi saraf sadar, berarti dapat memutuskan untuk menggerakkan atau
tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini.
Misalnya ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan
sampai ke otak. Otak menterjemahkan pesan tersebut dan mengirimkan
isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati pintu dan mengisyaratkan ke tangan
untuk membukakan pintu.
Sistem saraf somatis terdiri atas :
a. Saraf otak (saraf cranial), saraf otak terdapat pada bagian kepala yang
keluar dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak.
Urat saraf ini berjumlah 12 pasang.
b. Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), saraf sumsum tulang
belakang berjumlah 31 pasang . Saraf sumsum tulang belakang berfungsi
untuk meneruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat juga
meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot rangka tubuh.

2) Sistem saraf autonom (tak sadar)


Sistem saraf autonom merupakan bagian dari susunan saraf tepi yang
bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis. Sistem saraf
autonom mengendalikan kegiatan organ-organ dalam seperti otot perut,
pembuluh darah, jantung dan alat-alat reproduksi.
Menurut fungsinya, saraf autonom terdiri atas dua macam yaitu:
a. Sistem saraf simpatik
b. Sistem saraf parasimpatik
Sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik bekerja secara
antagonis (berlawanan) dalam mengendalikan kerja suatu organ. Organ atau
kelenjar yang dikendalikan oleh sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik disebut sistem pengendalian ganda.
Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut :
• Mempercepat denyut jantung.
• Memperlebar pembuluh darah.
• Memperlebar bronkus.
• Mempertinggi tekanan darah
• Memperlambat gerak peristaltis.
• Memperlebar pupil.
• Menghambat sekresi empedu.
• Menurunkan sekresi ludah.
• Meningkatkan sekresi adrenalin.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan
fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi
mempercepat denyut jantung, sedangkan pada system saraf parasimpatik akan
memperlambat denyut jantung.4

1.4 Sistem saraf avertebrata


1. Hewan bersel satu
Sistem saraf pada Protozoa misalnya amoeba tidak mempunyai
susunan saraf tetapi protoplasmanya dapat melakukan segala kegiatan
sebagai makhluk hidup dan mempunyai kepekaan terhadap rangsang dari
luar dan mampu menanggapi rangsang tersebut, misalnya rangsangan yang
berupa cahaya dan sentuhan. Jika rangsangannya kuat, protozoa
menjauh,sebaliknya jika rangsang itu lemah akan mendekat. Pada
paramecium terdapat fibril yang peka terhadap suhu dan sinar, serta
berfungsi untuk mengatur gerakan silianya.

2. Hewan bersel banyak


a. Sistem saraf hidra pada Coelenterata
Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, ubur-ubur dan Anemon
laut pada Mesoglea yang terletak diantara epidermis (ektoderm) dan
gastrodermis (endoderm) terdapat sistem saraf diffus karena sel-sel
saraf masih tersebar saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala
yang disebut saraf jala. Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel saraf
berkutub satu, berkutub dua, dan berkutub banyak yang membentuk
sistem yang saling berhubungan seperti jala. Meskipun demikian impuls
dari satu sel ke sel yang lainnya lewat melalui sinaps. Saraf jala sudah
4
Risa Purnama Sari, Dwi Rukma Santu. “Fisiologi Hewan”. (Surabaya: Prgram Studi Arsitektur
UIN Sunan Ampel. 2017) hal 15-23
merupakan sistem sinaps tapi tidak mempunyai cirri-ciri sinaps. seperti
transmisi impuls tidak searah dan dan impuls makin jauh makin lemah.
Sistem saraf ini belum punya sistem saraf pusat karena sel-sel saraf
tersebar.

