TUGAS AKHIR
DISUSUN OLEH :
AGUSTINA TANJUNG
NIM : 080405082
KARYA AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Teknik Kimia
Oleh:
AGUSTINA TANJUNG
NIM : 080405082
Diperiksa/Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Ir. Mhd. Yusuf Ritonga, MT. Ir. Netti Herlina, MT. Dr. Ir. Fatimah, MT.
NIP : 196208191989031002 NIP : 132243746 NIP : 196406171994032001
Mengetahui ,
Koordinator Karya Akhir
Ir.Renita Manurung,MT.
NIP : 196812141997022002
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan atas
berkat dan rahmat-Nya maka penulis dapat menyeleasikan penulisan Tugas Akhir ini
yang berjudul ’’Pra Rancangan Pabrik Pektin Dari Kulit Buah Kakao dengan
Kapasitas Produksi 5.000 Ton/Tahun. Tugas Akhir ini merupakan persyaratan untuk
menyelesaikan studi dan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Teknik
Kimia di Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Atas bantuan dan bimbingan tersebut, dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih khususnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Muhammad Yusuf Ritonga, MT. selaku Dosen Pembimbing I,
yang telah ikhlas menyumbangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan
ilmu pengetahuan, bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Ibu Dr. Halimatuddahliana, ST, Msc., selaku Dosen Pembimbing II, yang
telah ikhlas menyumbangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan ilmu
pengetahuan, bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
3. Bapak Dr. Eng. Ir. Irvan, Msi., selaku Ketua Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik USU.
4. Ibu Ir. Renita Manurung, MT., selaku Koordinator Tugas Akhir.
5. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah banyak memberikan
motivasi serta dukungan materil dan spiritual demi selesainya Tugas Akhir
ini.
6. Seluruh Staf Dosen Departemen Teknik Kimia USU yang telah banyak
memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Seluruh teman-teman Teknik Kimia S-1 Reguler dan Mandiri yang telah
banyak memberikan motivasi dan wawasan kepada penulis.
8. Rekan satu kelompok Muhammad Ekki Chahyaditha, terima kasih atas kerja
sama dan dukungannya selama ini, semoga semua apa yang kita kerjakan
untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita.
Pabrik pektin dari kulit kakao ini direncanakan berproduksi dengan kapasitas
5.000 ton/ tahun dengan 330 hari kerja dalam satu tahun. Proses yang digunakan
adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut asam, dimana bahan baku yang
digunakan adalah kulit buah kakao.
Lokasi pabrik direncanakan dibangun di atas lahan seluas 9.300 m2 di
Kecamatan Sei Alim, Asahan, Sumatera Utara dengan pertimbangan bahwa area
tersebut merupakan daerah tepian Sungai Silau yang dikelilingi oleh perkebunan
kakao. Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang
Direktur dengan struktur organisasi sistem garis dan staff yang mempunyai 160 orang
tenaga kerja.
Hasil analisa ekonomi Pabrik Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao ini
adalah sebagai berikut :
- Total modal investasi : Rp. 217.093.018.672,-
- Biaya produksi per tahun : Rp. 221.384.853.015,-
- Hasil penjualan per tahun : Rp. 405.814.849.000,-
- Laba bersih : Rp. 128.472.992.203,-
- Profit Margin (PM) : 45,22 %
- Break Even Point (BEP) : 14,46 %
- Return of Investment (ROI) : 59,18 %
- Pay Out Time (POT) : 2 Tahun
- Return on Network (RON) : 98,63 %
- Internal Rate of Return (IRR) : 70,80 %
Berdasarkan data analisa ekonomi di atas maka dapat disimpulkan bahwa “Pra
Rancangan Pabrik Pembuatan Pektin dari Kulit Kakao” ini layak untuk dilanjutkan ke
tahap perancangan yang lebih terperinci sehingga dapat didirikan dikemudian hari
sebagai pabrik yang profitable.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... I-1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... I-2
1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................................. I-2
1.4 Kapasitas Produksi ................................................................................... I-2
BAB XI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA
LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS
LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN
LAMPIRAN D PERHITUNGAN SPESIFIKASI PENGOLAHAN AIR
LAMPIRAN E PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI
Tabel 1.1 Perkembangan Produksi Kakao Perkebunan Rakyat Sumut .......... I-3
Tabel 1.2 Kebutuhan Pektin di Indonesia dan Kawasan Benua Asia ............ I-3
Tabel 2.1 Komposisi Kulit Kakao................................................................... II-2
Tabel 2.2 Perbandingan Kandungan Pektin pada Beberapa Bahan ............... II-2
Tabel 3.1 Neraca Massa Total Tangki Ekstraktor (EX-210) ......................... III-1
Tabel 3.2 Neraca Massa Total Rotary Drum Vacuum Filter 1 (RDVF-220).. III-1
Tabel 3.3 Neraca Massa Total Vaporizer (V-310) ......................................... III-2
Tabel 3.4 Neraca Massa Total Mixer (M-320) .............................................. III-2
Tabel 3.5 Neraca Massa Total Rotary Drum Vaccum Filter 2 (RDVF-330) . III-2
Tabel 3.6 Neraca Massa Total Tangki Destilasi (TD-350) ............................ III-3
Tabel 3.7 Neraca Massa Total Rotary Dryer (RD-340) ................................. III-3
Tabel 4.1 Neraca Panas Tangki Ekstraktor .................................................... IV-1
Tabel 4.2 Neraca Panas Vaporizer ................................................................. IV-2
Tabel 4.3 Neraca Panas Kondensor ............................................................... IV-2
Tabel 4.4 Neraca Panas Mixer ....................................................................... IV-3
Tabel 4.5 Neraca Panas Cooler ..................................................................... IV-3
Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan
Pektin dari Kulit Kakao ................................................................ VI-5
Tabel 6.2 Pencegahan dan Pertolongan pertama jika terkena bahan kimia ... VI-13
Tabel 7.1 Total Kebutuhan Steam yang diperlukan pada Pabrik Pektin
dari Kulit Kakao ............................................................................ VII-1
Tabel 7.2 Total Kebutuhan Air Pendingin yang diperlukan pada Pabrik Pektin
dari Kulit Kakao ............................................................................ VII-2
Tabel 7.3 Kualitas Air Sungai Silau-Asahan ................................................. VII-4
Tabel 7.4 Perincian Kebutuhan Listrik Pada Unit Proses .............................. VII-11
Tabel 7.5 Perincian Kebutuhan Listrik Pada Unit Utilitas ............................. VII-12
Tabel 7.6 Perincian Kebutuhan Listrik Untuk Pabrik .................................... VII-12
Tabel 7.7 Luas Area Pengolahan Limbah ....................................................... VII-18
Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah Pabrik Pembuatan Pektin Dari Kulit
Dari data kebutuhan impor pektin Indonesia pada tabel 1.2 dapat dibuat
hubungan regresi linier antara tahun dengan jumlah impor pektin dengan rumus,
y = -1,992x + 4303, dimana untuk tahun 2015 mendatang impor pektin Indonesia
diperkirakan berjumlah 289,12 ton per tahun. Dari data konsumsi pektin Asia pada
tabel 1.2 dapat dibuat hubungan regresi linier antara tahun dengan jumlah impor
Kulit buah kakao mengandung cukup banyak pektin jika dibandingkan dengan
sumber-sumber pektin lainnya. Tabel 1.2 berikut ini adalah perbandingan banyak
pektin yang terkandung pada beberapa sumber pektin.
Kandungan pektin di dalam kulit buah kakao yang cukup tinggi tersebut sangat
memungkinkan untuk meningkatkan nilai ekonomis komoditas buah kakao secara
keseluruhan, yang mana selama ini nilai ekonomis buah kakao hanya bergantung
kepada harga jual biji kakao saja. Di sisi lain, kualitas biji kakao asal Indonesia di
pasar dunia masih belum memiliki peringkat yang bagus, karena biji kakao yang ada
Indonesia berasal dari pohon kakao berjenis Forastero yang merupakan pohon kakao
dengan kualitas biji yang rendah (kualitas curah). (Riyadi, 2003)
2.3 Pektin
Pektin merupakan segolongan polimer heterosakarida yang diperoleh dari
dinding sel tumbuhan darat. Pektin berwujud bubuk berwarna putih hingga coklat
terang. Pektin banyak dimanfaatkan pada industri pangan sebagai bahan perekat dan
stabilizer (dengan tujuan agar tidak terbentuk endapan pada suatu larutan).
Pektin pada sel tumbuhan merupakan penyusun lamela tengah, yaitu lapisan
penyusun awal dinding sel. Pada sel-sel tertentu seperti buah atau kulit buah,
cenderung mempunyai kandungan pektin yang sangat banyak. Pektinlah senyawa yang
mengakibatkan suasana ‘lengket’ apabila seseorang mengupas buah atau kulit buah.
Penyusun utama pektin biasanya gugus polimer asam D – galakturonat, yang
terikat dengan α – 1,4 – glikosidik. Asam galakturonat memiliki gugus karboksil yang
dapat saling berikatan dengan ion Mg2+ atau Ca2+ sehingga berkas-berkas polimer
‘berlekatan’ satu sama lain. Inilah yang menyebabkan rasa lengket pada kulit. Tanpa
kehadiran kedua ion ini, pektin laru dalam air. Garam-garam Mg – pektin atau Ca –
pektin dapat membentuk gel, karena ikatan tersebut berstruktur amorphous (tak
berbentuk pasti) yang dapat mengembang jika molekul air ‘terjerat’ di antara ruang-
ruang ikatan tersebut.
Asam anhidrogalakturonat adalah turunan dari galaktosa yang pada atom C-6
telah terasamkan seperti pada gambar :
O
C OH
OH H H
H OH H OH
H OH
Gambar 2.1 Struktur atom α – D – Galakturonat
Crusher
Vaporizer Dijual
Condenser Cooler
Pengendapan Pektin
A B C
Gambar 2.2 Blok Diagram Proses Produksi Pektin dari Kulit Kakao
b. Air [ H2O ]
Berat molekul : 18 kg/kmol
Densitas : 997,0479 kg/m³
Titik didih : 100 °C
Spesifik gravity :1
Kapasitas panas : 75,28 J/mol.K (pada 25 oC)
Viskositas : 0,8937 mPa.s (pada 25 oC)
(Wikipedia, 2010)
= 5.000 ton/tahun
Keterangan :
Pektin* = Pektin yang tidak terekstraksi (masih berada di dalam cake
kulit kakao).
Pektin** = Pektin yang tidak terendapkan (masih berfasa cair).
Hasil perhitungan neraca energi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pektin
dari Kulit Kakao dengan,
Basis perhitungan : 1 jam operasi,
Satuan panas : kilokalori (kkal),
Suhu referensi : 25 oC,
adalah sebagai berikut.
berikut :
6.1 Instrumentasi
Instumentasi adalah suatu alat yang dipakai di dalam suatu proses kontrol
untuk mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Alat-alat pengendali tersebut dipasang pada setiap peralatan penting agar
dengan mudah dapat diketahui kejanggalan-kejanggalan yang terjadi pada setiap
bagian. Pada dasarnya tujuan pengendali adalah untuk mencapai harga error yang
paling minimum (George,1994).
Fungsi instrumentasi adalah sebagai pengontrol, prtunjuk, pencatat dan
pemberi tanda bahaya. Peralatan instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga
mekanik dan tenaga listrik dan pengontrolnya dapat dapat dilakukan secara manual
atau otomatis. Penggunaan instrument pada suatu peralatan proses tergantung pada
pertimbangan ekonomi dan system peralatan itu sendiri. Pada pemakaian alat-alat
tersebut dipasang diatas papan instrument dekat peralatan proses kontrol (kontrol
manual) atau disatukan dalam suatu ruang control yang dihubungkan dengan bangsal
peralatan (kontrol otomatis).
Seringkali variabel yang ingin dikendalikan tidak dapat diukur secara lagsung,
sebagai solusinya digunakan sistem pengendalian dimana variabel yang terukur
digunakan untuk mengestimasi variabel yang terkendalikan, variabel terukur
dan variabel tak terukur tersebut dihubungkan dengan suatu persamaan
matematika.
Sistem pengendalian pada pabrik yang hendak di bangun ini terdiri atas
beberapa bagian, yaitu :
1. Sensor (measuring device), berfungsi mengukur perubahan variabel output
atau besarnya gangguan. Syarat dari sensor yang digunakan yaitu hasil
pengukuran dapat ditransmisikan dengan mudah.
2. Pengendali (contoller), dengan set point sebagai tolak ukur yang berfungsi
mengukur perbedaan antara input dari sensor dengan set point.
Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pektin dari
Kulit Kakao.
No. Nama Alat Jenis Instrumen
1. Tangki Level Indicator (LI)
Temperature Indicator (TI)
2. Tangki Pencampuran Level Indicator (LI)
Temperature Indicator (TI)
3. Rotary Drum Vacuum Filter Flow Controller (FC)
4. Pompa Flow Controller (FC)
5. Kondensor Temperature Indicator (TI)
Temperatur Controller (TC)
Flow Controller (FC)
6. Rotary dryer Temperature Indicator (TI)
Temperatur Controller (TC)
Flow Controller (FC)
7. Tangki Destilasi Pressure Controller (PC)
Temperatur Controller (TC)
Flow Controller (FC)
8. Blower Pressure Controller (PC)
Flow Controller (FC)
Berikut penjabaran beberapa alat dan instrumentasi yang digunakan pada pra
rancangan pabrik pembuatan pektin dari kulit kakao dlah sebagai berikut :
1. Tangki
Pada tangki penyimpanan dan tangki pencampuran ini dilengkapi dengan level
indicator yang berfungsi untuk membaca ketinggian cairan di dalam tangki.
