PROSEDUR ANALITIS
Tabel 2.1
Hubungan Pengembangan Ekspektasi dengan Risiko Salah Saji
Data yang
Akun Ekspektasi yang dikembangkan Risiko salah saji
digunakan
Realisasi LRA, BKU Realisasi Pendapatan (LRA) = Total nilai Kurang/lebih saji
Pendapatan dan Rekening kredit Rekening Kasda – pengembalian penerimaan
(LRA) Kas Daerah belanja pada tahun berjalan
Realisasi LRA, BKU Realisasi Belanja (LRA) = Total SP2D Kurang/lebih saji
Belanja (LRA) + Total SP3 - pengembalian sisa Uang belanja
Persedian (UP) – pengembalian sisa
belanja (kontra pos)
Kas di Bendahara Neraca, BKU Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Kurang/lebih saji
Pengeluaran = Saldo UP di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara
+ Utang PFK yang belum disetorkan ke Pengeluaran
kas negara oleh Bendahara Pengeluaran
+ Pendapatan Jasa Giro yang belum
disetorkan ke kasda
Kas di Bendahara Neraca, BKU, Kas di Bendahara Penerimaan = Saldo kas Kurang/lebih saji
Penerimaan STS di BKU Bendahara Penerimaan SKPD yang Kas di Bendahara
belum disetorkan ke kasda Penerimaan
Aset Tetap (AT) LRA, Neraca, Belanja Modal = (So Aset Tetap per 31 Hibah aset
(harga perolehan) Des 200X) – (So Aset Tetap per 31 Des tetap yang tidak
200X-1) +/- mutasi masuk/keluar Aset diungkapkan,
Tetap selain dari Belanja Modal penghapusan Aset
Tetap (AT) tidak
diungkapkan, salah
pengelompokkan
anggaran, dan salah
kapitalisasi aset,
sehingga aset tetap
kurang/lebih saji
Neraca, Daf_ Total aset tetap menurut Daftar Inventaris Aset yang
tar Inventaris Barang Milik Daerah intrakomptabel dilaporkan tidak
Barang Daerah = total harga perolehan aset tetap di ada, aset tetap
Neraca diperoleh dari hibah
belum dicatat di
neraca Kesalahan
kompilasi.
Utang Jangka LRA dan Ne Penambahan (penurunan) Utang Jangka Lebih/kurang saji
Panjang dan raca Panjang dan Bagian Lancar Utang Jangka akun utang atau
Bagian Lancar Panjang = Penambahan Penerimaan/ akun pembiayaan,
Utang Jangka Pengeluaran Pembiayaan kekurangan
Panjang pengungkapan
atas selisih yang
mungkin terjadi.
Utang Perhitu Neraca dan Utang PFK = saldo utang PFK tahun se- Lebih/kurang saji
ngan Fihak Ketiga LAK belumnya + penerimaan non Anggaran utang PFK, selisih
(PFK) PFK (diluar penerimaan karena kesalahan fisik dan catatan
rekening) – pengeluaran nonanggaran PFK SiLPA
(diluar pengeluaran karena kesalahan re-
kening)
Pendapatan Pajak LO, Neraca Pendapatan Pajak (LO) = Pendapatan Pa- Lebih/kurang saji
jak ( LRA) - Saldo Piutang Pajak Awal akun Pendapatan
Tahun + Saldo Piutang Pajak Akhir Akhir Pajak.
Belanja Barang LO, Neraca Beban Persediaan (LO) = Belanja Barang Lebih/kurang
Jasa – Persediaan dan Jasa Persediaan (LRA) + Saldo saji akun Belanja
dan Beban Persediaan Awal Tahun – Saldo Persediaan Barang Jasa –
Persediaan Akhir Tahun Persediaan dan
Beban Persediaan
Misalnya :
1) Penerimaan di bendahara penerimaan yang belum disetorkan ke kas daerah
pada akhir tahun anggaran harus tercermin dalam kas di bendahara
penerimaan pada Neraca per 31 Desember.
