Y2Q1ZGIwMjU3ZDk2YWRkZjhmYWU0ODhiYTZlNWFlYjc3NzIyYmM3ZA PDF
Y2Q1ZGIwMjU3ZDk2YWRkZjhmYWU0ODhiYTZlNWFlYjc3NzIyYmM3ZA PDF
SATRIANI
E21113009
i
ABSTRAK
Kata Kunci: Strategi, Kepatuhan Wajib Pajak, Tax Morale, Penegakan Hukum Pajak.
ii
ABSTRACT
This research is motivated by the low level of taxpayer compliance. Low levels
of taxpayer compliance can lead to low state revenues in the tax sector. Therefore, it is
necessary to take real and strategic action to increase the awareness and compliance
of taxpayers in fulfilling their tax obligations. In addition, the existence of various
paradigms that assess that taxpayer compliance can be improved through moral
development or must with the policy to raise sanctions or law enforcement. In the
strategy, both approaches are very important. Because the enforcement of the law to
the taxpayer can not be viewed the same as law enforcement in criminal acts in
general. Moral also required for taxpayers have the motivation to obediently pay taxes.
The purpose of this research is to know the strategy to increase taxpayer
compliance in North Makassar Primary Tax Service Office. Strategy with two
approaches namely tax morale and law enforcement.
The results showed that the strategy to improve taxpayer compliance in North
Makassar Primary Tax Service Office is done with two approaches namely tax morale
and law enforcement. Tax morale or moral development of taxpayers is done through
education to taxpayers and the public in general. Education is delivered through
counseling, supervision, and implementation of programs that aim besides education
as well as to increase taxpayer motivation and various other policies. Education
contains knowledge about tax administration and information about tax importance and
tax law aspect. Law enforcement is the last step taken by the tax authorities in an effort
to improve taxpayer compliance. Law enforcement can provide a deterrent effect and
also become a bad example for other taxpayers. However, in an effort to improve
taxpayer compliance. Moral development to the taxpayer can not be fully implemented
by the tax authorities. Because morals concerning trust, social values, social norms,
and psychology, tax authorities find it difficult to build trust in taxpayers in terms of high
rates of corruption, lack of allocation and use of the tax budget, availability of public
facilities, inaccurate use of budgets and things that may affect public confidence.
Therefore, the tax authorities should always coordinate with officials in organizations or
state institutions that are closely related to the management of the state budget. So
that taxpayer morals and society in general can be awakened.
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik
Pratama Makassar Utara”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. Tidak lupa pula penulis haturkan
shalawat dan salam atas junjungan nabi Muhammad SAW, nabi yang telah
waktu yang telah ditentukan. Segala kesulitan baik yang bersifat teknis maupun non
skripsi ini menjadi panjang dan memakan waktu. Namun berkat bimbingan dan
Ucapan terima kasih selanjutnya penulis persembahkan untuk kedua orang tua
telah merawat dan mendidik penulis sehingga penulis dapat menjalani kehidupan dan
menapaki jenjang pendidikan hingga saat ini. Terima kasih perjuangan, pengorbanan,
dan doa ayahanda dan ibunda selama ini, semoga ayahanda dan ibunda senantiasa di
skripsi ini, penulis memperoleh dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
vii
1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA selaku Rektor Universitas
Hasanuddin.
2. Prof. Dr. Alimuddin Unde, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
3. Dr. Hj. Hasniati, M.Si dan Drs. Nelman Edy, M.Si selaku pimpinan dan
4. Drs. Ali Fauzy Ely, M.Si selaku penasehat akademik selama kurang lebih3
tahun, terima kasih atas nasehat dan bimbingan yang diberikan selama ini.
5. Dr. La Tamba, M.Si selaku pembimbing I dan Drs. Ali Fauzy Ely, M.Si selaku
6. Prof. Dr. Baharuddin, M.Si, Dr. Syahribulan, M.Si, dan Dr. Nur Indrayati Nur
Indar, M.Si selaku penguji dalam sidang proposal dan skripsi penulis. Terima
Kasih atas kesediaannya dalam menghadiri sidang proposal dan skripsi dari
7. Seluruh Dosen Departemen Ilmu Administrasi. Terima kasih atas ilmu yang
telah diberikan untuk penulis selama kurang lebih 3 tahun. Semoga penulis bisa
8. Seluruh Staff Departemen Ilmu Administrasi (pak refi, pak lili, kak rose dan
ibu Ani) dan staff di lingkup FISIP UNHAS tanpa terkecuali. Terima kasih atas
9. Drs. Andi Darmawan Paelori, M.Si selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak
viii
10. Semua keluarga, saudari tercinta saya kakak Ati(Sakka), Amirah, dan adik saya
M. Yusuf terima kasih atas motivasi dan bantuan moril yang telah diberikan
kepada penulis.