LI TT
TI
2. Pompa
FC
FC
PIC
TC
TI
Kondensat
4. Tangki Destilasi
Steam
FC
PIC
TC
TD
TI
Kondensat
Gambar 6.4 Instrumentasi pada tangki destilasi
5. Kondensor
FC
Umpan
E
TC
TI
6. Rotary dryer
Rotary dryer adalah suatu alat pengering untuk mengurangi kadar air pektin
dimana pengeringan yang terjadi adalah dengan mengalir uap panas sehinga air
yang terdapat dalam pektin akan terikat dengan uap yang dialirkan, arah aliran
bahan baku dengan pektin berlawanan arah dengan uap panas yang digunakan.
Dalam alat ini dilengkapi dengan sistem pengendalian temperature indicator
yang berfungsi untuk sebagai penunjuk temperatur yang diatur oleh
temperature controller agar sesuai dengan temperature set point yang
diinginkan dengan cara mengatur jumlah steam yang masuk dalam rotary
dryer dengan mengatur bukaan ataupun tutupan dari katup steam.
Uap Air
TC
TI
Umpan
Steam
Produk
Tabel 7.2 Total Kebutuhan air pendingin yang diperlukan pada Pabrik Pektin
dari Kulit Kakao
Unit Kebutuhan Air Pendingin (kg/jam)
Kondensor (E-312) 56.519,48
Cooler (E-316) 30.474,04
Kondensor (E-352) 2.668,69
Kondensor (E-345) 73,75
Total 89.735,96
Total kebutuhan air untuk pabrik adalah = 34.328,3 kg/jam + 89.735,96 kg/jam +
31.163,20 kg/jam + 960 kg/jam +
340,69 kg/jam
= 156.250,59 kg/jam
7.2.1 Klarifikasi
Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air dari
screening dialirkan ke dalam clarifier setelah diinjeksikan larutan alum, Al2(SO4)3
yang berfungsi sebagai koagulan dan soda abu Na2CO3 yang berfungsi sebagai
penetral pH. Setelah pencampuran yang disertai pengadukan maka akan terbentuk
flok-flok yang akan mengendap ke dasar clarifier secara gravitasi, sedangkan air
jernih akan keluar melimpah (overflow) dan selanjutnya masuk ke penyaringan pasir
(sand filter) untuk melewati tahap penyaringan.
Pada turbidity 5-30 NTU pemakaian alum umumnya rata-rata 30 ppm terhadap
jumlah air yang akan diolah. Berdasarkan alkalinitas diketahui bahwa 1 mg/liter alum
bereaksi dengan 0,5 mg/liter alkalinitas air dengan perbandingan Al2(SO4)3 : Na2CO3
= 1 : 0,54 (The American Water Works Association, 1971).
- Total air yang dipompa dari sungai = 67.733,92 kg/jam
- Pemakaian larutan alum = 30 ppm
- Pemakaian soda abu = 0,54 ppm
- Larutan Al2(SO4)3 yang dibutuhkan = 30.10-6 × 67.733,92
= 2,46 kg/jam
- Larutan soda abu yang dibutuhkan = 0,54.10-6 × 67.733,92
= 0,04 kg/jam
7.2.3 Filtrasi
Proses filtrasi dilakukan dengan menggunakan penyaringan pasir (sand filter).
Sand filter ini berfungsi untuk menyaring kotoran atau flok yang masih terkandung
atau tertinggal di dalam air. Sand filter yang digunakan terdiri dari 3 lapisan, yaitu :
a. Lapisan I terdiri dari Antrasit, setinggi 24 in. = 60,96 cm
b. Lapisan II terdiri dari Pasir Hijau, setinggi 12 in. = 30,48 cm
7.2.4 Demineralisasi
Air untuk umpan boiler harus air murni dan bebas dari garam terlarut, untuk itu
perlu dilakukan proses demineralisasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Menghilangkan kation-kation Hg2+, Ba2+, Fe2+, Cd2+, Mn2+, Zn2+, Cu2+ , Pb2+,
Ca2+, Mg2+
- Menghilangkan anion-anion F-, Cl-, N2-, NO32-, SeO2-3, CN-, SO4-, HAsO4-
Alat demineralisasi dibagi atas alat penukaran kation dan alat penukaran anion.
a. Penukaran Kation (Cation Exchanger)
Berfungsi untuk mengikat logam-logam alkali dan mengurangi kesdahan yang
dipakai. Proses yang terjadi adalah pertukaran antara kation-kation yang larut dalam
air dengan kation Hidrogen dan resin. Resin yang digunakan bersifat asam dengan
merek Amberlite IR-20 (Lorch, 1981)
= 438.185,75 gal/hari
= 7.692,79 kgrain/hari
Digunakan ion- exchanger I unit dengan service flow maksimum 300 gal/menit.
Dari Tabel 12.4 Nalco Water Treatment, 1988, diperoleh data-data sebagai berikut :
Diameter tangki : 8 ft
Luas permukaan (A) : 50,3 ft2
Resin yang digunakan adalah resin Ambarlite IR-120. Resin yang digunakan memiliki
Exchanger Capacity (EC) sebesar 17,8 kgrain/ft2. EC adalah kemampuan penukar ion
(ion exchanger) untuk menukar ion yang ada pada air yang melewatinya.
7.692,79 kgrain /hari
Kebutuhan resin = 17,8 kgrain /ft 3
= 432,18 ft3/hari
432,18 ft 3 /hari
Tinggi resin,h = 50,3 ft 3
= 8,59 ft
Regenerasi :
Volume resin, V =h×A
= 8,59 ft × 50,3 ft2 = 432,18 ft3
Volume resin × EC
Siklus regenerasi, t = total kesadahan air
1.027,81 ft 3 × 17,8 kgrain /ft 3
= 18.295,01 kgrain /hari
= 1 hari = 24 jam
Sebagai regenaran digunakan H2SO4. Dimana pemakainnya sebanyak 12 lb H2SO4/ft3
untuk setiap regenerasi. (Nalco, 1988)
total kesadahan air × kapasitas regenerasi
Kebutuhan H2SO4 = EC
kg
7.692,79 × 12 lb /ft 3
hari
= 17,8 kgrain /ft 3
= 5.186,15 lb/hari
= 98,02 kg/jam
= 438.185,75 gal/hari
Total kesadahan anion = 0,001 + 60 + 0,028 + 0,074 + 0,005 + 0,001+ 42
= 102,109 mg/L = 5,971 grain/gal
1 kgrain
Kesadahan air = 438.185,75 gal/hari × 5,971 grain/gal × 1000 grain
= 2.616,41 kgrain/hari
34,89 ft 3 /hari
Tinggi resin, h = 50,3 ft 3
= 0,69 ft
Regenerasi :
Volume resin, V =h×A
= 0,69 ft × 50,3 ft2 = 34,89 ft3
Volume resin × EC
Siklus regenerasi, t = total kesadahan air
34,89 ft 3 × 75 kgrain /ft 3
= 2.616,41 kgrain /hari
= 1 hari = 24 jam
Sebagai regenaran digunakan NaOH. Dimana pemakainnya sebanyak 4,8 lb NaOH/ft3
untuk setiap regenerasi. (Nalco, 1988)
total kesadahan air × kapasitas regenerasi
Kebutuahan H2SO4 = EC
kg
2.616,41 × 4,8 lb /ft 3
hari
=
75 kgrain /ft 3
7.2.5 Deaerasi
Deaerasi adalah proses pembebasan gas-gas yang terlarut dalam air umpan
boiler seperti O2 dan CO2. Hal ini dilakukan karena O2 dapat menimbulkan korosi
pada boiler terutama pada temperatur tinggi dan CO2 juga merupakan gas yang
korosif. Untuk tujuan ini air umpan boiler perlu dilewatkan ke sistem deaerator.
Pada deaerator ini, air dipanaskan hingga 90 oC sehingga gas-gas terlarut
dalam air dapat dihilangkan. Pemanasan ini juga berfungsi untuk memecah perbedaan
suhu yang besar dengan air umpan sehingga beban boiler dapat dikurangi.
= 1.182.147,6 btu/jam
Minyak Solar digunakan sebagai bahan bakar.
1.182.147,6 btu/jam 0,45359 kg
Jumlah bahan bakar = × = 32,45 liter/jam
19,860 btu/jam 1 lbm
= 14,53 L/jam
16
15 15
KETERANGAN
5 1 AREA PROSES
2 KANTOR
6 3 GUDANG BAHAN BAKU
4 4 GUDANG PRODUK
5 LABORATORIUM
6 POLIKLINIK
7 GENERATOR
8 BENGKEL
9 RUANG BOILER
10 PENGOLAHAN AIR
11 PENGOLAHAN LIMBAH
12 POS KEAMANAN
13 KANTIN
16 16 14 RUANG IBADAH
1
15 TAMAN
8 16 PARKIR
11 10 9 3
Gambar 8.1 Tata Letak Pra Rancangan Pabrik Pektin dari Kulit Kakao
Berdasarkan pola hubungan kerja antara wewenang serta tanggung jawab maka
struktur organisasi dapat dibedakan atas :
1. Bentuk struktur organisasi garis
Ciri-ciri dari organisasi ini yaitu :
• Organisasinya lebih kecil
• Jumlah karyawannya yang sedikit
• Spesialisasi kerja masih belum tinggi
9.4.3 Direktur
Direktur merupakan pimpinan tertinggi yang diangkat oleh Dewan Komisaris.
Adapun tugas-tugas Direktur adalah :
1. Memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efisien.
2. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum pabrik sesuai kebijakan
RUPS
3. Mengadakan kerjasama dengan pihak luar demi kepentingan perusahaan.
4. Mewakili perusahaan dalam mengadakan hubungan maupun perjanjian
dengan pihak ketiga.
5. Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan tugas setiap personalia yang
bekerja pada perusahaan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur dibantu oleh Manager Pemasaran,
Manager Keuangan, Manager Personalia, Manager Teknik dan Manager Produksi.
9.4.5 Sekretaris
Sekretaris diangkat oleh Direktur untuk menangani masalah surat-menyurat
untuk pihak perusahaan, mengenai kearsipan dan pekerjaan lainnya untuk membantu
Direktur dalam menagani masalah administrasi perusahaan.
Ket :
PD = piutang dagang
IP = jangka waktu yang diberikan (3 bulan)
HPT = hasil penjualan tahunan
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal kerja, sebesar
= Rp. 158.904.050.878,-
Total Modal investasi merupakan jumlah dari modal investasi tetap dengan
modal kerja. Dari perhitungan pada Lampiran E, diketahui total modal investasi,
sebesar Rp. 217.093.018.672,-.
Adapun total modal investasi tersebut berasal dari :
• Modal sendiri / saham-saham sebanyak 60 % dari modal investasi total
Dari Lampiran E diperoleh modal sendiri = Rp. 130.255.811.203,-
• Pinjaman dari bank sebanyak 40 % dari modal investasi total
Dari Lampiran E diperoleh pinjaman bank = Rp. 86.837.207.469,-
Dari hasil beberapa analisa pada Pra Rancangan Pabrik Pektin dari Kulit Buah
Kakao ini diperoleh beberapa kesimpulan :
1. Pabrik dirancangkan beroperasi selama 330 hari per tahun, 24 jam per hari
dengan kapasitas produksi pektin dari kulit kakao 5.000 ton/tahun.
2. Lokasi pabrik derencanakan didirikan di kawasan Sei Alim Asahan Sumatera
Utara.
3. Bentuk badan usaha direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT) dan bentuk
organisasi yang direncanakan adalah organisasi dengan sistem garis, dengan
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 160 orang.
4. Hasil analisa ekonomi :
a. Total modal investasi : Rp. 217.093.018.672,-
b. Biaya produksi (per tahun) : Rp. 221.384.853.015,-
c. Hasil penjualan (per tahun) : Rp. 405.814.849.000,-
d. Laba bersih : Rp. 128.472.992.203,-
e. Profit Margin (PM) : 45,22 %
f. Break Even Ponit (BEP) : 14,46 %
g. Return on Investment (ROI) : 59,18 %
h. Pay Out Time (POT) : 2 Tahun
i. Return on Network (RON) : 98,63 %
j. Internal Rate of Return (IRR) : 70,80 %
5. Berdasarkan data analisa ekonomi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pra
Rancangan Pabrik Pembuatan Pektin dari Kulit Kakao ini layak untuk
dilanjutkan ke tahap perancangan yang lebih terperinci sehingga dapat
didirikan dikemudian hari sebagai pabrik yang profitable.
Agustina. 2010. Ekstraksi Pektin dari Kulit Buah Kakao. Departemen Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, USU : Medan.
Amelia. 2000. Technology Utilization of Skin Cacao. Diakses dari situs
http://global-agriculture.blogspot.com, pada tanggal 05 Agustus 2010.
