Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI............................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2

1.3 Tujuan............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pembangkit Tenaga Listrik............................................................ 3

2.2 Beragam Sumber Energi Pembangkit Tenaga Listrik.................... 4

2.3 Sistem kerja dari beragam pembangkit tenaga listrik..................... 8

2.4 Pemanfaatan Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari....................... 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................... 15

3.2 Saran.............................................................................................. 15

DAFTAR RUJUKAN................................................................................. 16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman dimana semakin berkembang pula kehidupan manusia. Khususnya
pada era modern saat ini dimana dalam setiap aktivitas yang dilakukan diperlukan sumber energi yang
bersumber dari alam untuk menyokong kehidupan manusia. Salah satu dari meningkatnya kebutuhan
sumber daya alam ialah sumber energi listrik.

Gambar 1.1 Data Statistik Perkembangan Pendistribusian Listik dari setiap Provinsi

Sumber: https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1862

Berdasarkan salah satu data dari Badan Pusat Statistik, dapat disimpulkan dimana setiap tahun dari
setiap provinsi di Indonesia khususnya, selalu mengalami kenaikan penggunaan sumber energi listrik
dari pengamatan beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu pentingnya bagi kita memahami darimana
sumber energi listrik yang telah kita gunakan agar dapat memanfaatkan listrik sebagaimana mestinya.
Karena pada dasarnya pertambahan penggunaan listrik setiap tahunnya khususnya di Indonesia
dikarenakan penggunaan terhadap barang elektronik seperti telpon genggam serta kebutuhan listrik
lainnya.

Kebutuhan terhadap pasokan sumber energi listrik yang begitu besar membuat pemerintah beserta
ilmuwan berusaha menemukan solusi. sehingga sumber energi listrik yang masih digunakan tidak serta
merta bersumber dari minyak.

Karena sumber minyak merupakan sumber daya alam yang diperlukan waktu lama untuk dapat
diperbaharui kembali. Kemudian agar pemadaman bergilir yang sering terjadi diwilayah Indonesia dapat
diminimalisir dengan pemanfaatan listrik yang baik bagi setiap masyarakat khususnya di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1 Apa pengertian dari pembangkit tenaga listrik?

2 Apa saja sumber dari pembangkit tenaga listrik?

3 Bagaimana proses dari beragam sumber pembangkit tenaga listrik?


4 Bagaimana pemanfaatan listrik seharusnya dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan

1 Makalah ini dimaksudkan agar menambah wawasan bagi pembaca khususnya penulis

2 Makalah ini dimaksudkan agar dalam kehidupan sehari-hari kita mampu memanfaatkan penggunaan
listrik sebagaimana mestinya

3 Makalah ini dimaksudkan agar kiranya dalam diri kita menyadari akan pentingnya terhadap peduli
lingkungan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembangkit Tenaga Listrik

Setiap hari yang sering kita gunakan salah satunya merupakan energi listrik. Hal itu digunakan baik
dalam penerangan ruangan, sumber energi dari beberapa alat elektronik rumah tangga termasuk
telepon genggam pintar yang kita miliki. Sebelum membahas maksud dari pembangkit tenaga listrik
akan jauh lebih baik jika kita memahami bagaimana maksud dari muatan listrik.

Muatan listrik didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada muatan. Berdasarkan percobaan gaya
bergantung pada muatan, kedudukan relatifnya dan kecepatannya. Apabila gaya yang timbul karena
adanya suatu kedudukan muatan maka disebut gaya listrik serta apabila disebabkan oleh kecepatan
muatan maka disebut dengan gaya magnet. Segala gejala listrik dan magnet yang menarik dalam teknik
elektro dapat dijelaskan dengan gaya-gaya antar muatan (Budiono, 1995:1).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa listrik merupakan suatu muatan-muatan bergantung pada
kedudukan relatifnya serta kecepatan yang dimiliki akibat adanya gaya listrik dan gaya magnet. Pada
dasarnya setiap energi listrik dapat dirubah menjadi energi panas, energi mekanik serta energi lainnya.
Sehingga energi listrik sangat diperlukan untuk membantu manusia dalam aktivitas dan sumber tenaga
bagi peralatan elektroniknya.

