Anda di halaman 1dari 31

TUGAS MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM

Dosen Pengampu : Akbar Handoko, M.Pd

Disusun Oleh

1. Dhea Fitry Asih (1811060011)

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2020
B. Analisis Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013
a) Kurikulum KTSP
Pengertian :Dalam standar nasional pendidikan (SPN Pasal 1 ayat 15)
dikemukakan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
Tujuan : Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan
inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum,
mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia,
Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat
dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan
keputusan bersama, meningkatkan kompetisi yang sehat
antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang
akan dicapai.
b). Kurikulum 2013
Pengertian :Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi
lahir sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan terhadap
kurikulum 2006, serta sesuai dengan perkembangan
kebutuhan dan dunia kerja. Kurikulum 2013 merupakan
salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan
masyarakat bangsa dalam penguasaan teknologi seperti
yang digariskan dalam haluan negara. Pengembangan
kurikulum 2013 didasari oleh pemikiran tentang tantangan
masa depan, persepsi masyarakat pengetahuan dan
pedagogi, kompetensi masa depan, serta fenomena
negative yang mengemuka.
Tujuan :Mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang
eriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta
mampu berkontribusi pada kehidpan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara fan peradaban dunia.
Kurikulum KTSP Kurikulum 2013
Standar isi ditentukan terlebih SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
dahulu melalui Permendiknas No 22 ditentukan terlebih dahulu melalui
Tahun 2006. Setelah itu ditentukan Permendikbud No 54 Tahun 2013.
SKL (Standar Kompetensi Lulusan) Setelah itu baru ditentukan standar isi,
melalui Permendiknas No 23 Tahun yang berbentuk kerangka dasar
2006 kurikulum, yang dituangkan dalam
Permendikbud No 67, 68, 69, 70, tahun
2013
Kurikulum KTSP lebih menekankan Aspek kompetensi lulusan ada
pada aspek pengetahuan keseimbangan soft skills dan hard skills
yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilam, dan pengetahuan
Di jenjang SD termatik terpadu Di jenjang SD tematik terpadu untuk
untuk kelas I-III kelas I-VI
Jumlah jam pelajaran lebih sedikit Jumlah jam pelajaran per-minggu lebih
dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih
banyak disbanding kurikulum 2013 sedikit dibanding KTSP
Standar proses dalam pembelajaran Proses pembelajaran setiap tema di
terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan jenjang SD dan semua mata pelajaran di
konfirmasi jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan
dengan pendekatan ilmiah (saintific
approach) yaitu standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari mengamati,
bertanya, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta.
TIK sebagai mata pelajaran TIK bukan sebagai mata pelajaran
melainkan sebagai media pembelajaran
Penilaian lebih dominan pada aspek Standar penilaian menggunakan
pengetahuan penilaian otentik yaitu mengukur semua
kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil
Pramuka bukan ekstrakurikuler Pramuka menjadi ekstrakulikuler wajib
wajib
Peminatan (penjurusan) mulai dari Penjurusan mulai dari kelas X untuk
kelas XI jenjang SMA/MA
BK lebih pada menyelesaikan BK lebih menekankan mengembangkan
masalah siswa. potensi siswa

C. Macam-Macam Model Pembelajaran


1. Kooperatif (CL, Cooperative Learning)
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning dikembangkan
dari teori belajar konstruktivisme yang lahir dari gagasan Piager dan
Vygotsky. Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai
makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai
tujuan dan tanggung jawab bersama, pemberian tugas, dan rasa senasib.
Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan
cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu
konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan
pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota
kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender,
karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil
kelompok berupa laporan atau presentasi. Sintaks pembelajaran koperatif
adalah:
a) Informasi,
b) Pengarahan-strategi,
c) Membentuk kelompok heterogen,
d) Kerja kelompok,
e) Presentasi hasil kelompok, dan
f) Pelaporan.

2. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)


Pembelajaran kontekstual berakar pada pendekatan
konstruktivistik, pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang
dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi)
yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling),
sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi
belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi
kondusif – nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual
adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya
menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh sintak pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan
dengan model lainnya, yaitu:
a) Modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-
tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh),
b) Questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan,
mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi),
c) Learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar
kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba,
mengerjakan),
d) Inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi,
menemukan),
e) Constructivi sme (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi
konsep-aturan, analisis-sintesis),
f) Reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut),
g) Authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah
pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa,
penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari berbagai
aspek dengan berbagai cara).

3. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)


Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di
Belanda pada tahun 1970 oleh institute Freudenthal dengan pola guided
reinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of
mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep,
prinsip, algoritma, aturan untuk digunakan dalam menyelesaikan
persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik
melalui proses dalam dunia rasio, pengembangan matematika. Sintak
model pembelajaran ini yaitu:
a) Memotivasi siswa
b) Mengkomunikasikan tujuan pembe;ajaran
c) Memulia pelajaran dengan mengajukan masalah
d) Permasalahan yang diberikan harus diarahkan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
e) Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik secara
informal terhadap persoalan
f) Pengajaran berlangsung secara interaktif.

3. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)


Rasional teoritik yang melandasi model ini adalah teori pemodelan
tingkah laku yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Pengetahuan yang
bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar
akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung.
Sintaknya model pembelajaran ini, yaitu:
a) Guru diharuskan menyampaikan fokus dan tujuan pembelajaran kepada
siswa. Guru menyampaikan materi apa saja yang harus dipelajari dan
apa saja yang harus siswa lakukan dan kuasai
b) Mengulas kembali pemahaman siswa tentang materi yang telah di
kuasai sebelumnya.
c) Memberikan bahan materi ajar.
d) Melakukan bimbingan
e) Siswa diberi waktu luang untuk mengasah materi ( pengetahuan)
f) Mengevaluasi kemampuan siswa dan guru memberi feedback.
g) Membuat latihan individu ke siswa.

4. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)


OBL telah dimulai pada tahun 1920 oleh Celestine Freinet. Model
pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari
kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat
tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif,
terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar
siswa dapat berpikir optimal. Sintak motedo PBL, yaitu:
a) Orientasi siswa pada masalah
b) Mengorganisasian siswa untuk belajar
c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

6. Problem Solving
Seorang matematikawan bernama George Polya banyak membahas
mengenai Problem solving maka dari itu Polya disebut dengan bapak
problem solving. Model pembelajarn problem solving diartikan langkah
dalam presentasi materi yang mana masalah digunakan sebagia tumpuan
untuk dibahas, disintesis dan dianalisis untuk bisa memperoleh
solusi/pemecahan masalah. Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai
suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya
Sintaknya adalah:
a) Merumuskan masalah
b) Menelaah masalah
c) Merumuskan hipotesis
d) Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian
hipotesis
e) Pembuktian hipotesis
f) Menentukan pilihan penyelesaian.

7. Problem Posing
Bentuk lain dari problem posing adalah problem posing, yaitu
pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali
masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami.
Metode ini mulai dikembangkan oleh ahli pendidikan Brasil, yaitu Paulo
Freire pada tahun 1970. Sintaknya adalah:
a) Tahap awal (perencanaan)
b) Tahap inti (tindakan)
c) Tahap akhir ( observasi)

8. Metode ceramah
Pencetus metode ceramah adalah Baligh 1972, Mckeachie 1994,
McLeish 1976, Verner dan Dickinson 1967. Metode ceramah yaitu
penyajian informasi secara lisan baik formal maupun informal. Sintak
metode ini yaitu:
a) Pembukaan
b) Penyajian
c) Mengakhiri atau menutup

9. Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)


Pembelajaran bersiklus adalah suatu model pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Siklus yang dimaksud merupakan rangkain tahap
kegiatan yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga siswa berperan
aktif untuk dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai
dalam tujuan pembelajaran. Metode ini dikembangkan oleh J. Myron
Atkin, Robert Karplus, Berkeley Amerika serikat sejak 1970-an.
Adapunsintak dari metode ini yaitu:
a) Engagement
b) Eksplorasi
c) Explanation
d) Elaborasi
e) Evaluasi
10. SAVI (Somatic, auditory, visual, intellectual)
Pembelajaran SAVI pertama kali di perkenalkan oleh Dave Meier.
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar
haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI
sendiri adalah kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh
(hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan
melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan
melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi,
mengemukakan pendepat, dan menaggapi; Visualization yang bermakna
belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati,
menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan
alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahawa belajar haruslah
menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan
konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar,
menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi,
memecahkan masalah, dan menerapkan. Sintak model pembelajaran ini,
yaitu:
a) Tahap persiapan (preparation)
b) Tahap penyampaian (presentation)
c) Tahdap pelatihan (practice)