Amon. 2005. Water Efficiency Guide for Laboratories. Diakses dari situs
http://www.labs21century.gov, pada tanggal 05 Maret 2011.
Anonim. 2010. Europe Pectin Plant. Diakses dari situs
http://www.akpetrochem.com, pada tanggal 05 Agustus 2010.
_______. 2010. Chemicals Market Lists. Diakses dari situs
http://www.icispricing.com, pada tanggal 05 Agustus 2010.
_______. 2010. Harga Tanah Kosong. Diakses dari situs
http://www.iklanmax.com, pada tanggal 25 Desember 2010.
_______. 2010. Kurs Valuta Asing. Diakses dari situs
http://www.hariankompas.com, pada tanggal 25 Desember 2010.
_______. 2010. Pectin and Its Application. Diakses dari situs http://www.ippa.com,
(International Pectin Producers Association), pada tanggal 17 Juni 2010.
_______. 2010. Pectin. Diakses dari situs http://www.wikipedia.com, pada tanggal
05 Agustus 2010.
_______. 2010. Pectin Powder and Pectin Low Concentrate Solution. Diakses dari
situs http://www.alibaba.com, pada tanggal 05 Agustus 2010.
_______. 2010. Product Price Lists. Diakses dari situs http://www.alibaba.com,
pada tanggal 05 Agustus 2010.
_______. 2010. World Pectin Consumption and Market. Diakses dari situs
http://www.auic.com.ua, (Association Ukrainian Invention Companies)
pada tanggal 17 Juni 2010.
BPS Sumut. 2010. Statistik Impor Indonesia. Badan Pusat Statistik Sumatera Utara :
Medan.
Brownell, L.E, Young, E. H. 1959. Process Equipment Design, Willay Eastern Ltd,
New York.
Maka,
631,31 kg /jam
Bahan baku yang dibutuhkan : 9,9293 %
= 6.344,56 kg/jam (kulit kakao)
Alur 4
Kulit buah kakao mengandung (Riyadi, 2003) :
- Pektin : 12,67 %
- Air :5%
- Padatan : 82,33 %
Alur 6
Maka, air yang perlu ditambahkan untuk pengenceran HCl 37 % menjadi 0,73 %
adalah = 31.722,80 kg/jam - 625,88 kg/jam = 31.096,91 kg/jam
Alur 4 Alur 7
Pektin : 12,67 % Air
Air : 5,00 % HCl : 0,73 %
Cake Kulit Kakao : 82,33 %
Alur 8
Pektin*
Pektin terekstraksi
Air
Cake Kulit Kakao
HCl
Alur 8
Alur 7
Fasa Padat :
Pektin* = 160,77 kg/jam
Cake kulit kakao = 5.223,48 kg/jam
5.384,25 kg/jam
Fasa Cair :
Pektin = 643,08 kg/jam
HCl = 231,58 kg/jam
Air = 31.808,45 kg/jam
32.683,11 kg/jam
Alur 9
Pektin terekstraksi
Air
HCl
Alur 8
Jika 10% dari komponen berfasa cair terikut ke fasa padat, maka total jumlah
larutan yang ikut padatan (X)
X
10% = X + massa padatan
× 100%
X
10% = X + 5.384,25 kg /jam × 100%
X = 598,25 kg/jam
= 4,24 kg/jam
31.808,45 kg /jam
Air = 32.683,11 kg /jam × 598,25 kg/jam
= 582,24 kg/jam
643,08 kg /jam
Pektin = 32.683,11 kg /jam × 598,25 kg/jam
= 11,77 kg/jam
Tabel A.2 Neraca Massa Total Rotary Drum Vacuum Filter 1 (RDVF-220)
Masuk (Kg/Jam) Keluar (Kg/Jam)
Komponen
Alur 7 Alur 8 Alur 9
Pektin* 160,77 160,77 0,00
Pektin terekstraksi 643,08 11,77 631,31
Air 31.808,45 582,24 31.226,21
Padatan 5.223,48 5.223,48 0,00
HCl 231,58 4,24 227,34
Jumlah 38.067,35 5.982,50 32.084,86
Alur 9
Alur 9
Pektin terekstraksi : 1,9676 %
Air : 97,3238 %
HCl : 0,7085 %
Alur 12
Pektin terekstraksi
Air
Alur 10
Alur 12
Alur 14
Pembentukan Endapan Pektin dilakukan dengan penambahan larutan Isopropil
alkohol dengan perbandingan Pektin dan Isopropil alkohol 1:2 sehingga jumlah
Isopropil alkohol yang ditambahkan sebanyak 2 × 631,31 kg/jam = 1.262,63
kg/jam.
Alur 13 Alur 14
Pektin terekstraksi : 3,8863 % Isopropil Alkohol
Air : 99,1137 %
Alur 15
Endapan Pektin
Air
Isopropil Alkohol
Pektin**
Alur 15
Fasa Padat :
- Endapan pektin = 618,68 kg/jam
Fasa Cair :
- Pektin ** = 12,63 kg/jam
- Isopropil alkohol = 1.262,63 kg/jam
- Air = 15.726,77 kg/jam
17.002,02 kg/jam
Alur 17
Air
Isopropil Alkohol
Pektin**
X = 68,74 kg/jam
= 63,59 kg/jam
1.262,63
- Isopropil alkohol = 17.002,02
× 68,74 kg/jam
= 5,11 kg/jam
Endapan Pektin = 618,68 kg/jam
Alur 17
Air = (15.726,77 – 63,59) kg/jam = 15.663,19 kg/jam
Isopropil alkohol = (1.262,63 – 5,11) kg/jam = 1.257,52 kg/jam
Pektin** = 12,63 kg/jam
Alur 21
Alur 22
Air
Isopropil Alkohol
Alur 21
Endapan Pektin : 90,01 %
Air : 9,25 %
Isopropil Alkohol : 0,74 %
Alur 23
Endapan Pektin
Air
Alur 22
produk = 2 %. Maka,
massa air − X
2% = massa padatan + massa air − X
× 100 %
63,59 − x
2% = 618,68 + 63,59 − x × 100 %
X = 50,96 kg/jam
Komposisi uap :
Alur 24
= 5.000 ton/tahun
Keterangan :
Pektin* = Pektin yang tidak terekstraksi (masih berada di dalam cake kulit
kakao).
Pektin** = Pektin yang tidak terendapkan (masih berfasa cair).
EX-210
Alur 7
Produk keluar 70 oC
Maka,
Total Panas Masuk Tangki Ekstraktor (EX-210) adalah,
Q masuk = (17.395,72 + 2.192,68 + 373.162,96) kkal/jam = 175.072,96 kkal/jam
Alur 10
Produk atas 110 oC
Alur 9
Umpan masuk 70 oC Steam masuk 150 oC
V-310
Alur 12
Produk bawah 110 oC
Panas Masuk
Q = m . Cp . dT
Jumlah panas masuk (Q masuk) Vaporizer (V-310) pada alur 9 adalah :
Tabel B.6 Neraca Panas Masuk Vaporizer (V-310) pada Alur 9
m Cp Tmasuk Treferensi Q
Komponen
(kg/jam) (kkal/kg.oC) (oC) (oC) (kkal/jam)
Pektin 631,31 0,431 70 25 12.244,32
Air 31.226,21 1,000 70 25 1.405.179,33
HCl 227,34 0,191 70 25 1.953,97
Total 32.084,86 - - - 1.419.377,62
Maka,
Total Panas Keluar Vaporizer (V-310) melalui alur 10 dan alur 12 adalah,
Q keluar = (1.321.142,80 + 1.359.903,82) kkal/jam = 2.681.046,61 kkal/jam
o
Untuk menghasilkan suhu 110 C pada Vaporizer (V-310) diperlukan
pemanasan. Pemanas yang digunakan adalah superheated steam bersuhu 150 oC dan
bertekanan 1 atm. Sedangkan kondensat yang terbentuk berupa saturated steam
bersuhu 100 oC dan bertekanan 1 atm.
Maka,
Banyaknya steam yang dibutuhkan adalah :
S = 22.516,88 kg/jam
Alur 10 Alur 11
Fluida panas masuk, 110 oC Fluida terkondensasi keluar, 30 oC
E-312
Panas Masuk
Q = m . Cp . dT
Jumlah panas masuk (Q masuk) Kondensor (E-312) pada alur 10 adalah :
Tabel B.9 Neraca Panas Masuk Kondensor (E-312) pada Alur 10
m Cp Tmasuk Treferensi Q
Komponen
(kg/jam) (kkal/kg.oC) (oC) (oC) (kkal/jam)
Air 15.499,43 1,000 110 25 1.317.451,97
HCl 7,34 0,191 110 25 3.690,82
Total 15.726,77 - - - 1.321.142,80
Panas Keluar
Q = m . Cp . dT
Jumlah panas keluar (Q keluar) Kondensor (E-312) pada alur 11 adalah:
Tabel B.10 Neraca Panas Keluar Kondensor (E-312) pada Alur 11
m Cp Tkeluar Treferensi Q
Komponen
(kg/jam) (kkal/kg.oC) (oC) (oC) (kkal/jam)
Air 15.499,43 1,000 30 25 77.497,17
HCl 7,34 0,191 30 25 217,11
Total 15.726,77 - - - 77.714,28
Alur 12 Alur 13
Fluida panas masuk, 110 oC Fluida terkondensasi keluar, 30 oC
E-316
Panas Keluar
Q = m . Cp . dT
Jumlah panas keluar (Q keluar) Cooler (E-316) pada alur 13 adalah:
Tabel B.12 Neraca Panas Keluar Cooler (E-316) pada Alur 13
m Cp Tkeluar Treferensi Q
Komponen
(kg/jam) (kkal/kg.oC) (oC) (oC) (kkal/jam)
Pektin 631,31 0,431 30 25 1.360,48
Air 15.726,77 1,000 30 25 78.633,86
Total 16.358,09 - - - 79.994,34
Untuk menurunkan suhu fluida panas dari 110 oC hingga menjadi 30 oC, pada
Cooler (E-316) diperlukan kondensasi dengan bantuan air pendingin. Air pendingin
yang digunakan adalah air bersuhu 28 oC dan bertekanan 1 atm. Sedangkan air
pendingin bekas yang terbentuk berupa air bersuhu 70 oC dan bertekanan 1 atm.
Panas yang diserap air pendingin (Qw) :
Qw = Qkeluar – Qmasuk
= (79.994,34 – 1.359.903,82) kkal/jam
Qw = - 1.279.909,47 kkal/jam
Alur 19
Produk atas, 85 oC
Alur 17
Umpan masuk, 30 oC
TD-350
Alur 18
Produk bawah, 85 oC
Panas Masuk
Q = m . Cp . dT
Jumlah panas masuk (Q masuk) Tangki Destilasi (TD-350) pada alur 17 adalah :
Tabel B.13 Neraca Panas Masuk Tangki Destilasi (TD-350) pada Alur 17
m Cp Tmasuk Treferensi Q
Komponen o o o
(kg/jam) (kkal/kg. C) ( C) ( C) (kkal/jam)
Pektin 12,63 0,431 30 25 27,21
Air 15.663,19 1,000 30 25 78.315,93
Isopropil Alkohol 1.257,52 0,612 30 25 3.848,01
Total 16.933,33 - - - 82.191,15
Jumlah panas keluar (Q keluar) Tangki Destilasi (TD-350) pada alur 19 adalah :
Tabel B.15 Neraca Panas Keluar Tangki Destilasi (TD-350) pada Alur 19
m Cp Tkeluar Treferensi Q
Komponen
(kg/jam) (kkal/kg.oC) (oC) (oC) (kkal/jam)
Air 313,26 1,000 85 25 18.795,82
Isopropil Alkohol 1.232,37 0,612 85 25 45.252,65
Total 1.545,63 - - - 64.048,48
Maka,
Total Panas Keluar Tangki Destilasi (TD-350) melalui alur 18 dan alur 19 adalah,
Q keluar = (922.245,35 + 64.048,48) kkal/jam = 986.293,83 kkal/jam
Alur 19 Alur 20
Fluida panas masuk, 85 oC Fluida terkondensasi keluar, 30 oC
E-352
Panas Keluar
Q = m . Cp . dT
Jumlah panas keluar (Q keluar) Kondensor (E-352) pada alur 20 adalah:
Tabel B.17 Neraca Panas Keluar Kondensor (E-352) pada Alur 20
m Cp Tkeluar Treferensi Q
Komponen o o o
(kg/jam) (kkal/kg. C) ( C) ( C) (kkal/jam)
Air 313,26 1,000 30 25 1.566,32
Isopropil Alkohol 1.232,37 0,612 30 25 3.771,05
Total 1.545,63 - - - 5.337,37
Alur 22
Fasa gas keluar, 60 oC
Alur 21
Padatan basah masuk, 30 oC
RD-340
Alur 24
Padatan kering keluar, 50 oC
Panas Masuk
Q = m . Cp . dT
Jumlah panas masuk (Q masuk) Rotary Dryer (RD-340) pada Alur 21 adalah :
Tabel B.18 Neraca Panas Masuk pada Rotary Dryer (RD-340) melalui Alur 21
m Cp Tmasuk Treferensi Q
Komponen o o o
(kg/jam) (kkal/kg. C) ( C) ( C) (kkal/jam)
Pektin 618,68 0,431 30 25 1.333,27
Air 63,59 1,000 30 25 317,93
Isopropil Alkohol 5,11 0,612 30 25 15,62
Total 687,38 - - - 1.666,83
Jumlah panas keluar (Q keluar) Rotary Dryer (RD-340) pada alur 24 adalah :
Tabel B.20 Neraca Panas Keluar Rotary Dryer (RD-340) pada alur 24
m Cp Tkeluar Treferensi Q
Komponen
(kg/jam) (kkal/kg.oC) (oC) (oC) (kkal/jam)
Pektin 618,68 0,431 50 25 15.467,17
Air 12,63 1,000 50 25 315,66
Total 631,31 - - - 15.782,83
Maka,
Total Panas Keluar pada Rotary Dryer (RD-340) melalui alur 22 dan alur 24 adalah,
Q keluar = (1.892,97 + 15.782,83) kkal/jam = 17.675,80 kkal/jam
Produk Pektin yang diinginkan adalah Pektin Padatan dengan kandungan air 2
%. Untuk mengurangi kadar air pada Produk, maka dilakukan pengeringan pada
Rotary Dryer ini. Pengeringan pada Rotary Dryer memerlukan udara panas sebagai
media pengeringnya. Dimana dalam hal ini, panas pada udara panas berasal dari
superheated steam bersuhu 150 oC bertekanan 1 atm yang mengalir melewati Blower
(JB-342) yang merupakan alat yang berfungsi untuk menghembuskan udara panas
menuju Rotary Dryer (RD-340).