Kini tenaga listrik merupakan landasan bagi kehidupan era modern dan perlu tersedianya dalam jumlah
dan mutu yang cukup. sebagai syarat bagi suatu masyarakat yang memiliki taraf kehidupan yang baik
dan perkembangan industri yang maju. Produksi dilakukan untuk pembangkitan berupa produksi tenaga
listrik yang dilakukan dalam pusat tenaga listrik dengan menggunakan penggerak mula dan generator.
Selesai produksi dilakukan penyaluran yang memindahkan tenaga listrik dari pusat tenaga listrik secara
besar-besaran ke gardu induk. Gardu induk terletak berdekatan dengan suatu pusat pemakaian berupa
kota atau industri besar. Kemudian dari gardu induk didistribusikan ke gardu distribusi dan ke para
pengguna atau konsumen (Abdul, 1996:3).

Gambar 2.1 Skematis Prinsip Penyediaan Tenaga Listrik

Sumber: Buku Pembangkit Tenaga Listrik, 1996

Pembangkit listrik merupakan suatu alat yang berskala besar untuk dapat memproduksi dan
membangkitkan energi listrik yang kemudian dapat disalurkan dan digunakan masyarakat. Produksi dan
pembangkitan energi listrik diperlukan suatu sumber. Sumber tersebut digunakan sebagai tenaga
pembangkitnya seperti tenaga air (PLTA), tenaga uap (PLTU), tenaga diesel (PLTD), tenaga gas (PLTG),
tenaga panas bumi (PLTP) serta tenaga nuklir (PLTN).

2.2 Beragam Sumber Energi Pembangkit Tenaga Listrik

2.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Sebagaimana yang tertulis pada kalimat diatas bahwa pembangkit jenis ini bersumber dari tenaga air.
Secara umum yang menjadi sumber energi ketika aliran air mengalir dan jatuh dari ketinggian sekian
yang peristiwa tersebut menjadi suatu energi potensial yang akan mampu menggerakkan turbin air
hingga kemudian pergerakkan turbin air mampu membangkitkan energi listrik. Hal tersebut dikarenakan
pergerakkan turbin air mampu memutar generator yang menjadi mesin utama dalam pembangkitan
energi listrik.

Gambar 2.2 Gambar pembangkit listrik tenaga air

Sumber: https://www.google.com

2.2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Menurut Djiteng Marsudi (2005:100) dalam PLTU, energi primer yang dikonversikan menjadi eenrgi
listrik adalah bahan bakar.bahan bakar yang dapat digunakan dapat berupa (padat), minyak (cair), atau
gas. Ada kalanya PLTU menggunakan kombinasi beberapa macam bahan bakar. Sehingga berdasarkan
uraian diatas kita dapat mengetahui pada PLTU menggunakan uap hasil pembakaran bahan bakar yang
digunakan untuk dapat menggerakkan turbin yang ada pada PLTU.

Gambar 2.3 Gambar pembangkit listrik tenaga uap

Sumber: https://www.google.com

2.2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)

Sebagaimana dengan namanya yaitu PLTD yang berarti pembangkit listrik tenaga diesel. PLTD
merupakan salah satu jenis dari pembangkit. Sumber pembangkitnya berupa diesel. Namun PLTD
biasanya digunakan untuk menyalakan listrik di daerah baru. Apabila di daerah tersebut makin
berkembang dan penyediaan tenaga listrik maka PLTD menjadi kurang ekonomis.

Gambar 2.4 Gambar pembangkit listrik tenaga diesel

Sumber: https://www.google.com

2.2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)

Sumber pembangkit tenaga listrik ini berupa gas alam yang dicampurkan dengan bahan bakar serta
udara yang dinaikkan 13 kg/cm2. Sehingga sumber pembangkit pada PLTG masih harus melalui
beberapa proses. Perlunya diperhatikan bahwa semua bagian tersebut kemudian akan dibakar melalui
proses pembakaran untuk dapat menggerakkan generator.