11. TGT (Teams Games Tournament)


TGT pada mulanya dikembangkan oleh Davied Devries dan Keith
Edward, ini merupakan metode pembelajaran pertama dari Johns Hopkins.
TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan
status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan dan reinforcement. Sintaknya adalah sebagai berikut:
a. Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi
pokok materi dan mekanisme kegiatan
b. Siapkan meja turnamen secukupnya, misal 10 meja dan untuk tiap meja
ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa
dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-
X ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa
yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.
c. Selanjutnya adalah pelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu
soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk
jangka waktu tertentu (misal 3 menit). Siswa bisa mengerjakan lebih dari
satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor
turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa
pada tiap meja tunamen sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan
sebutan (gelar) superior, very good, good, medium.
d. Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-
keempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen
sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja
turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi
oleh siswa dengan gelar yang sama.
e. Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor
individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.

12. TAI (Team Assisted Individualy)


Robert Salvin mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe
TAI di Johns Hopkins University bersama Nancy Madden siswa harus
membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola
komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi.
Sintaksi (BidaK) menurut Slavin (1985) adalah:
a) Membuat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupa modul,
b) Siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota
kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi
sehingga terjadi diskusi,
c) Penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.

13. STAD (Student Teams Achievement Division)


Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-
temannya di Universitas Jihn Hopkin, Metode ini merupakan
pembelajaran koperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai
menggunakan pembelajaran kooperatif. TAD adalah salah sati model
pembelajaran koperatif dengan sintaks:
a) Pengarahan, membuat kelompok heterogen (4-5 orang),
b) Diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif,
c) Sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas,
d) Kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok,
e) Umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.

14. NHT (Numbered Head Together)


Pembelajaran NHT dikembangkan oleh Spencer Kagan, NHT adalah
salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks:
a) Persiapan
b) Pembuatan grup belajar
c) Fasilitas buku
d) Diskusi grup belajar
e) Kuis dan tugas
f) Kesimpulan dan evaluasi

15. Jigsaw
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot
Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas, dan kemudian
diadaptasi oleh Slacin di Universitas John Hopkins, Teknik mengajar
Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et.al. sebagai metode cooperative
learning. Model pembelajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan
sintaks seperti berikut:
a) Pengarahan,
b) Informasi bahan ajar,
c) Membuat kelompok heterogen,
d) Memberikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai
dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas
membahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan belajar sama, buat
kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi
kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksana tutorial
pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli
e) Penyimpulan dan evaluasi,
f) Refleksi.

16. TPS (Think Pairs Share)


Model pembelajaran TPS merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman,dkk dari Universitas
Maryland pada tahun 1985. TPS merupakan suatu model pembelajaran
yang kooperatif yang berguna untuk mempengaruhi pola interaktif para
siswa. Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks:
a) Tahap 1 ( pendahuluan)
b) Tahap 2 ( think atau berfikir)
c) Tahap 3 (pair)
d) Tahap 4 ( share)
e) Tahap 5 ( penghargaan)

17. GI (Group Investigation)


Model pembelajaran group investigation dikembangkan oleh
Shlomon Sharan dan Yael Sharan dari Universitas Tel Aviv, Israel. GI
merupakan salah satu metode pembelajaran, dimana semua siswa yang
terlibat dalam suatu kelompok dituntut untuk merencanakan suatu
penelitian. Bukan hanya merencanakan suatu penelitian saja, melainkan
mampu merencanaan pemecahan terhadap maslaah yang dihadapi. Sintak
metode ini yaitu:
a) Grouping
b) Planning
c) Investigation
d) Organizing
e) Presenting
f) Evaluating

18. TTW (Think Talk Write)


Model pembelajaran think talk write dikembangkan oleh Huinker dan
Laughlin yang dibangun melalui berfikir, berbicara dan menulis. Model
TTW adalah model pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan
kemampuan pemahaman dan komunikasi siswa. Pembelajaran ini dimulai
dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan
alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi,
diskusi, dan kemudian buat laporan hasil presentasi. Sitatknya adalah:
a) Informasi,
b) Kelompok (membaca-mencatatat-menandai),
c) Presentasi,
d) Diskusi,
e) Melaporkan.