Untuk menghitung jumlah udara yang dibutuhkan Rotary Dryer (RD-340)
digunakan rumus :
G.H2 + LS1.X1 = G.H1 + LS2.X2 (Geankoplis, 1997)
Asumsi udara masuk adalah udara kering (tidak mengandung H2O), maka H2 = 0
kg H2O/kg udara. Maka,
G.H1 = G.H2 + LS1.X1 - LS2.X2 (Geankoplis, 1997)
= G.(0) + [(687,38 kg/jam).(0,111 kg cairan/kg padatan)] –
[(631,31 kg/jam).(0,0888 kg cairan/kg padatan)]
G.H1 = 20,25 kg/jam
Maka,
H’G2 = CS2 . (TG2 – Treferensi) + H2 . Hvl air
= [(( 1.005 + (1,88 . (0))).((150 – 0) oC))] + [(0) . (2.489,76 kJ/kg)]
H’G2 = 150,75 kJ/kg
= 0,485 kkal/kg.oC
CpS1 = 2,021 kJ/kg.oC
= 0,965 kkal/kg.oC
CpS2 = 4,021 kJ/kg.oC
G = 161,78 kg/jam
Alur 22 Alur 23
Fluida panas masuk, 60 oC Fluida terkondensasi keluar, 30 oC
E-345
Panas Masuk
Q = m . Cp . dT
Jumlah panas masuk (Q masuk) Kondensor (E-345) pada alur 22 adalah :
Tabel B.21 Neraca Panas Masuk Kondensor (E-345) pada Alur 22
m Cp Tmasuk Treferensi Q
Komponen
(kg/jam) (kkal/kg.oC) (oC) (oC) (kkal/jam)
Air 50,96 1,000 60 25 1.783,62
Isopropil Alkohol 5,11 0,612 60 25 109,35
Total 56,07 - - - 1.892,97
Total kebutuhan air pendingin yang diperlukan pada Pabrik Pektin dari Kulit
Kakao ditabulasikan pada Tabel B.23 berikut ini.
Tabel B.24 Total Kebutuhan air pendingin yang diperlukan pada Pabrik Pektin
dari Kulit Kakao
Unit Kebutuhan Air Pendingin (kg/jam)
Kondensor (E-312) 56.519,48
Cooler (E-316) 30.474,04
Kondensor (E-352) 2.668,69
Kondensor (E-345) 73,75
Total 89.735,95
Volume gudang
Gudang dirancang agar terdiri dari 2 bangunan berbentuk prisma segi empat
beraturan.
3.868,62 m 3
Volume kulit kakao tiap gudang = = 1.934,31 m3
2
Dimensi gudang
Tinggi gudang (T) = 5 meter
Lebar gudang (L) =L
Panjang gudang (P) = 2 × L (Perbandingan P : L = 1:2)
Volume gudang =P ×L ×T
=2 ×L ×L ×T
L = �98,86007 m2 = 15,24 m
P = 2 × 15,24 m = 30,47 m
Dengan demikian,
Tiap gudang didisain berkonstruksi beton dan berdinding seng dengan
berdimensi :
Panjang (P) = 30,47 m
Lebar (L) = 15,24 m
Tinggi (T) =5m
= 1.081.524,40 kg
Densitas HCl (ρHCl) = 1184 kg/m3 = 73,9147 lb/ft3
m 1.081.524,40 kg
Volume HCl (VHCl) = ρ
= 1184 kg ⁄m 3
= 913,45 m3
• Volume silinder, Vs :
π
Vs = 4
× D2 × Hsr (Brownell and Young, 1958)
π 5
Vs = 4
× D2 × �4 × D� = 0,91825 D3
• Volume tutup, Vh :
π
Vh = 24
× D3 = 0,131 D3 (Brownell and Young, 1958)
Dimana :
VT = Vs + Vh
1.096,14 m3 = 0,91825 D3 + 0,131 D3
1.096,14 m3 = 1,112 D3
3 1.096,14 m 3
D =�
1,112
D= 9,95 m
D 9,95 m
r =2= 2
= 4,98 m = 195,91 in
•
5
Tinggi silinder, Hsr = �4 × 9,95 m� = 12,44 m
•
1
Tinggi tutup, Hh = �4 × 9,95 m�= 2,49 m
•
���� 913,45 m 3
Tinggi cairan, Hc =
��
× �� = 1.096,14 m 3 × 48,98 m
= 12,44 m = 40,81 ft
Ph = 20,44 psia
t = 0,97 in
digunakan shell standar dengan tebal 1 in.
Tebal tutup dianggap sama dengan tebal shell karena terbuat dari bahan yang
sama, yaitu setebal 1 in.
Bilangan reynold,
�. �. � 73,91 lb ⁄ft 3 . 2,07 ft ⁄detik . 0,0874 ft
NRe = �
= lb m
0,00067
ft . jam
diperoleh : f = 0,009.
Penentuan friksi, ΣF
f . V 2 . ΣL
ΣF = 2 . g c .D
(pers. 2.10 – 6 Geankoplis, 1983)
Jika :
Z1 = 0,
Z2 = 16,95 ft,
V1 = 0 ft/detik,
V2 = 2,07 ft/detik,
P2 – P1 = 0,
g = 9,8 m/detik2 = 32,152 ft/detik2
gc = 32,174 lbm.ft/lbf.detik2,
α = 1,0 (aliran turbulen)
Maka,
1 32,152 (15,29969− 0)
((2,07)2 − 02 ) + + (0) + 6,444982 + Wf = 0
2 . 1 . 32,174 32,174
Wf = – 19,61 ft.lbf/lbm
Daya pompa, Wp
−� � . � . �
Wp =
550
lb f ft 3
�19,61 ft. �. �0,0124 �. (73,9147 lb m ⁄ft 3 )
lb m detik
Wp = = 0,03 hp
(550 ft . lb f ⁄s )⁄1 hp
= 91.361,65 kg
Densitas (ρ) = 1.076,307 kg/m3 = 67,19164 lb/ft3
m 91.361,65 kg
Volume (VC) = ρ
= 1.076,307 kg ⁄m 3
= 84,88 m3
π 5
Vs = 4
× D2 × �4 × D� = 0,91825 D3
• Volume tutup, Vh :
π
Vh = 24
× D3 = 0,131 D3 (Brownell and Young, 1958)
Dimana :
Hsr = Tinggi silinder
D = Diameter tangki
VT = Vs + Vh
3
101,86 m = 0,91825 D3 + 0,131 D3
101,86 m3 = 1,112 D3
3 101,86 m 3
D =�
1,112
•
5
Tinggi silinder, Hsr = �4 × 4,51 m� = 5,63 m
•
1
Tinggi tutup, Hh = �4 × 4,51 m�= 0,56 m
•
� 84,88 m 3
Tinggi cairan, Hc = �� × �� = × 6,19 m
� 101,86 m 3
= 5,17 m = 16,94 ft
Ph = 7,44 psia
- Tekanan Operasi (P)
P = Po + Ph
P = (14,696 + 7,44) psia = 22,14 psia
- Tekanan disain (Pd)
Pd = (1 + fk) × P
= (1 + 0,2) × 22,14 psia
Pd = 26,56 psia
t = 0,383 in
digunakan shell standar dengan tebal 0,5 in.
Tebal tutup dianggap sama dengan tebal shell karena terbuat dari bahan yang
sama, yaitu setebal 0,5 in.
Penentuan pengaduk
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 unit
Untuk turbin standar (McCabe, 1993), diperoleh
Da/Dt = 1�3 ; Da = 1�3 × 14,79 ft = 4,93 ft
E/Da =1 ; E = 4,93 ft
L/Da = 1�4 ; L = 1�4 × 4,93 ft = 1,23 ft
= 48.986.742,38
NRe > 10000, maka perhitungan pengadukan menggunakan rumus :
KT = 6,3
(6,3) . (1 putaran /detik )3 . (4,93 ft)2 . �67,19164 lb /ft 3 � 1 ℎ�
P = ft × 550 �� .��
32,174 lb m . � /�����
lb f .detik 2
P = 69,64 hp
Efisiensi motor penggerak 80 %
69,64
Daya motor penggerak = 0,8
= 87,06 hp ≈ 87 hp
A = 308,77 ft2
- Volume Steam (VSteam)
� ����� 5.961,49 kg
VSteam = = 943,37 kg /m 3 = 6,501 m3
� �����
D2 = 4,68 m
Perencanaan pompa
Diameter pipa ekonomis, De :
De = 3,9 . (Q)0,45 . (ρ)0,13 (Peter dkk, 1990)
= 3,9 . (0,832 ft3/detik)0,45 . (67,19164 lb/ft3)0,13
= 6,206 in
Dari App. 5, Perry, 1997 dipilih :
- Jenis pipa = Carbon steel, sch.40
- Diameter nominal = 6 in = 0,5 ft
- Diameter dalam (ID) = 6,065 in = 0,505 ft
- Diameter luar (OD) = 6,625 in = 0,552 ft
2
- Luas penampang (Ai) = 0,2006 ft
Bilangan reynold,
�. �. � 67,19164 lb ⁄ft 3 . 4,15 ft ⁄detik . 0,832 ft
NRe = �
= lb m
0,0003
ft . jam
Penentuan friksi, ΣF
f . V 2 . ΣL
ΣF = 2 . g c .D
(pers. 2.10 – 6 Geankoplis, 1983)
ΣF = 1,269756 ft.lbf/lbm
Jika :
Z1 = 0,
Z2 = 12 ft,
V1 = V2 = 0 ft/detik,
P2 – P1 = 0,
g = 9,8 m/detik2 = 32,152 ft/detik2
gc = 32,174 lbm.ft/lbf.detik2,
α = 1,0 (aliran turbulen)
Maka,
1 32,152 (12 − 0)
(02 − 02 ) + + (0) + 1,269756 + Wf = 0
2 . 1 . 32,174 32,174
Wf = – 13,16 ft.lbf/lbm
Daya pompa, Wp
−� � . � . �
Wp =
550
lb f ft 3
�13,16 ft. �. �4,15 �. (67,19164 lb m ⁄ft 3 )
lb m detik
Wp = = 1,34 hp
(550 ft . lb f ⁄s )⁄1 hp
Dari tabel 6. Perry ed. 3 Hal 990 untuk solid karakteristik larutan
Kapasitas = 200 – 2.500 lb/ft2.hari
Tahanan RDVF = 6 – 20 in.