11. Teman seangkatan penulis di RECORD 2013. Terima kasih atas inspirasi nya
selama ini, tidak terasa kita sudah bersama selama kurang lebih 3 tahun dan
tidak sedikit pengalaman yang telah kita alami selama ini. Semoga nama
angkatan kita dapat mencerminkan sikap dan perilaku kita di masa depan dan
kita semua diberikan kesuksesan, Aamiin. Tapi satu hal yang pasti, jarak tidak
12. Seluruh My Gaje Team, Lilis Uslianti, Andi Alfiana AS, Nur Elis Wulandari,
Risma Hafid, Nur Rahma Diani, Sarini Radjulani, , Sinuraya dan Ida Ayu Made
Sutami, Nuraini, Irawanti, Risa Dora BR. Terima kasih atas semangat,
14. Keluarga Besar Panca Suci FISIP UNHAS terkhusus untuk kanda-kanda
senior dan adik-adik, terima kasih telah menjadi keluarga kecil bagi penulis
selama berproses dalam dunia kampus serta terima kasih atas pengalaman
ix
15. Keluarga kecil lainnya bagi penulis, teman-teman KKN gelombang 93
Natalia Pombala, Sware, Awal, Faizal. Terima kasih atas kebersamaan dan
Zainal, Rama, Reza Hafikar, Muhammad Irham, terima kasih atas semangat
dan bantuanya dalam mengurus berkas. dan Ruth Taruksllo terima kasih atas
17. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih yang
18. Khusus untuk yang terakhir, sahabatku kanda Baharuddin, SH. Terima kasih
telah menjadi keluarga kecil bagi penulis selama berproses dalam dunia
(Penulis)
x
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................. i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
xi
f. Cara Pemungutan Pajak ................................................................... 17
xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 68
B. Saran ........................................................................................................ 69
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Statistik realisasi SPT atau tingkat kepatuhan wajib pajak di KPP
Pratama Makassar Utara 5 tahun terakhir ........................................................ 4
Tabel 4 : Statistik realisasi SPT atau tingkat kepatuhan wajib pajak di KPP
Pratama Makassar Utara 5 tahun terakhir......................................................... 67
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tiap tahunnya, tidak berarti bahwa penerimaan negara dari pajak telah mencapai
target. Terdapat banyak hal yang menjadi penyebab tidak tercapainya target
tersebut diantaranya kepatuhan wajib pajak masih rendah dan kurangnya aparatur
Indonesia. Allingham dan Sandmo berpendapat bahwa patuh atau tidak patuhnya
mereka peroleh jika taat maupun melanggar pajak. Pilihan wajib pajak tersebut
dipengaruhi oleh empat hal, yaitu besarnya penghasilan, tarif pajak, risiko
Ketentuan umum dan tata cara perpajakan telah diatur dalam Undang-
1
pajak agar memandang bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikan.
Menurut Erich Kirchler semakin berat sanksi, maka pelanggaran pajak menjadi
pajak atas dasar kesadaran wajib pajak yaitu motivasi intrinsik untuk membayar
pajak atau kadar moral (nilai-nilai sosial yang diyakini) dalam konteks kepatuhan
pajak. Peran aktif wajib pajak secara sukarela (voluntary compliance) dalam
perubahan sistem administrasi perpajakan yang dapat mengubah pola pikir dan
perilaku aparat serta tata nilai organisasi menjadi institusi yang profesional dengan
citra yang baik dan kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi oleh
wajib pajak.
Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Raisa Ike Fitri mengemukakan bahwa
pajak orang pribadi sedangkan tarif pajak berpengaruh negatif terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi. Hal tersebut menunjukkan bahwa makin tinggi tarif pajak,
maka kepatuhan wajib pajak orang pribadi pun akan mengalami penurunan (Raisa
2
Ike Fitri, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Muliari dan Setiawan
terhadap kepatuhan wajib pajak (Ni Ketut Muliari dan Putu Ery Setiawan, 2010).
