Pak Akbar
Pak Akbar
Disusun Oleh
PENDIDIKAN BIOLOGI
2020
B. Analisis Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013
a) Kurikulum KTSP
Pengertian :Dalam standar nasional pendidikan (SPN Pasal 1 ayat 15)
dikemukakan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
Tujuan : Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan
inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum,
mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia,
Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat
dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan
keputusan bersama, meningkatkan kompetisi yang sehat
antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang
akan dicapai.
b). Kurikulum 2013
Pengertian :Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi
lahir sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan terhadap
kurikulum 2006, serta sesuai dengan perkembangan
kebutuhan dan dunia kerja. Kurikulum 2013 merupakan
salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan
masyarakat bangsa dalam penguasaan teknologi seperti
yang digariskan dalam haluan negara. Pengembangan
kurikulum 2013 didasari oleh pemikiran tentang tantangan
masa depan, persepsi masyarakat pengetahuan dan
pedagogi, kompetensi masa depan, serta fenomena
negative yang mengemuka.
Tujuan :Mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang
eriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta
mampu berkontribusi pada kehidpan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara fan peradaban dunia.
Kurikulum KTSP Kurikulum 2013
Standar isi ditentukan terlebih SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
dahulu melalui Permendiknas No 22 ditentukan terlebih dahulu melalui
Tahun 2006. Setelah itu ditentukan Permendikbud No 54 Tahun 2013.
SKL (Standar Kompetensi Lulusan) Setelah itu baru ditentukan standar isi,
melalui Permendiknas No 23 Tahun yang berbentuk kerangka dasar
2006 kurikulum, yang dituangkan dalam
Permendikbud No 67, 68, 69, 70, tahun
2013
Kurikulum KTSP lebih menekankan Aspek kompetensi lulusan ada
pada aspek pengetahuan keseimbangan soft skills dan hard skills
yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilam, dan pengetahuan
Di jenjang SD termatik terpadu Di jenjang SD tematik terpadu untuk
untuk kelas I-III kelas I-VI
Jumlah jam pelajaran lebih sedikit Jumlah jam pelajaran per-minggu lebih
dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih
banyak disbanding kurikulum 2013 sedikit dibanding KTSP
Standar proses dalam pembelajaran Proses pembelajaran setiap tema di
terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan jenjang SD dan semua mata pelajaran di
konfirmasi jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan
dengan pendekatan ilmiah (saintific
approach) yaitu standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari mengamati,
bertanya, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta.
TIK sebagai mata pelajaran TIK bukan sebagai mata pelajaran
melainkan sebagai media pembelajaran
Penilaian lebih dominan pada aspek Standar penilaian menggunakan
pengetahuan penilaian otentik yaitu mengukur semua
kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil
Pramuka bukan ekstrakurikuler Pramuka menjadi ekstrakulikuler wajib
wajib
Peminatan (penjurusan) mulai dari Penjurusan mulai dari kelas X untuk
kelas XI jenjang SMA/MA
BK lebih pada menyelesaikan BK lebih menekankan mengembangkan
masalah siswa. potensi siswa
6. Problem Solving
Seorang matematikawan bernama George Polya banyak membahas
mengenai Problem solving maka dari itu Polya disebut dengan bapak
problem solving. Model pembelajarn problem solving diartikan langkah
dalam presentasi materi yang mana masalah digunakan sebagia tumpuan
untuk dibahas, disintesis dan dianalisis untuk bisa memperoleh
solusi/pemecahan masalah. Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai
suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya
Sintaknya adalah:
a) Merumuskan masalah
b) Menelaah masalah
c) Merumuskan hipotesis
d) Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian
hipotesis
e) Pembuktian hipotesis
f) Menentukan pilihan penyelesaian.
7. Problem Posing
Bentuk lain dari problem posing adalah problem posing, yaitu
pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali
masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami.
Metode ini mulai dikembangkan oleh ahli pendidikan Brasil, yaitu Paulo
Freire pada tahun 1970. Sintaknya adalah:
a) Tahap awal (perencanaan)
b) Tahap inti (tindakan)
c) Tahap akhir ( observasi)
8. Metode ceramah
Pencetus metode ceramah adalah Baligh 1972, Mckeachie 1994,
McLeish 1976, Verner dan Dickinson 1967. Metode ceramah yaitu
penyajian informasi secara lisan baik formal maupun informal. Sintak
metode ini yaitu:
a) Pembukaan
b) Penyajian
c) Mengakhiri atau menutup
15. Jigsaw
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot
Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas, dan kemudian
diadaptasi oleh Slacin di Universitas John Hopkins, Teknik mengajar
Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et.al. sebagai metode cooperative
learning. Model pembelajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan
sintaks seperti berikut:
a) Pengarahan,
b) Informasi bahan ajar,
c) Membuat kelompok heterogen,
d) Memberikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai
dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas
membahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan belajar sama, buat
kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi
kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksana tutorial
pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli
e) Penyimpulan dan evaluasi,
f) Refleksi.
28. Quantum
Tokoh utaman di balik Quantum learning adalah Bobbi Deporter. Ia
perintis, pencetus dan pengembangan utama quatum learning sejak tahun
1982. Model pembelajaran memandang pelaksanaan pembelajaran seperti
permainan musik orkestra-simfoni. Guru harus menciptakan suasana
kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai.