19. Talking Stick


Model pembelajaran Talking stick berkembang dari penelitian belajar
kooperatif oleh Slavin pada tahun 1995. Dalam pembelajaran ini siswa
dituntut mandiri sehingga tidak bergantung pada siswa yang lainnya,
sehingga siswa harus mampu bertangggungjawab terhadap diri sendiri dan
siswa juga harus percaya diri dan yakin dalam menyelesaikan maslaah.
Sintak pembelajaran ini adalah:
a) Guru menyiapkan tongkat,
b) Sajian materi pokok, siswa mebaca materi lengkap pada wacana,
c) Guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan
siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat
diberikan kepad siswa lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan
seterusnya, guru membimbing
d) Kesimpulan
e) Refleksi
f) Evaluasi.

20. Explicit Instruction


Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Rosenshina dan Stevens
pada tahun 1986. Model pembelajaran ini dirancang untuk
mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan procedural dan
pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi
langkah. Sintaknya adalah:
a) Sajian informasi kompetensi,
b) Mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan procedural,
c) Membimbing pelatihan-penerapan,
d) Mengecek pemahaman dan balikan,
e) Penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

21. CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)


Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Stevens dan Slavin pada
tahun 1995. Model pembelajaran CIRC merupakan model pembelajaran
khusus mata pelajaran bahasa Indonesia dalam rangka membaca dan
menemukan ide pokok, pokok pikiran atau tema sebuah wacana/kliping.
Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan
menulis secara koperatif –kelompok. Sintaknya adalah:
a) Membentuk kelompok heterogen 4 orang,
b) Guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan materi bahan
ajar,
c) Siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci,
memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil
kolaboratifnya,
d) Presentasi hasil kelompok,
e) Refleksi.
22. Time Token
Model ini digunakan (Arends, 1998) untuk melatih dan
mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi
pembicaraan atau diam sama sekali. Sintaknya yaitu:
a) Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi,
b) Tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa berbicara
(pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon,
c) Setelah selesai kupon dikembalikan.

23. Pair Checks


Metode pembelajaran ini dikembangkan oleh Spancer Kagen tahun
1993, Model pembelajaran ini untuk melatih rasa sosail siswa, kerja sama
dan kemampuan memberi penilaian. Sintaknya yaitu:
a) Siswa berkelompok berpasangan sebangku (bekerja berpasangan),
b) Salah seorang menyajikan persoalan dan temannya mengerjakan,
c) Pengecekan kebenaran jawaban,
d) Bertukar peran,
e) Penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

24. TS-TS (Two Stay – Two Stray)


Model ini dikembangkan olej Spencer Kagan pada tahun 1992, TS-TS
merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada
kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya.
Hal ini dilakukan dengan cara saling mengunjungi/bertamu antar kelompok
untuk berbagi informasi. Sintaknya adalah:
a) Kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa
lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok
lain,
b) Kerja kelompok,
c) Kembali ke kelompok asal,
d) Kerja kelompok,
e) Laporan kelompok.
25. Cooperative Script
Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Dansereu pada tahun
1985. Model belajar dimana siswa bekerja kelompok secara berpasangan
dan bergantian secara lisan mengikhtiarkan bagian-bagian dari materi yang
dipelajari. Sintanya yaitu:
a) Guru membagi siswa untuk berkelompok secara berpasangan (dua
siswa)
b) Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan
c) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
d) Pembicara membacakan ringkasan selengkap mungkin
Sementara pendengar
a). Menyimak/mengorek
b). Membantu mengingat
c). Bertukar peran
d). Kesimpulan siswa
e). Penutup

26. Mind Mapping


Metode ini asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-
an. Mind mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi kedalam
otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Pembelajaran ini sangat
cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya yaitu:
a) Informasi kompetensi,
b) Sajian permasalahan terbuka,
c) Siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai
alternatiu jawaban,
d) Presentasi hasil diskusi kelompok,
e) Siswa membuat ksimpulan dari hasil setiap kelompok,
f) Evaluasi dan refleksi.
27. Make-A Match
Model ini dikembangkan oleh Lorna Curran 1994. Model
pembelajaranmake match artinya model pembelajaran mencari pasangan.
Setiap siswa mendapat sebuah kartu, lalu secepatnya mencari pasnagan
yang sesuai dengan kartu yang dipegang. Suasana pembelajaran dalam
model pembelajaran make amatch akan riuh, tetapi sangat asik dan
menyenangkan. Sintaknya:
a) Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu
yang berisi jawabannya,
b) Setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha
menjawabnya,
c) Setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya
siswa yang benar mendapat nilai-reward,
d) Kartu dikumpul lagi dan dikocok, untuk babak berikutnya
pembelajaran seperti babak pertama,
e) Penyimpulan dan evaluasi,
f) Refleksi.

