Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

PRIMER (PMKP) DAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

F6. UPAYA PENGOBATAN DASAR


“PENGOBATAN DASAR PENDERITA DERMATITIS KONTAK ALERGI
DI PUSKESMAS LAMPA”

Disusun Oleh:

dr. Ihsanul Ma’arif, S.Ked

Pembimbing:

dr. Hj. A.Silviani

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS LAMPA PINRANG
SULAWESI SELATAN
2020
F6. UPAYA PENGOBATAN DASAR
“PENGOBATAN DASAR PENDERITA DERMATITIS KONTAK ALERGI
DI PUSKESMAS LAMPA”

I. LATAR BELAKANG
Dermatitis kontak adalah peradangan akibat bahan atau substansi
yang menempel pada kulit. Dermatitis kontak terbagi menjadi dua jenis,
yaitu dermatitis kontak alergi dan dermatitis kontak iritan. Dermatitis
Kontak Alergi (DKA) adalah suatu dermatitis yang timbul setelah kontak
dengan alergen sehingga menyebabkan gejala sensitisasi (Siregar, 2002).
Terdapat dua tahap dalam terjadinya dermatitis kontak alergi, yaitu tahap
sensitisasi dan tahap elisitasi. Dermatitis kontak iritan (DKI) merupakan
kerusakan pada kulit yang disebabkan terkenanya kulit dengan bahan yang
bersifat iritan (Firdaus, 2002). Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan
oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi bahan tersebut, dan
vehikulum, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dimaksudkan
adalah kekerapan (terus menerus atau berselang), adanya oklusi
menyebabkan kulit lebih permeabel, gesekan dan trauma fisis, suhu,
kelembaban dan lingkungan (faktor endogen).
Hampir setiap orang pernah mengalami eksim/dermatitis minimal
sekali selama seumur hidup. Seseorang akan mengalami dermatitis jika
kulit terpapar zat yang menyebabkan jejas. Sebagian jejas dapat langsung
muncul dan sebagian membutuhkan waktu untuk muncul (American
Academy of Dermatology, 2011).

II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT


Di Indonesia prevalensi dermatitis kontak sangat bervariasi.
Menurut Perdoski (2009) sekitar 90% penyakit kulit akibat kerja
merupakan dermatitis kontak, baik tipe iritan maupun tipe alergi. Penyakit
kulit akibat kerja yang merupakan dermatitis kontak sebesar 92,5%,
sekitar 4,5% karena infeksi kulit dan 2,1% karena sebab lain.
III. PEMILIHAN INTERVENSI
Oleh karena latar belakang diatas maka diperlukan suatu upaya
anamnesis dan pemeriksaan fisis secara menyeluruh dan teliti pada setiap
pasien yang menderita dermatitis kontak alergi di poliklinik umum serta
pemeriksaan penunjang jika diperlukan.

IV. PELAKSANAAN
Telah dilakukan kegiatan poliklinik umum di Puskesmas Lampa
selama periode Agustus 2020 sampai November 2020. Pemeriksaan
meliputi anamnesis, pemfis dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan.
Salah satu pasien yang dijadikan upaya pengobatan dasar adalah
Ny.H yang merupakan pasien Puskesmas Lampa hari Jumat, Tanggal 18
September 2020. Adapun riwayat penyakit sebagai berikut :

Identitas Pasien :
Nama : Ny. H
Umur : 38 Tahun
Alamat: Lasape

a. Anamnesis Pasien
Keluhan utama : Gatal pada pergelangan tangan
1) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang berobat ke Puskesmas Lampa hari Jumat tanggal 18
September 2020. Pasien dating dengan keluhan gatal pada pergelangan
tangan sejak 1 minggu sebelum berobat ke puskesmas. Gatal dirasakan
terus menerus. Bintil kemerahan ada. Nyeri tidak ada. Riwayat demam
tidak ada. Riwayat menggunakan jam tangan baru.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan gejala yang sama seperti
pada pasien.
b. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum/Kesadaran : Sakit Ringan/Gizi cukup/Compos Mentis
Tanda Vital :
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36.7oC
Kepala: Konjungtiva = Anemis(-/-), Sklera = Ikterus(-/-), mata cekung (-). Bibir
= Sianosis (-), kering (-).

Leher: Massa tumor tidak ada, nyeri tekan tidak ada, deviasi trakea tidak ada,
pembesaran kelenjar tidak ada.

Thorax: I = Simetris (kiri=kanan), ikut gerak nafas, bentuk normochest, retraksi


(-)

P= Massa tumor tidak ada, nyeri tekan tidak ada, vocal fremitus (kiri =
kanan).

P = Sonor kedua lapangan paru

A = Bunyi pernafasan : Vesikuler

Jantung: I = Ictus Cordis tidak tampak

P = Ictus cordis tidak teraba

P = Pekak Relatif,

Batas kanan atas ICS II

Batas kanan bawah ICS V linea parastenalis

Batas kiri ICS V linea mediocalvicularis.


A : BJ I/II murni regular, bising jantung (-)

Abdomen : I = Datar, ikut gerak nafas.

A = Peristaltik (+) kesan normal

P = Massa tumor tidak ada, nyeri tekan tidak ada, hepar tidak teraba,
lien tidak teraba

P = Tympani

Ekstremitas : Edema tidak ada, deformitas tidak ada, fraktur tidak ada, krepitasi
tidak ada.

Dan lain lain: Genital dan anus dalam batas normal.

Status Dermatologis

Regio / Letak lesi : Pergelangan tangan kanan dan kiri,


Efloresensi
o Primer : papul eritema
o Sekunder : tidak ada
 Sifat UKK
o Ukuran : miliar papul
o Susunan / bentuk : teratur, multipel
o Penyebaran : diskret
Anamnesis, pemeriksaan fisik dan pengobatan dasar dilaksanakan di
Puskesmas Lampa pada tanggal 18 September 2020 .Sebelum memulai kegiatan,
terlebih dahulu meminta persetujuan dan kesediaan pasien untuk mengikut alur
upaya pengobatan dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pengobatan.

Upaya Pengobatan

Setelah dilakukan anamnesis didapatkan hal-hal yang mendukung


penegakan diagnosis diantaranya; gatal pada kedua pergelangan tangan yang
dirasakan selama 1 minggu terakhir. Bintil-bintil kemerahan ada. Riwayat
menggunakan jam tangan baru.

Pemeriksaan Fisik : Tampak papul eritema berbatas tegas di regio wrist

Diagnosis Sementara : Dermatitis Kontak Alergi

Pengobatan dasar yang diberikan :

1. Terapi non medikamentosa


a. Edukasi mengenai penyakitnya
b. Edukasi menghentikan penggunaan jam tangan serta bahan
logam yang seperti jam tangan tersebut
2. Terapime dikamentosa
a. Dexametasone 0,5 mg tan 3dd1
b. Hidrokortison salep 2dd1
c. Cetrizine 10 mg tab 1dd1
V. EVALUASI
Upaya pengobatan dasar yang telah dilakukan perlu evaluasi
terhadap terapi yang telah diberikan, pasien diminta kontrol setelah 7 hari
pengobatan. Apabila masih jauh dari harapan pengobatan perlu dilakukan
rujukan ke spesialis penyakit dalam untuk penanganan lebih lanjut,
mengingat sarana dan prasarana dan obat-obatan yang terbatas di
Puskesmas sehingga diharapkan adanya penanganan yang lebih baik
sesuai disiplin ilmu.

Lampa, September 2020


PESERTA PENDAMPING

dr. Ihsanul Ma’arif dr. Hj. A.Silviani

Anda mungkin juga menyukai