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santi
penelitian dengan hasil yang sama dilakukan oleh Restu Mutmainnah Marjan yang
mengemukakan bahwa kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus dan sanksi pajak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan formal wajib pajak. Hal
tersebut menunjukkan bahwa makin tinggi kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus
dan sanksi pajak maka kepatuhan formal wajib pajak pun akan tinggi (Restu
kepatuhan wajib pajak tidak hanya dapat dilakukan dengan penegakan regulasi
dapat pula dilakukan dengan membangun nilai moral wajib pajak. Kedua hal
dimana kepatuhan wajib pajak sekedar karena paksaan atau tekanan, tanpa
adanya kepercayaan kepada otoritas pajak. Selain itu, wajib pajak yang
sebelumnya patuh secara sukarela dapat saja kehilangan rasa percaya kepada
otoritas pajak karena perspektif cops and robbers yang dijalankan otoritas pajak.
kepatuhan jangka panjang, jika hanya dikaitkan dengan etika, norma sosial serta
3
agama. Hal tersebut justru hanya akan mendorong terjebak pada confidence
climate, kekuatan enforcement otoritas pajak menjadi tidak kompatibel (B. Bawono
Rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dapat dilihat pada wilayah kerja
KPP Makassar Utara. Berdasarkan data seksi pengolahan data dan informasi,
terhitung sejak 5 tahun terakhir yaitu tahun 2012 hingga 2016, realisasi SPT wajib
Tabel 1 : Statistik realisasi SPT wajib pajak di KPP Pratama Makassar Utara 5
tahun terakhir.
dan juga kepada kantor pelayanan pajak dalam hal kualitas kerja organisasi.
Oleh karena hubungan otoritas pajak dan wajib pajak merupakan hubungan
yang bersifat eksternal dan internal maka perlu adanya strategi yang dapat
berkaitan perpajakan dari pihak eksternal, meliputi data penghasilan, harta dan
kewajiban. Ditjen pajak akan memiliki basis data yang lengkap dan valid.
4
Selanjutnya ditjen pajak dapat menambah wajib pajak baru (kuantitas) maupun
komputerisasi.
ekstensifikasi wajib pajak secara proaktif dengan cara mendatangi objek pajak
potensial.
dan penyuluhan yang masif dan terencana dengan memanfaatkan beragam media
otoritas pajak untuk bertindak dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Akan tetapi, strategi tersebut terkesan kurang lengkap karena tidak adanya strategi
yang dapat membangun nilai moral dan kepercayaan wajib pajak. Terjadinya
penurunan tingkat kepatuhan wajib pajak bukan karena strategi tidak efektif. Tetapi
tingkat kepercayaan wajib pajak yang rendah dan masih kurangnya otoritas pajak.
Oleh Karena itu, otoritas pajak tidak hanya dapat mengandalkan data wajib pajak
yang telah terdaftar, maupun yang potensial sebagai basis data untuk menambah
jumlah wajib pajak, perlu pula adanya basis kepercayaan dari wajib pajak.
Kepercayaan atau moral wajib pajak merupakan salah satu identifikasi atau
5
. Penulis mengasumsikan bahwa, kepercayaan wajib pajak memiliki
karena tingkat realisasi SPT wajib pajak terus menurun terhitung sejak 5 tahun
terakhir yaitu tahun 2012 hingga 2016, wilayah kerja paling strategis mencakup 6
Hal tersebutlah yang menjadi gambaran dan alasan penelitian ini, sehingga
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah Penulis uraiakan, agar penelitian ini
dapat terlaksana dengan baik dan memperoleh hasil maksimal. Maka dapat
1. Tujuan
Makassar Utara.
6
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukan bagi ilmu
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Selain itu, penelitian ini juga dapat
b. Manfaat Praktis
wajib pajak, maupun Direktorat Jenderal Pajak. Penelitian ini juga sebagai
pemahaman yang lebih jelas tentang pajak dan Penulis dapat menjadi
pembangunan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Dasar-Dasar Perpajakan
a. Definisi Pajak
Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Nomor 16 Tahun 2009, pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
dengan tidak mendapat jasa timbal (tegen prestatie) yang langsung dapat
pada negara (yang sifatnya dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
dengan tidak mendapat prestasi kembali yang dapat ditunjuk dan yang
2013:2).
8
b. Fungsi Pajak
mengatur.
pengeluaran Negara.
Selain dari fungsi tersebut, fungsi lain dari pajak adalah stabilitas
dan redistribusi.
2008:3).
c. Pengelompokan Pajak
9
1. Menurut golongannya
a) Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib
b) Pajak tidak langsung adalah yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
2. Menurut sifatnya
PPnBM.
a) Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
(Mardiasmo, 2011:5).
1. Subjek Pajak
10
manusia/orang (natuurlijke persoon) dan badan (rechts persoon)
pajak adalah orang pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai satu
a) Resident
tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang
kriteria:
perundangundangan;
11
(b) Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Daerah;
fungsional negara;
b) Nonresident
tahun 2008 pasal 2 ayat (4) menjelaskan bahwa subjek pajak luar
negeri adalah:
12
b. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang
Indonesia.
baik yang diterima atau diperoleh dari Indonesia dan dari luar
di Indonesia.