Kapasitas filtrat (Qf)
Qf = ((172.929,4 lb/jam × 24 jam/hari))/(608 ft2)
= 3.096,29 lb/ft3/hari
= 320,16 m3
Tinggi bak penampung =3m
Panjang bak = P (perbandingan P dan L adalah 2:1)
Volume =P×L×T
3
320,16 m = 2L2 × 3
L2 = 53,36 m2
L = 7,3 m
P = 2 × L = 14,61 m
Perencanaan pompa
Diameter pipa ekonomis, De :
De = 3,9 . (Q)0,45 . (ρ)0,13 (Peter dkk, 1990)
= 3,9 . (0,746 ft3/detik)0,45 . (63,15546 lb/ft3)0,13
= 5,816 in
Dari App. 5, Perry, 1997 dipilih :
- Jenis pipa = Carbon steel, sch.40
- Diameter nominal = 6 in
- Diameter dalam (ID) = 6,065 in = 0,505 ft
- Diameter luar (OD) = 6,625 in
- Luas penampang (Ai) = 0,2006 ft2
Kecepatan rata – rata fluida,
Q 0,746 ft 3 ⁄detik
V =A = 0,2006 ft 2
= 3,72 ft/detik
i
Bilangan reynold,
�. �. � 63,15546 lb ⁄ft 3 . 3,591225 ft ⁄detik . 0,505 ft
NRe = �
= lb m
0,000374
ft . jam
Penentuan friksi, ΣF
f . V 2 . ΣL
ΣF = 2 . g c .D
(pers. 2.10 – 6 Geankoplis, 1983)
ΣF = 0,967 ft.lbf/lbm
Jika :
Z1 = 0,
Z2 = 15,37254 ft,
V1 = V2 = 0 ft/detik,
P2 – P1 = 0,
g = 9,8 m/detik2 = 32,152 ft/detik2
gc = 32,174 lbm.ft/lbf.detik2,
α = 1,0 (aliran turbulen)
Maka,
1 32,152 (15,37254 − 0)
(02 − 02 ) + + (0) + 1,085303 + Wf = 0
2 . 1 . 32,174 32,174
Wf = – 20,71 ft.lbf/lbm
A = 272,074 ft2
Digunakan pipa 16 ft dengan OD 1 in BWG 16 1,25 in triangular pitch,
dengan luas permukaan per linier (a”t) = 0,2618 ft2/ft. (Kern, 1965)
A 272,074 ft 2
Jumlah tube = (a"t) × L = ft 2
= 64,95 ≈ 65 unit
�0,2618 �× 16 ft
ft
Fluida Panas
Laju alir masuk = 37.744,25 kg/jam = 83.211,84 lbm/jam
Panas yang dilepas = 3.000.021,53 kkal/jam = 11.905.047,58 btu/jam
Tawal = 110 oC = 230 oF
Takhir = 30 oC = 86 oF
Fluida dingin
Laju alir air pendingin = 136.364,62 kg/jam = 300.632,52 lbm/jam
Tawal = 28 oC = 82,4 oF
Takhir = 50 oC = 122 oF
Tabel LC – 1 Data Temperatur pada E–312
Temperatur Fluida Panas Fluida Dingin Selisih
Tinggi T1 = 230 oF t2 = 122 oF 108 oF
Rendah T2 = 86 oF t1 = 82,4 oF 3,6 oF
� −� 230°�− 86°�
R = � 1 − � 2 = 122°�−82,4°� = 3,636
2 1
�2 − �1 122°�− 82,4°�
S = � − � = 230°�− 82,4°� = 0,268
1 1
Dari Tabel 9 Kern, 1965, dengan square pitch 2–P diperoleh jumlah tubes
terdekat, Nt = 718 pada shell = 33 in.
3. Koreksi UD
A = L × Nt × (a”)
= 20 ft × 718 unit × 0,1963 ft2/ft
= 2.818,9 ft2
Q 11.905.047,58 btu /jam
UD = A × ∆t = 2.818,9 ft 2 × 29,16 °F
= 144,8 btu/jam.ft2.oF
b. Shell side
��
Gs = = 1.311.850,97 lbm/jam.ft2
��
�
G” = � × (�� )2/3 = 818,03 lb/jam.lin.ft
�
tw = 113,86 oF
Pada tw = 113,86 oF diperoleh :
Kw = 0,367 btu/ft.jam.oF (Tabel 4 Kern, 1965)
Sw = 1 kg/ltr (Tabel 6 Kern, 1965)
µw = 0,45 cp (Fig 14 Kern, 1965)
ho = 650 btu/ft2.jam.oF (Fig 12–9 Kern, 1965)
0,95 in
De = 12
= 0,0791 ft (Fig 28 Kern, 1965)
� × ��
Res = = 95.403,13
�
Syarat Rd ≥ 0,001
Maka disain Kondensor memenuhi persyaratan.
Tube Side
1. Pada :
Ret = 2.290,3
f = 0,00012 ft2/in2 (Fig 26 Kern, 1965)
s = 0,626
Gt = 99.932,48 lb/jam.ft2
�2
= 0,003 (Fig 27 Kern, 1965)
2�
= 0,0383 psi
Shell Side
1. Pada :
Res = 95.403,13
f = 0,0015 ft2/in2 (Fig 29 Kern, 1965)
33 in
Ds = 12
= 2,75 ft
s = 1,0
L
N+1 = 12 × B = 60
� × (�� )2 × �� × (�+1)
∆Ps =
5,22 × 10 10 × �� × � × ∅�
Perencanaan pompa
Diameter pipa ekonomis, De :
De = 3,9 . (Q)0,45 . (ρ)0,13 (Peter dkk, 1990)
3 0,45 3 0,13
= 3,9 . (0,369 ft /detik) . (62,593 lb/ft )
= 4,265 in
Dari App. 5, Perry, 1997 dipilih :
- Jenis pipa = Carbon steel, sch.40
- Diameter nominal = 4 in
- Diameter dalam (ID) = 4,026 in = 0,333 ft
- Diameter luar (OD) = 4,5 in
- Luas penampang (Ai) = 0,0884 ft2
Kecepatan rata – rata fluida,
Q
V = A = 4,17 ft/detik
i
Bilangan reynold,
�. �. �
NRe = �
Penentuan friksi, ΣF
f . V 2 . ΣL
ΣF = 2 . g c .D
(pers. 2.10 – 6 Geankoplis, 1983)
ΣF = 1,83 ft.lbf/lbm
Jika :
Z1 = 0,
Z2 = 104,7639 ft,
V1 = V2 = 0 ft/detik,
P2 – P1 = 0,
g = 9,8 m/detik2 = 32,152 ft/detik2
gc = 32,174 lbm.ft/lbf.detik2,
α = 1,0 (aliran turbulen)
Maka, Wf = – 117,8 ft.lbf/lbm
Daya pompa, Wp
−� � . � . �
Wp = = 4,95 hp
550
= 27.175.862,81 kg
Densitas larutan (ρ) = 1.002,641 kg/m3 = 62,593 lb/ft3
m
Volume larutan (Vl) = ρ
= 27.103,77 m3
• Volume tutup, Vh :
π
Vh = 24
× D3 = 0,131 D3 (Brownell and Young, 1958)
Dimana :
Hsr = Tinggi silinder
D = Diameter tangki
VT = Vs + Vh
32.524,53 m3 = 0,91825 D3 + 0,131 D3
32.524,53 m3 = 1,112 D3
D = 30,81 m
D 30,81 m
r =2= 2
= 15,4 in
Ph = 49,9 psia
- Tekanan Operasi (P)
P = Po + Ph
P = (14,696 + 49,9) psia = 64,6 psia
- Tekanan disain (Pd)
Pd = (1 + fk) × P
= (1 + 0,2) × 64,6 psia
Pd = 77,52 psia
Maka tebal shell :
(77,52 psia). (38,8188 in)
t = + (0,01 in/tahun × 15 tahun)
�(12650 psia). (0,8)� − �(0,6 ). (77,52 psia)�
Perencanaan pompa
Diameter pipa ekonomis, De :
De = 3,9 . (Q)0,45 . (ρ)0,13 (Peters dkk, 1990)
3 0,45 3 0,13
= 3,9 . (0,377 ft /detik) . (63,7 lb/ft )
= 4,3 in
Dari App. 5, Perry, 1997 dipilih :
- Jenis pipa = Carbon steel, sch.40
- Diameter nominal = 4 in
- Diameter dalam (ID) = 4,026 in = 0,355 ft
- Diameter luar (OD) = 4,5 in
- Luas penampang (Ai) = 0,0884 ft2
Kecepatan rata – rata fluida,
Q
V = A = 4,27 ft/detik
i
Penentuan friksi, ΣF
f . V 2 . ΣL
ΣF = 2 . g c .D
(pers. 2.10 – 6 Geankoplis, 1983)
ΣF = 1,79 ft.lbf/lbm
Jika :
Z1 = 0,
Z2 = 15 ft,
Daya pompa, Wp
−� � . � . �
Wp =
550
Wp = 0,745 hp
Efisiensi pompa 75 % (pers. 2.7 – 30 Geankoplis, 1983)
0,745
Daya aktual motor = 0,75
= 0,99 hp ≈ 1 hp
Fluida Panas
Laju alir masuk = 39.259,41 kg/jam = 86.552,17 lbm/jam
Panas yang dilepas = 3.068.763,20 kkal/jam = 12.177.836,57 btu/jam
Tawal = 110 oC = 230 oF
Takhir = 30 oC = 86 oF
Fluida dingin
Laju alir air pendingin = 139.489,24 kg/jam = 307.521,13 lbm/jam
Tawal = 28 oC = 82,4 oF
Takhir = 50 oC = 122 oF
� −� 230°�− 86°�
R = � 1 − � 2 = 122°�−82,4°� = 3,636
2 1
�2 − �1 122°�− 82,4°�
S= = 230°�− 82,4°� = 0,268
�1 − � 1
Dari Tabel 9 Kern, 1965, dengan square pitch 2–P diperoleh jumlah tubes
terdekat, Nt = 718 pada shell = 33 in.
= 148,15 btu/jam.ft2.oF
b. Shell side
Dari Tabel 10 Kern, 1965, untuk 0,75 in. OD tube square pitch diperoleh :
Diameter (ID) = 33 in
Jarak baffle max (B) = 4 in
Clearance (C’) = 0,25 in
Maka Flow area shell side (as) :
ID × C ′ × B
as = 144 × P t
= 0,229 ft2
b. Shell side
��
Gs = = 1.341.910,37 lbm/jam.ft2
��
�
G” = � × (�� )2/3 = 836,78 lbm/jam.lin.ft
�
b. Shell side
Asumsi awal ho = 200 btu/jam.ft2.oF
ℎ�
tw = tc + ℎ�� +ℎ� (�� − �� )
200 btu /jam .ft 2 .°F
= 102,2 oF + btu btu (158 °F − 102,2°F)
2027 ,64 +200
jam .ft 2 .°F jam .ft 2 .°F
tw = 118,5 oF
Pada tw = 110,3 oF diperoleh :
kw = 0,367 btu/ft.jam.oF (Tabel 4 Kern, 1965)
Sw = 1,0 kg/ltr (Tabel 6 Kern, 1965)
µw = 0,45 cp (Fig 14 Kern, 1965)
ho = 645 btu/ft2.jam.oF (Fig 12–9 Kern, 1965)
De = 0,0792 ft (Fig 28 Kern, 1965)
� × ��
Res = �
= 97.589,2
Syarat Rd ≥ 0,001
Maka disain Cooler memenuhi persyaratan.
� × (� )2 × � × �
∆Pt = 5,22 × 10 10� × � × � × ∅�
�
= 0,0291 psi
Shell Side
1. Pada :
Res = 97.589,2
f = 0,0015 ft2/in2 (Fig 29 Kern, 1965)
33 in
Ds = 12
= 2,75 ft
s = 1,05
L
N+1 = 12 × B = 60
� × (�� )2 × �� × (�+1)
∆Ps =
5,22 × 10 10 × �� × � × ∅�
Perencanaan pompa
Diameter pipa ekonomis, De :
De = 3,9 . (Q)0,45 . (ρ)0,13 (Peters dkk, 1990)
= 3,9 . (0,377 ft3/detik)0,45 . (63,7 lb/ft3)0,13 = 2,93 in
Dari App. 5, Perry, 1997 dipilih :
- Jenis pipa = Carbon steel, sch.40
- Diameter nominal = 4 in
- Diameter dalam (ID) = 4,026 in = 0,355 ft
- Diameter luar (OD) = 4,5 in
- Luas penampang (Ai) = 0,0884 ft2
Kecepatan rata – rata fluida,
Q
V = A = 4,27 ft/detik
i
Bilangan reynold,
�. �. �
NRe = �
Penentuan friksi, ΣF
f . V 2 . ΣL
ΣF = 2 . g c .D
(pers. 2.10 – 6 Geankoplis, 1983)
ΣF = 1,92 ft.lbf/lbm
Jika :
Z1 = 0,
Z2 = 15 ft,
V1 = V2 = 0 ft/detik,
P2 – P1 = 0,
g = 9,8 m/detik2 = 32,152 ft/detik2
gc = 32,174 lbm.ft/lbf.detik2,
α = 1,0 (aliran turbulen)
Maka,
Wf = – 4,75 ft.lbf/lbm
Wp = 1,08 hp
Efisiensi pompa 75 % (pers. 2.7 – 30 Geankoplis, 1983)
1,08
Daya aktual motor = 0,75 = 1,44 hp ≈ 1,5 hp
= 2.181.818,2 kg
Densitas I.P.Alkohol (ρ) = 786 kg/m3 = 49,068 lb/ft3
m
Volume I.P.Alkohol (V) = ρ
= 2.775,85 m3
Dimana :
Hsr = Tinggi silinder
D = Diameter tangki
VT = Vs + Vh
3.331,02 m3 = 0,91825 D3 + 0,131 D3
3.331,02 m3 = 1,112 D3
3 3.331,02 m 3
D =�
1,112
D = 14,41 m
D
r = 2 = 7,2 m = 283,8 in.
•
5
Tinggi silinder, Hsr = �4 × 14,41 m� = 18,02 m
•
1
Tinggi tutup, Hh = �4 × 14,41 m� = 1,8 m
Ph = 18,12 psia
t = 1,25 in
digunakan shell standar dengan tebal 1,25 in.
Tebal tutup dianggap sama dengan tebal shell karena terbuat dari bahan yang
sama, yaitu setebal 1,25 in.