Prinsip quantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai
tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi reward. Strategi
quantum adalah tumbuhkan minat , alami-dengan dunia realitas siswa,
namai-buat generalisasi sampai konsep, demonstrasikan melalui
presentasi-komunikasi, ulangi dengan Tanya jawab-latihan-rangkuman,
dan rayakan dengan reward dengan senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-
harapan. Sintak model pembelajaran ini yaitu:
a) Tumbuhkan
b) Alami
c) Namai
d) Demonstrasikan
e) Ulangi
f) Rayakan
31. KUASAI
Model pembelajaran ini dikemukakan oleh Colin Rose. Model ini
menuntuk siswa untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan metode
atau cara yang mengandalkan daya nalar siswa, bukan hanya
mengandalkan konsep atau teori yang telah dikemukakan oleh guru
dikelas. Pembelajaran akan efektif dengan melibatkan enam tahap berikut
ini,
a) Kerangka pikir untuk sukses,
b) Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar,
c) Ambil pemaknaan (mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai)
d) Sertakan ingatan dan hafalkan kata kunci serta koneksinya,
e) Ajukan pengujian pemahaman, dan
f) Introspeksi melalui refleksi diri tentang gaya belajar.
36. Improve
Improve singkatan dari Introducing new concept, Metakognitive
questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulty, Obtaining
mastery, Verivication, Enrichment. Model improve learning merupakan
model pembelajaran yang dikembangkan oleh Mavarech dan Kmarski
yang didasakan pada teori kognisi dan metakognisi social dalam kelas
yang heterogen. Sintaknya yaitu:
a) Sajian pertanyaan untuk mengantarkan konsep,
b) Siswa latian dan bertanya,
c) Balikan-perbnaikan-pengayaan-interaksi.
37. Kumon
Model pembelajaran kumon adalah suatu model belajar dari Jepang
dan dikembangkan pertama kali oleh Toru Kumon, seorang guru
matematika SMA. Pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep,
ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana nyaman-
menyenangkan. Sintakanya yaitu:
a) Sajian konsep,
b) Latihan, tiap siswa selesai tugas langsung diperiksa-dinilai,
c) Jika keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi,
lima kali salah guru membimbing.
42. Debate
Model pembelajaran debat merupakan model pembelajaran berbicara
yang tidak hanya monoton satu arah. Model pembelajaran debat
mengarahkan siswa untuk berbicara dengan beradu argument dari dua
kelompok yang telah diatur untuk selalu beda pendapat, kelompok pertama
diminta untuk selalu setuju (kelompok pro) terhadap masalah yang
diberikan sedangkan kelompok yang kedau diminta untuk selalu tidak
setuju (kelompok kontra) terhadap masalah yang diberikan. Debat adalah
model pembalajaran dengan sisntaks:
a) Siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan,
b) Siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing
kelompok,
c) Sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok
kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu seterusnya secara
bergantian,
d) Guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya bila
perlu.
49. Artikulasi
Model artikulasi adalah model yang prosesnya seperti pesan berantai,
artinya yang apa yang tealh diberikan guru, seorang siswa wajib
meneruskan menjelaskannya pada siswa lain. Artikulasi adalah model
pembelajaran dengan sintaks:
a) Penyampaian konpetensi,
b) Sajian materi, bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu
siswa menyampaikan materi yang baru diterima kepada pasangannya
kemudian bergantian,
c) presentasi di depan hasil diskusinya,
d) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.
51. Demostration
Pembelajaran ini khusus untuk materi yang memerlukan peragaan
media atau eksperimen. Langkahnya adalah:
a) Informasi kompetensi,
b) Sajian gambaran umum materi bahan ajar,
c) Membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok,
d) Menunjuk siswa atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya,
e) Dikusi kelas,
f) Penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
52. Scramble
Metode scramble adalah pembelajaran secara berkelompok dengan
mencocokkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan
sesuai dengan soal. Sintaknya adalah:
a) Membuat kartu soal sesuai marteri bahan ajar,
b) Membuat kartu jawaban dengan diacak nomornya,
c) Menyajikan materi,
d) Membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban,
e) Siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk
jawaban yang cocok.
54. LAPS-Heuristik
Heuristik adalah rangkaian pertanyaan yang bertisfat tuntunan dalam
rangka solusi masalah. LAPS ( Logan Avenue Problem Solving) dengan
kata Tanya apa masalahnya, adakah alternative, apakah bermanfaat,
apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya mengerjakannya. Sintaks:
a) Pemahaman masalah,
b) Rencana,
c) Solusi, dan pengecekan.
60. Hibrid
Model hibrid adalah gabungan dari beberapa metode yang berkenaan
dengan cara siswa mengadopsi konsep. Sintaknya adalah pembelajaran
ekspositori, koperatif-inkuiri-solusi-workshop, virtual workshop
menggunakan computer-internet.
61. Treffinger
Pembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap.
Sintaks: keterbukaan-urun ide-penguatan, penggunaan ide kreatif-konflik
internal-skill, proses rasa-pikir kreatif dalam pemecahan masalah secara
mandiri melalui pemanasan-minat-kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama,
kebebasan-terbuka, reward.