28. Quantum
Tokoh utaman di balik Quantum learning adalah Bobbi Deporter. Ia
perintis, pencetus dan pengembangan utama quatum learning sejak tahun
1982. Model pembelajaran memandang pelaksanaan pembelajaran seperti
permainan musik orkestra-simfoni. Guru harus menciptakan suasana
kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai.
Prinsip quantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai
tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi reward. Strategi
quantum adalah tumbuhkan minat , alami-dengan dunia realitas siswa,
namai-buat generalisasi sampai konsep, demonstrasikan melalui
presentasi-komunikasi, ulangi dengan Tanya jawab-latihan-rangkuman,
dan rayakan dengan reward dengan senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-
harapan. Sintak model pembelajaran ini yaitu:
a) Tumbuhkan
b) Alami
c) Namai
d) Demonstrasikan
e) Ulangi
f) Rayakan

29. SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)


Pertama kali di kembangkan oleh Francis Pleasant Robinson.
Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan
kognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan
belajar secara seksama-cermat, dengan sintaks:
a) Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata
kunci,
b) Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana,
darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar),
c) Read dengan membaca teks dan cari jawabanya,
d) Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (cartat-bahas
bersama), dan
e) Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh

30 . SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)


Metode ini dicetuskan oleh Francis Robinsin pada tahun 1941. SQ4R
adalah pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur Reflect,
yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan
konteks aktual yang relevan. MetodeSQ4R ini adalah metode membaca
yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
sebuah bacaan. Sintaknya:
a) Survey (penelaah)
b) Question (bertanya)
c) Read ( membaca)
d) Recite (mengutarakan kembali)
e) Record (menandai)
f) Review (mengulang kembali)

31. KUASAI
Model pembelajaran ini dikemukakan oleh Colin Rose. Model ini
menuntuk siswa untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan metode
atau cara yang mengandalkan daya nalar siswa, bukan hanya
mengandalkan konsep atau teori yang telah dikemukakan oleh guru
dikelas. Pembelajaran akan efektif dengan melibatkan enam tahap berikut
ini,
a) Kerangka pikir untuk sukses,
b) Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar,
c) Ambil pemaknaan (mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai)
d) Sertakan ingatan dan hafalkan kata kunci serta koneksinya,
e) Ajukan pengujian pemahaman, dan
f) Introspeksi melalui refleksi diri tentang gaya belajar.

31. CRI (Certainly of Response Index)


Model CRI telah dikembangkan oleh Saleem Hasan (1999:294-299).
CRI digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang berkenaan
dengan tingkat keyakinan siswa tentang kemampuan yang dimilkinya
untuk memilih dan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya.
Hutnal (2002) mengemukakan bahwa CRI menggunakan rubric dengan
pengskoran 0 untuk totally guested answer, 1 untuk amost guest, 2 untuk
not sure, 3 untuk sure, 4 untuk almost certain, dan 5 untuk certain.
Sintaknya:
a) Siswa mwmilih salah satu jawaban yang dianggap benar dari alternative
pilihan yang ada
b) Siswa memberikan nilai pada setiap soal antara 0-5 sesuia dengan
tingkat keyakinan siswa dalam menjawab pertanyaan yang telah
disediakan.
c) Nilai jawaban yang benar dan nilai CRI dimasukkan dalam matrik
kriteria CRI.
32. IOC (Inside Outside Circle)
IOC adalah mode pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan
lingkaran besar (Spencer Kagan, 1993) di mana siswa saling membagi
informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda
dengan singkat dan teratur. Sintaksnya adalah:
a) Separuh dari sejumlah siswa membentuk lingkaran kecil menghadap
keluar,
b) Separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap ke dalam,
c) Siswa yang berhadapan berbagi informasi secara bersamaan,
d) Siswa yang berada di lingkran luar berputar kemudian berbagi
informasi kepada teman (baru) di depannya, dan seterusnya

33. Snowball Throwing


Menurut Depdiknas (2001), Snowball throwing adalah paradigm
pembelajaran efektif yang direkombinasikan oles UNESCO, yaitu belajar
mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do ), belajar
hidup bersama(learning ti live togenter), dan belajar menjadi diri sendiri
(learning to be ). Sintaknya adalah:
a) Informasi materi secara umum,
b) Membentuk kelompok,
c) Pemanggilan ketua dan diberi tugas membahas materi tertentu di
kelompok,
d) Bekerja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan
kepada kelompok lain,
e) Kelompok lain menjawab secara bergantian,
f) Penyuimpulan, refleksi dan
g) Evaluasi