2) Penerimaan hutang pemerintah daerah, harus tercermin dalam penerimaan
pembiayaan pada LRA dan pengakuan hutang pada Neraca per 31 Desember
20XX.
3) Adanya pengakuan Utang PFK harus tercermin dalam saldo Kas di Neraca
per 31 Desember 20XX dan dijelaskan dalam CaLK.
Analisis data dilakukan dengan menguji hubungan antar akun-akun dalam
Neraca, LRA, LAK, LO, Laporan Perubahan SAL, dan Laporan Perubahan Ekuitas, baik
analisis secara vertikal maupun horizontal.
Uraian Persamaan
SiLPA tahun berjalan harus sama dengan SiLPA = Total Pendapatan – Total
total pendapatan dikurangi total belanja Belanja dan Transfer + Total Penerimaan
dan transfer ditambah total penerimaan Pembiayaan – Total Pengeluaran
pembiayaan dikurangi dengan total Pembiayaan
pengeluaran pembiayaan.
Uraian Persamaan
Aset harus sama dengan total Aset = Kewajiban + Ekuitas
Kewajiban ditambah dengan total Ekuitas.
Uraian Persamaan
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi
harus sama dengan Arus Masuk Kas dari = Arus Masuk Kas dari Aktivitas Operasi
Aktivitas Operasi dikurangi Arus Keluar - Arus Keluar Kas dari Aktivitas Operasi
Kas dari Aktivitas Operasi.
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi =
harus sama dengan Arus Masuk Kas dari Arus Masuk Kas dari Aktivitas Investa-
Aktivitas Investasi dikurangi Arus Keluar si -
Kas dari Aktivitas Investasi. Arus Keluar Kas dari Aktivitas Investasi
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan
harus sama dengan Arus Masuk Kas dari = Arus Masuk Kas dari Aktivitas Pendanaan
Aktivitas Pendanaan dikurangi Arus Keluar -
Kas dari Aktivitas Pendanaan. Arus Keluar Kas dari Aktivitas Pendanaan
Tabel 2.5
Analisis Vertikal dalam Laporan Operasional
Ilustrasi penerapan analisis vertikal dalam LO sebagaimana di bawah ini
Tabel 2.6
Analisis Vertikal dalam Laporan Perubahan SAL
Uraian Persamaan
SAL Akhir harus sama dengan SAL Awal SAL Akhir = SAL Awal – Penggunaan
dikurangi Penggunaan SAL sebagai SAL sebagai penerimaan pembiayaan
penerimaan pembiayaan tahun berkenaan tahun berkenaan + Sisa Lebih/Kurang
ditambah Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
Anggaran Tahun Berkenaan ditambah + Koreksi Kurang/Lebih Kesalahan
Koreksi Kurang/Lebih Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya
Pembukuan Tahun Sebelumnya
Uraian Persamaan
Ekuitas akhir harus sama dengan ekuitas Ekuitas akhir = ekuitas awal (+/-) surplus/
awal ditambah (dikurangi) surplus/defisit defisit LO (+/-) koreksi yang terkait
LO ditambah (dikurangi) koreksi yang dengan ekuitas
terkait dengan ekuitas
Tabel 2.8
Analisis Horizontal antara LRA dan Neraca
Uraian Persamaan
SiLPA di LRA harus sama dengan Kas di Kas SiLPA (LRA) = Kas di Kas Daerah + Kas di
Daerah ditambah Kas di Bendahara Pengel- Bendahara Pengeluaran + Kas di BLUD +
uaran ditambah Kas di BLUD ditambah Se- Setara Kas – Utang PFK (Neraca)
tara Kas dikurangi dengan Utang PFK
di neraca.
Untuk metode harga perolehan, Penge- Untuk metode harga perolehan, Penge-
luaran Pembiayaan untuk Penyertaan luaran pembiayaan untuk Penyerta-
Modal Daerah (LRA) harus tercermin dalam an Modal Daerah (LRA) = penamba-
penambahan Nilai Penyertaan Modal Dae han nilai penyertaan modal pemerintah
rah (Neraca) daerah (Neraca).
Tabel 2.9
Analisis Horizontal antara LRA dan LAK
Uraian Persamaan
Arus Kas Masuk dari Aktivitas Operasi (LAK) Arus Kas Masuk Dari Aktivitas Operasi
harus sama dengan Total Pendapatan (LAK) = Total Pendapatan Daerah (LRA)
Daerah (LRA) dikurangi Pendapatan – Pendapatan Asli Daerah Lainnya yang
Asli Daerah Lainnya yang berasal dari Berasal dari Penjualan Aset Tetap dan
Penjualan Aset Tetap dan Aset Lainnya Aset Lainnya (LRA) *) - Pendapatan
dikurangi Pendapatan BLUD BLUD
Arus Kas Keluar dari Aktivitas Operasi Arus Kas Keluar Dari Aktivitas Operasi
harus sama dengan Belanja Operasi = Belanja Operasi + Belanja Tak Terduga
ditambah Belanja Tak Terduga (di (di LRA) + Belanja Transfer (di LRA) *)
LRA) ditambah Belanja Transfer (di LRA) - Belanja BLUD
dikurangi Belanja BLUD
Arus Kas Masuk dari Aktivitas Investasi Arus Kas Masuk Dari Aktivitas Investasi
(LAK) harus sama dengan Pendapatan (LAK) = Pendapatan Asli Daerah Yang
Asli Daerah yang berasal dari penjualan Berasal Dari Penjualan Aset Tetap dan
Aset Tetap dan Aset Lainnya (di LRA). Aset Lainnya (di LRA)
Arus Kas Masuk dari aktivitas Pen- Arus Kas Masuk Dari Aktivitas Pendanaan
danaan (LAK) harus sama dengan Pene (LAK) = Penerimaan Pendanaan Di LRA
rimaan Pendanaan di LRA (selain peng- (Selain Penggunaan SiLPA)
gunaan SiLPA).
Arus Kas Keluar dari aktivitas Pen Arus Kas Keluar Dari Aktivitas Pen-
danaan (LAK) harus sama dengan danaan (LAK) = Pengeluaran Pendanaan
Pengeluaran Pendanaan di LRA. di LRA
Tabel 2.10
Analisis Horizontal antara Neraca dan LAK
Uraian Persamaan
Saldo akhir Kas tahun lalu (LAK) harus Saldo Akhir Kas Tahun Lalu (LAK) = Saldo
sama dengan saldo awal Kas tahun awal Kas Tahun Berkenaan (LAK) = Saldo
berkenaan (LAK), saldo akhir Kas di Akhir Kas Tahun lalu (Neraca) = Saldo
neraca tahun lalu, dan saldo awal Kas di Awal Kas Tahun Berjalan (Neraca) Apabila
neraca tahun berjalan. terdapat selisih harus diungkapkan dalam
CaLK
Utang PFK di neraca harus sama de Utang PFK (Neraca) = Utang PFK di
ngan Utang PFK di BUD ditambah utang BUD + Utang PFK pada Bendahara
PFK di Bendahara Pengeluaran. Pengeluaran
Saldo Utang PFK di neraca tahun berjalan Saldo Utang PFK tahun berjalan (nera-
harus sama dengan saldo Utang PFK ca) = Saldo Utang PFK Tahun sebelumnya
di neraca tahun sebelumnya ditambah (Neraca) + Penerimaan PFK Tahun ber-
Penerimaan PFK tahun berjalan dikurangi jalan – Pengeluaran PFK Tahun Berjalan
Pengeluaran PFK tahun berjalan di LAK. (LAK) Apabila terdapat selisih maka se-
lisih tersebut adalah utang PFK yang ada
di bendahara pengeluaran
Tabel 2.11
Analisis Horizontal antara LRA dan Laporan Perubahan SAL
Uraian Persamaan
Silpa di LRA harus sama dengan Saldo Ang SiLPA pada LRA = Saldo Anggaran Lebih
garan Lebih (SAL) akhir pada Laporan Pe- (SAL) Akhir pada Laporan Perubahan SAL
rubahan SAL
Silpa pada LRA Tahun Sebelumnya harus Silpa pada LRA Tahun Sebelumnya
sama dengan Penggunaan Silpa pada Lapo- = Penggunaan Silpa pada Laporan Pe-
ran Perubahan SAL harus sama de ngan rubahan SAL = Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan Silpa pada Silpa pada LRA = Saldo Anggaran Lebih
LRA harus sama dengan Saldo Anggaran (SAL) Awal pada Laporan Perubahan SAL
Lebih (SAL) Awal pada Laporan Perubahan
SAL
Uraian Persamaan
Ekuitas Awal pada Laporan Perubahan Ekuitas Awal pada Laporan Perubahan
Ekuitas harus sama dengan Ekuitas Akhir Ekuitas = Ekuitas Akhir pada Neraca Ta-
pada Neraca Tahun Sebelumnya hun Sebelumnya
Ekuitas akhir pada Laporan Perubahan Ekuitas akhir pada Laporan Perubahan
Ekuitas harus sama dengan Ekuitas pada Ekuitas = Ekuitas pada Neraca
Neraca
Ilustrasi penerapan analisis horizontal antara LO, Laporan Perubahan Ekuitas, dan
Neraca sebagai berikut.
Uraian Persamaan
Pendapatan Pajak (LO) harus sama dengan Pendapatan Pajak (LO) = Pendapatan
Pendapatan Pajak (LRA) dikurangi Piutang Pajak (LRA) - Saldo Piutang Pajak Awal
Pajak Awal Tahun ditambah Piutang Tahun + Saldo Piutang Pajak Akhir Tahun
Pajak Akhir Tahun
Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi (LO)
(LO) harus sama dengan Pendapatan Bagi = Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi
Hasil Pajak Provinsi (LRA) dikurangi Piutang (LRA) – Saldo Piutang Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Pajak Provinsi Awal Tahun Provinsi Awal Tahun + Saldo Piutang Bagi
ditambah Piutang Bagi Hasil Pajak Provinsi Hasil Pajak Provinsi Akhir Tahun
Akhir Tahun
Beban Persediaan (LO) harus sama dengan Beban Persediaan (LO) = Belanja
Belanja Barang dan Jasa Persediaan (LRA) Barang dan Jasa Persediaan (LRA)
ditambah Persediaan Awal Tahun dikurangi +Saldo Persediaan Awal Tahun – Saldo
Persediaan Akhir Tahun Persediaan Akhir Tahun
Beban Penyusutan (LO) harus sama Beban Penyusutan (LO) = Aku-
dengan Akumulasi Penyusutan Akhir Tahun mulasi Penyusutan Akhir Tahun
dikurangi Akumulasi Penyusutan Awal
– Akumulasi Penyusutan Awal Tahun
Tahun
Ilustrasi lebih lanjut penggunaan prosedur analitis dengan teknik analisis data
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari Keputusan ini.
Dengan rasio tersebut diketahui kesesuaian nilai realisasi biaya pemungutan PAD
dengan ketentuan serta apakah terdapat indikasi pemborosan dalam pengeluaran
biaya pemungutan PAD.
Selain itu, untuk menilai alokasi dana yang dilakukan pemerintah daerah
digunakan rasio belanja langsung terhadap total belanja dan rasio belanja tidak
langsung terhadap total belanja. Dengan rasio ini dapat diketahui apakah dana
pemda sebagian besar digunakan untuk pembangunan yang akan memberi
manfaat jangka panjang bagi masyarakat atau untuk belanja habis pakai seperti
belanja pegawai.