Bilangan reynold,
�. �. �
NRe = �
Penentuan friksi, ΣF
f . V 2 . ΣL
ΣF = 2 . g c .D
(pers. 2.10 – 6 Geankoplis, 1983)
ΣF = 2,82 ft.lbf/lbm
Jika :
Z1 = 0,
Z2 = 32,98 ft,
V1 = V2 = 0 ft/detik,
P2 – P1 = 0,
g = 9,8 m/detik2 = 32,152 ft/detik2
gc = 32,174 lbm.ft/lbf.detik2,
α = 1,0 (aliran turbulen)
Maka,
Wf = – 25,48 ft.lbf/lbm
Daya pompa, Wp
−� � . � . �
Wp =
550
Wp = 0,08 hp
Efisiensi pompa 75 % (pers. 2.7 – 30 Geankoplis, 1983)
0,08
Daya aktual motor = 0,75 = 0,114 hp
Ph = 9,38 psia
- Tekanan Operasi (P)
P = Po + Ph
P = (14,696 + 9,38) psia = 24,08 psia
- Tekanan disain (Pd)
Pd = (1 + fk) × P
= (1 + 0,2) × 24,08 psia
Pd = 28,9 psia
Maka tebal shell :
(28,9 psia). (81,23 in)
t = + (0,01 in/tahun × 15 tahun)
�(12650 psia). (0,8)� − �(0,6 ). (28,9 psia)�
t = 0,154 in
digunakan shell standar dengan tebal 0,25 in.
Tebal tutup dianggap sama dengan tebal shell karena terbuat dari bahan yang
sama, yaitu setebal 0,25 in.
Penentuan pengaduk
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 unit
Untuk turbin standar (McCabe, 1993), diperoleh
Da/Dt = 1�3 ; Da = 1�3 × 13,55 ft = 4,51 ft
E/Da =1 ; E = 4,51 ft
L/Da = 1�4 ; L = 1�4 × 4,51 ft = 1,12 ft
= 46.095.866,83
NRe > 10000, maka perhitungan pengadukan menggunakan rumus :
K T . n 3 . (D a )5 . ρ
P = gc
KT = 6,3
(6,3) . (1 putaran /detik )3 . (4,15 ft)5 . �62,65 lb /ft 3 � 1 ℎ�
P = ft × 550 �� .��
32,174 lb m . � /�����
lb f .detik 2
P = 41,76 hp
Efisiensi motor penggerak 80 %
41,76
Daya motor penggerak = 0,8
= 52,2 hp
Bilangan reynold,
�. �. �
NRe = �
Penentuan friksi, ΣF
f . V 2 . ΣL
ΣF = 2 . g c .D
(pers. 2.10 – 6 Geankoplis, 1983)
ΣF = 1,925 ft.lbf/lbm
Jika :
Z1 = 0,
Z2 = 15,37254 ft,
V1 = V2 = 0 ft/detik,
P2 – P1 = 0,
g = 9,8 m/detik2 = 32,152 ft/detik2
gc = 32,174 lbm.ft/lbf.detik2,
α = 1,0 (aliran turbulen)
Maka,
Wf = – 16,9 ft.lbf/lbm
Daya pompa, Wp
−� � . � . �
Wp =
550
Wp = 0,79 hp
Efisiensi pompa 75 % (pers. 2.7 – 30 Geankoplis, 1983)
0,79
Daya aktual motor = 0,75 = 1,06 hp
Kandungan Filtrat
Padatan = 1.484,85 kg/jam = 3.273,53 lb/jam
Larutan = 40.804,86 kg/jam = 89.959,32 lb/jam
ρcamp = 1003,534 kg/m3 = 62,65 lb/ft3
= 3.680,44 lb/ft2.hari
Penentuan power RDVF, (PRDVF)
PRDVF = 0,005 hp/ft2 × 608 ft2
= 3,04 hp
Jika efisiensi motor 80% maka :
PRDFV = (3,04 Hp)/0,8
= 3,8 hp ≈ 4 hp
Diameter Dryer
Dari Perry edisi 6 hal 3–382 dijelaskan kecepatan udara pengering masuk
dryer untuk tiap luas permukaan dryer yang optimum.
G = 200 – 1000 lb/jam ft2 (diambil G = 200 lb/jam.ft2)
Gs
A = �
lb
856,9
jam
= lb = 4,28 ft2
200
jam .ft 2
A = π/4 D2
4 × 4,28
D =� 3,14
= 2,34 ft
Panjang Dryer
Range panjang silinder dryer = 4D – 10 D
Digunakan :
LRD = 4D
LRD = 4 × 2,34 ft = 9,34 ft
Putaran Dryer
�
N = � �
Range
N × D = 25 – 35 rpm.ft
N × D = 13,63 rpm × 2,34 ft = 31,847 rpm.ft (memenuhi range)
Waktu Lewatan
Range hold–up = 3 – 12 % volume total
Digunakan hold–up =7%
Hold–up = 7 % × VRD
Hold–up = 2,8 ft3
���� −�� × � ��������
Waktu lewatan, θ = ��
Daya Dryer
Range daya dryer, P = 0,5D2 – D2
Digunakan P = 0,5D2
P = 0,5 × (2,34)2
P = 2,72 hp ≈ 3 hp
Dimana :
θ = Time passage (waktu lewatan), menit
B = Konstanta diameter partikel, 5(DP)–0,5, diambil DP 150 mesh = 0,4082
S = Slope (kemiringan), Range standar S = 0 – 0,8
G′ = Kecepatan massa udara = 1,12 kg/m.detik = 2709,7105 lb/ft.jam
Laju umpan
F = Luas permukaan �����
= 123,9 lb/ft2.jam
Maka,
0,23 (9,34 ft) 0,6 (0,4082 ) (9,34 ft) (2709,7105 lb ⁄ft.jam )
θ = ±
S (13,63)0,9 (2,34 ft) 123,9 lb ⁄ft 2 .jam
Dimana :
R = Konstanta gas = 8314,3 J/kgmol.K
T = Temperatur Operasi, K
M = Berat molekul = 28,97 kg/mol
P1 = Tekanan awal = 1 atm
P2 = Tekanan akhir = 1,4 atm
Dimana :
WS = Kerja yang dilakukan blower, J/kg
m = Laju bahan, kg/detik
η = Efisiensi blower = 80 %
Maka,
29.248,7 J/kg × 0,108 kg /detik
BHP = 0,8 . 1000
= 3,95 hp
Faktor kelonggaran = 20 %
Volume tangki = (1 + 0,2) × 189,53 m3 = 236,92 m3
Volume tangki = Volume silinder + Volume konis
1 1 1
= 4 πD2 Hs + 4
πD2 �3 Hk �
Dimana :
Tinggi silinder, Hs = 1,5 D
1⁄2D
Tinggi konis, Hk = tan ∝
; dengan α = 45o
Maka,
1 1 1⁄2D
Volume tangki = 4 πD2 (1,5D) + 4
πD2 �tan 45°�
236,92 m3 = 1,0467 D3
D = 6,09 m
Hs = 1,5 × 6,09 m = 9,14 m
100− 20
Tinggi bahan dalam silinder = 100
× 9,14 m = 7,31 m
A = 29,16 m2
Dimana :
Pd = Tekanan disain (N/m2)
Ri = Jari – jari silinder = 0,5 D = 0,5 (3,64 m) = 1,82 m
E = Efisiensi sambungan = 0,8
F = Stress yang diizinkan (N/m2) = 80.668.692 N/m2
C = Faktor korosi (0,003 m/tahun)
N = Umur alat (15 tahun)
Pd = Ph + Pop
Ph = ρ Hs g
= 1.343 kg/m3 × 5,46 m × 9,8 m/s2
Ph = 57.437,48 N/m2
Pop = 101.325 N/m2
Pd = 57.437,48 N/m2 + 101.325 N/m2 = 158.762,5 N/m2
Maka,
158.762,5 N/m 2 . 1,82 m
Ts = (0,8) . (80.668.692 N/m 2 ) − 0,6(158.762,5 N/m 2 ) + (0,045 m)
Ts = 0,0543 m = 2,13 in ≈ 2 in
Dimana :
Ro = Do
Do = D + 2Ts
Do = 6,2 m
Maka,
158.762,5 N/m 2 . 3,74 m
Th = (0,8) . (80.668.692 N/m 2 ) − 0,1(158.762,5 N/m 2 )
+ (0,045 m)
Th = 0,0618 m = 2,43 in ≈ 2 in
AB = 2,91 m
BC = r – icr
BC = 2,15 m
2
AC = √BC2 − AB2
AC = 1,96 m
b = r – AC
b = 0,324 m
Dengan demikian tinggi dished head (OA) :
OA = Th + b + Sf
OA = 0,437 m
Tebal konis
�� . �� 1
Tk =� × � + (C × N)
2 . � . � − �� cos 45°
Dimana :
Dk = D – 2Ts
Dk = 5,98 m
Maka,
Tk = 0,0624 m
1⁄2D o
Sin α = � L
�
0,5 (6,2 m)
Sin 45o = � �
L
L = 3,64 m
Perencanaan pompa
Diameter pipa ekonomis, De :
De = 3,9 . (Q)0,45 . (ρ)0,13 (Peter dkk, 1990)
= 3,9 . (0,405 ft3/detik)0,45 . (61,454 lb/ft3)0,13
= 4,43 in
Dari App. 5, Perry, 1997 dipilih :
- Jenis pipa = Carbon steel, sch.40
- Diameter nominal = 4 in.
- Diameter dalam (ID) = 4,026 in. = 0,335 ft
- Diameter luar (OD) = 4,5 in.
Bilangan reynold,
�. �. �
NRe = �
Penentuan friksi, ΣF
f . V 2 . ΣL
ΣF = 2 . g c .D
(pers. 2.10 – 6 Geankoplis, 1983)
ΣF = 2,02 ft.lbf/lbm
Jika :
Z1 = 0,
Z2 = 36,84882 ft,
V1 = V2 = 0 ft/detik,
P2 – P1 = 0,
g = 9,8 m/detik2 = 32,152 ft/detik2
gc = 32,174 lbm.ft/lbf.detik2,
α = 1,0 (aliran turbulen)
Maka,
Wf = – 51,29 ft.lbf/lbm
Daya pompa, Wp
−� � . � . �
Wp =
550
Wp = 2,32 hp
Efisiensi pompa 75 % (pers. 2.7 – 30 Geankoplis, 1983)
2,32
Daya aktual motor = 0,75 = 3,09 hp
= 40.640 kg
Densitas (ρ) = 984,4 kg/m3 = 61,45 lb/ft3
π 5
Vs = 4
× D2 × �4 × D� = 0,91825 D3
• Volume tutup, Vh :
π
Vh = 24
× D3 = 0,131 D3 (Brownell and Young, 1958)
Dimana :
Hsr = Tinggi silinder
D = Diameter tangki
VT = Vs + Vh
49,53 m3 = 0,91825 D3 + 0,131 D3
49,53 m3 = 1,112 D3
3 49,53 m 3
D =�
1,112
D = 3,54 m
D
r = 2 = 1,77 m = 69,78 in
•
5
Tinggi silinder, Hsr = �4 × 3,54 m� = 4,43 m
•
1
Tinggi tutup, Hh = �4 × 3,54 m�= 0,44 m
Ph = 5,26 psia
- Tekanan Operasi (P)
P = Po + Ph
P = (14,696 + 5,26) psia = 19,96 psia
- Tekanan disain (Pd)
Pd = (1 + fk) × P
= (1 + 0,2) × 19,96 psia
Pd = 23,94 psia
Maka tebal shell :
(23,94 psia). (69,78 in)
t = + (0,01 in/tahun × 15 tahun)
�(12650 psia). (0,8)� − �(0,6 ). (23,94 psia)�
t = 0,315 in
digunakan shell standar dengan tebal 0,5 in.
Tebal tutup dianggap sama dengan tebal shell karena terbuat dari bahan yang
sama, yaitu setebal 0,5 in.
A = 162,8 ft2
- Volume Steam (VSteam)
� ����� 2369,7655 kg
VSteam = � �����
= 943,37 kg /m 3 = 2,512 m3
D2 = 2,838 m
- Tebal Jaket Pemanas (TJ)
TJ = D2 – DTangki = 2,838 m – 2,645 m = 0,192 m
TJ = 7,579 in
Dipilih jaket pemanas dengan tebal 7,5 in.
� −� 230°�− 86°�
R = � 1 − � 2 = 122°�−82,4°� = 2,5
2 1
� −� 122°�− 82,4°�
S = �2 − �1 = 230°�− 82,4°� = 0,385
1 1
Dari Tabel 9 Kern, 1965, dengan square pitch 4–P diperoleh jumlah tubes
terdekat, Nt = 68 pada shell = 33 in.
3. Koreksi UD
A = L × Nt × (a”)
= 266,9 ft2
Q
UD = A × ∆t
= 133,4 btu/jam.ft2.oF
b. Shell side
Dari Tabel 10 Kern, 1965, untuk 0,75 in. OD tube square pitch diperoleh :
Diameter (ID) = 33 in
Jarak baffle max (B) = 4 in
Clearance (C’) = 0,25 in
Maka Flow area shell side (as) :
ID × C ′ × B
as = 144 × P t
= 0,229 ft2
b. Shell side
Asumsi awal ho = 200 btu/jam.ft2.oF
ℎ�
tw = tc + ℎ�� +ℎ� (�� − �� )
200 btu /jam .ft 2 .°F
= 102,2 oF + btu btu (158 °F − 102,2°F)
2027 ,64 +200
jam .ft 2 .°F jam .ft 2 .°F
tw = 113,5 oF
Pada tw = 113,5 oF diperoleh :
kw = 0,367 btu/ft.jam.oF (Tabel 4 Kern, 1965)
Sw = 1,0 kg/ltr (Tabel 6 Kern, 1965)
µw = 0,45 cp (Fig 14 Kern, 1965)
ho = 520 btu/ft2.jam.oF (Fig 12–9 Kern, 1965)
De = 0,0792 ft (Fig 28 Kern, 1965)
� × ��
Res = �
= 4.738,3
Syarat Rd ≥ 0,001
Maka disain Cooler memenuhi persyaratan.