34. Student Facilitator and Explaining


Pembelajaran kooperatif student facilitator and explaining merupakan
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur
khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan
memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Salah satu
model pembelajaran yang dikemukakan oleh Adam dan Mbirimujo
(1999:21) dalam prasetyo bahwa untuk memperbanyak pengalaman serta
meningkatkan motivasi belajar yang mempengaruhi keatifan belajar siswa
yaitu dengan menggunakan metode ini. Sintaknya adalah:
a) Informasi kompetensi,
b) Sajian materi,
c) Siswa mengembangkannya dan menjelaskan lagi ke siswa lainnya,
d) Kesimpulan dan evaluasi, refleksi.

35. Examples Non Examples


Menurut Beuhl (1996) dalam Apariani dkk, (1010:20) menjelaskan
bahwa examples non examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk
mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan
siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari examples
dan non examples dari suatu definisi konsep yang ada dan meminta siswa
untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.
Sintaknya:
a) Persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan
kompetensi,
b) Sajikan gambar ditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru siswa
mencermati sajian,
c) Diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi,
d) Presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan,
e) Evaluasi dan refleksi.

36. Improve
Improve singkatan dari Introducing new concept, Metakognitive
questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulty, Obtaining
mastery, Verivication, Enrichment. Model improve learning merupakan
model pembelajaran yang dikembangkan oleh Mavarech dan Kmarski
yang didasakan pada teori kognisi dan metakognisi social dalam kelas
yang heterogen. Sintaknya yaitu:
a) Sajian pertanyaan untuk mengantarkan konsep,
b) Siswa latian dan bertanya,
c) Balikan-perbnaikan-pengayaan-interaksi.

37. Kumon
Model pembelajaran kumon adalah suatu model belajar dari Jepang
dan dikembangkan pertama kali oleh Toru Kumon, seorang guru
matematika SMA. Pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep,
ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana nyaman-
menyenangkan. Sintakanya yaitu:
a) Sajian konsep,
b) Latihan, tiap siswa selesai tugas langsung diperiksa-dinilai,
c) Jika keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi,
lima kali salah guru membimbing.

38. Model Inquiri


Model ini pertama kali dikembangkan oleh Ricard Suchman
(1962). Model pembelajaran inquiry adalah suatu rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan secara maksimall seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis logis, analitis,
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan-penemuannya
dengan penuh percaya diri. Sintaknya:
a) Merumuskan masalah
b) Mengamati atau melakukan observasi
c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisa, gambar, laporan,
bagan, table, dan karya lainnya
d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman
sekelas, guru, audiens yang lainnya.
39. Concept Attainment
Model pembelajaran concept attainment dibangun berkaitan
dengan studi berpikir siswa yang dilakukan oleh Bruner, Goodnow, dan
Austin (1967). Model concept attainment adalah sebuah pembelajaran
untuk membantu siswa dari semua usia dalam memperkuat pemahaman
mereka terhadap konsep yang dipelajari dan melatih menguji hipotesis.
Sintaknya yaitu:
a) Penyaji data dan identifikasi konsep
b) Penguji pencapaian konsep
c) Analisis strategi berfikir

40. MEA (Means-Ends Analysis)


Newell dan Simon menyatakan bahwa, mengembangkan suatu jenis
pemecahan masalah dengan berdasarkan strategi heuristic yang lebih
umum, yang disebut MEA. Melalui model MEA seseorang yang
menghadapi masalah mencoba membagi permasalahan menjadi bagian-
bagian tertantu dari permasalahan tersebut. Model pembelajaran ini adalah
variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan sintaks:
a) Sajikan materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis
heuristic,
b) Elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi
perbedaan, susun sub-sub masalah sehingga terjadi koneksivitas, pilih
strategi solusi

41. Role Playing


Role playing adalah model pembelajaran yang bisa dimanfaatkan
oleh guru untuk variasi dalam aktivitas belajar mengajar yang bertujuan
agar siswa bisa meningkatkan daya kreatifitas dan imajinasinya. Sintak
dari model pembelajaran ini adalah:
a) Guru menyiapkan scenario pembelajaran,
b) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari scenario tersebut,
pembentukan kelompok siswa,
c) Penyampaian kompetensi,
d) Menunjuk siswa untuk melakonkan scenario yang telah dipelajarinya,
e) Kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon,
f) Presentasi hasil kelompok,
g) Bimbingan penimpoulan dan refleksi.