Gambar 7. Sistem saraf pada ubur-ubur


b. Sistem saraf bintang laut pada Echinodermata
Memiliki cincin saraf sentral dengan saraf radial yang di
hubungkan dengan jaring saraf pada masing-masing tangan. sistem
sarafnya masih primitive, Pada bintang laut memiliki sistem saraf
sirkuler yang terdiri dari cincin saraf yang melingkari kerongkongan
dengan cabang-cabangnya menuju ke setiap lengan, tapi susunan saraf
didalamnya masih difus seperti jala, belum ada pengelompokan dalam
ganglion. Sel-sel saraf berhubungan (innervasi) dengan kaki pembuluh,
duri dan lain-lain.
Pada bintang laut terdapat cincin saraf dalam cakram. Pada tiap
penjuluran tubuhnya terdapat saraf radial pada sisi ventral. Saraf ini
bercabang-cabang halus banyak sekali. Tiap saraf radial berakhir
sebagai sebuah mata pada tiap penjuluran tubuh.
Gambar 8.
Echinodermata dan
bagian-bagiannya

c. Sistem saraf
planaria pada
Platyhelminthes
Seekor cacing pipih, memiliki sistem saraf yang simetris bilateral.
Sistem saraf pusatnya adalah otak kecil yang dihubungkan dengan dua
tali saraf longitudinal. Sistem saraf tepinya meliputi sistem saraf
transversal yang mirip tangga yang menghubungkan tali saraf dengan
juluran saraf yang lebih kecil di sepanjang tubuh. Pada cacing pipih
mulai terlihat adanya sefalisasi yaitu adanya pemusatan sel-sel saraf
pada bagian depan atau anterior tubuhnya. Planarian merupakan
contoh yang baik karena sel-sel sarafnya terkonsentrasi menjadi
sebuah ganglion dengan dua lobus dibagian muka tubuhnya disebut
ganglion kepala atau otak primitif. Dari ganglion kepala terdapat dua
tali saraf memanjang kebelakang tubuhnya membentuk seperti tangga,
karena itu disebut sistem tangga tali.
Platyhelminthes sudah memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi. Sel-sel saraf pada cacing pipih terkonsentrasi menjadi sebuah
ganglion dengan dua lobus di bagian muka yang disebut dengan
ganglion kepala atau otak primitif. Dari ganglion kepala terdapat dua
tali saraf memanjang ke belakang tubuhnya membentuk seperti
tangga. Karena itu disebut saraf tangga tali. Sistem saraf tepi terdiri
atas saraf-saraf yang tersusun secara transversal atau melintang yang
menghubungkan tali saraf dengan saraf-saraf yang lebih kecil yang
terletak tersebar di semua bagian tubuh. Ganglion kepala mempunyai
peran sebagai pusat sensoris yang menerima impuls dari titik mata dan
reseptor lainnya pada kepala. Ganglion kepala tidak mempunyai peran
untuk mengkoordinasi aktifitas otot.

Gambar 9. Platyhelmintes dan bagian-bagiannya

d. Sistem saraf Annelida


Memiliki otak dengan kosentrasi neuron lebih besar dibandingkan
dengan otak cacing pipih. Interneuron pada ganglia tali saraf ventral
mengkoordinasikan banyak aktivitas segmen tubuh tunggal. Sistem
saraf pada Annelida adalah sistem saraf tangga tali. Terdiri dari
ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang
sehingga berupa tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada
anterior. Sususna saraf terdiri atas anterior, dorsal ganglionic mass,
disebut otak, atau sebuah benang saraf yang panjang dengan
ganglionic swelling dan saraf lateral pada tiap ruas.

Gambar 10. Sistem saraf Annelida


e. Sistem saraf serangga dari Artropoda
Sistem saraf artropoda ini kemungkinan berevolusi dari sistem
saraf yang mirip annelida. Adanya penyatuan ganglia yang ekstensif
pada kepala dan pada tali saraf ventral, menjadikan sistem saraf
artropoda kurang tersegmentasi secara seragam dan lebih
tersentralisasi dibandingkan dengan sistem saraf annelida. Sistem
saraf serangga juga terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi,
berupa sistem saraf tangga tali.
Pada belalang terlihat susunan saraf tangga tali dari simpul saraf
yang disebut ganglia (jamak dari ganglion). Ganglion merupakan
pusat pengolah rangsang.Ada 3 macam ganglion :

1. Ganglion kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata dan
antena.
2. Ganglion di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas
sensoris dan motoris rahang bawah (mandibula), rahang atas
(maksila), dan bibir bawah (labium).
3. Ganglion ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang
menuju ruas-ruas dada, perut, dan alat-alat tubuh yang berdekatan.
Ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas-ruas badan
terletak dibawah saluran pencernaan. Pada serangga terdapat 2 benang
saraf yang membentang sejajar sepanjang tubuhnya dan
menghubungkan ganglion satu dengan ganglion yang lain.