= 0,0767 psi
Shell Side
1. Pada :
Res = 4.738,3
f = 0,0026 ft2/in2 (Fig 29 Kern, 1965)
33 in
Ds = 12
= 2,75 ft
s = 1,0
Perencanaan pompa
Diameter pipa ekonomis, De :
De = 3,9 . (Q)0,45 . (ρ)0,13 (Peter dkk, 1990)
= 3,9 . (0,043 ft3/detik)0,45 . (51,76 lb/ft3)0,13
= 1,59 in
Dari App. 5, Perry, 1997 dipilih :
- Jenis pipa = Carbon steel, sch.40
- Diameter nominal = 1,5 in
- Diameter dalam (ID) = 1,61 in = 0,134 ft
- Diameter luar (OD) = 1,9 in = 0,158 ft
2
- Luas penampang (Ai) = 0,0141 ft
Kecepatan rata – rata fluida,
Q
V = A = 3,1 ft/detik
i
Penentuan friksi, ΣF
f . V 2 . ΣL
ΣF = 2 . g c .D
(pers. 2.10 – 6 Geankoplis, 1983)
ΣF = 1,055 ft.lbf/lbm
Jika :
Z1 = 0,
Z2 = 40,781 ft,
Daya pompa, Wp
−� � . � . �
Wp =
550
Wp = 0,23 hp
�1 + �2
TC = 2
= 113 oF
�1 + �2
tC = = 102,2 oF
2
� −�
R = � 1 − � 2 = 1,363
2 1
�2 − �1
S = � − � = 0,6875
1 1
�. 0,1152
�� = = 0,0104 �� 2
4
2. GP = W/ap = 28.574,4 lbm/ft2.jam
3. Pada Tc = 113 oF ; � = 0,4602 cp = 1,1137 lbm/ft.jam
�.�
Re = �
= 266,48
2 o
= 100,6 btu/jam. ft . F
Bagian annulus :
1. D2 = 2,38/12 = 0,198 ft
Dt = 2,067/12 = 0,172 ft
Aa = π (D22 – D12)/4 = 0,0075 ft2
De = (D22 – D12)/ Dt = 0,056 ft
2. Ga = W/aa = 51.662,5 lbm /ft 2 . jam
3. Pada tc = 102,2 oF ; µ = 0,54 cp = 1,3068 lbm/ft.jam
�.�
Re = �
= 2.216,7
= 90 btu/jam. ft 2 . oF
hio × ho
7. Uc = hio +ho
= 77,45 btu/ft 2 . jam. oF
8. 1/UD = 1/Uc + RD
RD = 2 × 0,002 = 0,004 (tabel 12 Kern 1965)
1/UD = (1/341,77) + 0,004
UD = 42,54 btu/jam.ft2. oF
9. Luas permukaan yang diperlukan :
Q 15.511,46 btu /jam
A= U D x ∆t
= btu = 36,6 ft 2
59,13 .ft.℉ ×7,16 ℉
jam
Dari tabel 11 Kern, 1965. Untuk pipa nominal 1,25 in, luas permukaan
perpindahan panas 0,622 ft2/ft = A’. sehingga panjang pipa yang dibutuhkan
36,6 �� 2
adalah : 0,622 �� 2 /�� = 58,92 ft
� × (� )2 × � × �
∆Pp = 5,22 × 10 10� × � × � × ∅�
�
= 0,006 psi
2. ∆PP = ∆Pp + ∆Pr
= 0,66 psi + 0,006 psi
∆PT = 0,672 psi
Syarat ∆P T ≤ 10 psi
Maka disain Kondensor memenuhi persyaratan.
Anulus Side
1. Pada :
Rea = 2.216,7
f = 0,0026 ft2/in2 (Fig 29 Kern, 1965)
Ds = 2,75 ft
Perencanaan pompa
Diameter pipa ekonomis, De :
De = 3,9 . (Q)0,45 . (ρ)0,13 (Peter dkk, 1990)
3 0,45 3 0,13
= 3,9 . (0,0531 ft /detik) . (51,76 lb/ft )
= 0,34 in
Dari App. 5, Perry, 1997 dipilih :
- Jenis pipa = Carbon steel, sch.40
- Diameter nominal = 0,5 in
- Diameter dalam (ID) = 0,62 in = 0,052 ft
- Diameter luar (OD) = 0,84 in = 0,07 ft
- Luas penampang (Ai) = 0,025 ft2
Bilangan reynold,
�. �. �
NRe = �
Penentuan friksi, ΣF
f . V 2 . ΣL
ΣF = 2 . g c .D
(pers. 2.10 – 6 Geankoplis, 1983)
ΣF = 1,055 ft.lbf/lbm
Daya pompa, Wp
−� � . � . �
Wp =
550
Wp = 0,028 hp
= 96.881,5 kg
Densitas kondensat (ρ) = 786 kg/m3 = 49,068 lb/ft3
m
Volume kondensat (V) = ρ
= 123,2 m3
• Volume tutup, Vh :
π
Vh = 24
× D3 = 0,131 D3 (Brownell and Young, 1958)
Dimana :
Hsr = Tinggi silinder
D = Diameter tangki
VT = Vs + Vh
147,9 m3 = 0,91825 D3 + 0,131 D3
147,9 m3 = 1,112 D3
3 147,9 m 3
D =�
1,112
D = 5,1 m
D
r = 2 = 2,55 m = 100,5 in.
•
5
Tinggi silinder, Hsr = �4 × 2,55 m� = 6,38 m
•
1
Tinggi tutup, Hh = �4 × 2,55 m� = 0,64 m
Ph = 6,2 psia
- Tekanan Operasi (P)
P = Po + Ph
P = (14,696 + 6,2) psia = 20,9 psia
- Tekanan disain (Pd)
Pd = (1 + fk) × P
= (1 + 0,2) × 20,9 psia
Pd = 25,07 psia
Maka tebal shell :
(25,07 psia). (100,5 in)
t = + (0,01 in/tahun × 15 tahun)
�(12.650 psia). (0,8)� − �(0,6 ). (25,07 psia)�
t = 0,39 in
digunakan shell standar dengan tebal 0,5 in.
Tebal tutup dianggap sama dengan tebal shell karena terbuat dari bahan yang
sama, yaitu setebal 0,5 in.
Perencanaan pompa
Diameter pipa ekonomis, De :
De = 3,9 . (Q)0,45 . (ρ)0,13 (Peter dkk, 1990)
3 0,45 3 0,13
= 3,9 . (0,529 ft /detik) . (62,43 lb/ft )
= 5,01 in
Dari App. 5, Perry, 1997 dipilih :
- Jenis pipa = Carbon steel, sch.40
- Diameter nominal = 5 in = 0,04167 ft
- Diameter dalam (ID) = 5,047 in = 0,04205 ft
- Diameter luar (OD) = 5,563 in = 0,04653 ft
- Luas penampang (Ai) = 0,2006 ft2
Kecepatan rata – rata fluida,
Q 0,529 ft 3 ⁄detik
V =A = 0,2006 ft 2
= 2,635 ft/detik
i
Bilangan reynold,
�. �. � 62,43 lb ⁄ft 3 . 2,635 ft ⁄detik . 0,04205 ft
NRe = �
= lb m
0,000369
ft . detik
Penentuan friksi, ΣF
f . V 2 . ΣL
ΣF = 2 . g c .D
(pers. 2.10 – 6 Geankoplis, 1983)
ΣF = 0,5828 ft.lbf/lbm
Jika :
Z1 = 0,
Z2 = 6,562 ft,
V1 = V2 = 0 ft/detik,
P2 – P1 = 0,
g = 9,8 m/detik2 = 32,152 ft/detik2
Wf = - 7,14 ft.lbf/lbm
Daya pompa, Wp
−� � . � . �
Wp =
550
lb f ft 3
�7,14 ft. �. �0,529 �. (62,43 lb m ⁄ft 3 )
lb m detik
Wp = = 0,4284 hp
(550 ft . lb f ⁄s )⁄1 hp
Faktor kelonggaran = 20 %
Volume bak = (1 + 0,2) × 107,79 m3 = 129,35 m3
Tinggi bak =2m
Panjang bak = P (perbandingan P dan L adalah 1:1)
Volume =P×L×T
129,35 m3 = L2 × 2
L = 8,042 m
P = 8,042 m
26.947,5 kg
Volume bahan = 1.000 kg /m 3 = 26,9475 m3
Faktor kelonggaran = 20 %
Volume tangki = (1 + 0,2) × 26,9475 m3 = 33,68 m3
Volume tangki = Volume silinder + Volume konis
1 1 1
= 4 πD2 Hs + 4
πD2 �3 Hk �
Dimana :
Tinggi silinder, Hs = 1,5 D
1⁄2D
Tinggi konis, Hk = tan ∝
; dengan α = 45o
Maka,
1 1 1⁄2D
Volume tangki = 4 πD2 (1,5D) + 4
πD2 �tan 45°�
33,68 m3 = 1,0467 D3
D = 3,18 m
Hs = 1,5 × 3,18 m = 4,77 m
100− 20
Tinggi air dalam silinder = 100
× 4,77 m = 3,82 m
A = 7,94 m2
Tebal silinder
� � . ��
Ts = + (C × N)
� . � − 0,6� �
Dimana :
Pd = Tekanan disain (N/m2)
Ri = Jari – jari silinder = 0,5 D = 0,5 (3,18 m) = 1,59 m
E = Efisiensi sambungan = 0,8
F = Stress yang diizinkan (N/m2) = 80.668.692 N/m2
C = Faktor korosi (0,003 m/tahun)
N = Umur alat (15 tahun)
Pd = Ph + Pop
Ph = ρ Hair g
= 1.000 kg/m3 × 3,82 m × 9,8 m/s2
Ph = 37.406,13 N/m2
Pop = 101.325 N/m2
Pd = 37.406,13 N/m2 + 101.325 N/m2 = 138.731,1 N/m2
Maka,
138.731,1 N/m 2 . 1,59 m
Ts = (0,8) . (80.668.692 N/m 2 ) − 0,6(138.731,1 N/m 2 ) + (0,045 m)
Ts = 0,0484 m = 1,906 in ≈ 2 in
Dimana :
Ro = Do
Do = D + 2Ts
Th = 0,0512 m = 2,017 in ≈ 2 in
AB = 1,45 m
BC = r – icr
= 2,286 m – 0,139 m
BC = 2,15 m
2
AC = √BC2 − AB2
2
= �(2,15 m)2 − (1,45 m)2
AC = 1,58 m
b = r – AC
= 2,286 m – 1,58 m
b = 0,704 m
Dengan demikian tinggi dished head (OA) :
OA = Th + b + Sf
= 0,0512 m + 0,704 m + 0,051 m
OA = 0,8064 m
Dimana :
Dk = D – 2Ts
= 3,18 m – (2 × 0,0484 m)
Dk = 3,08 m
Maka,
2
138.731,1 N/m . 3,08 m 1
Tk = � 2 . (0,8) . (80.668.692 N/m 2 ) − (138.731,1 N/m 2 )
×
cos 45°
� + (0,045 m)
Tk = 0,0513 m
1⁄2D o
Sin α = � L
�
0,5 (3,28 m)
Sin 45o = � �
L
L = 1,93 m
Tinggi konis
Hk = L . Cos α
= 1,93 m × Cos 45o
Hk = 1,01 m
Penentuan pengaduk
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 buah
Untuk turbin standar (McCabe, 1993), diperoleh
Da/Dt = 1⁄3 ; Da = 1⁄3 × 10,44 ft = 3,48 ft
E/Da = 1 ; E = 3,48 ft
L/Da = 1⁄4 ; L = 1⁄4 × 3,48 ft = 0,87 ft
W/Da = 1⁄5 ; W = 1⁄5 × 3,48 ft = 0,69 ft
= 18.415,4
NRe > 10000, maka perhitungan pengadukan menggunakan rumus :
K T . n 3 . (D a )2 . ρ
P = gc
KT = 6,3
(6,3) . (1 putaran /detik )3 . (3,48 ft)2 . �62,43 lb /ft 3 �
P = ft
32,174 lb m .
lb f .detik 2
1 ℎ�
= 6.226,2 ft.lbf/detik × 550 �� .��
� /�����
P = 11,32 hp
Efisiensi motor penggerak 80 %
11,32
Daya motor penggerak = 0,8
= 14,15 hp
Kebutuhan koagulan
Digunakan koagulan Al2(SO4)3.18H2O sebanyak 10 mg/liter air (Walas,
2005).