13
luar negeri dikenakan pajak berdasarkan penghasilan bruto
2. Objek Pajak
14
a. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya,
pribadi;
ventura;
1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
15
3) Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam daerah pabean yang
daerah pabean;
Pajak;
Dalam pemungutan pajak ada lima syarat yang harus diperhatikan yaitu:
16
5. Sistem pemungutan harus sederhana, sistem pemungutan yang
sehingga pada awal tahun pajak telah dapat ditetapkan besarnya pajak
17
a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus.
fiskus.
wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak
1) Perlawanan pasif
18
Perlawanan yang inisiatifnya bukan dari wajib pajak itu sendiri
tetapi terjadi karena keadaan yang ada di sekitar wajib pajak itu.
pajak itu sendiri, serta sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau
2) Perlawanan aktif
melanggar undang-undang.
2011:8).
1) Teori asuransi
perlindungan tersebut.
19
2) Teori kepentingan
4) Teori bakti
kewajiban.
20
j. Asas-Asas Pemungutan Pajak
2) Asas sumber
3) Asas kebangsaan
Asas ini diberlakukan kepada setiap orang asing yang bertempat tinggal
Hukum pajak termasuk dalam lingkup hukum publik yang bersifat lex
hukum pajak formil dan hukum pajak materiil. Hukum pajak formil, memuat
(KUP) atau Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sejak tax reforms tahun
21
Sedangkan hukum pajak materiil, memuat ketentuan-ketentuan
dikenai pajak (objek pajak), siapa yang dikenakan pajak (subjek pajak),
berapa besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul
a. Wajib Pajak
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pasal 1 ayat (2) wajib
yang disebut wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang
lain dua unsur harus dipenuhi untuk menjadi Wajib Pajak yaitu unsur
undang-undang perpajakan:
22
pembayaran maka dapat direstitusikan atau dikembalikan kepada
Wajib Pajak.
hasil pemeriksaan.
berikut:
23
b. Kepatuhan Pajak
economics of crime, tax morale dan etika, slippery slope framework (B.
24
a. Economics of Crime
25
tax morale adalah jawabannya (Benno Torgler dan Christoph A.
Schaltegger, 2005:2).
26
diwakilkan oleh otoritas pajak memperlakukan wajib pajak, maka
27
Model ini digambarkan dalam grafik tiga dimensi, ketiga
terendah.
dengan baik).
28
“terpeleset” ke tingkat yang lebih rendah sebagai akibat dari
2012).
78).
3. Dasar-Dasar Strategi
a. Definisi Strategi
pada intinya adalah sama seperti yang dijelaskan pada makna strategi.
29
didukung oleh alasan, campuran efektif pemikiran dan tindakan dengan
struktur dasar yang disebut inti (kernel) atau dalam bahasa sederhana
adalah rencana dasar yang luas dari suatu tindakan organisasi untuk
dalam jangka panjang (J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, 2003:4).
b. Inti Strategi
Strategi baik dapat terdiri atas lebih dari sekedar inti, akan tetapi
ketiadaan inti dalam strategi akan membentuk masalah serius. Karena inti
30
akan memudahkan untuk bertindak, menjabarkan, dan mengevaluasi
membicarakan perbedaan visi, misi, tujuan, strategi, sasaran, dan taktik. Inti
c. Level Strategi
yaitu level korporasi, level unit bisnis atau lini bisnis, dan level fungsional.
kegiatan dan operasi organisasi yang memiliki lini atau bisnis lebih dari
satu.
31
3) Level Fungsional merupakan strategi dalam kerangka fungsi–fungsi
Tjiptono, 2000:4).
d. Tipe-tipe Strategi
strategi yaitu:
investasi.
e. Strategi Alternatif
strategi defensif.
32
2) Strategi Intensif (intensive strategy)
pemasaran yang lebih besar. Strategi utama dari strategi intensif yaitu
biaya dan aset terhadap penurunan penjualan dan laba, menjual satu
33
(retrachment strategy), strategi penciutan usaha (divestiture strategy),
B. Penelitian Terdahulu
pajak.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Nurwahyu Fitriani Alna (2016) dengan judul
34
pajak dan implikasinya pada penerimaan pajak pada KPP Pratama Makassar
kepatuhan wajib pajak yang tinggi juga terlihat pada efektivitas penerimaan
pajak yang rata-ratanya mencapai di atas 100% yaitu 101,34% selama tahun
2011 sampai tahun 2015. Proses penagihan aktif dengan surat paksa dan surat
prosedur yang berlaku, meskipun pemberian surat teguran dan surat paksa
3. Penelitian yang dilakukan oleh Anissa Yuniar Larasati dengan judul “Pengaruh
Cibeunying, dan semakin tinggi tingkat pengetahuan pajak yang dimiliki wajib
pajak maka dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang cukup tinggi
sebesar 70,4%.