Gambar 2.5 Gambar pembangkit listrik tenaga gas

Sumber: https://www.google.com

2.2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTGU)

Menurut Djiteng Marsudi (2005:116) PLTGU merupakan kombinasi dari PLTG dan PLTU. Gas buang
dari PLTG yang umumnya mempunyai auhu diatas 400ºC, dimanfaatkan (dialirkan) ke dalam ketel uap
PLTU untuk menghasilkan uap penggerak turbin uap. Sehingga melalui hal tersebut pembangkit jenis ini
menggunakan kombinasi sumber pembangkit berupa uap dan gas.
Gambar 2.6 Gambar pembangkit listrik tenaga gas dan uap

Sumber: https://www.google.com

2.2.6 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTP)

Menurut Djiteng Marsudi (2005:119) PLTP sesungguhnya adalah sebuah PLTU, hanya saja uapnya
didapat dari perut bumi. Oleh karena itu, PLTP umumnya terletak di pegunungan dan di dekat dengan
gunung berapi. Sesuai dengan namanya, yaitu PLTP yang berarti pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Gambar 2.7 Gambar pembangkit listrik tenaga panas bumi

Sumber: https://www.google.com

2.2.7 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTN)

Menurut Djiteng Marsudi (2005:129) PLTN pada dasarnya sama dengan PLTU. Namu jika ruang
bakar pada PLTU diganti dengan reaktor nuklir yang menghasilkan panas maka dalam reaktor nuklir
terjadi proses fisi. Hal tersebut berupa proses dimana bahan bakar nuklir uranium mengalami fisi
menjadi unsur-unsur lain. Pada proses fisi ini, timbul panas yang digunakan untuk menghasilkan uap.

Gambar 2.8 Gambar pembangkit listrik tenaga nuklir

Sumber: https://www.google.com

2.3 Sistem kerja dari beragam pembangkit tenaga listrik

2.3.1 Sistem kerja PLTA

Memanfaatkan air yang mengalir pada sungai di daerah pegunungan merupakan hal yang dilakukan agar
didapatkan potensi tenaga air. Hal kemudian perlu membendung sungai tersebut yang airnya akan
disalurkan ke bangunan PLTA. Membendung sungai dengan kolam tando dilakukan proses agar aliran
sungai terbendung dengan bendungan besar. Sehingga terjadi penimbunan air sehingga terjadi kolam
tando. Penimbunan air di kolam tando selanjutnya air di kolam tando dialirkan ke bangunan air PLTA.
Adanya penimbunan terlebih dahulu pada kolam tando akan memberikan dua manfaat sekalipun musim
hujan dan musim kemarau. Ketika musim hujan debit air sungai besarnya akan melibihi kapasitas
penyaluran air bangunan PLTA. Sehingga air dapat ditampung di kolam tando. Sementara pada musim
kemarau ketika air yang mengalir kepasitasnya kurang maka akan dialirkan air yang terdapat di kolam
tando.

Sehingga selisih kekurangan air ini dapat di atasi dengan mengambil air dari timbunan pada kolam
tando. Inilah salah satu keuntungan menggunakan PLTA bendungan kolam tando. Bendungan kolam
tando dapat digunakan sekalipun musim hujan dan musim kemarau (Marsudi, 2005:88).

Gambar 2.9 Proses konversi energi dalam PLTA

Sumber: Buku Pembangkit Energi Listrik, 2005

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa melalui potensi tenaga air yang mengalir akan
diubah menjadi tenaga mekanik dalam turbin air yang mampu memutar generator yang akan
menghasilkan tenaga listrik.

2.3.2 Sistem kerja PLTU

Sistem kerja dari PLTU memiliki beberapa proses perubahan bentuk energi. Energi utama yang dirubah
menjadi energi listrik berupa bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan dapat berupa batubara, minyak
atau gas. Terkadang PLTU mengkombinasikan beberapa bahan bakar.

Perubahan energi yang berlangsung pada tingkat awal berlangsung dalam PLTU. Proses dimana
energi utama dirubah menjadi energi panas. Hal tersebut didapatkan melalui pembakaran di ruang
pembakaran pada PLTU. Energi panas yang didapatkan kemudian dipindahkan ke dalam air yang
terdapat dalam pipa ketel untuk menghasilkan uap yang dikumpulkan dalam drum dari ketel. Melalui
proses tersebut akan didapatkan uap yang kemudian dialirkan ke turbin uap.