42. Debate
Model pembelajaran debat merupakan model pembelajaran berbicara
yang tidak hanya monoton satu arah. Model pembelajaran debat
mengarahkan siswa untuk berbicara dengan beradu argument dari dua
kelompok yang telah diatur untuk selalu beda pendapat, kelompok pertama
diminta untuk selalu setuju (kelompok pro) terhadap masalah yang
diberikan sedangkan kelompok yang kedau diminta untuk selalu tidak
setuju (kelompok kontra) terhadap masalah yang diberikan. Debat adalah
model pembalajaran dengan sisntaks:
a) Siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan,
b) Siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing
kelompok,
c) Sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok
kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu seterusnya secara
bergantian,
d) Guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya bila
perlu.

43. CPS (Creative Problem Solving)


Ini juga merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan
masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan
kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sintakanya adalah:
a) Mulai dari fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya
jawab lisan,
b) Identifikasi permasalahan dan fokus-pilih,
c) Mengolah pikiran sehingga muncul gagasan orisinil untuk menentukan
solusi,
d) Presentasi dan diskusi.

44. CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending)


Model yang menekankan kemampuan berfikis siswa untuk
menghubungkan, mengorganisasikan, mendalami, mengelola, dan
mengembangkan informasi yang didapat. Sintaknya yaitu:
a) Koneksi informasi lama-baru dan antar konsep,
b) Organisasi ide untuk memahami materi,
c) Memikirkan kembali, mendalami, dan menggali,
d) Mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan.

45. MID (Meaningful Instructionnal Design)


Model ini adalah pembelajaran yang mengutamakan kebermaknaan
belajar dan efektifivitas dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas
secara konseptual kognitif-konstruktivis. Sintaknya yaitu:
a) Lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan pengalaman,
analisi pengalaman, dan konsep-ide
b) Melakukan fasilitasi pengalaan belajar
c) Production melalui ekspresi-apresiasi konsep

46. DLPS (Double Loop Problem Solving)


DPLS adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah
dengan penekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama dari timbulnya
masalah, jadi berkenaan dengan jawaban untuk pertanyaan mengapa.
Selanjutnya menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan
yang menyebabkan munculnya masalah tersebut.Sintaknya adalah:
a) Identifkasi, deteksi kausal, solusi tentative, pertimbangan solusi,
analisis kausal, deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih.
b) Langkah penyelesaian maslah sebagai berikut: menuliskan pernyataan
masalah awal, mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan
masalah yang telah direvisi, mengidentifikasui kausal, imoplementasi
solusi, identifikasi kausal utama, menemukan pilihan solusi utama, dan
implementasi solusi utama.

47. Tari Bambu


Model pembelajaran ini memberuikan kesempatan kepada siswa
untuk berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang
berbeda secara teratur. Strategi ini cocok untuk bahan ajar yang
memerlukan pertukaran pengalaman dan pengetahuan antar siswa.
Sintaksnya adalah:
a) Sebagian siswa berdiri berjajar di depan kelas atau di sela bangku-meja
dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa
opertama,
b) Siswa yang berhadapan berbagi pengalaman dan pengetahuan,
c) Siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujunug lainnya
pada jajarannya, dan kembali berbagai informasi.

48. DMR (Diskursus Multy Reprecentacy)


DMR adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan,
penggunaan, dan pemanfaatan berbagai representasi dengan setting kelas
dan kerja kelompok. Sintaksnya adalah:
a) Persiapan,
b) Pendahuluan,
c) Pengembangan,
d) Penerapan, dan
e) Penutup.

49. Artikulasi
Model artikulasi adalah model yang prosesnya seperti pesan berantai,
artinya yang apa yang tealh diberikan guru, seorang siswa wajib
meneruskan menjelaskannya pada siswa lain. Artikulasi adalah model
pembelajaran dengan sintaks:
a) Penyampaian konpetensi,
b) Sajian materi, bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu
siswa menyampaikan materi yang baru diterima kepada pasangannya
kemudian bergantian,
c) presentasi di depan hasil diskusinya,
d) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.