35
C. Kerangka Pemikiran
dengan sumber pendapatan lainnya. Oleh karena itu, diperlukan kepatuhan wajib
pajak yang didorong oleh penegakkan peraturan (the power of tax authorities) dan
kepatuhan atas dorongan dari dalam diri wajib pajak (tax morale) yang disebabkan
Kedua hal tersebut adalah faktor eksternal dan internal yang dapat disinergikan
adanya strategi yang memfokuskan sumber daya, energi, dan perhatian pada
mengatasi masalah tersebut, serta adanya tindakan yang saling berhubungan dan
policy) yaitu tax enforcement dan tax morale dan ketiga tindakan koheren (set of
penegakan hukum pajak dan moral wajib pajak. Kepatuhan pajak dengan dasar
penegakan hukum pajak dan nilai moral wajib pajak atau kepercayaan wajib pajak
36
slippery slope framework yang diperkenalkan oleh Erich Kirchler, Erik Hoelzl, dan
Ingrid Wahl.
Sedangkan tindakan koheren dalam membangun nilai moral wajib pajak yaitu:
dan membantu wajib untuk membedakan mana yang benar dan mana yang
37
Gambaran yang lebih jelas tentang kerangka pemikiran penelitian ini akan
Tingkat Kepatuhan
Pajak Yang Tinggi
(Maksimum)
Keterangan
: Alur peningkatan kepatuhan pajak oleh KPP/otoritas pajak
: Kepatuhan pajak dengan dasar moral dan penegakan hukum pajak
: Area inti strategi meningkatkan kepatuhan pajak
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penilitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus
terperinci, dan disusun dalam sebuah latar alamiah (John Creswell dalam Ulber
mendalam mengenai sebuah sistem yang terikat. Bisa juga aktivitas, kejadian,
B. Tempat Penelitian
penelitian dimulai sejak disahkannya proposal penelitian serta surat izin penelitian.
1. Objek Penelitian
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
39
melekat pada subjek penelitian. Dengan demikian objek penelitan dalam
penelitian ini adalah Strategi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara
2. Subjek Penelitian
Sesuatu yang dituju untuk diteliti oleh peneliti dan sesuatu yang di
Definisi tersebut dapat dipahami bahwa subjek adalah sesuatu, baik orang,
benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat atau keadaannya akan diteliti.
banyak tahu sesuatu informasi (data) mengenai hal yang diteliti yang dapat
Peneliti pilih secara kolektif (satu kesatuan). Agar tujuan dan sasaran penelitian
40
perpajakan lainnya, serta pelaksanaan pemeriksaan oleh petugas
perpajakan.
kepala kantor.
perpajakan.
41
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data atau tipe data dalam penelitian terdiri atas data kuantitatif
dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data dalam bentuk angka (numerikal)
berupa data skala interval dan rasio yang diperoleh dari hasil pengukuran
bukan angka (kategorikal) berupa data nominal dan ordinal yang diperoleh dari
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data
data hasil observasi dan wawancara serta jenis data kualitaif lainnya.
2. Sumber Data
data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh
Data primer adalah suatu objek atau dokumen original berupa material
situasi aktual ketika peristiwa terjadi (Uma Sekaran, 1992 dalam Ulber
Silalahi, 2012:289). Adapun data primer pada penelitian ini adalah data
Data sekunder diperoleh bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk
42
Sarwono, 2006:17). Adapaun data sekunder yang dibutuhkan meliputi data
data tentang wajib pajak dan bahan-bahan sekunder berupa arsip, laporan-
1. Wawancara
data yang diperoleh dari observasi. Secara garis besar, wawancara dapat
2. Studi Pustaka
43
3. Dokumentasi
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif yaitu suatu analisis yang berusaha
mencari pola, model, tema, hubungan, persamaan, dan makna dari data yang
kunci. Menurut Miles dan Huberman kegiatan analisis terdiri dari tiga unsur yang
terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
341).
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
44
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi
(display data) dan kemudian disajikan dalam bentuk konten analisis dengan
3. Penarikan Kesimpulan
penelitian. Merupakan hasil olahan data, proses reduksi data dan penyajian
G. Batasan Penelitian
kepatuhan wajib pajak. Strategi dengan inti yang mengandung tiga unsur yaitu
45
BAB IV
yang berada dibawah koordinasi Kantor Wilayah DJP Sulawesi Selatan, Barat
63 kelurahan di kota Makassar. Jumlah Wajib Pajak terdaftar saat ini mencapai
152 ribu Wajib Pajak. Sektor perekonomian yang dominan adalah perdagangan
Makassar yaitu Kantor Pelayanan Pajak Ujung Pandang yang berada di bawah
Kantor Wilayah XII Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Karena laju
perekonomian Kota Makassar yang sangat tinggi, maka pada tahun 2001 KPP
Ujung Pandang dipecah menjadi KPP Makassar Utara dan KPP Makassar
46
reformasi dan modernisasi perpajakan yang dicanangkan oleh Direktorat
Jenderal Pajak.
kepada wajib pajak. Semangat ini juga yang membawa KPP Pratama Makassar
Tenggara.
Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan dalam
d. Penyuluhan perpajakan;
e. Pelayanan perpajakan;
47
f. Pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak;
g. Pelaksanaan ekstensifikasi;
Kepala Kantor
48
Masing-masing bidang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang
melekat sesuai dengan ruang lingkup pekerjaannya agar tujuan dan sasaran
dapat tercapai melalui efisiensi dan efektivitas kerja. Sesuai dengan PMK-
kerja.
49
d. Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan
penagihan.
i. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, Seksi Pengawasan dan Konsultasi III,
50
Pajak, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak,
4. Wilayah Kerja
1) Kecamatan Biringkanaya
kilometer persegi yang terdiri atas tujuh kelurahan. Menurut data BPS,
Daya, Terminal Regional Daya dan Pusat Niaga Daya. Kecamatan ini
itu potensi pajak wilayah ini banyak dijumpai dari sektor perdagangan,
2) Kecamatan Tamalanrea
51
banyak daerah pemukiman. Oleh karena itu potensi pajak dari daerah ini
3) Kecamatan Tallo
ini adalah perdagangan. Selain itu terdapat pula sektor pariwisata dan
perikanan.
5) Kecamatan Bontoala
ini terdapat dua belas kelurahan dengan jumlah penduduk 55.937 jiwa.
Luas wilayahnya hanya 2,1 kilometer persegi. Meski tidak luas, Kecamatan
jasa dan potensi pajaknya terutama berasal dari perdagangan dan jasa.
6) Kecamatan Wajo
31.947 jiwa. Di daerah ini kita bisa temukan Pelabuhan Makassar, pusat
52
perdagangan MTC Karebosi, Pasar Sentral dan Pasar Butung. Mengikuti
corak perekonomiannya, potensi pajak dari kecamtan ini juga berasal dari
sektor perdagangan.
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, kajian teori dan dan metode
penelitian yang telah diuraikan, maka pada subbab ini Penulis menyajikan hasil
wawancara.
Divalidasi untuk menentukan tingkat akurasi dan kredibilitas data melalui strategi
berikut:
dan misi memberi layanan prima, mengawasi kepatuhan wajib pajak dan
53
upaya lainnya. Kepatuhan wajib pajak merupakan kunci utama dalam
tepat untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak agar target penerimaan dapat
tercapai dengan baik. Terdapat tiga langkah atau inti dalam strategi yaitu
a. Identifikasi Masalah
maupun eksternal.
1) Internal
54
manusia. Sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Seksi Ekstensifikasi
55
Dari hasil wawancara tentang masalah internal tersebut.
2) Eksternal
faktor-faktor lainnya.
bahwa:
56
umum, ya faktor kesadaran aja. Itu dilihat dari tax rasio kita. Jadi
yang kedua masyarakat kita memandang bahwa, bayar pajak itu
tidak ada timbal baliknya, tidak ada kontra prestasi.”
objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua
aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap
b. Kebijakan Penuntun
57
dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, yaitu tax morale dan Tax
Enforcement.
1) Tax Morale
pajak atau kadar moral seseorang (nilai-nilai sosial yang diyakini) dalam
sanksi perpajakan.
bahwa:
58
edukasi tentang risiko-risiko ketika dilakukannya penegakan hukum.
Perlu pula dipahami bahwa Tax morale tidak hanya sebatas apa yang
perpajakan.
2) Tax Enforcement
wajib pajak merupakan jalan terakhir yang dapat dilakukan oleh otoritas
pajak.
Penyuluhan bahwa:
“Itu jalan terakhir kita, kita sudah edukasi tetapi gagal, diberi
himbauan masih gagal, tepaksa kita lakukan upaya terakhir
penegakan hukum. cuma memang ada wajib pajak bermasa
bodoh atau memanfaatkan kelemahan otoritas pajak. Sanksi itu
diterapkan untuk menigkatkan kesadaran wajib pajak supaya
masyarakat itu sadar dan peduli pajak. Karena kalau tidak ada
sanksi kan masyarakat kita kan ogah-ogahan.”