Gambar 3.0 Pembangkit listrik tenaga uap

Sumber: https://www.google.com

Setelah sampai pada turbin uap maka energi akan dirubah menjadi energi mekanis penggerak
generator. Kemudian akan diubah kembali menjadi energi listrik dari energi mekanik. Hinggga didapat
hasil berupa energi listrik (Marsudi, 2005:100).

2.3.3 Sistem Kerja PLTD


Pada dasarnya PLTD digunakan untuk membangkitkan listrik pada daerah baru. Namun apabila telah
melebihi 100 MW maka penyediaan tenaga listrik menggunakan PLTD tidak begitu ekonomis. Hal
tersebut menjadikan PLTD hanya mampu sebagai pembangkit listrik awal pada suatu daerah baru.

Gambar 3.1 Pembangkit listrik tenaga diesel

Sumber: https://www.google.com

Terdapat dua jenis prinsip kerja mesin diesel. Mesin diesel 4 langkah dan mesin diesel 2 langkah.
Sebagaimana mesin diesel 2 langkah dengan dimensi dan jumlah putaran tiap detik sama dibandingkan
dengan mesin 4 langkah dapat menghasilkan daya 2 kali lebih besar. Hal tersebut dikarenakan pada
mesin 2 langkah terdapat 1 kali langkah tenaga untuk setiap 1 putaran. Sementara pada mesin diesel 4
langkah, langkah tenaga terjadi 1 kali setiap 2 putaran (Marsudi, 2005:121).

Sehingga dapat diketahui bahwa PLTD merupakan pembangkit listrik yang pembangkitnya berupa
mesin diesel sebagai energi utama juga berasal dari bahan bakar. Mesin diesel yang merupakan
peralatan utama memiliki kegunaan menghasilkan energi mekanis yang dapat menggerakkan atau
memutar motor generator. Sehingga dapat dihasilkan tenaga listrik.

2.3.4 Sistem Kerja PLTG

Pada pusat listrik tenaga gas, energi utama berasal dari gas alam, bahan bakar dan udara yang
dinaikkan tekanannya menjadi 13 kg/cm2. Ketika udara dimasukkan ke kompresor untuk dinaikkan
tekanannya. Kemudian dialirkan untuk dilakukan pembakaran pada ruang pembakaran. Udara yang
telah dinaikkan tekanannnya tadi dibakar dengan bahan bakar. Apabila menggunakan bahan bakar gas
maka dapat langsung dicampurkan.

Apabila tidak menggunakan bahan bakar gas seperti bahan bakar minyak maka harus dijadikan kabut
terlebih dahulu kemudian baru dicampurkan untuk dibakar. Teknik dalam mencampur bahan bakar
dengan udara sangat mempengaruhi efisiensi pembakaran. Hasil pembakaran akan didapat bersuhu
tinggi dengan nilai tekanan yang telah dinaikkan 13 kg/cm2. Hasil tersebut akan dialirkan menuju turbin
untuk disemprotkan kepada sudu-sudu turbin sehingga akan dilakukan pengubahan energi. Pengubahan
energi mekanik dalam turbin penggerak generator hingga menghasilkan energi listrik (Marsudi,
2005:114).

2.3.5 Sistem Kerja PLTGU

Pembangkit ini menggunakan dua perpaduan antara gas dan uap. Sehingga pada sistem kerjanya
menggunakan prinsip PLTG dan PLTU. Gas sisa pada PLTG akan digunakan kembali melalui pipa ketel uap
yang akan dilakukan sistem kerja PLTU kembali sehingga didapat energi untuk menggerakkan generator
yang dapat menghasilkan energi listrik.
Gambar 3.2 Pembangkit listrik tenaga gas dan uap

Sumber: https://www.google.com

2.3.6 Sistem Kerja PLTP

Menurut H. Supari Muslim (2008:11) “pusat listrik tenaga panas bumi merupakan pembangkit yang
tidak memiliki ketel uap karena uap sebagai penggerak turbin uap berasal dari dalam bumi”. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem kerja yang digunakan pada PLTP hampir sama dengan PLTU
hanya berbeda dari sumber energi yang mana pada PLTP digunakan panas bumi. Sehingga bentuk dari
PLTP hanya berbeda pada struktur tempat bagian uap.