50. Course Review Horay (CRH)


Model course review horay adalah model atau strategi yang meriah
dan menyenangkan dimana siswa diajak bermain sambil belajar melalui
pemahaman konsep menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan
diberikan nomor untuk menuliskan jawabannya, siswa yang paling cepat
mendapatkan tanda benar diwajibakan berteriak “hore” atau yel-yel meriah
lainnya. Langkah-langkahnya:
a) Informasi kompetensi,
b) Sajian materi,
c) Tanya jawab untuk pemantapan,
d) Siswa atau kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke
dalam kotak,
e) Guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa yang punya
nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab
jika jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel
hore atau yang lainnya,
f) Pemberian reward,
g) Penyimpulan dan evaluasi,
h) Refleksi.

51. Demostration
Pembelajaran ini khusus untuk materi yang memerlukan peragaan
media atau eksperimen. Langkahnya adalah:
a) Informasi kompetensi,
b) Sajian gambaran umum materi bahan ajar,
c) Membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok,
d) Menunjuk siswa atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya,
e) Dikusi kelas,
f) Penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

52. Scramble
Metode scramble adalah pembelajaran secara berkelompok dengan
mencocokkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan
sesuai dengan soal. Sintaknya adalah:
a) Membuat kartu soal sesuai marteri bahan ajar,
b) Membuat kartu jawaban dengan diacak nomornya,
c) Menyajikan materi,
d) Membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban,
e) Siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk
jawaban yang cocok.

53. Picture and Picture


Suatu metode beajar menggunakan gambar dan dipasangkan
/diurutkan menjadi ururan yang logis. Sajian informasi kompetensi, sajian
materi, perlihatkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi, siswa
(wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi
urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi bahan
ajar, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.

54. LAPS-Heuristik
Heuristik adalah rangkaian pertanyaan yang bertisfat tuntunan dalam
rangka solusi masalah. LAPS ( Logan Avenue Problem Solving) dengan
kata Tanya apa masalahnya, adakah alternative, apakah bermanfaat,
apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya mengerjakannya. Sintaks:
a) Pemahaman masalah,
b) Rencana,
c) Solusi, dan pengecekan.

55. Circuit Learning


Pembelajaran ini adalah dengan memaksimalkan pemberdayaan
pikiran dan perasaan dengan pola bertambah dan mengulang. Sintaknya
adalah kondisikan situasi belajar kondusif dan focus, siswa membuat
catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta konsep-bahasa khusus,
Tanya jawab dan refleksi.

56. Complette Sentence


Pembelajaran dengan model melengkapi kalimat adalah dengan
sintakas: sisapkan blanko isian berupa paragraf yang kalimatnya belum
lengkap, sampaikan kompetensi, siswa ditugaskan membaca wacana, guru
membentuk kelompok, LKS dibagikan berupa paragraph yang kaliatnya
belum lengkap, siswa berkelompok melengkapi, presentasi.

57. Concept Sentence


Prosedurnya adalah penyampaian kompetensi, sajian materi,
membentuk kelompok heterogen, guru menyiapkan kata kunci sesuai
materi bahan ajar, tia kelompok membeuat kalimat berdasarkankata kunci,
presentasi.

58. Take and Give


Model pembelajaran menerima dan memberi adalah dengan sintaks,
siapkan kartu dengan yang berisi nama siswa – bahan belajar – dan nama
yang diberi, informasikan kompetensi, sajian materi, pada tahap
pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari teman dan saling
informasi tentang materi atau pendalaman-perluasannya kepada siswa lain
kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa lain
secara bergantian, evaluasi dan refleksi
59. Superitem
Pembelajaran ini dengan cara memberikan tugas kepada siswa secara
bertingkat-bertahap dari simpel ke kompleks, berupa opemecahan
masalah. Sintaksnya adalah ilustrasikan konsep konkret dan gunakan
analogi, berikan latihan soal bertingkat, berikan sal tes bentuk super item,
yaitu mulai dari mengolah informasi-koneksi informasi, integrasi, dan
hipotesis.

60. Hibrid
Model hibrid adalah gabungan dari beberapa metode yang berkenaan
dengan cara siswa mengadopsi konsep. Sintaknya adalah pembelajaran
ekspositori, koperatif-inkuiri-solusi-workshop, virtual workshop
menggunakan computer-internet.

61. Treffinger
Pembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap.
Sintaks: keterbukaan-urun ide-penguatan, penggunaan ide kreatif-konflik
internal-skill, proses rasa-pikir kreatif dalam pemecahan masalah secara
mandiri melalui pemanasan-minat-kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama,
kebebasan-terbuka, reward.

Anda mungkin juga menyukai