Jumlah koagulan yang ditambahkan = 10 mg/liter × 53,895 liter/jam
= 558,95 mg/jam
A = 1,79 m2
Dipilih tangki sand filter berbentuk persegi empat dengan tinggi lapisan pasir
halus, pasir kasar dan kerikil masing-masing sebesar 0,3 m.
Panjang sisi tangki (S) = √A
= �1,79 m2
S = 1,34 m
= 107.790 kg
Densitas air bersih = 1.000 kg/m3
= 107,79 m3
Faktor kelonggaran = 20 %
Volume bak = (1 + 0,2) × 107,79 m3 = 129,35 m3
Tinggi bak =2m
Panjang bak = P (perbandingan P dan L adalah 1:1)
Volume =P×L×T
129,35 m3 = L2 × 2
L = 8,042 m
P = 8,042 m
4V
1
=
3
π
Diameter bed D
4 × 2,7006
1
=
3
3,14
= 1,5096 m
4 V
1
=
3
π
Diameter bed D
4 × 2,6173
= 1,4349 m
1
=
3
3,14
Tinggi bed (h) = D = 1,4349 m
Tinggi tangki total H = 2 × tinggi bed
= 2 × 1,4349 m = 2,9878 m
Kebutuhan NaOH untuk regenerasi resin :
Diambil regenerasi : 70 gr NaOH/liter resin.
NaOH yang dibutuhkan = 70 gr/liter × volume resin
= 70 gr /liter × 2.617,3954 liter
= 183.217,678 = 183,2176 kg
Jadi untuk setiap 8 jam regenerasi/minggu dibutuhkan NaOH = 183,2176 kg.
= 107.790 kg
= 107,79 m3
Faktor kelonggaran = 20 %
Volume bak = (1 + 0,2) × 107,79 m3 = 129,35 m3
Tinggi bak =2m
Panjang bak = P (perbandingan P dan L adalah 1:1)
Volume =P×L×T
129,35 m3 = L2 × 2
L = 8,042 m
P = 8,042 m
= 128.127,6 kg
Densitas air bersih = 1.000 kg/m3
128.127,6 kg
Volume air bersih = 1000 kg /m 3
= 128,13 m3
Faktor kelonggaran = 20 %
Volume bak = (1 + 0,2) × 128,13 m3 = 153,75 m3
Tinggi bak =2m
Panjang bak = P (perbandingan P dan L adalah 1:1)
Volume =P×L×T
153,75 m3 = L2 × 2
L = 8,768 m
P = 8,768 m
= 15.994,13 kg
Densitas air bersih = 1.000 kg/m3
15.994,13 kg
Volume air bersih = 1000 kg /m 3
= 15,99 m3
Faktor kelonggaran = 20 %
Volume bak = (1 + 0,2) × 15,99 m3 = 19,19 m3
Tinggi bak =2m
Panjang bak = P (perbandingan P dan L adalah 1:1)
Volume =P×L×T
19,19 m3 = L2 × 2
L = 3,097 m
P = 3,097 m
128.127,6 kg/jam
=
1000 kg/m 3
= 128,12 kg/hr (635,19 gpm)
Suhu air masuk CT – 01 = 45 oC = 113 oF
Suhu air keluar CT – 01 = 30 oC = 86 oF
Suhu wet bulb = 70 oF
Dalam rencana pra rancangan pabrik pembuatan pektin dari kulit buah kakao
ini digunakan asumsi sebagai berikut :
1. Perusahaan beroperasi selama 330 hari dalam setahun.
2. Kapasitas produksi maksimal adalah 5.000 ton/tahun.
3. Perhitungan didasarkan pada harga peralatan terpasang.
4. Harga alat disesuaikan dengan basis Desember 2010, dimana nilai tukar
dollar terhadap rupiah adalah US$ 1=Rp 8.975,- (Harian kompas ,2010)
(� � ∑ �� . �� ) − (∑ �� × ∑ �� . )
�= 2
�� . ∑ �� � − (∑ �� )2
(10 × 29544,06) − (55 × 4941,54 )
= = 28,6738
(10 × 385) − 552
Sehingga persamaa regresi linier adalah :
Y = a + b.X
Y = 336,448 + 28,6738X
Dengan demikian harga index pada tahun 2015 (n = 15 tahun, maka X = 15)
adalah,
Y2015 = 336,448 + 28,6738 (15) = 766,555
Untuk alat yang tidak tersedia, faktor eksponennya (m) dianggap 0,6 (Peters
dkk, 2004).
= Rp.521.117.267.13
Dengan cara yang sama perkirakan harga alat proses yang lainnya dapat dilihat
pada tabel LE.3, LE.4, LE.5 dan LE.6 untuk perkiraan harga peralatan utilitas
pada Pabrik Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao.
Tabel LE.4 Daftar Peralatan Proses Non – Impor dan Perkiraan Harganya.
No. Nama Alat Jumlah Harga Satuan Harga
1 Tangki HCl (TT-211)
1 42.065.000 42.065.000
2 Penampung Cake Kulit (BP-222)
3 4.000.000 12.000.000
3 Pompa HCl ( J-212)
1 10.325.500 10.325.500
4 Pompa Ekstraktor (J-221)
1 10.325.500 10.325.500
5 Pompa Filtrat (J-311)
1 8.625.750 8.625.750
6 Pompa Produk Bawah Vaporizer (J-315)
1 12.540.250 12.540.250
7 Pompa Produk Atas Vaporizer (J-313)
1 10.185.900 10.185.900
8 Tangki Produk Atas Vaporizer (TT-314)
1 22.065.500 22.065.500
9 Pompa Keluaran Cooler (J-321)
1 12.540.250 12.540.250
10 Tangki Destilasi (TD-350)
1 165.362.300 165.362.300
11 Pompa (J-353)
1 10.185.900 10.185.900
Tabel LE.6 Daftar Peralatan Utilitas Non – Impor dan Perkiraan Harganya.
No. Nama Alat Jumlah Harga Satuan Harga
1 Bak Pengendapan (BP-01) 1 8.000.000 8.000.000
2 Tangki NaOH (TT-07) 1 2.573.250 2.573.250
3 Tangki asam sulfat (TT-05) 1 3.199.950 3.199.950
4 Tangki kaporit (TT-03) 1 1.725.300 1.725.300
5 Kolam Aerasi (C-01) 1 20.284.000 20.284.000
6 Pompa 1 (J-01) 1 5.450.000 5.450.000
7 Pompa 2 (J-02) 1 5.450.000 5.450.000
8 Pompa 3 (J-03) 1 5.450.000 5.450.000
9 Pompa 4 (J-04) 1 5.450.000 5.450.000
Harga peralatan tersebut masih merupakan perkiraan, untuk harga alat impor
sampai di lokasi pabrik ditambahkan biaya sebagai berikut : (Peters dkk, 2004)
- Biaya transportasi =5%
- Bea masuk = 15 %
- PPn = 10 %
- PPh = 10 %
Total = 43 %
Sedangkan untuk alat non – impor, biaya tambahan yang dikenakan hanya
sebesar 21 % (yaitu biaya PPn 10%, PPh 10%, transportasi lokal 0,5 % dan biaya
tidak terduga 0,5 %) dari harga alat.
Maka, total harga peralatan sampai ke lokasi pabrik
= (1,43 × (Rp. 6.810.439.956 + Rp. 1.004.052.440)) +
(1,21 × ( Rp. 789.569.350 + Rp. 68.482.500))
= Rp. 12.212.966.865,-
F. Biaya Perpipaan
Diperkirakan biaya perpipaan 32 % dari total harga peralatan.
(Peters dkk, 2004)
Biaya perpipaan = 0,32 × Rp. 12.212.966.865,-
= Rp. 4.298.964.336,-
H. Biaya Insulasi
Diperkirakan biaya insulasi 25 % dari total harga peralatan.
(Peters dkk, 2004)
Biaya insulasi = 0,25 × Rp. 12.212.966.865,-
= Rp. 3.053.241.716,-
D. Biaya Kontraktor
Diperkirakan 5 % dari total harga peralatan (Peters dkk, 2004)
= 0,05 × Rp. 12.212.966.865,-
= Rp. 610.648.343,-
E. Biaya Legalitas
Diperkirakan 1 % dari total harga peralatan (Peters dkk, 2004)
= 0,01 × Rp. 12.212.966.865,-
= Rp. 122.129.669,-
2. Larutan HCl
Kebutuhan = 639,76 kg/jam
Yang bisa digunakan kembali = 231,98 kg/jam
Harga/kg = Rp. 1.750/kg (Icis Pricing, 2010)
Harga total = 90 hari × 24 jam × (639,76 – 231,98) kg/jam × Rp. 1.750/kg
= Rp. 1.506.481.200,-
3. Kaporit
Kebutuhan = 0,12 kg/jam
Harga = Rp.18.000,-/kg (Iklanmax.com, 2010)
Harga total = 90 hari × 0,12 kg/jam × 24 jam × Rp. 18.000,-/kg
= Rp. 4.665.600,-
4. Solar
Kebutuhan = 16,405 liter/jam
Harga = Rp. 4.500,-/liter (PT. Pertamina, 2010)
Harga total = 90 hari × 16,405 liter/jam × 24 jam × Rp. 4.500,-/liter
= Rp. 159.456.600,-
5. Alum (Al2(SO4)3.18H2O)
Kebutuhan = 1,7509 kg/jam
Harga = Rp. 2.500,-/kg (PT. HSCM, 2010)
Harga total = 90 hari × 1,7509 kg/jam × 24 jam × Rp. 2.500,-/kg
= Rp. 9.454.860,-
Total biaya persediaan bahan baku proses dan utilitas selama 3 (tiga) bulan
adalah = Rp. 48.254.406.242,-
LE.2.2 Kas
1. Gaji Pegawai
Tabel LE.8 Perincian Gaji Pegawai
Gaji/bulan Gaji Total
No Jabatan Jumlah
(Rp) (Rp)
1 Dewan Komisaris 3 20.000.000 60.000.000
2 Direktur 1 25.000.000 25.000.000
2 Sekretaris 1 3.500.000 3.500.000
3 Manajer 5 12.000.000 60.000.000
4 Staff Ahli 1 10.000.000 10.000.000
5 Kepala Bagian 11 7.500.000 82.500.000
6 Kepala Seksi 13 5.000.000 65.000.000
7 Karyawan 92 3.500.000 322.000.000
8 Dokter 1 5.000.000 5.000.000
9 Perawat 4 3.000.000 12.000.000
10 Petugas Keamanan 14 2.500.000 35.000.000
11 Petugas Kebersihan 10 1.500.000 15.000.000
12 Supir 4 2.000.000 8.000.000
Total 160 Total 703.000.000
1. Penjualan Pektin
Produksi pektin kulit kakao = 5.000.000 kg/tahun
Harga jual pektin adalah = Rp. 58.225,31/kg (AUIC, 2010)
Hasil penjualan pektin per tahun, = 5.000.000 kg/tahun × Rp. 58.225,31/kg
= Rp. 291.126.562.500,-
3
Piutang dagang = 12 × Rp. 405.814.849.000,-
= Rp. 101.453.712.250,-
Despresiasi dihitung dengan metode garis lurus dengan harga akhir nol.
�−�
�= �
H. Biaya Asuransi
- Asuransi pabrik diperkirakan 0,31 % dari modal investasi tetap
(AAJI, 2010)
= 0,0031 × Rp. 58.188.967.794,- = Rp. 166.756.129,-
- Asuransi karyawan
Premi asuransi = Rp. 351.000/tenaga kerja
(PT. Prudential L.A., 2010)
= 160 tenaga kerja × Rp. 351.000/tenaga kerja
= Rp. 56.160.000,-
B. Pajak Penghasilan
Berdasarkan Keputusan Menkeu RI Tahun 2004, pasal 17, tentang Tarif
Pajak penghasilan adalah :
- Penghasilan sampai dengan Rp.50.000.000 dikenakan pajak sebesar 10 %
Rp. 183.507.846.005
�� = × 100 %
Rp. 405.814.849.000
= 45,22 %
Profit Margin sebesar 45,22 % menunjukkan keuntungan perusahaan yang
diperoleh tiap tahunannya.
Rp. 31.182.068.410
��� = × 100 %
Rp. 405.814.849.000 − Rp. 190.202.784.605
= 14,46 %
BEP merupakan titik keseimbangan penerimaan dan pengeluaran dari
suatu pabrik/unit dimana semakin kecil BEP maka perusahaan semakin baik.
BEP biasanya tidak lebih dari 50 %, maka dari hasil di atas diketahui pendapatan
dan pengeluaran sebanding.
Kapasitas produksi pektin kulit kakao pada titik BEP,
= 14,46 % × 5.000.000 kg/tahun
= 723.105,84 kg
Nilai penjualan pada titik BEP = 14,46 % × Rp. 405.814.849.000,-
= Rp. 58.689.417.119,-
= 1,69 Tahun
= 2 Tahun
POT selama 2 tahun merupakan jangka waktu pengembalian modal
dengan asumsi bahwa perusahaan beroprasi dengan kapasitas penuh tiap tahun.
Σ ��� 1
IRR = �1 + × (�2 − �1 )
Σ ��� 1 − Σ ��� 2
Rp. 2.730.615.556
IRR = 70% + × (71 % − 70 %)
Rp. 2.730.615.556 − (−Rp.696.800.882)
IRR = 70,80 %