Gambar 11. Sistem saraf pada serangga

f. Sistem saraf Mollusca


Pada bekicot, saraf-saraf ganglion secara rapat berpasangan
sebagai saraf serebral ( dorsal dari faring dan bukal), saraf kaki, saraf
jeroan. Saraf-saraf ganglia itu melanjut keseluruhan sistem organ. Pada
Gastropoda, serebral atau ganglion subeodfagus mempunyai peran
utnuk mengontrol ganglia yang lebih bawah. Aktifitas reflex atau
gerakan pada hewan ini di control oleh aktifitas 4 pasang ganglion yaitu
ganglia serebral, pedal, pleural, dan viseral.5

1.5 Sistem saraf pada vertebrata


1. Pisces
Sistem saraf pada ikan terdiri dari otak. Otak ikan terdiri dari otak
besar, otak tengah, otak kecil, dan sumsum tulang belakang (medula
oblongata). Pada ikan, otak kecil berkembang lebih baik karena
merupakan tempat berakhirnya saraf keseimbangan dan gurat sisi. Oleh
karena itu, ikan memiliki keseimbangan tubuh yang baik. Otak tengah dan
otak besar tidak mengalami perkembangan yang baik sehingga pusat
penglihatan dan penciuman tidak berkembang dengan baik pula.
Ikan mempunyai otak yang pendek. Lobus olfaktorius, hemisfer
serebral, dan diensefalon kecil, sedangkan lobus optikus dan serebellum
besar. Ada 10 pasang saraf kranial. Korda saraf tertutup dengan lengkung-
lengkung neural sehingga mengakibatkan saraf spinal berpasangan pada
tiap segmen tubuh. Pada ikan otak besar dan otak tengah berhubungan
dengan saraf penglihatan. Kedua otak ini tidak berkembang dengan baik.
Sedangkan Otak kecil merupakan tempat saraf keseimbangan dan gurat
sisi. Otak kecil berkembang dengan baik. Sistem saraf pada ikan berupa
gurat sisi, yang merupakan suatu saluran dibawah kulit yang mempunyai
saluran keluar tubuhnya. Dipermukaan tubuhnya saluran-saluran itu
merupakan lubang-lubang membentuk barisan dalam satu garis. Pada
saluran gurat sisi terdapat rambut-rambut sensoris yang letaknya teratur
disebut neuromast. Neuromast ini mempunyai kepekaan terhadap tekanan
dan arus air. Selain itu juga untuk mengetahui obyek yang bergerak berupa
mangsa atau yang memangsanya.

5
Wiwi Isaini. “Fisiologi Hewan”. (Yogyakarta:PT Kanisius,2019) hal. 91-94
Ikan mempunyai mata yang lebar. Mata lebar itu mungkin hanya jelas
untuk melihat dekat, tetapi dapat digunakan untuk mendeteksi benda-
benda yang bergerak diatas permukaan air atau di darat didekatnya.
Telinga dalam dengan 3 saluran semisirkular, dan sebuah otolit untuk
keseimbangan. Ikan tidak mempunyai telinga tengah jadi tidak ada
gendang telinga. Oleh sebab itu, vibrasi atau suara diterima dan diteruskan
melalui kepala atau tubuh.