59
Disni dapat dipahami bahwa penegakan hukum dalam tingkat
tertentu masih dapat menciptakan kesadaran dan efek jera bagi wajib
pajak. Akan tetapi, pada tingkat yang lebih tinggi, misalnya penagihan
bahwa:
diungkapkan bahwa:
hukum yang lebih berat juga dapat menjadi contoh yang buruk kepada
60
penegakan hukum dapat berisiko tinggi, bahkan dapat mengakhiri
c. Tindakan Koheren
merupakan tindakan yang saling berhubungan satu sama lain dan saling
61
penegakan hukum serta kebijakan lainnya merupakan tindakan yang saling
sebagai bentuk pemeberian sanksi dan memberikan efek jera kepada wajib
pajak yang juga dapat mempengaruhi wajib pajak lain. Adanya kebijakan
pajak dan juga dapat membantu otoritas pajak dalam pengebangan basis
data.
moral pajak mencakup kepercayaan, motivasi, nilai sosial dan norma sosial
tidak tepat sasaran tentu dapat mencederai cakupan luas dari moral wajib
pajak.
yang dilakukan oleh KPP Pratama Makassar Utara berdasarkan hasil penelitian
dan telah dibahas diatas. Berikut data statistik 5 tahun terakhir tentang wajib
pajak terdaftar, wajib pajak terdaftar wajib Surat Pemberitahuan (SPT), realisasi
mulai dari wajib pajak badan, orang pribadi non karyawan dan orang pribadi
62
karyawan terus meningkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa upaya otoritas
kepatuhan wajib pajak memberikan hasil yang baik. Rata-rata wajib pajak yang
mendaftarkan diri setiap tahunnya adalah 11.341 yang terdiri dari wajib pajak
badan, orang pribadi non karyawan dan orang pribadi karyawan. Meningkatnya
jumlah wajib pajak tiap tahunnya tentu saja tidak lepas dari kerja keras otoritas
negara. Walaupun pada realisasinya tidak semua wajib pajak terdaftar patuh
untuk memenuhi kewajiban pajaknya atau adanya wajib pajak yang tidak lagi
Per-38/PJ/2013, wajib pajak tidak efektif jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
tetapi secara nyata tidak lagi menjalankan kegiatan usaha atau tidak lagi
2) Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan
3) Wajib Pajak orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di luar negeri
lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua
lamanya.
63
a) Wajib Pajak Orang Pribadi wanita kawin yang telah memiliki NPWP
tanggungan yaitu NPWP dengan kode cabang "001", "999", "998" dan
seterusnya.
atau yang memiliki NPWP. Namun statistik wajib pajak terdaftar wajib SPT
dalam 5 tahun terakhir sempat mengalami penurunan pada tahun 2013, 2014,
64
dan 2015. Secara khusus untuk wajib pajak orang pribadi karyawan hanya
mengalami penurunan pada tahun 2013 dan 2014. Hal tersebut menunjukkan
terdaftar dapat meningkat setiap tahunnya. Akan tetapi, tidak semua wajib
pajak terdaftar termasuk wajib pajak wajib SPT. Hal tersebut disebabkan oleh
menjadi wajib pajak yaitu syarat formil dan materil, maka salah satu syarat
tersebut belum berlaku kepada wajib pajak terdaftar yang hanya karena
dibandingkan dengan jumlah wajib pajak terdaftar merupakan hal yang wajar
terjadi. Berikut adalah statistik jumlah wajib pajak terdaftar wajib Surat
65
c. Realisasi SPT
Kepatuhan wajib pajak dapat dilihat dari realisasi SPT. Di KPP Pratama
Makassar Utara realisasi SPT baik wajib pajak badan, orang pribadi non
dibandingkan dengan jumlah wajib pajak wajib SPT, rata-rata tingkat kepatuhan
wajib pajak di wilayah kerja KPP Pratama Makassar Utara dalam 5 tahun
wajib pajak masih rendah. Keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki
KPP Pratama Makassar Utara tentu saja tidak dapat menjangkau seluruh wajib
pajak yang sengaja lalai memenuhi kewajiban pajaknya. Berikut adalah statistik
realisasi SPT wajib pajak di KPP Pratama Makassar Utara 5 tahun terakhir.
penurunan hanya pada tahun 2013. Pada tahun 2016 untuk pertama kalinya
66
Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. Berikut adalah
terakhir.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kepada wajib pajak. Sementara masalah eksternal adalah wajib pajak dan
Edukasi memuat nilai-nilai pajak maupun aspek hukum pajak dengan model
edukasi pajak secara dini pada pelajar dan mahasiswa dengan program tax go
pelaksanaan tax morale (pembangunan moral wajib pajak) dan tax enforcement
(penegakan hukum). Tax morale atau pembangunan moral wajib pajak yaitu
68
Penegakan hukum dapat memberikan efek jera kepada wajib pajak dan juga
wajib pajak. Akan tetapi, dalam pembangunan moral (tax morale) dalam arti
luas belum dapat diwujudkan. Karena moral pajak lebih dari sekedar
norma sosial serta psikologis wajib pajak. Maraknya korupsi, tidak adanya
anggaran yang tidak tepat sasaran tentu dapat mencederai cakupan luas dari
tax morale.