2.3.7 Sistem Kerja PLTN

Marsudi (2005:129) “PLTN pada dasarnya sama dengan PLTU hanya saja ruang bakar pada PLTU
diganti dengan reaktor nuklir yang menghasilkan panas”. Dapat diketahui bahwa proses kerja dari PLTN
dimana hasil panas dari reaktor nuklir melalui proses fisi yang berubah menjadi unsur-unsur lain. Hasil
tersebut menjadikan timbul panas dan berubah menjadi uap.

2.4 Pemanfaatan listrik dalam kehidupan sehari-hari

Pada dasarnya banyak hal yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari melalui pemanfaatan
listrik. Menurut H. Supari Muslim (2008:236) “energi listrik yang dibangkitkan tidak dapat disimpan,
melainkan langsung habis digunakan oleh konsumen. Oleh karena itu, daya yang dibangkitkan harus
selalu sama dengan daya yang digunakan oleh konsumen, maka hal ini akan ditandai oleh turunnya
frekuensi dalam sistem. Sebaliknya, apabila pembangkitan daya lebih besar daripada kebutuhan
konsumen, maka frekuensi sistem akan naik.

Menurut Agung Nugroho (2006:48) “Pengaturan pemakaian energi listrik pada dasarnya adalah suatu
kegiatan masyarakat pelanggan listrik untuk mengubah perilaku agar menggunakan tenaga listrik secara
efisien, baik besaran maupun waktunya. Sehingga dapat memberikan manfaat bagi pelanggan itu
sendiri, perusahaan listrik, maupun masyarakat pengguna tenaga listrik pada umumnya”. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pengaturan penggunaan listrik memiliki manfaat diantaranya mengurangi
biaya bahan bakar, menunda pembangkitan pembangkit listrik serta dapat menjaga pasokan energi
listrik.

Menurut I Made Astra (2010:132) “Untuk memenuhi kebutuhan energi di kota metropolitan biasanya
dibangun pembangkit-pembangkit listrik dengan berbagai sumber penggerak turbinnya seperti PLTN,
PLTU, PLTD, PLTA. Sementara PLTU biasanya menggunakan batubara untuk menghasilkan uap
penggerak turbin. Demikian pula PLTD menggunakan bahan bakar fosil sebagai penggerak turbinnya.
Keduanya ini menghasilkan gas buang yang dilepas ke udara, demikian pula residu yang dibuang ke
lingkungan”. Sehingga penting bagi kita masyarakat untuk dapat memanfaatkan listrik sebaik dan efisien
mungkin.

Menurut Arif Nur Afandi (2016:1) “Saat ini, operasi sistem tenaga listrik juga dibatasi oleh proteksi
lingkungan sebagai upaya untuk mengendalikan tingkat produksi polusi yang dihasilkan oleh thermal
power plants yang menggu-nakan bahan bakar fosil. Upaya pengenda-lian polusi ini dilakukan dengan
tujuan untuk menekan polusi-polusi di udara, terutama yang disebabkan oleh berbagai material gas”.

Perlunya pertimbangan umum pada penggunaan tenaga listrik. Pada awalnya tenaga listrik untuk rumah
tangga hanya digunakan secara terbatas untuk penerangan saja. Seiring waktu dan kemudahan yang
diberikan maka perlahan terbukanya kemungkinan-kemungkinan pemnfaatan penggunaan lain yang
mendorong rumah tangga menggunakan tenaga listrik. Sebagaimana pada peralatan rumah tangga
sekarang seperti setrika, telivisi, pengisap debu, pemanggang roti hingga lainnya menggunakan tenaga
listrik. Sehingga melihat kondisi sekarang perlu bagi kita untuk memanfaatkan listrik dengan baik dan
efisien (Kadir, 1980:330).