Gambar 7. Saraf ikan

2. Amphibia
Pada amfibi bagian otak yang berkembang dengan baik adalah otak
tengah sebagai pusat penglihatan. Otak besar berhubungan dengan indra
pencium dan otak kecil hanya merupakan lengkung mendatar yang menuju
ke sumsum lanjutan yang tidak berkembang dengan baik. Otak terbagi atas
lima bagian dan serebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf
kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brakeal. Saraf ke-7, ke-8,
dan ke-9 membentuk pleksus iskiadikus. Mata dengan kelopak mata atas
dan kelopak mata bawah, dan ada lagi kelopak mata yang ketiga yang
transparan (membran niktitans). Mata digerakkan oleh 6 otot, yaitu oto-
otot superior, inferior, rektus internal, rektus eksternal, oblikus interior,
dan oblikus superior.
Gambar 8. Sistem saraf pada Amphibi

3. Reptil
Pada reptilia Otak besar berkembang dengan baik, sebagai pusat saraf
pembau. Otak besar ini meluas sehingga menutupi otak tengah. Bagian lainnya
kurang berkembang. Otak reptilia terdiri atas dua lobus olfaktorius yang
panjang, hemisfer serebral, 2 lobus optikus, serebellum, medulla oblongata
yang melanjut ke korda saraf. Di bawah hemisfer serebral terdapat traktus
optikus dan syaraf optikus, infundibulum, dan hipofisis. Terdapat 12 pasang
syaraf kranial. Pasangan-pasangan syaraf spinal menuju ke somit-somit tubuh.
Pada lidah terdapat kuncup-kuncup perasa, dan terdapat organ pembau pada
rongga hidung. Mata dengan kelenjar air mata. Telinganya seperti telinga
vertebrata rendah. Saluran auditori eksternal tertutup kulit, dengan membran
tympani. Telinga dalam dengan tiga saluran semi sirkular untuk mendengar.
Dari ruang tympani ada saluran eustachius dan bermuara dalam faring di
belakang hidung dalam.

Gambar 9. Sistem saraf pada Reptil


4. Aves
Sistem saraf burung berupa otak dan sumsum tulang belakang. Pada
burung, otak besar dan otak kecil berkembang dengan baik. Permukaan otak
kecil berlipat-lipat sehingga permukaannya semakin luas. Hal tersebut
menyebabkan burung memiliki keseimbangan yang cukup.
Otak burung telah berkembang cukup baik. Otak besar dan otak kecilnya
berukuran relatif besar. Permukaan otak besar tidak berlipat. Otak tengah
berbentuk gelembung, berkembang dengan baik dan merupakan pusat saraf
penglihat. Otak kecil permukaanya berlipat-lipat sehingga mampu menampung
sel saraf dalam jumlah yang banyak. Otak kecil sebagai pusat pengatur
keseimbangan burung pada waktu terbang. Bentuk otak dan bagian-bagiannya
tipikal pada burung terdiri atas Lobus olfaktorius kecil, serebrum besar sekali.
Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan ventral lobus optikus.

Gambar 10. Sistem saraf pada Aves

5. Mamalia
Sistem saraf pada mamalia ini merupakan sistem saraf yang paling lengkap
di bandingkan dengan semua jenis hewan lainnya. Mamalia telah memiliki
struktur otot yang sangat kompleks, serta ukuran yang besar.
Pada mamalia umumnya telah memiliki struktur indra yang lengkap
sehingga telah mampu merenima rangsangan dan memberikan respon terhadap
rangsangan tersebut. Cerebrum besar jika dibandingkan dengan keseluruhan
otak. Cerebellum juga besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4
buah. Setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus
anterior dan posterior.6 (Walangi, 1993)

Gambar 11. Sistem saraf pada Mamalia

DAFTAR PUSTAKA

Isnaini, Wiwi . 2019.Fisiologi Hewan. Yogyakarta:PT Kanisius.


Sari, Risa Purnama dan Dwi Rukma Santu. 2017.Fisiologi Hewan. Surabaya:
Prgram Studi Arsitektur UIN Sunan Ampel.
Soewolo.2000.Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta:Dirjen Dikti Depdiknas.

6
Risa Purnama Sari, Dwi Rukma Santu. “Fisiologi Hewan”. (Surabaya: Prgram Studi Arsitektur
UIN Sunan Ampel. 2017) hal. 27-28.

Anda mungkin juga menyukai