B. Saran
1. Salah satu penyebab terjadinya perlawanan pasif wajib pajak adalah tingkat
pengetahuan WP yang rendah. Oleh karena itu, perlu adanya media edukasi
secara cepat dan mudah. Tujuan dari media edukasi tersebut adalah untuk
lain-lain. Sehingga wajib pajak yang tidak mendapatkan edukasi dan informasi
69
disediakan. Karena penegakan hukum tidak mengecualikan ketidaktahuan
wajib pajak.
sebaiknya otoritas pajak menambah sumber daya manusia yang dapat bekerja
khusus untuk itu, agar tidak terjadi pengalihan potensi pada pelaksanaan
kebijakan atau program perpajakan lainnya. Sumber daya yang bekerja untuk
dengan berbagai cara oleh wajib pajak. Oleh karena itu, sebaiknya otoritas
70
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Devano, S. dan S. K. Rahayu. 2006. Perpajakan Konsep Teori dan Isu, Edisi Pertama.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Fred R. David. 2006. Manajemen Strategi, Edisi ke-10. Jakarta: Salemba Empat.
Freddy Rangkuti. 2014. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategi, Edisi Kedua.
Yogyakarta: Andi.
John Hutagaol, dkk. 2006. Kapita Selekta Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Larry D. Crumbley, Jack P Friedman, and Susan B Anders. 1994. Dictionary of Tax
Term. United States: Barron's Educational Series Inc.
Richard P. Rumelt. 2011. Good Strategy, Bad Strategy: The difference and why it
matters. New York: Crown Business.
Rully Indrawan dan R. Poppy Y. 2014. Metodologi Penelitian. Bandung: PT. Refika
Aditama
71
Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Ulber Silalahi. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2000. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Wawan A dan Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Yogi, dkk. 2007. Manajemen Stratejik Terapan. Jakarta: Poliyama Widya Pustaka.
Karya Ilmiah
Anisa Nirmala Santi. 2012. Skripsi: "Analisis Pengaruh Kesadaran Perpajakan, Sikap
Rasional, Lingkungan, Sanksi Denda dan Sikap Fiskus Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak". Semarang: Universitas Diponegoro.
Raisa Ike Fitri. 2016. Skripsi: "Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi". Makassar: Universitas Hasanuddin.
Jurnal
Benno Torgler and Christoph A. Schaltegger. “Tax Morale and Fiscal Policy.” CREMA
Working Paper Series No. 2005-30, (November, 2005).
Erich Kirchler, Erik Hoelzl, and Ingrid Wahl. “Enforced Versus Voluntary Tax
Compliance: The Slippery Slope Framework (SSF).” Journal of Economic
Psychology Vol. 29, Isu 2, (April, 2008).
Grant Richardson. “The Relationship Between Culture and Tax Evasion Across
Countries: Additional Evidence and Extentions.” Journal of International
Accounting. Auditing and Taxation 17, (2008).
72
John Cullis, Philip Jones, dan Alan Lewis. “Tax Compliance: Social Norm, Culture and
Endogeneity.” International Studies Program Working Paper 07-22, (December
2007).
Katharina Gangl, Eva B. Hofmann, and Eric Kircher, “Tax Authorities’ Interaction with
Taxpayer: Compliance by Power and Trust,” WU International Taxation
Research Paper Series No. 2012-06, (Maret, 2012).
Lars P. Feld and Bruno S. Frey. “Trust Breeds Trust: How Taxpayers are Treated.”
Economics of Governance 3 (2002).
Marcelo Bergman. Tax Evation & The Rule of Law in Latin America: The Political
Culture of Cheating and Complience in Argentina and Chile (Pennsylvania:
Pennsylvania State University Press, 2009).
Ni Ketut Muliari dan Putu Ery Setiawan. "Pengaruh Persepsi tentang Sanksi
Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib
Pajak Orang Pribadi". (Jurnal Akuntansi dan Bisnis Universitas Udayana, 2010).
Perundang-Undangan
Internet
Chandra Budi. Upaya Meningkatkan Kepatuhan Pajak. Harian Kontan (31 Juli 2012).
Dapat diakses di https://chandrabudi08.files.wordpress.com/2012/07/upaya-
meningkatkan-kepatuhan-pajak.pdf
73
L
N
74
BIODATA DIRI
Nama : SATRIANI
NIM : E21113009
Agama : ISLAM
Hobbi : OLAHRAGA
Email : s_58@ymail.com
Riwayat Pendidikan :
Pengalaman Organisasi :
75
Dokumentasi
Foto Rekaman
76