Perlunya dipahami terkait tegangan arus serah dan arus bolak-balik yang ada dikehidupan sehari-hari.
Beberapa peralatan elektronik menggunakan arus bolak-balik. Ternasuk pada trafo yang digunakan di
kawasan lingkungan kita. Sebagai masyarakat perlu memahami sumber tegangan tinggi arus bolak-balik
yang sering berkaitan dalam pemnfaatan energi listrik kehidupan (Abduh, 2001:8)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembangkit listrik merupakan suatu alat yang berskala besar untuk dapat memproduksi dan
membangkitkan energi listrik yang kemudian dapat disalurkan dan digunakan masyarakat. Beragam
pembangkit listrik yang dapat membangkitkan sumber energi diantaranya PLTA, PLTU, PTLD, PLTG,
PLTGU, PLTP, dan PLTN. Setiap pembangkit tersebut memiliki sistem kerjanya masing-masing. Terdapat
beberapa prinsip yang hampir sama dalam kerjanya. Pada PLTU dan PLTN yang hanya berbeda pada satu
bagian yang menggunakan reaktor nuklir dan yang lain menggunakan uap. Namun ada pula yang sistem
kerjanya menggunakan perpaduan seperti PLTGU.

Ketika telah mengetahui dan memahami secara sederhana mengenai beragam pembangkit tentu
perlunya pemahaman terhadap pemnfaatan tenaga listrik yang baik dan efisien. Terutama bagi
konsumen rumah tangga perlu dalam menghemat serta memnfaatkan dengan efisien karena hal
tersebut merupakan bagian dari peduli lingkungan. Karena banyak hal yang akan dirugikan apabila
konsumen tidak menggunakan dengan baik serta efisien. Salah satu keuntungan yang didapat saat
terjadi penghematan energi listrik maka pembangkitan pembangkit listrik tidak perlu dilakukan,
mengurangi penggunaan bahan bakar yang juga berdampak kurang baik tubuh manusia.

3.2 Saran

Demikianlah makalah mengenai Pentingnya Wawasan Terhadap Beragam Pembangkit Tenaga


Listrik dan Pemanfaatan Listrik dalam Kehidupan yang menjadi bahasan dalam makalah ini. Semoga
dapat bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca khususnya penulis. Mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dalam kepenulisan, kata dan kalimat yang kurang dimengerti. Oleh
karena itu, penulis menerima kritik dan saran agar kedepannya makalah ini dapat memperbaiki segala
kesalahan dan kekurangan.

DAFTAR RUJUKAN

1. Kadir, A. 1980. “Pengantar Teknik Tenaga Listrik”. Jakarta. Penerbit: LP3ES.

2. Mismail, B. 1995. “Rangkaian Listrik”. Bandung. Penerbit: ITB.

3. Marsudi, D. 2005. “Pembangkitan Energi Listrik”. Jakarta. Penerbit: Erlangga.

4. Kadir, A. 2010. “Pembangkit Tenaga Listrik”. Jakarta. Penerbit: UI-Press

5. Supari, M. 2008. “Teknik Pembangkit Tenaga Listrik”. Jakarta. Penerbit: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

6. Supari, M. 2008. “Teknik Pembangkit Tenaga Listrik Jilid 2”. Jakarta. Penerbit: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

7. Nugroho, Agung. "Metode Pengaturan Penggunaan Tenaga Listrik Dalam Upaya Penghematan
Bahan Bakar Pembangkit Dan Energi." TRANSMISI 8.1 (2006): 45-51.

8. Astra, I. Made. "Energi dan Dampaknya Terhadap Lingkungan". Jurnal Meteorologi dan Geofisika
11.2 (2010).

9. Afandi, A.N."Implementasi Thunderstorm Algorithm untuk Minimasi Dinamika Produksi Polusi pada
Pembangkit Termal Tenaga Listrik”. Jurnal TEKNO 25 (2016).

10. Abduh, S. 2001. Dasar Pembangkit dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi. Jakarta. Penerbit:
Salemba Teknika.
11. BPS.2016.Data Statistik Perkembangan Pendistribusian Listik dari setiap Provinsi.
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1862. Diakses pada 19 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai